Anda di halaman 1dari 15

PARTISIPASI POLITIK

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas Individu Matakuliah Pembangunan
Politik dan Pemerintahan

Drs. Sukmawijaya, MM.

Disusun Oleh :

Irwan Adiansyah

NIM : 6520116047

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

STISIP WIDYAPURI MANDIRI


SUKABUMI
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam
semoga tercurah limpahkan kepada baginda alam Nabi Muhammad Saw, beserta keluarga,
sahabatnya, tabiin, hingga kepada kita selaku umatnya hingga akhir zaman.
Makalah yang berjudul “Partisipasi Politik” ini, tidak lain hanyalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Pembangunan Politik dan Pemerintahan. Kami sadar bahwa dalam
penyelesaian makalah ini jauh dari kesempurnaan, baik dalam penulisan maupun
penyampaian materinya, karena kami masih dalam tahap pembelajaran. Meskipun demikian
kami berharap makalah ini bermanfaat bagi semuanya, khususnya bagi kami. Oleh karena itu
dengan lapang dada kami akan menerima kritik dan saran yang sifatnya edukatif guna
memperbaiki dimasa yang akan datang.

Sukabumi, 30 Juni 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB 1: PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1

BAB II : PEMBAHASAN ............................................................................................. 3

A. Pengertian Partisipasi Politik .................................................................................. 3


B. Partisipasi Politik menurut para ahli ....................................................................... 3
C. Bentuk-bentuk Partisipasi Politik............................................................................4
D. Pentingnya Partisipasi Politik ................................................................................. 6
E. Faktor-faktor pendukung Partisipasi Politik............................................................7
F. Faktor-faktor penghambat Partisipasi Politik..........................................................8
G. Fungsi Partisipasi Politik.................................................................................8
H. Manfaat Partisipasi Politik...............................................................................9

BAB IV:PENUTUP ........................................................................................................ 11

A. Kesimpulan ............................................................................................................. 11
B. Saran........................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam ilmu politik, dikenal adanya konsep partisipasi politik untuk memberi
gambaran apa dan bagaimana tentang partisipasi politik. Dalam perkembangannya,
masalah partisipasi politik menjadi begitu penting, terutama saat mengemukanya
tradisi pendekatan behavioral (perilaku) dan Post Behavioral (pasca tingkah laku).
Kajian-kajian partisipasi politik terutama banyak dilakukan di negara-negara
berkembang, yang pada umumnya kondisi partisipasi politiknya masih dalam tahap
pertumbuhan
Partisipasi politik merupakan aktifitas masyarakat yang bertujuan untuk
mempengaruhi pengambilan keputusan politik. Partisipasi politik dilakukan orang
dalam posisinya sebagai warga Negara, bukan politikus atau pegawai negeri.
Partisipasi politik ini pun bersifat sukarela dan bukan dimobilisasi oleh Negara
maupun partai yang berkuasa (Basri, 2011: 97).
Dengan itu, maka kita mengetahui bahwa partisipasi politik itu merupakan suatu hal
yang bersifat suka rela terhadap masyarakat yang aktif dalam perpolitikan ini. Disini
dapat kita lihat bahwa masyarakat sebagai subjek dalam pembangunan untuk ikut
serta dalam menentukan keputusan yang menyangkut keputusan bersama (umum).
Oleh karena itu di dalam mengambil keputusan dibutuhkannya kerja sama antara
partai politik dan masyarakat untuk memberikan keputusan yang baik dalam
perpolitikan bagi negaranya.
Dalam memberikan pengetahuan mengenai politik, selain partai politik,
sekolah dan keluarga, maka peran partai politik lah yang harus lebih di utamakan
dalam memberikan pendidikan tersebut. Karena partai politik merupakan organisasi
yang beroperasi dalam sistem perpolitikan. Salah satu fungsi partai politik adalah
fungsi partisipasi pilitik, dimana fungsi partisipasi adalah fungsi partai politik untuk
membawa warga Negara agar aktif dalam kegiatan perpolitikan. Jenis partisipasi
politik yang ditawarkan oleh partai politik kepada warga negaranya adalah kegiatan
kampanye, mencari dana bagi partai, memilih pemimpin, demonstrasi, dan debat
politik. Dalam kegiatan partai politik ini untuk memberikan pendidikan politik dapat

1
dilakukan denga cara mengadakan kegiatan kampanye, mencari dana bagi partai,
memilih pemimpin, demonstrasi, dan debat politik. Dengan itu maka masyarakat pun
mendapatkan pendidikan politik yang seharusnya didapatkan oleh masyarakat tersebut

B. Rumusan Masalah
Dalam pembahasan materi mengenai “Partisipasi Politik” kami mengangkat rumusan
masalah yaitu:
1. Apa pengertian partisipasi politik?
2. Pengertian partisipasi politik menurut para ahli?
3. Bentuk-bentuk partisipasi politik?
4. Pentingnya Partisipasi Politik?
5. Apa saja faktor-faktor pendukung partisipasi politik?
6. Apa saja faktor-faktor penghambat partisipasi politik?
7. Apa fungsi pasrtisipasi politik?
8. Apa manfaat dari partisipasi politik?
C. Tujuan
1. Menjelaskan bagaimana partisipasi politik dan hal-hal lain yang menyangkut
Partisipasi Politik itu sendiri.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Partisipasi Politik

partisipasi berasal dari bahasa latin pars yang artinya bagian dan capere, yang artinya
mengambil, sehingga diartikan “mengambil bagian”. Dalam bahasa Inggris,participate
atau participation berarti mengambil bagian atau mengambil peranan. Sehingga
partisipasi berarti mengambil bagian atau mengambil peranan dalam aktivitas atau
kegiatan politik suatu negara.
Secara umum Partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau kelompok orang
untuk ikut secara aktif dalam kehidupan politik, antara lain dengan jalan memilih
pimpinan negara dan, secara langsung dan tidak langsung, memengaruhi kebijakan
pemerintah (Public Policy). Kegiatan ini mencakup tindakan seperti memberi suara
dalam pemilihan umum, menghadiri rapat umum, mengadakan hubungan (contacting)
atau lobbying dengan pejabat pemerintah atau anggota parlemen, menjadi anggota
partai atau salah satu gerakan sosial dengan direct actionnya, dan sebagainya.

B. Partisipasi politik menurut para ahli


Menurut pendapat para ahli sebagai berikut :
1. Herbert McClosky, dalam International Encyclopedia of The Social Science;
Partisipasi politik adalah kegiatan-kegiatan sukarela dari warga masyarakat melalui
mana mereka mengambil bagian dalam proses pemilihan penguasa dan secara
langsung terlibat dalam proses pembentukan kebijaksanaan umum.
2. Kevin R. Hardwick, Partisipasi politik memberi perhatian pada cara-cara warga
negara berinteraksi dengan pemerintah, warga negara berupaya menyampaikan
kepentingan-kepentingan mereka terhadap pejabat-pejabat publik agar mampu
mewujudkan kepentingan-kepentingan tersebut. Indikatornya adalah terdapat interaksi
antara warga negara dengan pemerintah dan terdapat usaha warga negara untuk
mempengaruhi pejabat publik.
3. Norman H. Nie dan Sidney Verba dalam Handbook of Political Science; Partisipasi
politik adalah kegiatan pribadi warga Negara yang legal yang sedikit banyak langsung

3
bertujuan untuk mempengaruhi seleksi pejabat-pejabat Negara dan/atau tindakan-
tindakan yang mereka ambil.
4. Michael Rush dan Philip Althoft, Partisipasi politik adalah keterlibatan individu
sampai pada bermacam-macam tingkatan di dalam sistem politik. Indikatornya adalah
berwujud keterlibatan individu dalam sistem politik dan memiliki tingkatan-tingkatan
partisipasi.
5. Huntington dan Nelson, Partisipasi politik ialah kegiatan warga negara preman
(private citizen) yang bertujuan mempengaruhi pengambilan kebijakan oleh
pemerintah. Indikatornya adalah:
a. Partisipasi politik menyangkut kegiatan-kegiatan dan bukan sikap-sikap.
b. Subyek partisipasi politik adalah warga negara preman (private citizen)atau orang per
orang dalam peranannya sebagai warga negara biasa, bukan orang-orang profesional
di bidang politik.
c. Kegiatan dalam partisipasi politik adalah kegiatan untuk mempengaruhi pengambilan
keputusan pemerintah dan ditujukan kepada pejabat-pejabat pemerintah yang
mempunyai wewenang politik.
d. Partisipasi politik mencakup semua kegiatan mempengaruhi pemerintah, terlepas
apakah tindakan itu memunyai efek atau tidak.
e. Partisipasi politik menyangkut partisipasi otonom dan partisipasi dimobilisasikan

C. Bentuk-bentuk Partisipasi Politik


Dalam tataran praktis, partisipasi politik bisa muncul dalam beberapa bentuk.
Setiap bentuk-bentuk partisipasi politik akan berisikan gaya, tuntunan, pelaku dan
sampai pada tindakan-tindakan yang dilakukan warga negara dalam konteks
politik. Selain itu juga berkanaan denganjumlah orang yang terlibat dalam bentuk-
bentuk partisipasi politik, tidak harus selalu dilakukan oleh sekelompok orang,
tetapi bisa juga dilakukan oleh hanya satu orang.

4
Perilaku politik seseorang dapat dilihat dari bentuk partisipasi politik yang
dilakukannya. Bentuk partisipasi politik dilihat dari segi kegiatan dibagi menjadi
dua, yaitu:
1. Partisipasi aktif
2. bentuk partisipasi ini berorientasi kepada segi masukan dan keluaran
suatu sistem politik. Misalnya, kegiatan warga negara mengajukan usul
mengenai suatu kebijakana umum, mengajukan alternatif kebijakan
umum yang berbeda dengan kebijakan pemerintah, mengajukan kritik
dan saran perbaikan untuk meluruskan kebijaksanaan, membayar
pajak, dan ikut srta dalam kegiatan pemilihan pimpinan pemerintahan.
3. Partisipasi pasif
4. Bentuk partisipasi ini berorientasi kepada segi keluaran suatu sistem
politik. Misalnya, kegiatan mentaati peraturan/perintah, menerima, dan
melaksanakan begitu saja setiap keputusan pemerintah

Samuel P. Huntington dan Joan Nelson membagi bentuk-bentuk partisipasi


politik menjadi:
1. Kegiatan Pemilihan – yaitu kegiatan pemberian suara dalam pemilihan
umum, mencari dana partai, menjadi tim sukses, mencari dukungan
bagi calon legislatif atau eksekutif, atau tindakan lain yang berusaha
mempengaruhi hasil pemilu;
2. Lobby – yaitu upaya perorangan atau kelompok menghubungi
pimpinan politik dengan maksud mempengaruhi keputusan mereka
tentang suatu isu;
3. Kegiatan Organisasi – yaitu partisipasi individu ke dalam organisasi,
baik selaku anggota maupun pemimpinnya, guna mempengaruhi
pengambilan keputusan oleh pemerintah;
4. Contacting – yaitu upaya individu atau kelompok dalam membangun
jaringan dengan pejabat-pejabat pemerintah guna mempengaruhi
keputusan mereka, dan
5. Tindakan Kekerasan (violence) – yaitu tindakan individu atau
kelompok guna mempengaruhi keputusan pemerintah dengan cara

5
menciptakan kerugian fisik manusia atau harta benda, termasuk di sini
adalah huru-hara, teror, kudeta, pembutuhan politik (assassination),
revolusi dan pemberontakan.
Menurut Gabriel Almond Bentuk-bentuk partisipasi politik yang terjadi diberbagi
Negara dapat dibedakan menjadi kegiatan politik dalm bentuk konvensional dan
nonkonvensional.
Bentuk konvensional.
a. Bentuk-bentuk konvensional antara lain:
b. Dengan pemberian suara (voting),
c. Dengan diskusi kelompok,
d. Dengan kegiatan kampanye,
e. Dengan membentuk dan bergabung dalam kelompok kepentingan,
f. Dengan komunikasi individual dengan pejabat politik/administrative,
g. Dengan pengajuan petisi.
Bentuk nonkonvensional.
Bentuk nonkonvensional antara lain:
a. Dengan berdemonstrasi,
b. Dengan konfrontasi,
c. Dengan pemogokan,
d. Tindakankekerasanpolitikterhadapharta
benda,perusakan,pememboman dan pembakaran,
e. Tindakan kekerasan politik manusia penculikan/pembunuhan,
f. Dengan perang gerilya/revolusi.

D. Pentingnya Partisipasi Politik


Partispasi warga negara (private citizen) bertujuan untuk mempengaruhi
pengambilan keputusan oleh pemerintah. Partisipasi bisa bersifat individual atau
kolektif, terorganisir atau spontan, mantap atau sporadis, secara damai atau dengan
kekerasan, legal atau ilegal, efektif atau tidak efektif (Samuel P. Huntington dan Joan
Nelson, 1977:3). Partispasi warga negara yang legal bertujuan untuk mempengaruhi.
seleksi pejabat-pejabat negara dan/atau tindakan-tindakan yang diambil mereka
(Norman H. Nie dan Sidney Verba, 1975:1).

6
Partisipasi politik merupakan aspek penting dalam demokrasi karena :
Keputusan politik yang diambil oleh pemerintah akan menyangkut dan
mempengaruhi kehidupan warga masyarakat. Karena itu masyarakat berhak
ikut serta menentukan isi keputusan politik.
Untuk tidak dilanggarnya hak-hak sebagai warga negara dalam setiap
kebijakan yang diambil oleh pemerintah.

E. Faktor-faktor pendukung Partisipasi Politik


a. Pendidikan politik
menurut Ramdlon Naning, pendidikan politik adalah usaha untuk
memasyarakatkan politik, dalam arti mencerdaskan kehidupan politik rakyat,
meningkatkan kesadaran setiap warga negara dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara; serta meningkatkan kepekaan dan kesadaran rakyat terhadap hak,
kewajiban, dan tanggung jawabnya terhadap bangsa dan negara.
b. Kesadaran politik
Menurut Drs.M. Taupan,Kesadaran politik adalah suatu proses batin
yang menampakkan keinsafan dari setiap warga negara akan urgensi
kenegaraan dalam kehidupan masyarakat dan bernegara, kesadaran politik
atau keinsafan hidup bernegara menjadi penting dalam kehidupan kenegaraan,
mengingat tugas-tugas negara bersifat menyeluruh dan kompleks sehingga
tanpa dukungan positif dari seluruh warga masyarakat, tugas-tugas negara
banyak yang terbengkelai.
c. Sosialisasi politik
Sosialisasi politik adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
proses dengan jalan mana orang belajar tentang politik dan mengembangkan
orientasi pada politik. adapun alat yang dapat dijadikan sebagai
perantara/sarana dalam sosialisasi politik.
antara lain:
• keluarga(family)
• sekolah
• partai politik

7
F.Faktor-faktor penghambat Partisipasi Politik
Ada banyak orang yang tidak berpartisipasi dalam politik, hal ini disebabkan oleh
beberapa hal antara lain;
1. Apatis (masa bodoh) dapat diartikan sebagai tidak punya minat atau tidak
punya perhatian terhadap orang lain, situasi, atau gejala-gejala.
2. Sinisme menurut Agger diartikan sebagai “kecurigaan yang busuk dari
manusia”, dalam hal ini dia melihat bahwa politik adalah urusan yang kotor,
tidak dapat dipercaya, dan menganggap partisipasi politik dalam bentuk apa
pun sia-sia dan tidak ada hasilnya.
3. Alienasi menurut Lane sebagai perasaan keterasingan seseorang dari politik
dan pemerintahan masyarakat dan kecenderungan berpikir mengenai
pemerintahan dan politik bangsa yang dilakukan oleh orang lain untuk oranng
lain tidak adil.
4. Anomie, yang oleh Lane diungkapkan sebagai suatu perasaan kehidupan
nilai dan ketiadaan awal dengan kondisi seorang individu mengalami perasaan
ketidakefektifan dan bahwa para penguasa bersikap tidak peduli yang
mengakibatkan devaluasi dari tujuan-tujuan dan hilangnya urgensi untuk
bertindak.

G. Fungsi Partisipasi Politik


Sebagai suatu tindakan atau aktivitas, baik secara individualmaupun
kelompok, partisipasi politik memiliki beberapa fungsi. Robert Lane (Rush dan
Althoff, 2005) dalam studinya tentang keterlibatan politik , menemukan empat fungsi
partisipasi politik bagi individu-individu. Antara lain :
1. Sebagai sarana untuk mengejar kebutuhan ekonomis.
2. Sebagai sarana untuk memuaskan suatu kebutuhan bagi penyesuaian
sosial.
3. Sebagai saran untuk mengejar nilai-nilai khusus.
4. Sebagai sarana untuk memenuhi keutuhan alam bawah sadar dan
kebutuhan psikologis tertentu.

8
5. Dari sisi lain, Arbit Sanit (Sastroatmodjo, 1995) memandang ada tiga
fungsi partisipasi politik.
Partisipasi politik juga mempunyai fungsi bagi kepentingan pemerintahan.
Untuk kepentingan pemerintahan, partisipasi politik mempunyai fungsi
sebagai berikut:
1. Untuk mendorong program-program pemerintah. Hal ini berarti bahwa
peran serta masyarakat diwujudkan untuk mendukung program politik
dan program pemerintah.
2. Sebagai institusi yang menyuarakan kepentingan masyarakat untuk
masukan bagi pemerintah dalam mengarahkan dan meningkatkan
pembangunan.
3. Sebagai sarana untuk memberikan masukan, saran dan kritik terhadap
pemerintah dalam perencanaan dan pelaksanaan program-program
pembanngunan.

I. Manfaat Partisipasi Politik


Manfaat partisipasi politik menurut beberapa ahli:
1) Menurut Robert Lane;
• sebagai sarana untuk mengejar kebutuhan ekonomi
• sebagai sarana untuk memuaskan suatu kebutuhn bagi penyesuaian sosial
• sebagai sarana mengejar niai-nilai khusus.• sebagai sarana untuk memenuhi
kebutuhan alam bawah sadar dan kebutuhan psikologis tertentu.
Menurut Arbi Sanit;
• Memberikan dukungan kepada penguasa dan pemerintah yang dibentuknya
beserta sistem politik yang dibentuknya.
• Sebagai usaha untuk menunjukkan kelemahan dan kekurangan pemerintah
• Sebagai tantangan terhadap penguasa dengan maksud menjatuhkannya
sehingga diharapkan terjadi perubahan struktural dalam pemerintahan dan
dalam sistem politik

9
Manfaat Partisipasi Politik bagi Pemerintah:
1. Mendorong program-program pemerintah
2. Sebagai institusi yang menyuarakan kepentingan masyarakat untuk
masukan bagi pemerintah dalam mengarahkan dan meninngkatkan
pembangunan.
3. Sebagai sarana untuk memberikan masukan, saran dan kritik terhadap
pemerintah dalam perencanaan dan pelaksanaan program-proram
pembangunan.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Partisipasi politik adalah hal yang sangat diperlukan di dalam kehidupan, dengan
berpartispasi dalam politik kita bisa mengubah dan mempengaruhi suatu kebijakan
pemerintah, selain itu dengan berpartisipasi dalam politik kita telah melaksanakan
kewajiban kita sebagai warga negara, demi mewujudkan kehidupan yang leih baik
Tanpa adanya partisipasi politik maka negara akan menjadi suatu negara yang otoriter
dimana penguasalah yang akan menentukan segaa sesuatunya tanpa boleh satu orangpun
untuk mengubah ataupun menentang keputusan penguasa.

B. Saran
Menyadarkan kepada masyarakat bagaimana pentingnya partisipasi politik dan
manfaat dari partisipasi politik bagi kehidupan bernegara.

Ini dapat dilakukan melaui pendidikan sosialisasi politik kepada masyarakat itu
sendiri, sehingga dengan ini kita bisa menimbulkan kesadaran pada diri masyarakat
untuk berpartisipasi dalam politik.

11
DAFTAR PUSTAKA

Budiarjo, Miriam. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Gatara, Said dan Said, Moh. Dzulkiah. 2007. Sosiologi Politik. Bandung. Pustaka
Setia
Rush, Michael dan Althoff, Phillip. 2011. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta:
Rajawali Pers
Wahyudin, Tur. 2008. Partisipasi Politik, dalam http://turwahyudin.
wordpress.com/2008/04/16/partispasi-politik/, diakses tanggal 30 Juni 2019
William, Liddle. 1992. Partisipasi dan Partai Politik Indonesia pada Awal Orde
Baru. Jakarta: Pustaka Utama Grafitri

12

Anda mungkin juga menyukai