Anda di halaman 1dari 16

Jurnal Akuntansi dan Investasi Vol. 12 No.

2, halaman: 110-125, Juli 2012

AKUNTABILITAS, PARTISIPASI MASYARAKAT DAN


TRANSPARANSI KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PEMODERASI
HUBUNGAN PENGETAHUAN DEWAN TENTANG ANGGARAN
DAN PENGAWASAN KEUANGAN DAERAH

Isma Coryanata
E-Mail: ismacoryanata@yahoo.com
Fakultas Ekonomi Universitas Bengkulu

ABSTRACT
This study examined influence of accountability, public participation, and public
policy transparency on the relationship between budgeting knowledge and budgeting
control. The study sample was from kota Bengkulu. Thirty legislative participated in
this study. Hypothesis are tasted empirically used regression.The result of study
indicated that, first, budgeting knowledge are statically significant, positive
coefficient indicated that high budgeting knowledge so high budgeting control.
Second, all moderating variables were accountability, public participation, and
public policy transparency had the relationship between budgeting knowledge and
budgeting control. Therefore this study sported anothetr studies before.

Keywords: Accoutability, Public Participation, Public Policy, Transparancy,


Budgeting Knowledge, Budgeting Control.

PENDAHULUAN pun di daerah. Salah satu agenda reformasi


terse-but adalah adanya desentralisasi keu-
Perubahan sistem politik, sosial dan angan dan otonomi daerah.
kemasyarakatan serta ekonomi yang dibawa Implikasi positif dari berlakunya
oleh arus reformasi telah menimbulkan Undang-Undang tentang Otonomi Daerah
tuntutan yang beragam terhadap pengelolaan yang berkaitan dengan kedudukan, fungsi dan
pemerintah yang baik (good government hak-hak DPRD, diharapkan DPRD yang
governance). Tuntutan ini perlu dipenuhi dan selanjutnya disebut dewan akan lebih aktif di
disadari langsung oleh para manajer peme- dalam menangkap aspirasi yang berkembang
rintahan daerah. Seiring dengan PP No di masyarakat, yang kemudian mengadop-
105/2000 yang diganti menjadi PP No. sinya dalam berbagai bentuk kebijakan publik
58/2005 mensyaratkan perlu diperlakukannya di daerah bersama-sama Kepala Daerah
pertanggungjawaban (akuntabilitas) dalam (Bupati dan Walikota). Dampak lain yang
bentuk laporan keuangan (neraca daerah, arus kemudian muncul dalam rangka otonomi
kas, dan realisasi anggaran) oleh kepala daerah adalah tuntutan terhadap pemerintah
daerah. Reformasi yang diperjuangkan oleh untuk menciptakan good governance sebagai
seluruh lapisan masyarakat membawa peru- prasyarat penyeleng-garaan pemerintah
bahan dalam kehidupan politik nasional mau- dengan mengedepankan akuntanbilitas dan

110
Isma Coryanata, Akuntabilitas, Partisipasi Masyarakat, dan Transparansi....

transparansi. Untuk mendu-kung akuntabilitas Penelitian yang menguji apakah adanya


dan transparansi diperlukan internal control partisipasi masyarakat dan transparansi
dan eksternal control yang baik serta dapat kebijakan publik akan meningkatkan fungsi
dipertanggung-jawabkan. Sehubungan dengan pengawasan yang dilakukan oleh dewan
hal tersebut maka peran dari dewan menjadi pernah dilakukan oleh Sopanah (2002).
semakin meningkat dalam mengontrol Sopanah (2002) menemukan bahwa
kebijaksanaan pemerintah. Menurut Peraturan pengetahuan anggaran berpengaruh signifikan
Pemerintah (PP) Nomor 105 Tahun 2000 terhadap pengawasan APBD yang dilakukan
Tentang Pengelolaan dan Pertanggung- oleh dewan. Begitu juga ditemukan adanya
jawaban Ang-garan menjelaskan bahwa: (1) hubungan interaksi antara pengetahuan
Pengawasan atas anggaran dilakukan oleh anggaran dengan partisipasi masyarakat
dewan, (2) Dewan berwenang memerintahkan adanya hubungan signifikan terhadap
pemeriksa eksternal di daerah untuk pengawasan APBD yang dilakukan oleh
melakukan pemerikasaan terhadap pengelo- dewan. Sedangkan interaksi pengetahuan
laan anggaran. anggaran dengan transparansi kebijakan
Pengawasan anggaran yang dilakukan publik tidak berpengaruh secara signifikan
oleh dewan dipengaruhi oleh faktor internal terhadap pengawasan yang dilakukan oleh
dan faktor eksternal (Pramono, 2002). Faktor dewan. Oleh karena belum ditemukannya
internal adalah faktor yang dimiliki oleh variabel-variabel yang dapat berinteraksi antar
dewan yang berpengaruh secara langsung pengetahuan anggaran dengan pengawasan
terhadap pengawasan yang dilakukan oleh yang dilakukan oleh dewan, membuat penulis
dewan, salah satunya adalah pengetahuan tertarik untuk menguji kembali penelitian
tentang anggaran. Sedangkan faktor eksternal Andrini (2002) dan Sopanah (2002) dengan
adalah pengaruh dari luar terhadap fungsi menambahkan lagi variabel akuntabilitas
pengawasan oleh dewan yang berpengaruh sebagai variabel pemoderasi yang
secara tidak langsung terhadap pengawasan diharapakan akan memperkuat atau
yang dilakukan oleh dewan, diantaranya memperlemah hubungan tersebut.
adalah adanya partisipasi masyarakat dan Berdasarkan penjelasan di atas, maka
transparansi kebijakan publik. penelitian ini akan menguji apakah penge-
Penelitian sejenis pernah dilakukan oleh tahuan dewan tentang anggaran, akuntabilias,
Andriani (2002) yang menyimpulkan bahwa partisipasi masyarakat dan transaparansi
pengetahuan anggaran berpengaruh secara kebijakan public mempengaruhi pengawasan
signifikan terhadap pengawasan keuangan keuangan derah (APBD). Penelitian ini
daerah yang dilakukan oleh dewan. Sementara diharapkan dapat memberikan bukti empiris
Pramono (2002) menyebutkan bahwa faktor- terkait hubungan pengetahuan anggaran
faktor yang menghambat fungsi pengawasan terhadap dewan dalam pengawasan keuangan
adalah minimnya kualitas sumber daya daerah (APBD). Selain itu, penelitian ini
manusia (SDM) dan kurangnya sarana dan diharapkan dapat memberikan bukti empiris
prasarana. ada tidaknya pengaruh akuntabilitas,
partisipasi masyarakat, dan transparansi

111
Jurnal Akuntansi dan Investasi, 12 (2), 110-125, Juli 2012

kebijakan publik akan terhadap hubungan Cara Pengawasan Penyelenggaraan Peme-


antara pengetahuan anggaran dengan rintah Daerah) Pasal (16) me-nyebutkan
pengawasan keuangan daerah (APBD). bahwa pengawasan pemerintah daerah adalah
proses kegiatan yang ditujukan untuk
menjamin agar pemerintah daerah berjalan
TINJAUAN LITERATUR DAN sesuai dengan rencana dan ketentuan
PERUMUSAN HIPOTESIS peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pengawasan yang dilakukan oleh dewan
Pengertian Keuangan Daerah dapat berupa pengawasan secara langsung dan
Dalam pasal 1 PP. No. 105 tahun 2000 tidak langsung serta preventif dan represif.
pengertian keuangan negara adalah semua hak Pengawasan langsung dilakukan secara
dan kewajiban daerah dalam kerangka pribadi dengan cara mengamati, meneliti,
penyelengaraan pemerintahan yang dapat memeriksa, mengecek sendiri di tempat
dinilai dengan uang termasuk di dalamnya pekerjaan dan meminta secara langsung dari
segala bentuk kekayaan yang berhubungan pelaksana dengan cara inspeksi. Sedangkan
dengan hak dan kewajiban daerah tersebut pengawasan tidak langsung dilakukan dengan
dalam kerangka APBD. Pengertian keuangan cara mempelajari laporan yang diterima dari
negara adalah semua hak dan kewajiban pelaksana. Pengawasan preventif dilakukan
negara serta segala sesuatu yang berkaitan melalui pre-audit yaitu sebelum pekerjaan
dengan hak-hak dan kewajiban tersebut yang dimulai. Pengawasan represif dilakukan
dapat dinilai dengan uang (Baswir, 1999). melalui post-audit dengan pemeriksaan ter-
Dari pengertian keuangan negara hadap pelaksanaan di tempat (inspeksi).
tersebut di atas, maka pengertian keuangan Pengawasan merupakan tahap integral
daerah pada dasarnya sama dengan pengertian dengan keseluruhan tahap pada penyusunan
keuangan negara di mana “negara” dianolo- dan pelaporan APBD. Pengawasan diperlukan
gikan dengan “daerah”. Hanya saja dalam pada setiap tahap bukan hanya pada tahap
konteks ini keuangan daerah adalah semua evaluasi saja (Mardiasmo, 2001). Pengawasan
hak-hak dan kewajiban daerah yang dapat yang dilakukan oleh dewan dimulai pada saat
dinilai dengan uang. Demikian pula sesuatu proses penyusunan APBD, pengesahan
baik uang maupun barang yang dapat menjadi APBD, pelaksanaan APBD, dan pertanggung-
kekayaan daerah berhubungan dengan jawaban APBD. Alamsyah (1997) menyebut-
pelaksanaan hak-hak kewajiban tersebut dan kan bahwa tujuan adanya pengawa-san
tentunya dalam batas-batas kewenangan APBD adalah untuk: (1) menjaga agar
daerah (Ichsan et.al, 1997). anggaran yang disusun benar-benar dijalan-
kan, (2) menjaga agar pelaksanaan APBD
Pengawasan Keuangan Daerah sesuai dengan anggaran yang telah digariskan,
Pengawasan diperlukan untuk menge- dan (3) menjaga agar pelaksanaan APBD
tahui apakah perencanaan yang telah disusun benar-benar dapat dipertanggungjawabkan.
dapat berjalan secara efisien, efektif, dan
ekonomis. Pengawasan menurut Keputusan
Presiden No. 74 tahun 2001 (Tentang Tata

112
Isma Coryanata, Akuntabilitas, Partisipasi Masyarakat, dan Transparansi....

Pengetahuan dan Pengawasan Keuangan ran anggaran. Sehingga dapat dirumuskan


Daerah hipotesis sebagai berikut:
Dalam menjalankan fungsi dan peran H1: Pengetahuan dewan tentang anggaran
anggota dewan, kapasitas, dan profesi dewan berpengaruh signifikan terhadap
sangat ditentukan oleh kemampuan bargain- pengawasan keuangan daerah.
ning position dalam memproduk sebuah
kebijakan. Kapabilitas dan kemam-puan Akuntabilitas, Partisipasi Masyarakat dan
dewan yang harus dimiliki antara lain Pengawasan Keuangan Daerah
pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman Adanya perubahan paradigma anggaran
dalam menyusun berbagai peraturan daerah di era reformasi menuntut adanya partisipasi
selain kepiawaian dewan dalam berpolitik masyarakat (publik) dalam keseluruhan siklus
mewakili konstituen dan kepentingan kelom- anggaran. Untuk menciptakan akuntabilitas
pok dan partainya. kepada publik diperlukan partsipasi kepala
Beberapa penelitian yang menguji instansi dan warga masyarakat dalam
hubungan antara kualitas anggota dewan penyusunan dan pengawasan anggaran
dengan kinerjanya diantaranya dilakukan oleh (Rubin, 1996). Achmadi (2002) menyebutkan
(Indradi, 2001; Syamsiar, 2001; Sutamoto, bahwa partisipasi masyarakat merupakan
2002, Sopanah, 2002). Hasil penelitiannya kunci sukses dari pelaksanaan otonomi daerah
membuktikan bahwa kualitas dewan yang karena dalam partisipasi menyangkut aspek
diukur dengan pendidikan, pengetahuan, pengawasan dan aspirasi. Pengawasan yang
pengalaman, dan keahlian berpengaruh dimaksud di sini termasuk pengawasan
terhadap kinerja dewan yang salah satunya terhadap pihak eksekutif melalui pihak
adalah kinerja pada saat melakukan fungsi legislatif.
pengawasan. Pendidikan dan pelatihan Peranan dewan dalam melakukan
berkaitan dengan pengetahuan untuk masa pengawasan keuangan daerah akan dipenga-
yang akan datang. ruhi oleh keterlibatan masyarakat dalam
Yudono (2002) mengatakan bahwa advokasi anggaran. Jadi, selain pengetahuan
DPRD akan mampu menggunakan hak- tentang anggaran yang mempengaruhi
haknya secara tepat, melaksanakan tugas dan pengawasan yang dilakukan oleh dewan,
kewajibannya secara efektif serta menem- partisipasi masyarakat diharapkan akan
patkan kedudukannya secara proposional jika meningkatkan fungsi pengawasan. Sehingga
setiap anggota mempunyai pengetahuan yang hipotesisnya dirumuskan sebagai berikut:
cukup dalam hal konsepsi teknis penyeleng- H2: Akuntabilitas berpengaruh signifikan
garaan pemerintahan, kebijakan publik, dan terhadap hubungan antara penge-
lain sebagainya. Pengetahuan yang dibutuh- tahuan dewan tentang anggaran
kan dalam melakukan pengawasan keuangan dengan pengawasan keuangan daerah.
daerah salah satunya adalah pengetahuan H3: Partisipasi masyarakat berpengaruh
tentang anggaran. Dengan mengetahui tentang signifikan terhadap hubungan antara
anggaran diharapkan anggota dewan dapat pengetahuan dewan tentang anggaran
mendeteksi adanya pemborosan dan keboco- dengan pengawasan keuangan daerah.

113
Jurnal Akuntansi dan Investasi, 12 (2), 110-125, Juli 2012

Transparansi Kebijakan Publik dan 4) Terakomodasinya suara/usulan rakyat.


Pengawasan Keuangan Daerah 5) Terdapat sistem pemberian informasi
Selain adanya akuntabilitas dan kepada public.
partisipasi masyarakat dalam siklus anggaran ,
transparansi anggaran juga diperlukan untuk Menurut penulis asumsinya semakin
meningkatkan pengawasan. Transparansi me- transparan kebijakan publik yang dalam hal
rupakan salah satu prinsip dari good ini adalah APBD maka pengawasan yang
governance. Transparansi dibangun di atas dilakukan oleh dewan akan semakin
dasar arus informasi yang bebas, seluruh meningkat karena masyarakat juga terlibat
proses pemerntahan, lembaga-lembaga dan dalam mengawasi kebijakan publik tersebut.
informasi perlu diakses oleh pihak-pihak yang Sehingga hipotesis penelitiannnya adalah:
berkepentingan, dan informasi yang tersedia H4: Transparansi kebijakan publik berpen-
harus memadai agar dapat dimengerti dan garuh signifikan terhadap hubungan
dipantau. antara pengetahuan dewan tentang
Anggaran yang disusun oleh pihak anggaran dengan pengawasan keua-
eksekutif dikatakan transparansi jika meme- ngan daerah.
nuhi beberapa kriteria berikut:
1) Terdapat pengumuman kebijakan Model Penelitian
anggaran. Berdasarkan hipotesis variabel-variabel
2) Tersedia dokumen anggaran dan mudah penelitian seperti yang diajukan di atas, maka
diakses. model penelitian dapat digambarkan sebagai
3) Tersedia laporan pertanggungjawaban berikut (Gambar 1):
yang tepat waktu.

Pengetahuan dewan Pengawasan keuangan


tentang anggaran daerah (APBD)

 Akuntabilitas
 Partisipasi masyarakat
 Transparansi Kebijakan
Gambar 1
Publik

Gambar 1. Model Peneltian

METODE PENELITIAN diperoleh dengan membuat daftar pertanyaan


(kuesioner) yang dibuat oleh Sopinah (2002),
Populasi dan Sampel kemudian peneliti kembangkan lagi disesuai-
Populasi dalam penelitian ini adalah kan dengan situasi dan teori yang terkait.
anggota dewan DPRD di kota Bengkulu. Penyebaran kuesioner dilakukan secara
Sampel penelitian ini adalah anggota dewan langsung (kuesioner diantarkan langsung ke
di komisi C dikarenakan di komisi ini sangat responden yang bersangkutan) untuk anggota
erat hubungannya dengan anggaran. Data

114
Isma Coryanata, Akuntabilitas, Partisipasi Masyarakat, dan Transparansi....

dewan yang bertempat di kota Bengkulu. 1996; Hair, 1995). Setelah dilakukan validity
Kuesioner disebarkan sebanyak 30 eksemplar and reliability test, barulah diadakan
dikarenakan jumlah anggota dewan pada pengujian asumsi klasik.
komisi anggaran di DPRD di kota Bengkulu
berjumlah 30 orang. Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Untuk melengkapi data tentang Uji validitas bertujuan untukmengukur
karakteristik responden, berikut disajikan data kualitas instrumen yang digunakan, dan
deskriptif dalam Tabel 1 menunjukkan tingkat kevaliditasan atau
kesahihan suatu instrumen, serta seberapa
Tabel 1. baik suatu konsep dapat didefinisikan oleh
Statistik Deskriptif Responden suatu ukuran (Hair et al., 1998). Pengujian
Keterangan Jumlah Persentase dilakukan dengan menggunakan analisis
Jenis Kelamin faktor. Data yang dapat dilakukan analisis
 Pria 27 90% faktor bila Kaiser’s MSA di atas 0,5 (Kaiser &
 Wanita 3 10% Rice, 2974) dan item yang dimasukkan dalam
Pendidikan analisis faktor adalah item-item yang
 SMA 10 30% memiliki factor loading di atas 0,40 (Chia,
 S1 17 61% 1995).
 S2 1 3% Uji reliabilitas dilakukan dengan
2 6%
 Paket C menghitung cronbach alpha untuk menguji
kelayakan terhadap konsistensi seluruh skala
Sebelum dilakukan pengolahan data, yang digunakan. Instrumen dikatakan reliable
terlebih dahulu dilakukan validity and apabila memiliki cronbach alpha lebih dari
reliability test atas data tersebut. Uji ini 0.5 (Nunally, 1967). Hasil dari pengujian
dilakukan untuk mengetahui akurasi dan validitas dan reliabilitas terlihat pada Tabel 2
konsisten data yang dikumpulkan dari di bawah ini.
penggunaan pengukuran (Huck dan Cormier,

Tabel 2.
Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Variabel Cronbach Alpha Kaiser’s MSA Factor Loading
PDTA 0.666 0.562 0.594– 0.741
PKD 0.775 0.513 0.452 – 0.998
PM 0.665 0.531 0.639 – 0.996
AKT 0.774 0.533 0.639 – 0.996
TKP 0.774 0.513 0.639 – 0.996

Dari Table 2 terlihat bahwasanya semua pertanyaan dapat digunakan untuk melakukan
variabel yang akan diuji, telah valid dan penelitian ini.
reliabel. Dengan demikian semua item

115
Jurnal Akuntansi dan Investasi, 12 (2), 110-125, Juli 2012

Identifikasi dan Pengukuran Variabel publik merupakan tindakan yang dilakukan


Variabel-variabel dalam penelitian ini oleh pemerintah dan sebagai keputusan yang
dapat dikelompokkan menjadi dua variabel, mempunyai tujuan tertentu.
yakni variabel independen dan variabel
dependen. Variabel independen dalam Pengawasan Keuangan Daerah
penelitian ini terdiri dari: pengetahuan dewan Pengawasan keuangan daerah adalah
tentang anggaran, partisipasi masyarakat, pengawasan yang dilakukan oleh dewan yang
akuntabilitas, dan transparansi kebijakan meliputi pengawasn pada saat penyusunan,
publik. Dan sebagai variabel dependen adalah pengesahan, pelaksanaan, dan pertanggung-
pengawasan keuangan daerah (APBD). jawaban anggaran (APBD).

Pengetahuan Anggaran Pengukuran Variabel


Pengetahuan adalah persepsi responden Masing-masing variabel diukur
tentang anggaran (RAPBD/APBD) dan dengan model skala likert yaitu mengukur
deteksi terhadap pemborosan atau kegagalan, sikap dengan menyatakan setuju atau ketidak
dan kebocoran anggaran. setujuannya terhadap pertanyaan yang diaju-
kan dengan skor 5 (SS=Sangat Setuju), 4
Partsipasi Masyarakat (S=Setuju, 3 (TT=Tidak Tahu, 2 (TS=Tidak
Partisipasi masyarakat adalah keterli- Setuju), dan 1 (STS=Sangat Tidak Setuju)
batan masyarakat dalam setiap aktivitas
proses penganggaran yang dilakukan oleh Metode Analisis
dewan pada saat penyusunan arah dan Alat analisis untuk menguji hipotesis
kebijakan, penentu strategi dan prioritas serta dalam penelitian ini dengan menggunakan
advokasi anggaran. analisis berganda (multiple regression).
Pengolahan data dilakukan dengan SPSS versi
Akuntabilitas 10 for windows. Pengujian hipotesis
Akuntabilitas merupakan kewajiban dilakukan setelah model regresi berganda
pihak pemegang amanah (dewan/agent) untuk yang digunakan bebas dari pelanggaran
memberikan pertanggungjawaban, menyaji- asumsi klasik, agar hasil pengujian dapat
kan, melaporkan, dan mengung-kapkan segala diinterprestasikan dengan tepat. Persamaan
aktivitas dan kegiatan yang menjadi regresi untuk menguji hipotesis adalah
tanggungjawabnya kepada pihak pemberi sebagai berikut:
amanah (masyarakat/principal) yang memiliki 1) Untuk menguji hipotesis 1 (H1)
hak dan kewenangan untuk meminta Y = α + β1X1 + e………….(1)
pertanggungjawaban tersebut. Dimana: Y = Pengawasan Keuangan
Daerah (APBD)
Transparansi Kebijakan Publik α = Konstanta
Transparansi kebijakan publik adalah X1 = Pengetahuan dewan tentang
adanya keterbukaan tentang anggaran yang anggaran
mudah diakses oleh masyarakat. Kebijakan

116
Isma Coryanata, Akuntabilitas, Partisipasi Masyarakat, dan Transparansi....

2) Untuk menguji hipotesis 2 (H2) β4 β5 = Koefisien Regresi


Y = α + β1X1 + β2X2 + β3 X1X2 +
e………….(2) 4) Untuk menguji hipotesis 4 (H4)
Dimana: Y = Pengawasan Keuangan Y = α + β1X1 + β6X4 + β7 X1X4 +
Daerah (APBD) e………….(4)
α = Konstanta Dimana: Y = Pengawasan Keuangan
X1 =Pengetahuan dewan tentang Daerah (APBD)
anggaran X4 = Transparansi kebijakan public
X2 = Partisipasi masyarakat X4 = Interaksi antara X1 dan X4
X2 = Interaksi antara X1 dan X2 Β1 β6 β7 = Koefisien Regresi
β1 β2 β3 = Koefisien Regresi
Analisis Data
3) Untuk menguji hipotesis 3 (H3) Statistik Deskriptif
Y = α + β1X1 + β4X3 + β5 X1X3 + Analisis data didasarkan dari jawaban
e………….(3) responden yang terkumpul sebanyak 30
Dimana: Y = Pengawasan Keuangan responden. Dari data yang diperoleh maka
Daerah (APBD) dapat diketahui statistik deskriptif seperti
X3 = Akuntabilitas tampak pada Tabel 3.
X1, X3 = nteraksi antara X1 dan X3

Tabel 3.
Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
Kisaran Standar
Variabel N Kisaran Aktual Rat-Rata
Teoritis Deviasi
PKD 30 12 – 60 2,83 – 4,67 3,936 0,428
PDTA 30 4 – 20 3,00 – 4,75 3,950 0,432
PM 30 7 – 35 2,71 – 4,71 3,942 0,538
TKP 30 5 – 25 2,80 – 4,60 4,013 0,495
AKT 30 5 - 25 2,80 – 4,60 4,006 0,507

Dari statistik deskriptif di atas yang sempurna atau pasti diantara beberapa
tampaklah bahwasanya semua variabel berada atau semua variabel independen dari model
pada nilai rata-rata 3 dan 4 dan ini yang diteliti (Damodar, 1995). Multiko-
menunjukkan bahwa responden banyak yang linearitas akan mengakibatkan koefisien
setuju dari item-item pertanyaan yang peneliti regresi tidak pasti atau mengakibatkan
ajukan. kesalahan standarnya menjadi tidak terhingga
sehingga menimbulkan bias spesifikasi.
Pengujian Asumsi Klasik Hair et al. (1995) menawarkan cara
Pengujian Multikolinearitas untuk mengetahui ada tidaknya multiko-
Multikolinearitas adalah suatu keadaan yang linearitas ini, yaitu dengan melihat besarnya
menggambarkan adanya hubungan linear nilai tolerance value (VIF). Apabila nilai VIF

117
Jurnal Akuntansi dan Investasi, 12 (2), 110-125, Juli 2012

< 10 dan nilai tolerance mendekati angka kolinearitas. Ringkasan hasil pengujian ini
satu, ini menunjukkan tidak terjadi multi- dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4.
Hasil pengujian Multikolinearitas
Collinearity Statistics
Persamaan Keterangan
Tolerance VIF
1. Y = α+β1X1+ e 1,000 1,000 Bebas
2. Y = α+β1X1+β2X2+β3 X1X2+e 0,234 4,255 Bebas
3. Y = α+β1X1+β4X3+β5 X1X3+e 0,177 8,320 Bebas
4. Y = α+β1X1+β6X4+β7 X1X4+e 0,105 2,175 Bebas

Dari Tabel 4 dapat dikatakan bahwa partsipasi masyarakat, dan transparansi


model regresi tersebut telah memenuhi asumsi kebijakan publik dengan pengawasan
multikolinearitas. keuangan daerah. Semakin tinggi pengeta-
huan dewan tentang anggaran, akuntabilitas,
Pengujian Kenormalan Data partisipasi masyarakat, dan transparansi
Pengujian normalitas data dilakukan dengan kebijakan publik maka semakin tinggi pula
menggunakan Kolmogorof-Smirnof pada tingkat pengawasan keuangan daerah.
alpha sebesar 5%. Jika nilai signifikansi dari
pengujian Kolmogorof-Smirnof lebih besar Pengujian Hipotesis (1)
dari 0.05 berarti data normal Tujuan pengujian ini adalah untuk
melihat apakah pengetahuan dewan tentang
anggaran berpengaruh terhadap pengawasan
HASIL DAN PEMBAHASAN keuangan daerah. Hasil analisis regresi untuk
model (1) tersaji dalam Tabel 5. Pengawasan
Model statistik yang digunakan untuk keuangan publik dijelaskan oleh pengetahuan
menguji hipotesis penelitian ini adalah dengan dewan tentang anggaran (R2) sebesar 72,30%
menggunakan persamaan regresi berganda dengan nilai F = 72,975 dan signifikan pada p
yang disesuaikan pada variabel modera- = 0,000.
tingnya. Dari hasil analisis korelasi ditemukan Menurut hasil analisis pengetahuan
bahwa pengetahuan dewan tentang anggaran dewan tentang anggaran bernilai koefisien
(X1), partsipasi masyarakat (X2), transparansi positif sebesar 0.608 dengan tingkat
kebijakan publik (X3), dan akuntabilitas (X4) signifikan pada p = 0,000 yang artinya
dengan pengawasan keuangan daerah (Y) adanya pengaruh yang kuat antara penge-
pada tingkat signifikansi 1% (p≤0,01) dengan tahuan dewan tentang anggaran terhadap
koefisien korelasi 0,850; 0,933; 0,916; dan pengawasan keuangan daerah. Dengan
0,913. Hal ini menunjukkan terdapatnya demikian hipotesis (1) yang menyatakan
hubungan yang positif antara pengetahuan bahwa pengetahuan dewan tentang anggaran
dewan tentang anggaran, akuntabilitas,

118
Isma Coryanata, Akuntabilitas, Partisipasi Masyarakat, dan Transparansi....

berpengaruh signifikan terhadap pengawasan Pengujian Hipotesis (3)


keuangan derah dapat diterima. Pengujian ini dilakukan untuk melihat
apakah partisipasi masyarakat mempengaruhi
Pengujian Hipotesis (2) hubungan antara pengetahuan dewan tentang
Tujuan pengujian ini adalah untuk anggaran dengan pengawasan keuangan
melihat apakah akuntabilitas mempengaruhi daerah. Hasil analisis regresi untuk model (3)
hubungan antara pengetahuan dewan tentang tersaji pada Tabel 7. Pengawasan keuangan
anggaran dengan pengawasan keuangan publik dijelaskan oleh pengetahuan dewan
daerah. Hasil analisis regresi untuk model (2) tentang anggaran dan juga dipengaruhi oleh
tersaji dalam Tabel 6. Pengawasan keuangan partisipasi masyarakat (R2) sebesar 87,70%
publik dijelaskan oleh pengetahuan dewan dengan nilai F = 61,725 dan signifikan pada p
tentang anggaran dan juga dipengaruhi oleh = 0,000.
akuntabilitas (R2) sebesar 87,40% dengan Menurut hasil analisis, hubungan antara
nilai F = 60,166 dan signifikan pada p = partisipasi masyarakat dengan pengetahuan
0,000. dewan tentang anggaran bernilai koefisien
Menurut hasil analisis hubungan antara positif sebesar 0.072 dengan tingkat
akuntabilitas dengan pengetahuan dewan signifikan pada p = 0,000 yang artinya
tentang anggaran bernilai koefisien positif partisipasi masyarakat mempunyai pengaruh
sebesar 0.149 dengan tingkat signifikan pada memoderasi terhadap hubungan antara
p = 0,000 yang artinya akuntabilitas pengetahuan dewan tentang anggaran dengan
mempunyai pengaruh pemode-rasi terhadap pengawasan keuangan daerah. Dengan
hubungan antara pengetahuan dewan tentang demikian hipotesis (2) yang menya-takan
anggaran dengan pengawasan keuangan bahwa partisipasi masyarakat berpe-ngaruh
daerah. Dengan demikian hipotesis (3) yang signifikan terhadap hubungan antara
menyatakan bahwa akuntabilitas berpengaruh pengetahuan dewan tentang anggaran dengan
signifikan terhadap hubungan antara pengawasan keuangan daerah tidak dapat
pengetahuan dewan tentang anggaran dengan ditolak.
pengawasan keuangan daerah dapat diterima.

Tabel 5.
Hasil pengujian Hipotesis 1
Koefisien Nilai Standar
Simbol Variabel T - value p
Beta Koefisien Error
X1 PDTA β1 0,843 0,099 8,543 0,000
Konstansta α 0,608 0,392 1,552 0,000
R2 = 72,30 % F = 72,975 p = 0,000 n= 30 TS = Tidak Signifikan

119
Jurnal Akuntansi dan Investasi, 12 (2), 110-125, Juli 2012

Tabel 6.
Hasil pengujian Hipotesis 2
Koefisien Nilai Standar
Simbol Variabel T - value p
Beta Koefisien Error
X1 PDTA β1 -0,293 0,584 -0,295 0,000
X3 AKT β4 0,026 0,500 0,053 0,000
X1 X3 Pemoderasi Β5 0,149 0,139 1,071 0,005
Konstansta α 2,598 2,010 1,292 0,000
R2 = 87,40% F = 60,166 p =0 00 n= 30 TS = Tidak Signifikan

Tabel 7.
Hasil pengujian Hipotesis 3
Koefisien Nilai Standar
Simbol Variabel T - value p
Beta Koefisien Error
X1 PDTA β1 -0,157 0,580 -0,270 0,000
X2 PM β2 0,389 0,489 0,794 0,000
X1 X2 Pemoderasi β3 0,072 0,136 0,532 0.004
Konstansta α 1,876 1,968 0,953 0,005
R2 = 87,70 % F = 61,725 p =0,000 n= 30 TS = Tidak Signifikan

Tabel 8.
Hasil pengujian Hipotesis 4
Koefisien Standar
Simbol Variabel Nilai Koefisien T - value p
Beta Error
X1 PDTA β1 -0,233 0,576 -0,405 0,000
X4 TKP β6 0,101 0,497 0,203 0,000
X1 X4 Pemoderasi β7 0,134 0,1381 0,970 0,000
Konstansta α 2,312 1,993 1,160 0,000
R2 =87,80 F = 62,54 p =0,000 n= 30 TS = Tidak Signifikan

Pengujian Hipotesis (4) pengetahuan dewan tentang anggaran bernilai


Tujuan pengujian ini adalah untuk koefisien positif sebesar 0.134 dengan tingkat
melihat apakah transparansi kebijakan publik signifikan pada p = 0,000 yang artinya
mempengaruhi hubungan antara pengetahuan transparansi kebijakan publik mempunyai
dewan tentang anggaran dengan pengawasan pengaruh memoderasi terhadap hubungan
keuangan daerah. Hasil analisis regresi untuk antara pengetahuan dewan tentang anggaran
model (4) tersaji pada Tabel 8. Pengawasan dengan pengawasan keuangan daerah.
keuangan publik dijelaskan oleh pengetahuan Dengan demikian hipotesis (4) yang menya-
dewan tentang anggaran dan juga dipengaruhi takan bahwa transparansi kebijakan publik
oleh transparansi kebijakan publik (R2) berpengaruh signifikan terhadap hubungan
sebesar 87,80% dengan nilai F = 62,54 dan antara pengetahuan dewan tentang anggaran
signifikan pada p = 0,000. dengan pengawasan keuangan daerah dapat
Menurut hasil analisis hubungan antara diterima.
tranparansi kebijakan publik dengan

120
Isma Coryanata, Akuntabilitas, Partisipasi Masyarakat, dan Transparansi....

PENUTUP juga diharapkan dapat memberikan masukan


pada literatur-literatur maupun penelitian
Dari hasil pengujian regresi sederhana yang berhubungan dengan keuangan daerah
atas pengaruh pengetahuan dewan tentang dan akuntansi sektor publik yang ada di
anggaran terhadap pengawasan keuangan Indonesia. Selain itu hasil penelitian ini
publik pada anggota dewan DPRD di kota diharapkan dapat memperluas hasil-hasil
Bengkulu menunjukkan hubungan yang penelitian sebelumnya, khususnya yeng
sangat signifikan dengan tingkat signifikan berhu-bungan dengan faktor-faktor kontijensi
0,000. Ini menunjukkan bahwa anggota yang mempengaruhi hubungan penge-tahuan
dewan sadar bahwasanya pengetahuan dewan tentang anggaran dengan pengawasan
tentang anggaran harus mutlak mereka kuasai keuangan daerah.
dalam rangka pengawasan terhadap keuangan
daerah nantinya.
Selain pengujian dilakukan dengan DAFTAR PUSTAKA
regresi sederhana, peneliti juga menggunakan
regresi berganda untuk melihat bagaimana Achmadi, A., M. Mahmuddin., S.
pengetahuan dewan terhadap anggaran jika Rusmiyatri., dan Sonny. 2002. Good
dipengaruhi dengan adanya partisipasi Governance dan Penguatan Instistusi
masyarakat, akuntabilitas, dan transparansi Daerah, Masyarakat Transparansi
kebijakan publik terhadap pengwasan Indonesia, Jakarta.
keuangan daerah. Hasilnya menunjukkan
bahwa semua variable yang peneliti turunkan Andriani, R. 2002. Pengaruh Pengetahuan
yaitu partisipasi masyarakat, transparansi dan RPPs Terhadap Peranan DPRD
kebijakan publik serta akuntabilitas, yang Se-Propinsi Bengkulu, Interest,
disebut dengan variabel pemoderasi, Bengkulu.
semuanya ikut mempengaruhi hubungan
antara pengetahuan dewan tentang anggaran Alamsyah. 1997. Mekanisme Pengawasan
dengan pengawasan keuangan publik secara APBD di Kabupaten Sleman, Tesis,
signifikan dengan tingkat signifikan 0,000. Yogyakarta.
Semua hipotesis yang peneliti ajukan,
semuanya diterima dengan tingkat signifikan Ichsan, M. R. 1997. Administrasi Keuangan
0,000. Daerah: Pengelolaan dan Penyusunan
Hasil penelitian ini dapat memberikan APBD, Malang: Brawijaya Universty
masukan bagi semua anggota dewan Pers.
bahwsanya betapa pentingnya penge-tahuan
tentang anggaran dalam rangka pengawasan Republik Indonesia. 2001. Undang-Undang
keuangan daerah. Sehingga pada saat No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintah
penyusunan/penyetujuan suatu anggaran Daerah, Bandung: Citra Umbara.
khususnya keuangan daerah nantinya, benar-
benar bisa lebih akurat, akuntable serta
transparansi pada publik. Hasil penelitian ini

121
Jurnal Akuntansi dan Investasi, 12 (2), 110-125, Juli 2012

_________. 2001. Undang-Undang No. 25 Jurnal Public Budgetting& Finance,


tahun 1999 tentang Pemerintah Summer.
Daerah, Bandung : Citra Umbara.
Sjamsudin, S. 2001. Hubungan Kualitas
Republik Indonesia. 2001. Undang-Undang Anggota DPRD terhadap Partsipasinya
No. 105 tahun 1999 tentang dalam Proses Kebijakan Daerah di
Pengelolaan dan Kabupaten, Laporan Penelitian dalam
Pertanggungjawaban anggaran, Jurnal Ilmiah Sosial, Malang.
Bandung: Citra Umbara.
Sopanah. 2002. Pengaruh Partsipasi
Republik Indonesia. 2001. Undang-Undang Masyarakat Terhadap Hubungan
No.108 tahun 1999 Tata Cara Antara Pengetahuan Dewan Tentang
Pertanggungjawaban Kepala Daerah, Anggaran Dengan Pengawasan
Bandung: Citra Umbara. Keuangan Daerah, Makalah
Symposium Nasional Akuntansi V,
Rubin, I. 1996. Budgetting for Accountability: Semarang
Municipal Budgetting for the 1990s,

LAMPIRAN
Kuesioner Penelitian

Mohon Bapak/Ibu menjawab dengan memberi tanda silang (X) pada salah satu pilihan dari SS
(5) hingga STS (1) terhadap pernyataan-pernyataan di bawah ini:

Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran


No Pernyataan SS S TT TS STS
1 Saya mengetahui bagaimana cara penyusunan
APBD
2 Pelaksanaan APBD yang sebenarnya harus
dilakukan oleh eksekutif dapat saya pahami
3 Jika terjadi kebocoran dalam pelaksanaan
APBD, saya mengetahui
4 Saya mampu mengidentifikasi
pemborosan/kegagalan di dalam pelaksanaan
proyek

122
Isma Coryanata, Akuntabilitas, Partisipasi Masyarakat, dan Transparansi....

Partisipasi Masyarakat
No Pernyataan SS S TT TS STS
1 Menurut saya masyarakat dilibatkan dalam
memberikan masukan saat penyusunan arah
dan kebijakan umum APBD
2 Kritik dan saran masyarakat menurut saya
dapat menentukan strategi dan proioritas
APBD
3 Bagi saya partisipasi publik menjadi dasar
dalam rangka menyusun APBD
4 Masyarakat selama ini berpartisipasi aktif
dalam advokasi anggaran
5 Saya kira antara dewan, masyarakat dan
eksekutif mengkonsultasikan atas rancangan
APBD
6 Saran dan kritik darimasyarakat saya kira
dapat dijadikan pertimbangan untuk merivisi
anggaran
7 Jika terjadi perubahan kebijakan dalam APBD
biasanya dewan mensosialisasikan dalam
masyarakat

Transparansi Kebijakan Publik


No Pernyataan SS S TT TS STS
1 Menurut saya pengumuman kebijakan
anggaran kepada masyarakat dapat
meningkatkan transparansi
2 Selama ini menurut saya masyarakat mudah
mengakses dokumen publik tentang anggaran
3 Laporan pertanggungjawaban tahunan
sepengetahuan saya selama ini sudah tepat
waktu
4 Bagi saya kebijakan transparansi anggaran
dapat mengakomodasi dan meningkatkan
suara/usulan rakyat
5 Adanya system pemberian informasi kepada
publik bagi saya dapat meningkatkan
kebijakan transparansi anggaran

123
Jurnal Akuntansi dan Investasi, 12 (2), 110-125, Juli 2012

Pengawasan Keuangan Daerah


No Pernyataan SS S TT TS STS
1 Saya terlibat dalammemberikanmasukan saat
penyusunan arah dan kebijakan umum APBD
2 Analisis politik saya lakukan dalam rangka
menyusun APBD
3 Bagi saya aspirasi masyarakat menjadi dasar
dalam rangka menyusun APBD
4 Saya terlibat dalam pengesahan APBD
5 Saya dapat menjelaskan tentang APBD yang
telah disyahkan
6 Saya merasa pengesahan APBD sudah
memenuhi azaz transparansi
7 Saya terlibat dalam memantau pelaksanaan
APBD
8 Saya aktif melakukan evaluasi terhadap
laporan triwulanan/bulanan yang dibuat
eksekutif
9 Saya menanyakan alasan adanya revisi
anggaran
10 Saya meminta keterangan atasa laporan
pertanggungjawaban (LPJ) APBD yang
disampaikan Bupati/Walikota
11 Saya menanyakan LPJ APBD jika terjadi
kejanggalan
12 Jika ada kejanggalan dalam LPJ APBD saya
kira hanya karena ketidakcermatan dalam
menghitung nota anggaran

Akuntabilitas
No Pernyataan SS S TT TS STS
1 Saya merasa perlu untuk memberikan
pertanggungjawaban terhadap segala aktivitas
yang menjadi tanggungjawab saya kepada
masyarakat
2 Menurut saya masyarakat mempunyai hak
untuk meminta pertanggungjawaban terhadap
segala aktivitas yang telah diamanahkan
kepada anggota dewan

124
Isma Coryanata, Akuntabilitas, Partisipasi Masyarakat, dan Transparansi....

3 Saya perlu meminta pertanggungjawaban jika


terdapat kejanggalan dalam pelaksanaan
anggaran dari Bupati/Walikota
4 Saya merasa DPRD sekarang telah akuntable
5 Menurut saya akuntabilitas sangat diperlukan
dalam meningkatkan kinerja dari suatu
lembaga terutama DPRD

Data demografi (mohon diberi tanda silang (x) dan juga isilah sesuai dengan data pribadi
Bapak/Ibu:

1. Umur…………………..tahun
2. Jenis kelamin: pria wanita
3. Pendidikan Terakhir: S1 S2 S3

4. Jabatan di organisasi………………………………….

5. Lamanya di jabatan sekarang……………………… tahun

6. Lamanya bekerja di organisasi ini………………….tahun

125

Anda mungkin juga menyukai