Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PARTISIPASI MASYARAKAT
Di ajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi Pemerintahan yang
diampu oleh bapak Enjang Nurjaman, S.E., M.Si.

Disusun Oleh :
- Abdul Malik K ( 6520120103 )
- Cynthia Yulyani ( 6520120114 )
- Legi Alpiana ( 6520120122 )
- Leo Lukman ( 6520120123 )
- Musthafa kamal ( 6520120129 )

ILMU PEMERINTAHAN
STISIP WIDYAPURI MANDIRI SUKABUMI
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh

Segala puji bagi bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan
kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu
untuk menyelesaikan pembuatan makalah mata kuliah Sosiologi
Pemerintahan dengan judul “Partisipasi Masyarakat”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini,
supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang baik lagi.
Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak khususnya


kepada Bapak Enjang Nurjaman, S.E., M.Si. selaku dosen mata kuliah
Sosiologi Pemerintahan yang telah membimbing dan memberikan ilmunya
kepada kami.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terimakasih.

Sukabumi, 06 Oktober 2023


DAFTAR ISI

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang .............................................................................4


B. Rumusan Masalah ........................................................................4
C. Tujuan ........................................................................................5

BAB II Pembahasan

1. Pengertian Partisipasi Masyarakat ..................................................6


2. Bentuk Partisipasi Masyarakat .......................................................6
3. Jenis Partisipasi Masyarakat ...........................................................7
4. Prinsip Partisipasi Masyarakat ........................................................8
5. Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi ............................................9
6. Manfaat Partisispasi Dalam Kebijakan Pemerintah .............................10
7. Wujud Partisipasi Dalam Pelaksanaan otonomi Daerah .......................10
8. Penghambat Partisipasi Masyarakat Terhadap Kebijakan ....................11

BAB III Penutup

Kesimpulan ....................................................................................12
Saran ............................................................................................12

Daftar Pustaka .................................................................................14


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Banyak pengertian partisipasi telah dikemukakan oleh para ahli,
namun pada hakekatnya memiliki makna yang sama. Partisipasi berasal
dari Bahasa inggris participate yang artinya mengikutsertakan, ikut
mengambil bagian (Willie Wijaya, 2004:208). Pengertian yang sederhana
tentang partisipasi dikemukakan oleh Fasli Djalal dan Dedi Supriadi
(2001: 201-201), dimana partisipasi dapat juga berarti bahwa pembuat
keputusan menyarankan kelompok atau masyarakat ikut terlibat dalam
bentuk penyampaian saran dan pendapat, barang, keterampihan, bahan
dan jasa. Partisipasi juga berarti bahwa kelompok mengenal masalah
mereka sendiri, mengkaji pilihan mereka sendiri, mengkaji pilihan
mereka, membuat keputusan, dan memecahkan masalahnya.
H.A.R Tilaar (2009:287) mengungkapkan partisipasi adalah sebagai
wujud dari keinginan untuk mengembangkan demokrasi melalui proses
desentralisasi dimana diupayakan antara lain perlunya perencanaan dari
bawah (buttin-up) dengan mengikutsertakan masyarakat dalam proses
perencanaan dan pembangunan masyarakatnya.
Menurut soegarda Poerbakawatja partisipasi adalah: suatu gejala
demokrasi dimana orang diikutsertakan di dalam perencanaan serta
pelaksanaan dari segala sesuatu yang berpusar pada kepentingan dan
juga ikut memikul tanggung jawab sesuai dengan tingkat kematangan
dan tingkat kewajibannya (Soegarda Poerbakawatja, 1981:251).
Berdasarkan pengertian di atas, bahwa konsep partisipasi memiliki
makna yang luas dan beragam. Secara garis besar ditarik kesimpulan
partisipasi adalah suatu wujud dari peran serta masyarakat dalam
aktiivitas berupa perancanaan dan pelaksanaan untuk mencapai tujuan
pembangunan masyarakat. Wujud dari partisipasi dapat beupa saran,
jasa, ataupun dalam bentuk materi baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam suasana demokratis.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan partisipasi masyarakat ?


2. Apa saja bentuk partisipasi ?
3. Apa saja jenis partisipasi ?
4. Apa saja prinsip-prinsip partisipasi ?
5. Apa saja faktor yang mempengaruhi partisipasi?
6. Bagaimanakah manfaat partisipasi dalam kebijakan pemerintah?
7. Apa saja wujud partisipasi dalam pelaksanaan otonomi daerah?
8. Apa saja penghambat partisipasi masyarakat terhadap kebijakan?
C. Tujuan

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan partisipasi


2. Mengetahui apa saja bentuk partisipasi
3. Mengetahui apa saja jenis partisipasi
4. Mengetahui apa saja prinsip-prinsip partisipasi
5. Mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi partisipasi
6. Mengetahui manfaat partisipasi dalam kebijakan pemerintah
7. Mengetahui apa saja wujud partisipasi dalam pelaksanaan otonomi
daerah
8. Mengetahui apa saja penghambat partisipasi masyarakat terhadap
kebijakan
BAB II
PEMBAHASAN

1. Partisipasi Masyarakat

Partisipasi masyarakat adalah kontribusi aktif dan sukarela dari


individu, kelompok, dan komunitas dalam proses pengambilan
keputusan, pelaksanaan program, serta pembangunan dan perubahan
sosial di dalam masyarakat. Ini mencakup berbagai bentuk seperti
partisipasi dalam pemilihan umum, memberikan masukan dalam
diskusi publik, atau terlibat dalam kegiatan sukarela untuk
meningkatkan kesejahteraan bersama. Partisipasi masyarakat penting
untuk membangun demokrasi yang kuat dan mendukung
pembangunan berkelanjutan.
Partisipasi masyarakat merujuk pada keterlibatan aktif warga dalam
kegiatan politik, sosial, ekonomi, atau budaya dalam suatu komunitas
atau negara. Ini mencakup berbagai tindakan, seperti pemilihan
umum, demonstrasi, kontribusi dalam proyek-proyek lokal, serta
partisipasi dalam dialog sosial dan kebijakan publik untuk mencapai
perubahan positif dalam masyarakat. Partisipasi masyarakat penting
untuk pembangunan demokratis, pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan, dan menciptakan lingkungan sosial yang inklusif.

2. Bentuk Partisipasi

Ada beberapa macam partisipasi yang dikemukakan oleh ahli. Menurut


Sundariningrum (Sugiyah, 2010:38) mengklasifikasikan partisipasi
menjadi dua berdasarkan cara keterlibatannya, yaitu:
a. Partisi langsung
Ketika dalam suatu kegiatan seseorang terlibat secara langsung
dalam suatu kegiatan atau proses. Contohnya berpartisipasi
dalam rapat, menjadi anggota suatu organisasi, atau turut serta
dalam demonstrasi
b. Partisipasi tidak langsung
Ketika seseorang terlibat secaratidak langsung dalam suatu
kegiatan atau proses. Contohnya memberikan dukungan atau
sumbangan kepada organisasi, memilih dalam pemilu, atau
memebrikan tanggapan melalui surat kepada pemerintah atau
perusahaan.

Pendapat lain disampaikan oleh Subandiyah (1982:2) yang


menyatakan bahwa jika dilihat dari segi tingkatannya partisipasi
dibedakan menjadi tiga ya itu:
a. Partisipasi dalam pengambilan keputusan
b. Partisipasi dalam proses perencanaan dan kaitannya dengan
program lain.
c. Partisipasi dalam pelaksanaan.
Lebih rinci Cohen dan Uphoff (siti Irane A.D., 2011:61) membedakan
partisipasi menjadi empat yaitu:
 Partisipasi dalam pengambilan keputusan
Partisipasi ini terutama berkaitan dengan penentuan alternatif
dengan masyarakat yang berkaitan dengan gagasan atau ide
yang menyangkut kepentingan Bersama. Dalam partisipasi ini
masyarakat menuntut untuk ikut menentukan arah dan
orientasi pembangunan. Wujud dari partisipasi ini antara lain
seperti kehadiran rapat, diskusi, sumbangan pikiran, tanggapan
atau penolakan terhadap program yang ditawarkan.
 Partisipasi dalam pelaksanaan suatu program
Meliputi menggerakan sumber daya, dana, kegiatan
administrasi, koordinasi dan penjabaran program.
 Partisipasi dalam pengambilan manfaat
Partisipasi ini tidak lepas dari hasil pelaksanaan program yang
telah dicapai baik yang berkaitan dengan kuantitas maupun
kualitas. Dari segi kualitas, dapat dilihat dari peningkatan
output,sedangkan dari segi kuantitas dapat dilihat dari
seberapa besar presentase keberhasilan program.
 Partisipasi evaluasi
Partisipasi masyarakat dalam evaluasi ini berkaitan dengan
masalah pelaksanaan program secata menyeluruh. Partisipasi
ini bertujuan untuk mengetahui ketercapaian program yang
telah direncanakan sebelumnya.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan macam partisipasi, yaitu:


a. Partisipasi dalam proses perencanaan/ pembuatan keputusan
(participation in decision making).
b. Partisipasi dalam pelaksanaan (participation in
implementing).
c. Partisipasi dalam pemanfaatan hasil.
d. Partisipasi dalam evaluasi (participation in benefits).

3. Jenis-jenis partisipasi

Menurut Dusseldorf dalam Markidanto (1988) yang menjelaskan jenis


partisipasi sebagai berikut:
1. Partisipasi Bebas, yaitu peran serta yang dilandasi rasa sukarela
yang bersangkutan untuk mengambil bagian dalam suatu
kegiatan. Partisipasi bebas dapat dibedakan dalam:
a. Partisipasi Spontan, yaitu peran serta yang tumbuh secara
spontan dari keyakinan atau pemahaman sendiri, tanpa ada
pengaruh yang diterima dari pihak lain.
b. Partisipasi terinduksi, yaitu apabila peran serta sukarela
tumbuh karena terpengaruh oleh bujukan atau ajakan dari
pihak lain.
2. Partisipasi paksaan, yaitu peran serta tertekan, dapat dibedakan
dalam:
a. Partisipasi oleh hukum atau peraturan, yaitu keikutsertaan
dalam suatu krgiatan yang diatur oleh hukum atu peraturan
yang berlaku yang bertentangan dengan keyakinan atau
pendiriannya sendiri, tanpa harus memerlukan persetujuan
terlebih dahulu.
b. Partisipasi paksaan karena keadaan sosial ekonomi, peran
serta ini dapat disamakan dengan partisipasi bebas karena
yang berperan sama sekali tidak diperoleh tekanan atau
paksaan secara langsung dari siapapun juga untuk berperan
serta. Tapi jika ia berperan serta dalam kegiatan tertentu
makai akan menghadapai tekanan atau ancaman, atau
bahkan yang akan mengancam hidupnya.
c. Partisipasi karena kebiasaan. Suatu untuk peran serta yang
dilakukan karena kebiasaan setempat, seperti kebiasaan-
kebiasaan karena jenis kelamin, ras, agama atau
kepercayaan.

4. Prinsip-prinsip partisipasi

Sebagai mana yang telah tertuang didalam Panduan Pelaksanaan


Pendekatan Partisipasi yang telah disusun oleh Departemen For
Internasional (DFID) ialah:
1. Cakupan
Wakil-wakil atau juga semua orang dari pihak kelompok yang
terkena dampak dari hasil proses atau keputusan proyek
pembangunan.
2. Kesetaraan dan kemitraan (Equal Partnership)
Pada dasarnya seseorang memiliki kemampuan, keterampilan
serta memiliki hak untuk mrmakai kemampuannya tersebut
yang terlibat dalam setiap proses untuk membangun dialog
tanpa harus memperhitungkan struktur dan janjang masing-
masing pihak.
3. Tansaparansi
Semua pihak harus bisa menumbuhkan danmengembangkan
sebuah komunikasi dan cara berkomunikasi terbuka dan
kondusif, sehingga dapat menimbulkan sesuatu sialog.
4. Kesetaraan kewenangan (sharing power/ equal powership)
Dalam pihak-pihak yang terlibat harus bida menyeimbangkan
kekuasaan dan distribusi kewenangan untuk dapat menghindari
terjadinya dominasi.
5. Kesetaraan tanggung jawab (sharing responsibility)
Berbagai pihak memiliki tanggung jawab yang jelas dalam
sebuah proses sebab adanya kesetaraan keterlibatan dan
kewenangan dalam proses mengambil sebuah keputusan dan
Langkah selanjutnya.
6. Pemberdayaan (empowerment)
Keterlibatan semua pihak tidak dapat terlepas dari berbagai
kekuatan dan kelemahan yang dimiliki semua pihak, maka
dalam memulai keterlibatan aktif dalam setiap proses kegiatan,
terjadi sebuah proses saling belajar dan saling berdayakan satu
sama lain.
7. Kerja sama
Diperlukan kerja sama dengan semua pihak yang terlibat untuk
saling berbagi kelebihan untuk fapat mengurangi berbagai
kelemahan yang ada, pada khususnya yang terkait dengan
kemampuan sumber daya manusia.

5. fakor-faktor yang mempengaruhi partisipasi

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam


suatu program, sifat fakor-fakor itu dapat mendukung suatu
keberhasilan program namun ada juga yang bersifat menghambat
keberhasilan suatu program. Sebagai contoh:
1. Usia
Faktor usia adalah faktor yang dapat mempengaruhi sikap
seseorang terhadap suatu kegiatan-kegiatan terhadap
kemasyarakatan. semua kelompok usia mengah keatas dengan
keterkaitan norma masyarakat dan moral terhadap nilai yang
lebih mantap, lebih cenderung banyak yang berpartisipasi
daripada mereka yang dari usia lainnya.
2. Jenis kelamin
Nilai yang cukupp lama lebih dominan terhadap kultur berbagai
bangasa mengatakan bahwa pada dasarnya tempat perempuan
adalah “di dapur” yang berarti bahwa banyak masyarakat
perempuan yang paling utama adalah mengurus rumah tangga,
namun semakin lama nilai peran seorang perempuan tersebut
telah berseger dengan adanya gerakan emansipasi dan
pendidikan perpuan yang semakin lama semakin baik.
3. Pendidikan
Dapat dikatakan sebagai syarat mutlak untuk berpartisipasi.
Pendidikan dianggap bisa mempengaruhi sikap hidup seseorang
terhadap lingkungannya, sikap yang dibutuhkan untuk
peningkatan kesejahteraan seluruh masyarakat.
4. Pekerjaan dan penghasilan
Hal ini tidak bisa dipisahkan satu sama lain sebab pekerjaan
seseorang akan menentukan berapa pendapatan/penghasilan
yang didapat. Pekerjaan dan penghasilan yang cukup dan baik
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dapat mendorong
seseorang untuk perpartisipasi dalam kegitan masyarakat. Yang
dimaksudkan ialah bahwa, untuk berpartisipasi dalam suatu
kegitan harus didukung oleh perekonomian yang mapan.
5. Lamanya tinggal
Lamanya masyarakat/orang tinggal dalam sebuah lingkungan
dan pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan tersebut
dapat berpengaruh pada partisipasi seseorang. Semakin lama ia
tinggal dalam lingkungan tertentu, maka akan ada rasa memiliki
terhadap lingkungan dan cenderung lebih terlihat dalam
partisipasinya yang
besar dalam setiap kegiatan lingkungan itu.

6. Manfaat Partisipasi Dalam Kebijakan Pemerintahan

1. Dapat membentuk perilaku atau budaya demokrasi


2. Dapat membentuk masyarakat hukum
3. Dapat membentuk masyarakat yang bermoral dan berakhlak
Mulia
4. Dapat membentuk masyarakat madani.yaitu masyarakat yang
memiliki kesukarelaan,tidak menggantungkan pada orang
lain(keswasembadaan),tidak menggantungkan diri pada
Negara(kemandirian),keterkaitan pada nilai-nilai yang disepakati

7. Wujud Partisipasi Dalama Pelaksanaan Otonomi Daerah

1. Partisipasi Tenaga
Partisipasi tenaga dapat dilakukan dengan cara menyumbang
tenaganya misalnya aktif dalam kegiatan gotong-royong untuk
mempelancar pembangunan di daerah-daerah.
2. Partisipasi Buah Pikiran
Partisipasi buah pikiran dapat dilakukan dengan cara
memberikan saran, gagasan, pendapat baik secara lisan ataupun
tertulis kepada pihak-pihak yang berwenang agar otonomi
daerah berjalan dengan lancer, sesuai dengan harapan.
3. Partisipasi Harga Benda dan Uang/modal
Partisipasi harta benda dan uang/modal dapat dilakukan dengan
cara memberikan sumbangan harta benda/uang kepada
pemerintah atau badan/lembaga tertentu, atau menabung uang
di bank-bank pemerintah, untuk menunjang dan mendorong agar
otonomi daerah berjalan lancar dan pembangunan berjalan
sesuai progam pemerintah.
4. Partisipasi Keterampilan
Partisipasi keterampilan dapat dilakukan dengan menyumbang
keterampilan/keahliannya kepada pemerintah demi kelancaran
otonomi daerah/pembangunan nasional.

8. Penghambat Partisipasi Masyarakat Terhadap Kebijakan

Faktor Internal :
1. Masyarakat masih terbiasa pada pola lama yaitu peraturan-
peraturan tanpa partisipasi warga, warga tinggal menerima dan
melaksanakan.
2. Masyarakat tidak tahu adanya untuk berpartisipasi
3. Masyarakat tidak tahu prosedur
4. Rendahnya kesadaran hukum kalangan masyarakat
5. Rendahnya sanksi hukum kepada pelanggar kebijakan publik
Faktor Eksternal :
1. Kadang-kadang tidak dibuka kesempatan kepada masyarakat
untuk berpartisipasi
2. Masih adanya anggapan sentralistik yang tidak sesuai dengan
otonomi daerah
3. Adanya anggapan bahwa partisipasi masyarakat rakat akan
memperlambat pembuatan kebijakan publik
4. Kebijakan public yang dibuat kadang-kadang belum menyentuh
Kepentingan masyarakat
5. Kadang kala kebijakan public tidak memihak kapada kepentingan
rakyat
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan

Partisipasi masyarakat merupakan proses di mana individu atau


kelompok masyarakat terlibat dalam pengambilan keputusan dan
pelaksanaan kegiatan yang mempengaruhi kehidupan mereka.
Partisipasi masyarakat dapat meningkatkan kualitas keputusan dan
kebijakan yang diambil, karena melibatkan berbagai perspektif dan
pengetahuan yang beragam.
Partisipasi masyarakat juga dapat meningkatkan rasa memiliki dan
tanggung jawab terhadap keputusan dan kegiatan yang dilakukan,
sehingga dapat memperkuat hubungan antara pemerintah dan
masyarakat.

2. Saran

beberapa saran untuk meningkatkan partisipasi masyarakat yang lebih


baik dan maju:

-Tingkatkan kesadaran masyarakat tentang isu-isu sosial dan politik


yang relevan dengan pendidikan dan kampanye informasi.

-Pastikan akses yang lebih mudah ke forum-partisipasi, pertemuan, dan


tempat bertukar ide.

-Mendorong partisipasi aktif generasi muda melalui program pendidikan


dan pelatihan.

-Gunakan teknologi untuk memfasilitasi partisipasi online melalui


platform sosial dan aplikasi khusus.

-Pastikan transparansi dalam pengelolaan dana dan kebijakan publik


untuk membangun kepercayaan masyarakat.

-Dukung keterlibatan kelompok minoritas untuk memastikan


representasi yang lebih baik dalam pengambilan keputusan.

-Fasilitasi dialog antara berbagai kelompok masyarakat untuk


mengatasi perbedaan dan mempromosikan inklusi sosial.
-Perkuat kurikulum pendidikan kewarganegaraan yang mendorong
partisipasi aktif dalam demokrasi.

-Berikan penghargaan dan pengakuan kepada individu atau kelompok


yang aktif dalam partisipasi masyarakat.

-Dengarkan umpan balik masyarakat dan tanggapi kebutuhan serta


aspirasi mereka dengan serius.

Kombinasi dari strategi ini dapat membantu mendorong partisipasi


masyarakat yang lebih baik dan berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.gurupendidikan.co.id/bentuk-partisipasi/
https://eprints.uny.ac.id/9785/2/Bab%202%20-05101241004.pdf

Anda mungkin juga menyukai