Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN MAKALAH KELOMPOK 3 PENDIDIKAN POLITIK

FUNGSI DAN PERAN PENDIDIKAN POLITIK

DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT

Disusun Oleh:
Rika Nur Aisyah 2113032061

Program Studi : PPKn


Mata Kuliah : Kapita Selekta PPKn
Dosen Pengampu : 1. Dr. Mona Adha, S.Pd. M.Pd
2. Edi Siswanto, S.Pd. M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah Swt. karena atas rahmat dan karunia-Nya Laporan
makalah kelompok 3 mata kuliah Pendidikan politik dapat terselesaikan dengan baik. Laporan
ini disusun sebagai pemenuhan tugas salah satu mata kuliah yaitu Pendidikan Politik yang
diampu oleh bapak Dr. M.Mohamad Mona Adha, S.Pd. M.Pd. dan bapak Edi Siswanto, S.Pd.
M.Pd

Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadari masih banyak kekurangan, baik yang berkenaan
dengan materi pembahasan maupun pengetikan. Namun, laporan ini merupakan hasil dari usaha
penyusun yang sudah maksimal.

Semoga dengan adanya laporan ini dapat memberikan ilmu tambahan bagi para pembaca. Kami
menyadari bahwa pegetahuan kami masih sangat terbatas, sehingga kami mengharapkan
masukan, kritik, serta saran untuk membuat makalah selanjutnya agar menjadi lebih baik.

Bandar Lampung, Febuari 2024

Rika Nur Aisyah


2113032061
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................3
BAB I.............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.........................................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG.....................................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH................................................................................................5
1.3 TUJUAN.........................................................................................................................5
BAB II...........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN............................................................................................................................6
2.1 PENGERTIAN PENDIDIKAN..................................................................................6
2.2 PENGERTIAN POLITIK...........................................................................................7
2.3 PENGERTIAN PENDIDIKAN POLITIK..................................................................8
2.4 FUNGSI PENDIDIKAN POLITIK..........................................................................10
2.5 PERAN PENDIDIKAN POLITIK............................................................................12
BAB III........................................................................................................................................15
PENUTUP...................................................................................................................................15

BAB I

PENDAHULUAN

2
1.1 Latar Belakang

Politik secara ringkas adalah segala sesuatu yang bersangkutan dengan kekuasaan,
pemerintahan, proses memerintah dan bentuk organisasi pemerintahan, lembaga/institusi, tujuan
negara atau pemerintahannya. Ilmu politik membahas secara sistematis dan analitis masalah
kenegaraan, dan merupakan ilmu sosial yang paling tua di dunia. Ilmu politik adalah disiplin
ilmu yang beroperasi dengan konsep dan ide filosofis tersendiri, yang dipraktekkan dengan
metode pertanyaan dan analisis tentang pengorganisasian suatu negara, dengan tujuan agar
rakyat bisa hidup makmur dan bahagia.

Dalam negara demokrasi, tercakup hak-hak seperti hak kemerdekaan pers, hak
menyatakan pendapat, hak beragama, hak berorganisasi. Di negara demokrasi ada kebebasan
yang sama bagi setiap warganegara, serta adanya pengakuan terhadap nilai-nilai dan martabat
individu selaku pribadi. Oleh karena itu pendidikan harus diupayakan untuk, mendidik manusia
dan anak manusia supaya bisa berkembang dan bebas maksimal.

Masyarakat pada umumnya tidak mengetahui dan memahami apa hak dan kewajiban
mereka sebagai warganegara. Mereka hanya hidup berdsarkan keentingan mereka masing-
masing dan tanpa peduli dengan hak dan kewajiban mereka. Padahal jika mereka menggunakan
hak dan kewajiban mereka sebagai warga negara dalam partisipasi politik, mereka dapat turus
serta merubah pola pemeritahan yangada pada negara yang dapat mempengaruhi hidup mereka.

1.2 Tujuan

1) Mengetahui apa yang di maksud dengan pendidikan.


2) Mengetahui apa yang di maksud dengan politik.
3) Mengetahui apa yang di maksud dengan pendidikan politik.
4) Mengetahui fungsi pendidikan politik bagi masyarakat.
5) Mengetahui peran pendidikan politik bagi masyarakat.

3
1.3 Rumusan Masalah
1) Apa yang di maksud dengan pendidikan?
2) Apa yang di maksud dengan politik?
3) Apa yang di maksud dengan pendidikan politik?
4) Apa fungsi pendidikan politik bagi masyarakat?
5) Apa peran pendidikan politi bagi masyarakat?

BAB 2

PEMBAHASAN
.

2.1 PENGERTIAN PENDIDIKAN


A. DEFINISI SECARA LUAS
Dalam Perundang-undangan tentang Sistem Pendidikan No.20 tahun 2003,
mengatakan bahwa Pendidikan merupakan “usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat”.
Definisi dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata pendidikan berasal dari kata
‘didik’ serta mendapatkan imbuhan ‘pe’ dan akhiran ‘an’, sehingga kata ini memiliki
pengertian sebuah metode, cara maupun tindakan membimbing.

Definisi pendidikan dalam arti luas adalah hidup. Artinya bahwa pendidikan adalah
seluruh pengetahuan belajar yang terjadi sepanjang hayat (long life education) dalam semua
tempat serta situasi yang memberikan pengaruh positif pada pertumbuhan setiap individu.
Secara harfiah arti pendidikan adalah mendidik yang dilaksanakan oleh seorang pengajar
kepada peserta didik, diharapkan orang dewasa pada anak-anak untuk bisa memberikan
contoh tauladan, pembelajaran, pengarahan, dan peningkatan etika-akhlak, serta menggali
pengetahuan setiap individu. Pendidikan yang diberikan pada peserta didik bukan saja dari
pendidikan formal yang dilaksanakan oleh pemegang kekuasaan, namun dalam hal ini fungsi

4
keluarga serta masyarakatlah yang amat penting dan menjadi wadah pembinaan yang bisa
membangkitkan serta mengembangkan pengetahuan serta pemahaman (Ab Marisyah, 2019)

B. DEFINISI SECARA SEMPIT


Pendidikan dalam arti kata sempit adalah sebuah Sekolah. Sistem itu berlaku untuk orang dengan
berstatus sebagai murid yaitu siswa di sekolah, atau peserta didik pada suatu universitas
(lembaga pendidikan formal). Bapak pendidikan Ki Hajar Dewantara dengan pedomannya yang
masyur yaitu, “Ing Ngarso Sung Tulodo” (di depan memberikan contoh), “Ing Madyo Mangun
Karso” (di tengah membangun dan memberi semangat), Tut Wuri Handayani (di belakang
memberi dorongan) dan (Febriyanti, 2021).

2.2 PENGERTIAN POLITIK

Berkenaan dengan definisi politik, secara umum Miriam Budiarjo mengatakan: “Politik
(politics) adalah bermacam- macam kegiatan dalam suatu sistem politik (atau negara) yang
menyangkut proses menentukan tujuan-tujuan dari sistem itu dan melaksanakn tujuan-tujuan
itu”. Menurut Andrey Heywood (2014), politik adalah kegiatan suatu bangsa yang bertujuan
untuk membuat, mempertahankan, dan mengamandemen peraturan-peraturan umum yang
mengatur kehidupannya, yang berarti tidak dapat terlepas dari gejala konflik dan kerja sama.

Kemudian aspek kedua pengertian yang lebih dinamis dan fungsional operasional
mengenai politik adalah sebagai berikut: a) Semua keputusan dan penetapan mengenai susunan
masyarakat bagi masa mendatang (Bram Peper dan Willem Walters); b) The common decision of
men and women about their own tate (Deutsch); c) Aktivitas dan proses dinamis dari tingkah
laku manusia dengan menekankan aspek-aspek politik dari masalah sosial; d) Aktivitas untuk
menegakkan atau mengubah kondisi sosial yang sudah ada dengan menggunakan kekuasaan; e)
Semua usaha dan perjuangan individu serta kelompok dengan menggunakan macam-macam alat,
cara dan alternatif tingkah laku untuk mencapai satu tujuan terbatas sesuai dengan ide individu
atau ide kelompok dalam satu sistem kewibawaan yang integral (Kartini Kartono, 1979).

Dilihat dari sisi etimologi, kata politik berasal dari bahasa Yunani, yakni polis yang
berarti kota yang berstatus negara kota (city state). Dalam negara-kota di zaman Yunani, orang
5
saling berinteraksi guna mencapai kesejahteraan (kebaikan, menurut Aristoteles) dalam
hidupnya. Politik yang berkembang di Yunani kala itu dapat ditafsirkan sebagai suatu proses
interaksi antara individu dengan individu lainnya demi mencapai kebaikan bersama. Dalam
perkembangannya, para ilmuwan politik menafsirkan politik secara berbeda-beda sehingga
varian definisinya memperkaya pemikiran tentang politik. Gabriel A. Almond mendefinisikan
politik sebagai kegiatan yang berhubungan dengan kendali pembuatan keputusan publik dalam
masyarakat tertentu di wilayah tertentu, di mana kendali ini disokong lewat instrumen yang
sifatnya otoritatif dan koersif.

3.1 PENGERTIAN PENDIDIKAN POLITIK

Pendidikan politik merupakan proses dialog antara pendidik, seperti sekolah, pemerintah,
partai politik dan peserta didik dalam rangka pemahaman, penghayatan dan pengamatan nilai,
norma dan symbol politik yang dianggap ideal dan baik. Melalui kegiatan kursus latihan
kepemimpinan, diskusi dan keikutsertaan dalam berbagai forum pertemuan, partai politik dalam
sistem politik demokrasi dapat melaksanakan fungsi pendidikan politik.

Pendidikan politik dimaksudkan sebagai upaya yang dilakukan agar masyarakat lebih
dapat memahami sistem politik yang berlaku, meningkatkan kesadaran politik dan partisipasi
politik masyarakat. Pendidikan politik disebut pula sebagai “political forming” atau “bildung”.
Disebut “forming” karena terkandung intensi untuk membentuk insan politik yang menyadari
status atau kedudukan politiknya di tengah masyarakat. Dan disebut “binding” (pembentukan
atau pendidikan diri sendiri) karena istilah tersebut menyangkut aktivitas membentuk diri sendiri,
dengan kesadaran penuh dan tanggung jawab sendiri untuk menjadi insan politik.

Pendidikan politik adalah proses pemberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai politik
negara dan akhirnya terimplementasi pada kegiatan pemilihan umum. Sukses atau tidaknya
pendidikan politik yang dilakukan oleh partai politik kepada masyarakat dapat dilihat dengan
tingkat partisipasi masyarakat ketika pemilihan umum, semakin sedikit masyarakat yang Golput
maka semakin sukses partai politik dalam melakukan pendidikan partai politik kepada
masyarakat.

6
Jadi pendidikan politik itu adalah suatu proses penanaman nilai-nilai politik yang dilakukan
secara sengaja, trencana, bisa bersifat formal maupun informal, dilakukan secara terus menerus
dari generasi ke generasi, agar warganegara mau berpartisipasi dalam politik, serta memiliki
kesadaran akan hak dan kewajiban secara bertanggung jawab.

2.5 PERAN PENDIDIKAN POLITIK

Pendidikan politik harus bisa berkembang dalam kebebasan di tengah masyarakat sebagai
gerakan kontra penuh humanisasi. Pendidikan politik juga harus berisian ajaran untuk berani
mendobrak banyak kepincangan di masyarakat yang menimbulkan kesengsaraan pada rakyat,
mengarah tingkat demokrasi sejati dan demokrasi vital. Pendidikan politik juga mengembangkan
daya kritis rakyat, di samping menunjukan kemungkinan-kemungkinan untuk memfungsikan
semua lembaga politik dan kemasyarakatan secara lebih pragmatis dan lebih efisien. Lebih
singkatnya, Pendidikan politik harus bisa meningkatkan proses demokratisasi dari masyarakat
bangsa. Masyarakat harus memaksimalkan hak mereka dalam berapresiasi, menyampaikan saran,
dan pendapat serta bertanggung jawab atas apa yang mereka lakukan dalam kehiduan berpolitik.

2.6 FUNGSI PENDIDIKAN POLITIK

Betapa pentingnya pendidikan politik bagi semua warganegara Indonesia, maka menjadi
harapan kita semua agar pendidikan politik yang diterapkan di Indonesia ini khas bersumber
pada aspirasi yang digali dari kepribadian dan kekayaan spiritual bangsa sendiri dan telah
disepakati secara nasional, demi tegaknya Republik Indonesia, dan demi tercapainya tujuan-
tujuan politik negara, yang pada hakekatnya merupakan pencerminan murni dari harapan dan
aspirasi bangsa/rakyat Indonesia.

Pendidikan politik disebut pula sebagai political forming atau Bildung. Disebut
“forming” karena terkandung intensi untuk membentuk insan politik yang menyadari
status/kedudukan politiknya di tengah masyarakat. Dan disebut “Bindung” (pembentukan atau
pendidikan diri sendiri), karena istilah tersebut menyangkut aktvitas : membentuk diri sendiri,
dengan kesadaran penuhdan tanggung jawab sendiri untuk menjadi insan politik. (Kartini
Kartono, 2009: 63)

7
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Pendidikan politik adalah upaya menyadarkan masyarakat dari belenggu yang dibuat oleh
manusia bagi manusia lainnya. Dengan adanya pendidikan di harapkan seluruh warganegara
dapat sadar dan dapat meningkatkan pengetahuannya dalam berpolitik, mengenal dan memahami
nilai-nilai ideal yang terkandung dalam sistem politik yang sedang diterapkan, memaksimalkan
hak mereka, melaksanakan kewajiban mereka, dan juga turut berpartisipasi dalam segala bentuk
aktivitas politik.

DAFTAR PUSTAKA

Ab Marisyah, F. R. (2019). PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG


PENDIDIKAN. Jurnal Pendidikan Tambusai, 3(6), 1514-1519.

Budiardjo, M. (2008). Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia.

Febriyanti, N. (2021). Implementasi Konsep Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara. Jurnal


Pendidikan Tambusai, 5(1), 1631-1638.

Heywood, A. (2014). Politik. Yogjakarta: Pustaka Pelajar.

Kantaprawira, R. (1997). Sistem Politik Indonesia Suatu Model Pengantar. Bandung: CV. Sinar
Baru.

Kartono, K. (1978). Psikologi Abnormal dan Abnormalitas Seksual. Bandung: Mandar Maju.

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Kartono, Kartini. 1996. Pendidikan Politik. Bandung: Mandar Maju

Kartono, Kartini. 2009. Pendidikan Politik : Sebagai Bagian Pendidikan Orang Dewasa.
Bandung: Mandar Maju

8
9

Anda mungkin juga menyukai