Dosen Pengampu:
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, inayah,
taufik nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa
kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Semoga makalah ini dapat membantu kita semua dalam memahami materi
yang bersangkutan di mata kuliah kita ini. Harapan kami semoga makalah ini
dapat mendorong pemahaman kita semua dalam menguasai materi kuliah ini,
sehingga bisa menjadi dasar untuk memahami atau menghadapi masalah yang
akan timbul dari materi kuliah ini.
Kelompok 4
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
ii
A. Latar Belakang..............................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................4
C. Tujuan...........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................5
A. Sosiologi Politik.........................................................................................5
1.1PolitikPengertian Sosialisasi
Politik…………………………………………...…....5
B. Partisipasi Politik………………….
………………………….......................................14
A. Simpulan.....................................................................................................15
B. Saran............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
menentukan sifat persepsi-persepsinya mengenai politik serta reaksi-
reaksinya terhadap gejala-gejala politik. Sosialisasi politik mencakup
pemeriksaan mengenai lingkungan kultural, lingkungan politik, dan
lingkungan sosial dari masyarakat individu yang bersangkutan; juga
mempelajari sikap-sikap politik serta penilaiannya terhadap politik. Dalam
pandangan sistem politik, sosialisasi politik sangatlah penting untuk bisa
melakukan proses politik, dimana dengan menanamkan nilai-nilai dalam
proses sosialisasi bisa mempengaruhi individu ataupun kelompok sehingga
terlibat dalam sistem politik, salah satunya berupa partisipasi politik.
2
suatu proses dialogik diantara pemberi dan penerima pesan. Melalui proses
ini para anggota masyarakat mengenal dan mempelajari nilai-nilai, norma-
norma, dan simbol-simbol politik negaranya dari berbagai pihak dalam
sistem politik seperti sekolah, pemerintah, dan partai politik.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
A. Sosialisasi Politik
3
memperkenalkan sebuah sistem pada seseorang, dan bagaimana orang
tersebut menentukan tanggapan serta reaksireaksinya. Sosialisasi
politik ditentukan oleh lingkungan sosial, ekonomi dan kebudayaan di
mana individu berada, selain itu juga ditentukan oleh interaksi
pengalaman-pengalaman serta kepribadiannya. Berdasarkan hal
tersebut, sosialisasi politik merupakan mata rantai paling penting di
antara sistem-sistem sosial lainnya, karena dalam sosialisasi politik
adanya keterlibatan individu-individu sampai dengan kelompok-
kelompok dalam satu sistem untuk berpartisipasi.
4
kehidupan politik yang berlangsung dalam masyarakat. Proses ini
berlangsung seumur hidup melalui pendidikan formal dan informal
atau tidak sengaja melalui kontak dan pengalaman seharihari, baik
dalam kehidupan keluarga atau tetangga maupun dalam pergaulan
masyarakat.
5
yang bersifat informal lebih sering dilakukan tanpa disadari. Jenis
sosialisasi formal merupakan jenis yang sering digunakan oleh
pemerintah dalam mensosialisaskan program atau kebijakan yang baru
dibuat kepada masyarakat.
6
B. Partisipasi Politik
7
b) Menurut Herbert Mc Closky (Budiardjo, 2008), partisipasi politik
adalah kegiatan-kegiatan sukarela (voluntary) dari warga
masyarakat melalui cara mereka mengambil bagian dalam proses
pemilihan penguasa, dan secara langsung atau tidak langsung,
dalam proses pembuatan atau pembentukan kebijakan umum.
c) Menurut Ramlan Surbakti (1992), partisipasi politik sebagai
keterlibatan warga negara biasa dalam menentukan segala
keputusan yang menyangkut atau mempengaruhi hidupnya.
d) Menurut Miriam Budiarjo, (dalam Cholisin 2007:150) menyatakan
bahwa partisipasi politik secara umum dapat didefinisikan sebagai
kegiatan seseorang atau sekelompok orang untuk ikut secara aktif
dalam kehidupan politik, yaitu dengan jalan memilih pemimpin
Negara dan langsung atau tidak langsung mempengaruhi
kebijakan publik (public policy)
e) Herbert Mc Closky (1972:252) memberikan definisi partisipasi
politik sebagai kegiatan-kegiatan sukarela dari warga masyarakat
melaluimana mereka mengambil bagian dalam proses pemilihan
penguasa,dan secara langsung atau tidak langsung, dalam proses
pembentukan kebijakan umum.
f) Menurut Miriam Budiarjo, (dalam Cholisin 2007:150) menyatakan
bahwa partisipasi politik secara umum dapat didefinisikan sebagai
kegiatan seseorang atau sekelompok orang untuk ikut secara aktif
dalam kehidupan politik,yaitu dengan jalan memilih pemimpin
Negara danlangsung atau tidak langsung mempengaruhi kebijakan
publik (public policy).
Kegiatan ini mencakup tindakan seperti memberikan suara dalam
pemilihan umum, menghadiri rapat umum, menjadi anggota suatu
partai atau kelompok kepentingan, mengadakan hubungan
(contacting) dengan pejabat pemerintah atauanggotaperlemen, dan
sebagainya. Partisipasi politik bertujuan untuk mempengaruhi
mekanisme pemerintah, namun selain itu juga perlu diperjelas bahwa
8
partisipasi politik memiliki kepentingan lain yaitu sebagai alat kontrol
bagi berjalannya suatu sistem. Bahkan lebih jauh lagi bahwa
partisipasi politik adalah suatu media untuk mengembangkan sistem
politik, agar mekanisme politik itu hidup dan berjalan sesuai dengan
prosesnya. Pada akhirnya sistem politik dapat berjalan ke arah tujuan
dengan stabil dan sukses.
9
d) Partisipasi Politik Pengritik, orang-orang yang berpartisipasi
dalam bentuk yang tidak konvensional.
10
e) Violance, yaitu dengan cara-cara kekerasan untuk mempengaruhi
pemerintah, yaitu dengan cara kekerasan, pengacauan dan
pengrusakan.
Menurut UU Nomor 8 Tahun 2015 pasal 133 ayat 2, Partispasi
masyarakat dalam Pemilihan Umum dapat dilakukan dalam bentuk
pengawasan pada setiap tahapan pemilihan, sosialisasi pemilihan,
pendidkan politik bagi pemilih, survey atau jajak pendapat tentang
pemilihan dan penghitungan cepat hasil pemilihan. Partisipasi
masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dilakukan dengan
ketentuan:
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Sosialisasi politik menunjuk pada proses-proses
pembentukan sikap-sikap politik dan pola-pola tingkah laku. Di
11
samping itu sosialisasi poltik juga merupakan sarana bagi suatu
generasi untuk “mewariskan” patokan-patokan dan keyakinan-
keyakinan politik kepada generasi sesudahnya. Ada dua tipe
sosialisasi politik yaitu tidak langsung dan langsung. Sarana
sosialisasi politik adalah keluarga, sekolah, kelompok pergaulan,
pekerjaan, media massa, dan kontak langsung.
Partisipasi politik adalah bentuk-bentuk keikutsertaan
warga negara dalam aktivitas-aktivitas politik dalam suatu negara.
Bentuk-bentuk partisipasi tersebut dapat berupa keikutsertaan
warga negara dalam proses pembuatan keputusan politik, ikut
memberikan suara pada pemilihan umum, dan ikut menduduki
jabatan-jabatan baik politik maupun pemerintahan.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Rush, Michael dan Althoff, Philip. 2008. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta:
Rajawali Press
Syarbaini, Syahrial dkk. 2011. Pengetahuan Dasar Ilmu Politik. Bogor: Ghalia
Indonesia.
12
Huntington, Samuel P., Gelombang Demokratisasi Ketiga, Jakarta: Pustaka
Utama Grafiti, 1995.
13