Anda di halaman 1dari 4

PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA

NOMOR 06 TAHUN 2010


TENTANG
MODUL PAKTA INTEGRITAS PEMERINTAH KOTA SAMARINDA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALIKOTA SAMARINDA,
Menimbang

: a. bahwa untuk menerapkan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik,


meningkatkan pelayanan publik dan meniadakan pungutan liar dalam
pelaksanaanya perlu dilakukan pencegahan terhadap kemungkinan
terjadinya kebocoran keuangan negara baik yang bersumber dari APBN
maupun APBD sesuai Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang
Percepatan Pemberantasan Korupsi ;
b. bahwa untuk meningkatkan upaya pengawasan dan pembinaan aparatur
guna meniadakan praktek korupsi, kolusi dan nepotisme di lingkungan
Pemerintah Kota Samarinda, perlu membuat dan menandatangani Pakta
Integritas sesuai dengan Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor 14 Tahun 2005 tentang Tindak Lanjut Pelaksanaan
Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan
Pemberantasan Korupsi dan Surat Edaran Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor : SE/06/M.PAN/04/2006 tentang Pelaksanaan
Pakta Integritas ;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas perlu memberlakukan
Modul Pakta Integritas Pemerintah Kota Samarinda dengan Peraturan
Walikota Samarinda.

Mengingat

: 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undangundang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 (Lembaran Negara RI Tahun
1953 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 352) tentang
Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan sebagai Undang-Undang
(Lembaran Negara RI Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran
Negara RI Nomor 1820)
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok
Kepegawaian (Lembaran Negara RI Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan
Lembaran Negara RI Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara RI Tahun
1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3890) ;
3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara
Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran
Negara RI Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara RI
Nomor 3851) ;

4. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak


Pidana Korupsi (Lembaran Negara RI Tahun 1999 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3874) sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi (Lembaran Negara RI Tahun 2001 Nomor 134,
Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4150) ;
5. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara RI Tahun 2002 Nomor 137,
Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4250) ;
6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4286) ;
7. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Pembendaharaan Negara
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4355) ;
8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara RI Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan UndangUndang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2005 Nomor 38, Tambahan
Lembaran Negara RI Nomor 4493) Menjadi Undang-Undang (Lembaran
Negara RI Tahun 2005 Nomor 105, Tambahan Lembaran Negara RI
Nomor 4548) yang telah diubah kembali untuk kedua kali dengan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara RI Tahun
2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4844) ;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara RI Tahun
2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4737) ;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2007 Nomor 89,
Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4741) ;
11. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan
Pemberantasan Korupsi ;
12. Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 06 Tahun 2008 tentang
Urusan Pemerintah yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah Kota
Samarinda dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah ;
13. Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 9 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Kota Samarinda ;
14. Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Samarinda ;
15. Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kota Samarinda ;
16. Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 01 Tahun 2010 tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Samarinda Tahun
Anggaran 2010.

MEMUTUSKAN
Menetapkan

: PERATURAN
WALIKOTA
TENTANG
MODUL
INTEGRITAS PEMERINTAH KOTA SAMARINDA.

PAKTA

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Walikota Samarinda ini yang dimaksud dengan :
1. Pemerintah Daerah adalah Walikota Samarinda dan Perangkat Daerah Kota Samarinda sebagai
unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
2. Walikota Samarinda adalah Kepala Daerah Pemerintah Kota Samarinda.
3. Sekretaris Daerah adalah Sekretarais Daerah Pemerintah Kota Samarinda
4. Pimpinan SKPD adalah adalah Pimpinan di setiap SKPD Pemerintah Kota Samarinda.
5. Penyelenggara Negara adalah Pejabat Stuktural, Pejabat Fungsional, Penanggungjawab/
Pengelola, Keuangan/Bendahara Keuangan dan atau pegawai di lingkungan Pemerintah Kota
Samarinda.
6. Pemantau Indenpenden adalah mereka yang bertugas membantu pengawasan dan pemantauan
pelaksanaan Pakta Integritas.
7. Modul Fakta Integritas adalah dokumen yang memberikan pedoman kepada seluruh
penyelenggara negara di lingkungan Pemerintah Kota Samarinda dalam rangka penerapan
Pakta Intergritas.
8. Dokumen Pakta Integritas adalah dokumen yang memuat janji/komitmen melaksanakan segala
tugas dan tanggung jawab sesuai dengan ketentuan yang berlaku, berlandaskan kepada
integritas diri yang tinggi dalam rangka mewujudkan good governance dan clean goverment di
lingkungan Pemerintah Kota Samarinda, masyarakat dan dunia usaha.
9. Aksi adalah butir pernyataan yang harus dilaksanakan.

BAB II
MODUL PAKTA INTEGRITAS
Pasal 2
Modul Pakta Integritas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 sebagai dasar persiapan, pelaksanaan
dan pemantauan penerapan kerja bagi para pegawai Pemerintah Kota Samarinda dalam
percepatan pemberantasan dan pencegahan korupsi, kolusi dan nepotisme.

BAB III
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 3
Memberlakukan Modul Pakta Integritas Pemerintah Kota Samarinda seperti tercantum dalam
lampiran sebagai bagian yang tidak terpisah dengan Peraturan Walikota ini.

Pasal 4
Peraturan Walikota Samarinda ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahui, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan
menempatkannya pada Berita Daerah Kota Samarinda.

Ditetapkan di Samarinda
pada tanggal 1 Maret 2010
WALIKOTA SAMARINDA,

H. ACHMAD AMINS

Diundangkan di Samarinda
pada tanggal 1 Maret 2010
SEKRETARIS DAERAH KOTA SAMARINDA,

H. M. FADLY ILLA
BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA TAHUN 2010 NOMOR 06

Tembusan :
Presiden Republik Indonesia di Jakarta
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur & Reformasi Birokrasi di Jakarta
Ketua KPK di Jakarta
4. Gubernur Propinsi Kalimantan Timur
5. Ketua DPRD Kota Samarinda
6. Inspektur Daerah Kota Samarinda
7. Kepala Bagian Organisasi Setda Kota Samarinda
NO
NAMA
8. Seluruh Pimpinan SKPD di lingkungan Pemkot Samarinda
Miq/2010/sk/peraturan/ortal pakta integritas
1
H. Syaharie Jaang
1.
2.
3.

JABATAN
Wk. Walikota

H. M. Fadly Illa

Sekda

H. M. Ridwan Tasa

Ass. I

IGA. Sulistiani

Kabag Hk

Hj. Puji Astuti

Kasub. PUU

PARAF

TGL

Anda mungkin juga menyukai