PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
PENGANTAR PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
Disusun oleh:
1. UMIYATUN (20.12.00264)
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah,
dan Inayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah dengan judul " Pengantar
Pendidikan Kewarganegaraan”.
Umiyatun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................3
BAB I...................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...............................................................................................................4
A. Latar Belakang..........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................6
C. Tujuan.......................................................................................................................6
BAB II..................................................................................................................................7
PEMBAHASAN..................................................................................................................7
A. Perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan..........................................................7
B. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan...................................................9
C. Substansi Materi Pendidikan Kewarganegaraan.......................................................10
D. Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian
(MPK)............................................................................................................................12
E. Kompetensi yang Diharapkan dari Pendidikan Kewarganegaraan...........................13
BAB III..............................................................................................................................15
PENUTUP.........................................................................................................................15
A. Kesimpulan.............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bangsa Indonesia memiliki sejarah yang panjang dalam pembentukannya.
Penuh dengan perjuangan dan pengorbanan, namun pada akhirnya berani untuk
memproklamirkan diri menjadi sebuah bangsa dan negara yang merdeka dari
penjajahan pada 17 Agustus 1945. Konsep bangsa Indonesia merujuk pada
pemikiran Ernest-Renan bahwa bangsa bukan diartikan sebagai satu asal nenek
moyang, tetapi merupakan satu kesatuan solidaritas atau setia kawan satu sama
lain atau bangsa adalah satu jiwa atau satu asas spiritual yang tercipta oleh rasa
pengorbanan yang telah dibuat oleh masa lampau yang oleh mereka telah bersedia
berkorban demi masa depan generasi penerusnya (Zainul Ittihad Amin, 2010).
Adapun negara merupakan sebuah organisasi di antara kelompok atau
beberapa kelompok manusia yang bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu
dengan mengakui adanya suatu pemerintahan yang mengurus tata tertib dan
keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok manusia tersebut. Negara juga
dapat didefinisikan sebagai sebuah organisasi yang memiliki wilayah, rakyat,
pemerintahan yang berdaulat serta memiliki hak istimewa, seperti hak memaksa,
hak monopoli, dan hak mencakup semua yang bertujuan untuk menjamin
perlindungan, keamanan, keadilan, serta tercapainya tujuan bersama. Adapun
syarat berdirinya negara adalah memiliki tujuan, memiliki Undang-Undang Dasar,
adanya pengakuan dari negara lain baik secara dejure maupun secara defacto.
Setelah berdirinya Bangsa dan Negara Indonesia bukan berarti tanpa
adanya ancaman, hambatan, gangguan, dan tantangan lagi, bahkan saat ini bangsa
Indonesia menghadapi permasalahan yang semakin kompleks. Jika dahulu perang
yang dihadapi musuhnya terlihat (nyata) dalam artian bersenjata yang tampak
mata, saat ini perang dalam bentuk proxy war atau senjatanya tak nyata seperti
senjata, misalnya kejahatan narkoba, senjata biologi, cyber crime. Perubahan
masyarakat yang dinamis dan semakin derasnya arus globalisasi juga dapat
menimbulkan permasalahan bagi bangsa Indonesia. Melemahnya semangat
kebangsaan, nasionalisme, cinta tanah air serta munculnya perilaku yang tidak
sesuai dengan nilai budaya bangsa dan norma-norma yang berlaku. Perilaku
korupsi yang dianggap biasa, sikap individualistis, hedonisme, persekusi tentu
bukan mencerminkan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.
Demi menghadapi ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan yang
akan merusak nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang tercermin dalam Pancasila
maka perlu diterapkan pendidikan karakter dalam Pendidikan Kurikulum Nasional
melalui Pendidikan Kewarganegaraan. Kewarganegaraan adalah segala hal ikhwal
yang berhubungan dengan warga negara. Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
negara (Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional)
sehingga Pendidikan Kewarganegaraan dapat diartikan sebagai usaha sadar dan
terencana untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan
dasar berkenaan dengan hubungan timbal balik antara warga negara dengan
negara.
Istilah mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata kuliah
yang menggantikan Pendidikan Kewiraan yang mencerminkan terjadinya
reorientasi materi dan revitalisasi dalam proses belajar mengajar. Pendidikan
Kewarganegaraan atau yang disingkat PKn pada dasarnya adalah belajar tentang
ke-Indonesia-an, belajar untuk menjadi manusia yang berkepribadian Indonesia.
Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa Pendidikan
Kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia
yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air.
Pendidikan ini memiliki peranan yang penting yang akan mengajarkan,
mentransformasikan nilai-nilai Pancasila ke dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Hal ini menunjukkan bahwa Pendidikan
Kewarganegaran memiliki tanggung jawab secara ideologis, politik, sosial, moral
maupun hukum untuk membentengi diri masyarakat, bangsa, dan negara
Indonesia dari berbagai ancaman, hambatan, dan tantangan yang akan merusak
ketahanan bangsa dalam kerangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat
Indonesia seperti yang tertuang dalam Undung-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia 1945.
B. Rumusan Masalah
1. Konstitusionalisme.
2. Keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa.
3. Kewarganegaraan cerdas.
4. Kedaulatan rakyat.
5. Kekuasaan hukum.
6. Hak asasi manusia.
7. Pembagian kekuasaan.
8. Sistem peradilan yang bebas.
9. Pemerintahan daerah.
10. Kesejahteraan sosial dan keadilan sosial.
Berdasarkan uraian dimuka diperoleh gambaran tentang keragaman luasnya
cakupan materi dan penataan Pendidikan Kewarganegaraan dalam kurikulum. Hal
ini bukanlah sesuatu yang harus dianggap aneh, sebab kurikulum pada dasarnya
adalah suatu pilihan. Dilihat dari sudut keilmuan, standar materi mata pelajaan ini
tidak sedemikian ketat, cukup fleksibel, bahkan mudah berubah. Indonesia sendiri
mempunyai pengalaman mengenai sering diubahnya isi materi mata kuliah ini,
seiring dengan pergantian rezim sebagaimana yang telah dikemukakan
sebelumnya. Dari sekian banyak mata kuliah/mata pelajaran, tidak ada yang
perubahan materinya sedinamis mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
Meskipun demikian, Pendidikan Kewaganegaraan paradigma baru harus
didasarkan pada standar kelayakan materi yang bersifat universal, Pancasila
sebagai dasar negara (Muchson, 2003).
1. Persatuan bangsa;
2. Norma, hukum dan peraturan;
3. Hak asasi manusia;
4. Kebutuhan hidup warga negara;
5. Kekuasaan dan politik;
6. Masyarakat demokratis;
7. Pancasila dan konstitusi negara,
8. Globalisasi (Cholisin, 2004:18).
1. Pengantar
2. Hak asasi manusia
3. Hak dan kewajiban warganegara
4. Belanegara
5. Demokrasi
6. Wawasan Nusantara
7. Ketahanan nasional
8. Politik dan strategi nasional.
D. Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Mata Kuliah Pengembangan
Kepribadian (MPK)
Proses pembelajaran di perguruan tinggi Indonesia, menyerap dan
menyepakati filosofi konsep pendidikan internasional yang cenderung semakin,
manusiawi, realistis, egaliter, demokratis, dan religius. Kebijakan pendidikan tinggi
Indonesia, menerima deklarasi UNESCO (1998), yaitu hakikat pendidikan yang
berwujud empat pilar pendidikan sebagai berikut:
(1) Learning to Know termasuk prinsip learning to lern, learning to think dan
life long education;
(2) Learning to Do;
(3) Learning to Be dan
(4) Learning to Live Together.
Untuk keperluan pengembangan MPK dan MBB dikutipkan prinsip learning to live
together sebagai berikut:
(1) Membangun solidaritas sosial,
(2) Memperkuat ketahanan masyarakat,
(3) Membangun sistem nilai,
(4) Upaya pembentukan identitas;
(5) Membangun pra kondisi untuk budaya perdamaian (hamdan mansoer,
2003:1).
Pendidikan tinggi di Indonesia mempunyai fungsi untuk pembentukan sosok lulusan
yang utuh dan lengkap ditinjau dari segi kemampuan/ketrampilan dan
kematangan/kesiapan pribadi. Karenanya pendidikan tinggi harus mampu
menghasilkan :
(1) Manusia unggul secara intelektual dan anggun secara moral,
(2) Kompeten menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan seni,
(3) Memiliki komitmen tinggi untuk berbagai peran sosial.
Oleh karea itu MPK lebih diarahkan kepada pemantapan dan pemahaman
serta pengembangan filosofi untuk kepentingan pembentukan dan pengembangan
kepribadian warga negara yang cendekia, cerdas, dan menguasai kompetensi
profesinya. Kebijakan yang ditempuh antara lain mulai tahun akademis 2003-2004
diberlakukan kurikulum baru yaitu kurikulum berbasis kompetensi (KBK).
(c) Bahasa.
Pasal 2: Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD Negara
Republik Indonesia.
(1) Beriman dan bertaqwa terhadap TuhanYang Maha Esa dan menghayati nilai-
nilai falsafah bangsa;
(2) berbudi pekerti luhur, berdisiplin dalam bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara;
(3) bersikap rasional, dinamis dan sadar akan hak dan kewajiban sebagai warga
negara;
(4) bersikap profesional yang dijiwai oleh kesadaran belanegara;
(5) aktif memanfaatkan ilmu dan teknologi serta seni untuk kepentingan
kemanusiaan, bangsa dan negara.
A. Kesimpulan
Agus Wirahadikusumah dkk. (1999). Indonesia Baru dan Tantangan TNI. Puastaka
Sinar Harapan Jakarta.
Arif Yulianto (2002). Hubungan Sipil Militer di Indonesia Pasca Orde Baru.
PT Grafindo Jakarta.
.
Alfian dan Nazarudin Syamsudin, 1991, Profil Budaya Politik Indonesia, Pustaka
Utama Grafiti, Jakarta.
Branson, Margaret S., dkk. (1999). Belajar Civic Education dari Amerika. Yogyakarta
Kerjasama LKIS dan Asia Foundation.
Center for Civic Education (1994). National Standars for Civic and Government
. Calabasas USA.
Cholisin, 1999, Modul 3: Hubungan Warga Negara dengan Negara, Universitas
Terbuka, Jakarta.
Fadly Zon (2004). Politik Huru Hara. Institut for Policy Studies Jakarta.
Frans Magnis Soeseno, 1987, Etika Politik, Prinsip-Prinsip Moral Dasar Kenegaraan
Modern, Gramedia, Jakarta.
John M.Collins, 1973, Grand Strategy, Principles and Practices, US Naval Institute,
Anapolis, USA.
Kus Eddy Sartono dkk. (2003). Pendidikan Kewarganegaraan Buku Pegangan Kuliah.
UPT MKU UNY.
Soebijono dkk. (1997). Dwi Fungsi ABRI. Gadjah Mada University Press Yogyakarta.
Sekretariat Negara R.I, Garis Garis Besar Haluan Negara 1999-2004 ( Tap MPR
No.IV/MPR/1999 ).
Sekretariat Negara R.I, UU No. 25 Th. 1999 tengan Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Daerah, Penerbit Sejahtera Mandiri, Jakarta.
Tim Dosen PPKP, 2002, Pendidikan Kewarganegaraan (untuk Pendidikan tinggi dan
Umum), PPKP Press, Yogyakarta.