Berlo (1961)
Sutarto
(1980)
Jennifer-Mc
Cracken-Deepa
(1998)
A. Wazir Ws.,
et al. (1999)
Mardikanto
(2003)
Mikkelsen
(2003)
PENGERTIAN PARTISIPASI
MASYARAKAT (1)
Tjokroamidjojo
(1983)
Hetifah Sj.
Soemarto
(2003)
Conyer dalam
Soetomo (2006)
PENGERTIAN PARTISIPASI
MASYARAKAT (2)
Notoatmodjo
(2007)
Isbandi
(2007)
BENTUK PARTISIPASI
1.
Partisipasi vertikal adalah suatu bentuk
Effendi
kondisi tertentu dalam masyarakat yang
terlibat didalamnya atau mengambil bagian
dalam suatu program pihak lain, dalam
hubungan mana masyarakat berada sebagai
posisi bawahan.
2. Partisipasi
horizontal
adalah
dimana
masyarakatnya
tidak
mustahil
untuk
mempunyai prakarsa dimana setiap anggota /
kelompok masyarakat berpartisipasi secara
horizontal antara satu dengan yang lainnya,
baik dalam melakukan usaha bersama, maupun
dalam rangka melakukan kegiatan dengan
pihak lain.
BENTUK PARTISIPASI
Talizuduhu Ndraha
1. Partisipasi dalam/melalui kontak dengan pihak lain
sebagai salah satu titik awal perubahan sosial
2. Partisipasi dalam memperhatikan/menyerap dan
memberi tanggapan terhadap informasi; baik dalam
arti mengiyakan, menerima (mentaati, memenuhi,
melaksanakan), mengiyakan dengan syarat maupun
menolaknya
3. Partisipasi dalam perencanaan pembangunan,
termasuk dalam pengambilan keputusan. Perasaan
terlibat dalam perencanaan perlu ditumbuhkan sedini
mungkin di dalam masyarakat
BENTUK PARTISIPASI
Notoatmodjo
4 M, yakni manpower (tenaga), money (uang), material
(benda-benda lain seperti kayu, bambu, beras, batu, dan
sebagainya), dan mind ideas(ide atau gagasan)
BENTUK PARTISIPASI
Kokon Subrata dalam (Widi Astuti 2008)
1.
2.
3.
4.
BENTUK PARTISIPASI
SKN (Depkes, 2007)
1. Partisipasi perorangan dan keluarga
2. Partisipasi masyarakat umum
3. Partisipasi masyarakat penyelenggara
4. Partisipasi masyarakat profesi kesehatan.
MOTIVASI PARTISIPASI
Goldsmith & Blustain (Ndraha ,1990)
1. Partisipasi itu dilakukan melalui organisasi yang sudah
dikenal atau yang sudah ada di tengah-tengah
masyarakat.
2. Partisipasi itu memberikan manfaat langsung kepada
masyarakat yang bersangkutan.
3. Manfaat yang diperoleh melalui partisipasi itu dapat
memenuhi kepentingan masyarakat setempat.
4. Dalam proses partisipasi itu terjamin adanya kontrol
yang dilakukan oleh masyarakat. Partisipasi
masyarakat ternyata berkurang jika mereka tidak atau
kurang berperanan dalam pengambilan keputusan.
MOTIVASI PARTISIPASI
1. Tingkat partisipasi masyarakat karena perintah atau
karena paksaan
2. Tingkat partisipasi masyarakat karena imbalan atau
karena insentif
3. Tingkat partisipasi masyarakat karena identifikasi atau
karena ingin meniru
4. Tingkat partisipasi masyarakat karena kesadaran
5. Tingkat partisipasi masyarakat karena tuntutan akan
hak azasi dan tanggung jawab
MOTIVASI PARTISIPASI
1. Faktor pendorong di masyarakat
Konsep partisipasi masyarakat sebenarnya bukan hal
yang baru bagi kita di Indonesia. Dari sejak nenek
moyang kita, telah dikenal adanya semangat gotongroyong dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan di
masyarakat. Semangat gotong-royong ini bertolak dari
nilai-nilai budaya yang menyangkut hubungan antar
manusia. Semangat ini mendorong timbulnya
partisipasi masyarakat
MODEL PARTISIPASI
Hobley (Awang, 1999)
1. Manipulatif Participation Karakteristik dari model ini adalah
keanggotaan yang bersifat keterwakilan pada suatu komisi kerja,
organisasi kerja atau kelompok-kelompok dan bukannya pada
individu
2. Passive Participation Partisipasi rakyat dilihat dari apa yang
telah diputuskan atau apa yang telah terjadi, informasi datang
dari administrator tanpa mau mendengar respon dari masyarakat
tentang keputusan atau informasi tersebut
3. Participation by Consultation Partisipasi rakyat dengan
berkonsultasi atau menjawab pertanyaan. Orang dari luar
mendefinisikan maslah-maslah dan proses pengumpulan
informasi, dan mengawasi analisis. Proses konsultasi tersebut
tidak ada pembagian dalam pengambilan keputusan, dan
pandangan- pandangan rakyat tidak dipertimabangkan oleh
orang luar.
MODEL PARTISIPASI
Club du Sahel (Mikkelsen, 2003)
1. Pendekatan pasif, pelatihan dan informasi; yakni
pendekatan yang beranggapan bahwa pihak eksternal
lebih
menguasai
pengetahuan,
teknologi,
keterampilan dan sumber daya. Dengan demikian
partisipasi tersebut memberikan komunikasi satu
arah, dari atas ke bawah dan hubungan pihak
eksternal dan masyarakat bersifat vertikal.
2.
Pendekatan partisipasi aktif; yaitu memberikan
kesempatan kepada masyarakat untuk berinteraksi
secara lebih intensif dengan para petugas eksternal,
contohnya pelatihan dan kunjungan.
3. Pendekatan
partisipasi
dengan
keterikatan;
masyarakat atau individu diberikan kesempatan untuk
melakukan pembangunan, dan diberikan pilihan
untuk terikat pada sesuatu kegiatan dan bertanggung
jawab atas kegiatan tersebut.
4. Pendekatan dengan partisipasi setempat; yaitu
pendekatan
dengan
mencerminkan
kegiatan
pembangunan atas dasar keputusan yang diambil
oleh masyarakat setempat.
MODEL PARTISIPASI
Notoatmodjo (2005)
1. Pendekatan masyarakat, diperlukan untuk
memperoleh simpati masyarakat. Pendekatan ini
terutama ditujukan kepada pimpinan masyarakat, baik
yang formal maupun informal.
2. Pengorganisasian masyarakat, dan pembentukan
panitia /tim. Dikoordinasi oleh lurah atau kepala desa,
Tim kerja, yang dibentuk ditiap RT. Anggota tim ini
adalah pemuka-pemuka masyarakat RT yang
bersangkutan, dan dipimpin oleh ketua RT.
3. Survei diri (Community self survey) Tiap tim kerja di
RT, melakukan survei di masyarakatnya masingmasing dan diolah serta dipresentasikan kepada
warganya.
PARTISIPASI MASYARAKAT
BIDANG KESEHATAN
DI
Notoatmodjo (2007)
Partisipasi masyarakat di bidang kesehatan berarti
keikutsertaan seluruh anggota masyarakat dalam
memecahkan masalah kesehatan mereka sendiri.
Di dalam hal ini, masyarakat sendirilah yang aktif
memikirkan,
merencanakan,
melaksanakan,
dan
mengevaluasikan
program-program
kesehatan
masyarakatnya. Institusi kesehatan hanya sekadar
memotivasi dan membimbingnya
BENTUK-BENTUK UKBM
1. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)
2. Pondok Bersalin Desa (Polindes)
3. Pos Obat Desa (POD)
4. Dana Sehat
5. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
6. Upaya Kesehatan Tradisional
7. Upaya Kesehatan Kerja
8. Upaya Kesehatan Dasar Swasta
9. Kemintraan LSM dan Dunia Usaha
10. Kader Kesehatan
Posyandu
Posyandu Lansia
Warung sekolah
POD/WOD
Taman Obat Keluarga (TOGA)
Kader : Posyandu, Usila, POD
UKBM lainnya :
1. Saka Bhakti Hasuda (SBH)
2. Upaya Kesehatan Gizi Masyarakat Desa (UKGMD)
3. Pemberantasan Penyakit Menular melalui Pendekatan
Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (P2MPKMD)
4. Karang Werda