Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Mata Kuliah Pengembangan


Kepribadian

Disusun Guna Memenuhi Tugas Besar I Mata Kuliah Pendidikan


Kewarganegaraan

Dosen Pengampu: Achmad Jamil, Dr, M.Si

Disusun Oleh:

Ahmad Daffa Raihan (43220010116)

Dheva Brilianti Armi (43220010099)

Silvi Anis Safitri (43220010109)

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Program Studi Akuntansi

Universitas Mercu Buana

Jakarta Barat

2020
i

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian.

Terimakasih kami ucapkan kepada Bapak Achmad Jamil, Dr, M.Si selaku dosen
pada mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang telah membantu kami
menyelesaikan makalah ini baik secara moral maupun materi. Terimakasih juga
kami ucapkan kepada semua teman-teman dan orangtua yang telah memberi kami
dukungan sehingga bisa menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi Tugas Besar I
pada mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca mengenai Pendidikan
Kewarganegaraan Sebagai Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian.

Dalam penyusunan makalah ini, kami selaku penulis menyadari sepenuhnya


bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, karena pengetahuan dan pengalaman
kami yang terbatas. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan supaya kami menjadi
lebih baik lagi di masa mendatang.

Senin, 9 Oktober 2020

Penulis
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah........................................................................1


1.2 Rumusan Masalah................................................................................1
1.3 Tujuan dan Manfaat..............................................................................1

BAB II LANDASAN TEORI...........................................................................2

2.1 Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan....................................................2


2.2 Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan..........................................................4
2.3 Landasan Pendidikan Kewarganegaraan......................................................7
2.4 Metode Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan................................11

BAB III PENUTUP..............................................................................................12

3.1 Kesimpulan................................................................................................12
3.2 Saran...........................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13
1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah

Menurut M. Nu’man Somantri (2001) Pendidikan Kewarganegaraan adalah


program pendidikan yang berintikan demokrasi politik yang diperluas dengan
sumber-sumber pengetahuan lainnya, pengaruh-pengaruh positif dari pendidikan
sekolah, masyarakat, dan orang tua, yang kesemuanya itu diproses guna melatih
para siswa untuk berpikir kritis, analitis, bersikap dan bertindak demokratis dalam
mempersiapkan hidup demokratis yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian
adalah suatu program pendidikan nilai, yang dilaksanakan melalui proses
pembelajaran di Perguruan Tinggi, dan berfungsi sebagai model pengembangan
jati diri serta kepribadian para mahasiswa. Selain itu, juga bertujuan membangun
manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME, berbudi
pekerti luhur, berkepribadian mantap, dan mandiri, serta mempunyai rasa
tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian dari Pendidikan Kewarganegaraan?
2. Apakah tujuan dari Pendidikan kewarganegaraan?
3. Apa landasan dari Pendidikan Kewarganegaraan?
4. Bagaimana metode pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Pendidikan Kewarganegaraan
2. Untuk mengetahui tujuan dari Pendidikan Kewarganegaraan
3. Untuk mengetahui landasan Pendidikan Kewarganegaraan
4. Untuk mengetahui metode pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
2

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan
Kewarganegaraan adalah keanggotaan seseorang dalam mengendalikan
unit politik tertentu (khususnya negara) yang disertai dengan hak untuk
berpartisipasi dalam kegiatan politik. Seseorang dengan keanggotaan yang
disebut warga tersebut. Seorang warga negara berhak memiliki paspor dari
negara mana dia berada.
Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan Menurut Beberapa Ahli.
 John Mahoney, 1976
Ruang lingkup pendidikan kewarganegaraan meliputi seluruh kegiatan
sekolah, termasuk kegiatan ekstra kurikuler seperti kegiatan di dalam
dan di luar kelas, diskusi, dan organisasi kegiatan siswa. Pendidikan
kewarganegaraan diupayakan memuat nilai-nilai moral yang berguna
bagi pembentukan kepribadian peserta didik sebagai bekal hidup
bermasyarakat masa kini dan masa datang.
 Jack Allen
Pendidikan kewarganegaraan berfungsi sebagai pegangan bagi peserta
didik untuk berinteraksi dan berbuat sebagai warga negara yang baik
sekaligus paham akan hak dan kewajibannya dalam konteks kehidupan
yang demokratis.
 Soedijarto
Kewarganegaraan sebagai pendidikan politik yang bertujuan untuk
membantu peserta didik untuk menjadi warga negara yang secara
politik dewasa dan ikut serta membangun sistem politik yang
demokratis.
 Merphin Panjaitan

Pendidikan Kewarganegaraan adalah pendidikan demokrasi yang


bertujuan untuk mendidik generasi muda menjadi warga negara yang
demokratis dan partisipatif melalui suatu pendidikan yang diagonal.
3

Untuk memahami pengertian kewarganegaraan secara utuh kompherensif,


dan Arwiyah dan Runik, maka Machproh (2014:2-6) menjelaskan
beberapa istilah sebagai berikut:
1. Kewarganegaraan / Civic
Dalam sejarahnya, istilah kewarganegaraan (civics) berasal dari
Yunani yaitu civicus, yang berarti penduduk sipil mempraktekan
demokrasi lansung dalam negara kota atau polis. Civic merupakan
salah satu cabang dari ilmu politik yang membahas tentang hak dan
kewajiban negara.
Civic adalah the sciences of citizenship, the individual, to man in
organized collections, the individual in his relation to the state, Dari
definisi tersebut, civic dirumuskan dalam ilmu kewarganegaraan yang
membicarakan hubungan manusia dengan manusia dalam
perkumpulan-perkumpulan yang terorganisasi (organisasi sosial
ekonomi politik) individu-individu dengan negara.

2. Civic Education
Mahoney merumuskan bahwa “Civic education includes and involves
those teaching, that type of teaching method, those, student activities,
those administrative and supervisory prosedures which the school my
utilize purposively to make for batter living together in the democratic
way (synonymously) to develop better civic behavior”.
Berdasarkan rumusan tersebut bahwa civic education merupakan suatu
proses Pendidikan yang mencakup proses pembelajaran semua mata
pelajaran, kegiatan siswa, proses administrasi, dan pembinaan dalam
upaya mengembangkan prilaku warga negara yang baik.
Secara umum, objek civic education adalah warga negara dalam
hubungannya dengan organisasi kemasyarakatan social, ekonomi,
agama, kebudayaan dan negara. Sedangkan secara spesifik, objek civic
education mencakup:
4

a. Tingkah laku
b. Tipe pertumbuhan berfikir
c. Potensi yang ada dalam setiap diri warga negara
d. Hak dan kewajiiban
e. cita-cita dan aspirasi
f. Kesadaran, patriotisme, nasionalisme, pengertian internasional,
dan moral Pancasila
g. Usaha, kegiatan, antisipasi dan tanggung jawab.

3. Citizenship Education
Citizenship Education merujuk pada istilah generic yang mencakup
pengalaman belajar disekolah dan diluar sekolah, seperti yang terjadi
dilingkungan keluarga, dalam organisasi keagamaan, dalam organisasi
kemasyarakataan dan dalam media.

2.2 Tujuan Pendidikan Kewargarganegaraan


Bila merujuk kepada keputusan Dirijen Dikti No. 43/DIKTI/Kep/2006, tujuan
Pendidikan kewarganegaraan sebagai mana tercantum dalam visi, misi, dan
kompetensi yang diharapkan, yaitu:
 Visi Pendidikan kewarganegaraan diperguruan tinggi adalah
sumber nilai dan pedoman dalam pengembangan dalam, guna
mengantarkan mahasiswa memantapkan kepribadiannya sebagai
manusia seutuhnya. Hal ini berdasarkan pada suatu realitas yang
dihadapi, bahwa mahasiswa adalah sebagai generasi bangsa yang
harus memiliki visi intelektual, religius, berkeadaban dan
berkemanusiaan serta cinta tanah air dan bangsanya.
 Misi Pendidikan kewarganegaraann diperguruan tinggi adalah
untuk membantu mahasiswa guna memantapkan kepribadiannya,
agar secara konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai dasar
Pancasila, rasa kebangsaan dan cinta tanah air dalam menguasai,
5

menerapkan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi


serta seni dengan rasa tanggung jawab dan bermoral (Kaelan dan
Ahmad Zubaidi, 2010:2)
Secara Arwiyah dan Runik, Machproh (2014:11), merumuskan tujuan Pendidikan
Kewarganegaraan, sebagai berikut:
a. Berfikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan
b. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta
anti korupsi.
c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan karakter-krakter masyaraka Indonesia agar dapat hidup
bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.
d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi.

Pendidikan kewarganegaraan diharapkan mampu menjawab era keterbukaan


dengan mengembangkan sikap-sikap sebaggai berikut:
a. Mengembangkan sikap dan perilaku kewarganegaraan yang
mengapresiasi nilai-nilaii moral, etika, dan religius.
b. Menjadi warga negara yang cerdas berkarakter dan menjunjungg tinggi
nilai kemanusiaan.
c. Menumbuh kembangkan jiwa dan semangat nasionalisme, dan rasa cinta
pada tanah air.
d. Mengembangkan sikap demokratif berkeadaban dan bertanggung jawab,
serta mengembangkan kemampuan kompetitif bangsa diera globalisasi.
e. Menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan.

Tujuan umum dari pendidikan kewarganegaraan pada dasarnya adalah bagaimana


membuat warga negara yang baik mampu mendukung bangsa. Selain itu, program
6

Pendidikan Kewarganegaraan dirancang sesuai dengan pemikiran akademis


bahwa harus mengandung nilai-nilai dasar sebagai prasyarat kehidupan. Selain itu,
Pendidikan Kewarganegaraan juga harus merangkul pendekatan berbasis nilai.
Kedua, Pendidikan kewargenaegaraan di perguruan tinggi memiliki misi
pendidikan sebagai kepribadian, pemahaman tentang hubungan warga dengan
negara, pendidikan politik atau demokrasi pendidikan dan membela negara.

Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan pada dasarnya adalah menjadikan warga


Indonesia yang cerdas, bermartabat, dan aktif dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara (Abaedillah dan Abdul Rozak, 2013:6). Pendidikan kewarganegaraan
merupakan dasar pendidikan karakter guna mempersiapkan generasi muda atau
peserta didik diperguruan tinggi menjadi pribadi-pibadi yang tangguh, unggul,
ulet, berwawasan luas, beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa.

Kompetensi mahasiswa yang diharapkan dari Pendidikan kewarganegaraan ini


adalah menciptakan ilmuan yang profesional yang memiliki rasa kebangsaan dan
cinta tanah air, demokratis, dan keberadaban. Selain itu kompetensi lain yang
diharapkan dari mahasiswa adalah memiliki daya saing, disiplin, dan aktif
berpartisipasi dalam membangun kehidupan yang damai berdasarkan sistem nilai
pancasila (Kaelan dan Ahmad Zubaidi, 2010:2).

Sebagai kaum intelektual, mahasiswa sudah sepantasnya memiliki kecerdasan


dalam bertindak terutama dalam menyelesaikan masalah-masalah kemasyarakatan
dan kebangsaan. Kecerdasan yang dimaksud disini adalah seperangkat tindakan
yang penuh tanggung jawab terhadap negara, dan memecahkan berbagai masalah
hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dengan menerapkan konsep
falsafah bangsa, wawasan kebangsaan, dan ketahanan nasional. Sifat cerdas yang
dimaksud adalah tampak kemahiran, ketetapan, dan keberhasilan bertindak.
Sedangkan sifat penuh tanggung jawab diperlihatkan sebagai kebenaran tindakan
yang dilihat dari nilai ilmu pengetahuan dan teknologi, ataupun kepatuhan
terhadap nilai norma dan budaya.
7

Setandar kompetensi yang wajib dikuasai mahasiswa adalah memiliki


pengetahuan tentang Kewarganegaraan demokratis dan mampu menerapkan
pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan tersebut dalam kehidupan sehari-hari
yaitu:
1. Memiliki kepribadian yang mantap
2. Berpikir kritis
3. Bersikap rasional, etis, estetis, dan dinamis.
4. Berpandangan luas
5. Bersikap demokratis yang bersikap berkeadaban (Dwiyatmi 2012:10).

Tidak hanya membutuhkan kaum intelektual yang berwawasan luas, tetapi


Indonesia membutuhkan kaum intelektual yang memiliki integritas, kebangsaan
dan mampu mengimplementasikan Pancasila pada tatanan kehidupan praktis. Jika
ilmu pengetahuan tidak dilandasi oleh nilai-nilai luhur Pancasila sebagai
komitmen bersama seluruh rakyat Indonesia pada seluruh aspek kehidupan, maka
ilmu pengetahuan tersebut akan menjadi entitas yang membahayakan. Dengan
berbekal ilmu intelektual tersebut mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan
proses belajar sepanjang hayat, menjadi ilmuan dan professional yang
berkpribadian dan menjunjung nilai-nilai falsafah bangsa dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.

2.3 Landasan Pendidikan Kewarganegaraan


Ada dua landasan pokok yang melatarbelakangi Pendidikan Kewarganegaraan
menurut Kaelan dan dan Achmad Zubaidi (2010-3-5) yaitu:

1. Landasan Ilmiah
Dasar pemikiran Pendidikan Kewarganegaraan
Setiap warganegara dituntut untuk dapat hidup bermanfaat dan bermakna bagi
negara dan bangsanya, serta dapat mengantisipasi masa depannya. Oleh karena
itu, diperlukan penguasaan ilmu pengetahuan, teknoloogi dan seni yang
8

berlandaskan nilai-nilai keagamaan, moral, kemanusiaan, dan nilai-nilai budaya


bangsa. Nilai-nilai dasar tersebut memiliki peran sebagai panduan pegangan hidup
setiap warga negara dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.
Tujuan utama kewarganegaraan adalah untuk menumbuhkan wawasan dan
kesadaran bernegara, serta membentuk sikap dan prilaku cinta tanah air yang
bersendikan kebudayaan dan filsafat bangsa Pancasila.

Objek pembahasan Pendidikan kewarganegaraan


Objek pembahasan ilmu harus jelas, baik objek material maupun objek formal
lainnya. Objek material berkenaan dengan bidang sasaran yang dibahas dan dikaji
oleh suatu bidang atau cabang ilmu. Sementara objek formal merupakan sudut
pandang tertentu yang dipilih untuk membahas objek material tersebut. Objek
material yang dimaksud disini adalah segala hal yang berkakitan dengan warga
negara baik yang empirik maupun non empirik, yang meliputi wawasan, sikap dan
perilaku warga negara dalam kesatuan bangsa dan negara. Sedangkan objek
formal meliputi dua segi, yaitu hubungan antara warga negara dan negara
(termasuk hubungan antar warga negara) dan bela negara.
Dalam rangka mewujudkan idealitas Pendidikan Kewarganegaraan tersebut,
Keputusan Dirjen Pendidikan Tinggi No. 43/DIKTI/KEP/2006 dijabarkan lebih
rinci yang meliputi pokok-pokok bahasan substansi kajiian Pendidikan
Kewarganegaraan mencakup:
1. Filsafat Pancasila
2. Identitas Nasional
3. Negara dan Konstitusi
4. Demokrasi Indonesia
5. Rule Of Law dan Hak Asasi Manusia
6. Hak dan Kewajiban Warga Negara Serta Negara
7. Geopolitik Indonesia
8. Geostrategi Indonesia
9

Rumpun Keilmuan
Pada rumpun keilmuan, Pendidikan Kewarganegaraan dapat disejajarkan dengan
Civics Education yang dikenal diberbagai negara. Sebagai kajian ilmiah bersifat
antardisipliner (antar bidang) bukan monodisipliner, karena kumpulan
pengetahuan yang membangun ilmu kewarganegaraan ini diambil dari berbagai
disiplin ilmu. Oleh sebab itu, pembahasan dan pengembangan kewarganegaraan
merupakan sumbangan berbagai disiplin ilmu, seperti ilmu politik, humum,
filsafat, sisiologi, administrasi negara, ekonomi pembangunan, sejarah perjuangan
bangsa serta ilmu budaya.

2. Landasan Hukum
Landasan hukum kewarganegaraan meliputi:
a. UU 1945
1. Pembukaan UUD 1945, khusus pada alenia kedua dan keempat,
yang memuat cita-cita tujuan dan aspirasi bangsa Indonesia tentang
kemerdekaannya.
2. Pasal 27 (1) menyatakan bahwa “segala warga negara bersamaan
kedudukannya didalam hukum dan pemerintahan serta wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya”.
3. Pasal 30 (1) menyatakan bahwa “tiap-tiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam usaha ppembelaan warga negara”.
4. Pasal 31 (1) menyatakan bahwa “tiap-tiap warga negara berhak
mendapatkan pengajaran”.
b. Ketetapan MPR No. II/MPR/1999 Tentang Garis-garis Besar Haluan
Negara.
c. Ketetapan MPR No. 6/MPR/2001 Tentang Etika Kehidupan Berbangsa
dan bernegara
10

d. Undang-undang No. 20 Tahun 1982 Tentang ketentuan-ketentuan


Pokok Pertahanan Keamanan Negara Republik Indonesia (Jo. UU No.
1 Tahun 1988)
1. Dalam pasal 18 (a) disebutkan bahwa hak kewajiban warga negara
yang diwujudkan dengan keikutsertaan dalam upaya bela negara
diselenggarakan melalui Pendidikan Pendahuluan Bela Negara
sebagai bagian tak terpisahkan dalam sistem Pendidikan Nasional.
2. Dalam pasal 19 (2) disebutkan bahwa Pendidikan Pendahuluan
Bela Negara wajib diikuti oleh setiap warga negara dan
dilaksanakan secara bertahap. Tahap awal pada tingkat Pendidikan
Dasar sampai Pendiidikan Menengah ada dalam gerakan Pramuka.
Tahap lanjutan pada tingkat Pendidikan tinggi ada dalam bentuk
Pendidikan kewiraan.
e. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum
Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil belajar Mahasiswa dan Nomor
45/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan tinggi telah ditetapkan
bahwa Pendidikan Agama, Pendidikan Bahasa dan Pendidikan
Kewarganegaraan merupakan kelompok Mata kuliah Pengembangan
Kepribadian, yang wajib diberikan dalam kurikulum setiap program
studi / kelompok program studi.
f. Undang-Undangg No. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi yang
salah satunya bertujuan mengembangkan potensi mahasiswa agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepadaa Tuhan Yang
Maha Esa dan berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
terampil kompeten, dan berbudaya untuk kepentingan bangsa.
g. Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan yang menetapkan kurikulum tingkat satuan Pendidikan
tinngi wajib memuat mata kuliah Pendidikan Agama, Pendidiikan
Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
11

h. Adapun pelaksanaannya yaitu berdasarkan surat Keputusan Direktur


Jendral Pendidikan Tinggi Dapertemen Pendidikan Nasional
3/DIKTI/Kep/2006, yang membuat rambu-rambu pelaksanaan
kelompok Mata kuliah di Perguruan Tinggi.

2.4 Metode Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan


Sebagai mata kuliah yang diajarkan di perguruan tinggi, maka Pendidikan
Kewarganegaraan perlu di dukung oleh metode pembelajaraan yang tepat
sehingga mampu dijiwai oleh peserta didik. Menurut Dwiyatmi (2012:10),
metode pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi
1. Menggunakan pendekatan berorientasi kepada kepentingan peserta
didik dan menempatkann mahasiswa sebagai subjek Pendidikan, mitra
dalam proses pembelajaran, dan sebagai individu, anggota keluarga,
anggota masyarakat dan warga negara.
2. Metode proses pembelajaran yang mendidik dan dialogis, pembahasan
secara kritis analis, induktif, deduktif, dan reflektif, melalui dialog
kreatif yang bersifat partisipatoris, untuk meyakini kebenaran
substansi dasar kajian dan motivasi sepanjang hayat.
3. Bentuk aktifitas proses pebelajaran: kuliah tatap muka, ceramah,
dialog (diskusi) interaktif, studi kasus, penugasan mandiri, tugas baca,
seminar kelas (prestasi) dan evaluasi proses belajar stadium general.
4. Motivasi: menumbuhkan kesadaran bahwa pembelajaran
pengembangan kepribadian merupakan kebutuhan hidup untuk eksis.
12

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pendidikan Kewarganegaraan mengajarkan bagaimana warga negara itu tidak


hanya tunduk dan patuh terhadap negara, tetapi juga mengajarkan bagaimana
sesungguhnya warga negara itu harus toleran dan mandiri. Pendidikan ini
membuat setiap generasi baru memiliki ilmu pengetahuan, pengembangan
keahlian, dan juga pengembangan karakter publik. Pengembangan komunikasi
dengan lingkungan yang lebih luas juga tecakup dalam Pendidikan
Kewarganegaraan. Meskipun pengembangan tersebut bisa dipelajari tanpa
menempuh Pendidikan Kewarganegaran, akan lebih baik lagi jika Pendidikan ini
di manfaatkan untuk pengembangan diri seluas-luasnya.

Tujuannya adalah agar membangun kesadaran para pelajar akan hak dan
kewajibannya sebagai warga negara dan mampu menggunakan sebaik-baiknya
dengan cara demokratis dan juga terdidik.

3.2 Saran

Sebagai mahasiswa, sangat penting untuk memiliki rasa kewarganegaraan yang


tinggi, supaya tidak mudah goyah dengan iming-iming kejayaan yang sifatnya
hanya sementara. Memiliki sikap tersebut tentu tidak bisa kita peroleh begitu saja
tanpa belajar. Oleh karena itu, Pendidikan Kewarganegaraan sangat penting
manfaatnya, maka di masa depan harus segera dilakukan perubahan secara
mendasar konsep, orientasi, materi, metode dan evaluasi pembelajarannya.
13

DAFTAR PUSTAKA

https://www.dosenpendidikan.co.id/pendidikan-kewarganegaraan/, diakses:10
Oktober 2020

http://nabilanaradjalazuardi.blogspot.com/2014/06/pendidikan-kewarganegaraan-
sebagai.html, diakses: 13 Oktober 2020

Nugroho , A dkk. (2015). Etika Berwarganegara. Yogyakarta: GRAHA ILMU.

Anda mungkin juga menyukai