KEBIJAKAN PEMERINTAH ACEH TERHADAP PEMBERIAN REKOMENDASI GUBERNUR UNTUK PEMBINAAN PERCEPATAN PENYELESAIAN RTRW KABUPATEN/KOTA
DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM
Bagaimana Solusinya?
Percepat penyelesaian Perda RTRW Bagaimana bila persoalan hutannya belum selesai? Segera selesaikan proses paduserasinya dengan Kementerian Kehutanan
Pengajuan perubahan fungsi dan peruntukan kawasan hutan tidak dapat dilakukan secara sendiri-sendiri oleh kabupaten, melainkan harus diajukan oleh provinsi kepada Kementerian Kehutanan sebagai satu kesatuan usulan seluruh kabupaten/kota
Hanya persetujuan substansi RTRW Provinsi dan rencana rinci provinsi (RTR Kawasan Strategis Provinsi) saja yang akan ditangani oleh pusat
Siapa Yang Harus Memeriksa Materi Muatan RTRW dan Rencana Rinci?
Materi muatan RTRW Kabupaten/Kota dan rencana rinci sebelum diberi rekomendasi oleh Gubernur akan dibahas oleh BKPRD Provinsi
Materi muatan yang harus diperiksa sama dengan materi muatan yang diperiksa oleh Tim Pelaksana BKPRN, yaitu :
Kelengkapan berkas, dan Kesesuaian materi muatan terhadap RTRW Provinsi serta peraturan perundangan-undangan
1-2
Sesuai dengan Permen PU no 16 dan 17 tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan RTRW Kabupaten dan RTRW Kota, materi muatan RTRW Kabupaten/Kota, sekurangnya harus memuat :
1. 2. 3. 4. 5. 6. Pendahuluan (berisi profil lengkap tata ruang kabupaten/kota) Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten/Kota Rencana Struktur Ruang Kabupaten/Kota Rencana Pola Ruang Kabupaten/Kota Arahan Pemanfaatan Ruang Kabupaten/Kota Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang kabupaten/Kota
Sistematika materi muatan RTRW Kabupaten/Kota tepat sama dengan RTRW Provinsi, namun cakupan dan kedalaman keduanya berbeda
2-2
RTRW Kota lebih menitikberatkan pengaturan pola ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang perkotaan yang relatif lebih dinamis Materi muatan RTRW Kabupaten dan RTRW Kota dapat diikuti pada Permen PU No. 16/ 2009 dan Permen PU No. 17/ 2009
5. Agar Rencana Pola Ruang Kabupaten dapat duduk di atas Rencana Pola Ruang Provinsi, sangat dianjurkan agar Rencana Pola Ruang kabupaten disusun di atas peta Rencana Pola Ruang Provinsi yang sudah di translasikan ke peta dasar kabupaten 1: 50.000
17. Untuk provinsi lain yang sudah pernah melakukan paduserasi kawasan hutan, persetujuan substansi dapat segera diberikan apabila RTRW tersebut berpegang pada SK Menhut yang sudah ada, sementara perubahan fungsi dan atau peruntukan kawasan hutannya masih dalam proses bersama Kementerian Kehutanan. (PP 15 tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang, pasal 30 & 31)
evapotranspirasi
Aliran Permukaan
Peresapan
Arus antara
KOMPENSASI
Kabupaten konservasi harus konsisten untuk terus menjaga luasan dan kelestarian kawasan hutannya. Secara langsung hal ini akan menambah beban biaya dan selain itu juga akan mengurangi peluang untuk mengembangkan lahan usaha bagi penghidupan masyarakatnya.
Di sisi lain kabupaten/kota yang berada di bagian hilir akan menikmati manfaat yang sangat besar, antara lain terjaminnya ketersediaan air baku tahun dan terbebas dari ancaman bencana banjir di musim hujan Untuk itu kabupaten konservasi seharusnya mendapat kompensasi dari kabupaten/kota yang berada di bagian hilir yang menikmati semua manfaat di atas. Bentuk dan besaran kompensasi ini seharusnya sudah diatur dalam RTRW Provinsi
Sosial-politik Hankam
Kehutanan
Geologi tata lingk.
Pertanian
Transportasi Kelembagaan
Pengumpulan Data
Pengolahan Data/Analisis
Penyusunan Rencana
Pengolahan Data/Analisis
Garis Besar Pendekatan Supply dan Demand Supply adalah ruang budidaya yang tersedia atau yang diperkenankan untuk dimanfaatkan Demand adalah kebutuhan ruang untuk hidup dan beraktivitas guna mencapai Tujuan Penataan Ruang yang ingin dicapai. Analisis Supply dan Demand akan memberikan informasi daya tampung dan karakteristik fisik (lingkungan hidup), sosial dan ekonomi wilayah secara utuh -> Profil Tata Ruang Lengkap Berdasarkan profil tata ruang lengkap ini disusun kebijakan & strategi penataan ruang yang tepat untuk mewujudkan Tujuan Penataan Ruang yang ingin dicapai
Pasal 30 PP 15/2010
Dalam hal terdapat bagian kawasan hutan dalam wilayah provinsi yang belum memperoleh persetujuan peruntukan ruangnya, terhadap bagian kawasan hutan tersebut mengacu pada ketentuan peruntukan kawasan hutan berdasarkan rencana tata ruang wilayah provinsi sebelumnya. (2) Bagian kawasan hutan dalam wilayah provinsi yang belum memperoleh persetujuan peruntukan ruangnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diintegrasikan ke dalam rencana tata ruang wilayah provinsi yang akan ditetapkan dengan mengacu pada ketentuan peruntukan dan fungsi kawasan hutan serta penggunaan kawasan hutan berdasarkan rencana tata ruang wilayah provinsi sebelumnya.
(1)
Pasal 31 PP 15/2010
(1) Perubahan peruntukan dan fungsi kawasan hutan serta penggunaan kawasan hutan berlaku ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang kehutanan.
(2) Perubahan peruntukan dan fungsi kawasan hutan serta penggunaan kawasan hutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selanjutnya diintegrasikan dalam perubahan rencana tata ruang wilayah. (3) Perubahan peruntukan dan fungsi kawasan hutan serta penggunaan kawasan hutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan sebelum ditetapkan perubahan rencana tata ruang wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (2).