Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN

YUNITA ANGGERAINI
F55121070

KELAS B

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


JURUSAN TEKNOLOGI INFORMASI
FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS TADULAKO
SEPTEMBER 2021
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
karunia-Nya saya dapat menyelesaikan pembuatan Makalah Pendidikan Kewarganegaraan ini.
Saya berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama.
Saya menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu
saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya makalah
ini. Akhirnya saya sampaikan terimakasih atas perhatiannya terhadap makalah ini, dan penulis
berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi diri saya sendiri dan khususnya pembaca pada
umumnya.

Palu, 16 September 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... ii


DAFTAR ISI.................................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 2
1.3 Tujuan............................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................ 3
2.1 Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan ........................................................................ 3
2.2 Pengertian Bangsa dan Negara ......................................................................................... 4
2.3 Sifat dan Unsur Negara .................................................................................................... 4
2.3.1 Sifat-sifat Negara ...................................................................................................... 4
2.3.2 Unsur-unsur Negara .................................................................................................. 5
2.4 Hak Dan Kewajiban Warga Negara ................................................................................. 6
2.5 Asas-asas Kewarganegaraan ............................................................................................ 7
2.6 Hak Asasi Manusia (HAM).............................................................................................. 8
BAB III PENUTUP ...................................................................................................................... 10
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 10
3.2 Saran ............................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu aspek penting dalam rangka mewujudkan pembangunan bangsa adalah mutu
pendidikan yang semakin meningkat. Pendidikan diakui sebagai investasi besar untuk
membangun dan mengembangkan karakter kehidupan bangsa (El Muhtaj et al., 2020).
Undang-Undang No. 12 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Undang-Undang
No. 12 tentang Pendidikan Tinggi menetapkan empat mata kuliah wajib nasional. Dimana
salah satunya adalah Pendidikan kewarganegaraan. Pendidikan kewarganegaraan memiliki
peranan strategis dan penting dalam membentuk sifat dan sikap seseorang dalam
berperilaku keseharian, sehingga diharapkan setiap individu mampu menjadi pribadi yang
lebih baik dan berakhlak baik. Keberadaan pendidikan kewarganegaraan terealisasi nyata
disetiap jenjang pendidikan dimulai dari sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama
(SMP), sekolah menengah atas (SMA), dan perguruan tinggi. Pada tingkat Perguruan Tinggi,
Pendidikan Kewarganegaraan dimunculkan dalam mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
(Retnasari & Hidayah, 2019).
Menurut pasal 3 Keputusan Dirjen Dikti No.43 tahun 2006 tentang rambu-rambu
pelaksanaan mata kuliah pengembangan kepribadian di perguruan tinggi mengungkapkan
bahwa PKn dirancang untuk memberikan pengertian kepada mahasiswa tentang pengetahuan
dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antar warga negara serta pendidikan
pendahuluan bela negara sebagai bekal agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh
bangsa dan negara. Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan mata kuliah pendidikan
kewarganegaraan yakni membentuk mahasiswa yang handal menjadi seorang profesioal atau
ilmuwan yang demokratis, cinta tanah air, daya saing tinggi, disiplin, bertanggungjawab, dan
memiliki kontribusi membangun bangsa dalam bingkai keberagaman berdasarkan nilai
Pancasila (Retnasari & Hidayah, 2019). Oleh karena hal tersebut dalam makalah ini, saya
tertarik membahas mengenai “Pendidikan Kewarganegaraan”.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pendidikan kewarganegaraan?
2. Apa yang dimaksud dengan bangsa dan negara?
3. Apa saja sifat dan unsur negara?
4. Apa saja hak dan kewajiban warga negara?
5. Apa saja asas-asas kewarganegaraan?
6. Apa yang dimaksud dengan HAM?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan pendidikan kewarganegaraan
2. Mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan bangsa dan negara
3. Mengetahui apa saja sifat dan unsur negara
4. Mengetahui apa saja hak dan kewajiban warga negara
5. Mengetahui apa saja asas-asas kewarganegaraan
6. Mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan HAM

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Kewarganegaraan diambil dari istilah Civic Education, dan oleh sebagian
pakar diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi Pendidikan Kewargaan dan
Pendidikan Kewarganegaraan. Istilah Pendidikan Kewargaan diwakili oleh Azyumardi Azra
dan Tim ICCE (Indonesian Center for Civic Education), sedangkan istilah Pendidikan
Kewarganegaraan diwakili oleh Zamroni, Muhammad Numan Soemantri, Udin. S.
Winataputra, dan Tim CICED (Center Indonesian for Civic Education).
Pendidikan Kewarganegaraan itu pada hakikatnya adalah program pendidikan yang
memuat bahasan tentang masalah kebangsaan, kewarganegaraan dalam hubungannya dengan
negara, demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan masyarakat madani yang dalam implementasinya
menerapkan prinsip-prinsip pendidikan demokratis dan humanis (Fahroji, 2020). Menurut
Rosyada (2000) tujuan PKn, antara lain sebagai berikut:
a. Membentuk kecakapan partisipatif yang bermutu dan bertanggungjawab dalam kehidupan
politik dan masyarakat, baik ditingkat lokal, nasional, regional, dan global;
b. Menjadikan warga masyarakat yang baik dan mampu menjaga persatuan dan integritas
bangsa guna mewujudkan Indonesia yang kuat, sejahtera, dan demokratis;
c. Menghasilkan mahasiswa yang berfikiran komprehensif, analitis, kritis, dan bertindak
demokratis;
d. Mengembangkan kultur demokrasi, yaitu kebebasan, persamaan, kemerdekaan, toleransi,
kemampuan menahan diri, kemampuan mengambil keputusan, serta kemampuan
berpartisipasi dalam kegiatan politik kemasyarakatan;
e. Mampu membentuk mahasiswa menjadi good and responsible citizen (warga negara yang
baik dan bertanggungjawab) melalui penanaman moral dan keterampilan (social skills)
sehingga kelak mereka mampu memahami dan memecahkan persoalan-persoalan aktual
kewarganegaraan seperti toleransi, perbedaan pendapat, bersikap empati, menghargai
pluralitas, kesadaran hukum dan tertib sosial, menjunjung tinggi HAM, mengembangkan
demokratisasi dalam berbagai lapangan kehidupan, dan mengahrgai kearifan lokal (local
wisdom).

3
2.2 Pengertian Bangsa dan Negara
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, bangsa adalah orang-orang yang memiliki
kesamaan asal, keturunan, adat, bahasa dan sejarah serta berpemerintahan sendiri. Bangsa
adalah kumpulan manusia yang biasanya terikat karena kesatuan bahasa dan wilayah tertentu
dimuka bumi. Definisi Negara dari para ahli:
1. Roger H. Soltau, Negara adalah alat (agency) atau wewenang (authority) yang mengtatur
atau mengendalikan persoalan-persoalan bersama atas nama masyarakat.
2. Harold J. Laski, Negara adalah suatu masyarakat yang diintegrasikan karena mempunyai
wewenang yang bersifat memaksa dan yang secara sah lebih agung daripada individu atau
kelompok yang merupakan bagian dari masyarakat itu. Sedangkan masyarakat adalah
suatu kelompok manusia yang hidup dan bekerjasama untuk mencapai terkabulnya
keinginan-keinginan bersama.
3. Max Weber, Negara adalah suatu masyarakat yang mempunyai monopoli dalam
penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam satu wilayah.
4. Robert M. Maclever, Negara adalah asosiasi yang menyelenggarakan penertiban dalam
suatu masyarakat dalam suatu wilayah berdasarkan sistem hukum yang diselenggarakan
oleh pemerintah yang untuk maksud tersebut diberi kekuatan memaksa.
Jadi definisi umum Negara adalah suatu daerah teritorial yang rakyatnya diperitah oleh
sejumlah pejabat dan yang berhasil menuntut dari warganya ketaatan pada peraturan
perundang-undangan melalui penguasaan (control) monopolistis dari kekuasaan yang sah
(Hatiningrum, 2015).

2.3 Sifat dan Unsur Negara

2.3.1 Sifat-sifat Negara

Sebagai organisasi kekuasaan negara mempunyai sifat antara lain :

1. Memaksa
Negara mempunyai sifat memaksa, artinya memiliki kewenangan untuk
mewajibakan seluruh masyarakatnya patuh terhadap peraturan yang berlaku dan
telah diatur dalam perundang-undangan.

4
2. Monopoli
Negara memiliki sifat monopoli, artinya memiliki kekuasaan atau
kewenangan yang seutuhnya untuk mengatur dan menentukan tujuan yang akan
dicapai oleh negara tersebut.
3. Mencakup semua
Negara memiliki sifat mencakup semua, artinya semua peraturan
perundang-undangan di negara tersebut berlaku untuk semua warganya tanpa
terkecuali.

2.3.2 Unsur-unsur Negara


Unsur-unsur Negara meliputi :

1. Unsur Konstitutif atau Unsur Pembentuk

▪ Rakyat

Yaitu orang-orang yang bertempat tinggal diwilayah itu, tunduk pada


kekuasaan negara dan mendukung negara yang bersangkutan.

▪ Wilayah

Yaitu daerah yang menjadi kekuasaan negara serta menjadi tempat tinggal bagi
rakyat negara. Wilayah juga menjadi sumber kehidupan rakyat negara .
Wilayah negara mencakup wilayah darat, laut dan udara

▪ Pemerintah yang berdaulat

Yaitu penyelenggaraan negara yang memiliki kekuasaan menyelenggarakan


pemerintahan di negara tersebut. Pemerintahan tersebut memiliki kedaulatan
baik kedalam maupun keluar. Kedaulatan kedalam berarti negara memiliki
kekuasaan untuk ditaati oleh masyarakatnya. Kedaulatan keluar artinya negara
mempunyai kemampuan mempertahankan diri dari serangan negara yang lain

2. Unsur Deklaratif, yaitu pengakuan dari negara lain. Unsur deklaratif adalah unsur
yang sifatnya menyatakan, bukan unsur yang mutlak.

5
2.4 Hak Dan Kewajiban Warga Negara

Dalam konteks Indonesia hak warga Negara terhadap negaranya telah diatur dalam
undang-undang dasar 1945 dan berbagai peraturan lainnya yang merupakan derivasi dari hak-
hak umum yang di gariskan dalam UUD 1945. Hak dan kewajiban warga Negara Indonesia
tercantum dalam pasal 27 sampai pasal 34 UUD 1945. Beberapa hak waraga Negara Indonesia
antara lain sebagai berikut :
• Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
• Hak membela Negara
• Hak berpendapat
• Hak kemerdekaan memeluk agama
• Hak mendapatkan pengajaran
• Hak untuk mengembangkan dan memajukan kebudayaan nasional Indonesia
• Hak ekonomi untuk mendapat kan kesejahteraan sosial
• Hak medapatkan jaminan keadilan sosial

Kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan atau keharusan melaksanaannya.


Kita sebagai masyarakat yang tinggal disuatu Negara mempunyai kewajiban sebagai warga
Negara. Berikut ini adalah kewajiban warga Negara Indonesia:
• Wajib menaati hukum dan pemerintahan pasal 27 ayat (1) UUD NRI 1945 berbunyi:
“segala warga Negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya”.
• Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara. Pasal 27 ayat (3) UUD NRI 1945
menyatakan: “setiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan
Negara”.
• Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Pasal 28J ayat 1 mengatakan: setiap
orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain.
• Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang. Pasal 28J ayat
(2) menyatakan: “dalam menjalankan hak dan kebebasannya setiap orang wajib tunduk
kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud untuk
menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan untuk

6
memenuhi tuntutan yang adilsesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama,
keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis”.
• Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan Negara. Pasal 30 ayat (1) UUD
NRI 1945 menyatakan: “tiap-tiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan Negara.

2.5 Asas-asas Kewarganegaraan

Adapun asas-asas yang dianut dalam Undang-Undang adalah sebagai berikut:


• Asas ius sanguinis (law of the blood) adalah asas yang menentukan kewarganegaraan
seseorang berdasarkan keturunan, bukan berdasarkan negara tempat kelahiran.
• Asas ius soli (law of the soil) secara terbatas adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan seseorang berdasarkan negara tempat kelahiran, yang diberlakukan
terbatas bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang ini.
• Asas kewarganegaraan tunggal adalah asas yang menentukan satu kewarganegaraan bagi
setiap orang.
• Asas kewarganegaraan ganda terbatas adalah asas yang menentukan kewarganegaraan
ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang.
Selain asas tersebut di atas, beberapa asas khusus juga menjadi dasar penyusunan
Undang-Undang tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia,
• Asas kepentingan nasional adalah asas yang menentukan bahwa peraturan
kewarganegaraan mengutamakan kepentingan nasional Indonesia, yang bertekad
mempertahankan kedaulatannya sebagai negara kesatuan yang memiliki cita-cita dan
tujuannya sendiri.
• Asas perlindungan maksimum adalah asas yang menentukan bahwa pemerintah wajib
memberikan perlidungan penuh kepada setiap Warga Negara Indonesia dalam keadaan
apapun baik di dalam maupun di luar negeri.
• Asas persamaan di dalam hukum dan pemerintahan adalah asas yang menentukan bahwa
setiap Warga Negara Indonesia mendapatkan perlakuan yang sama di dalam hukum dan
pemerintahan.

7
• Asas kebenaran substantif adalah prosedur pewarganegaraan seseorang tidak hanya
bersifat administratif, tetapi juga disertai substansi dan syarat-syarat permohonan yang
dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
• Asas nondiskriminatif adalah asas yang tidak membedakan perlakuan dalam segala hal
ikhwal yang berhubungan dengan warga negara atas dasar suku, ras, agama, golongan,
jenis kelamin dan gender.
• Asas pengakuan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia adalah asas yang dalam
segala hal ikhwal yang berhubungan dengan warga negara harus menjamin, melindungi,
dan memuliakan hak asasi manusia pada umumnya dan hak warga negara pada
khususnya.
• Asas keterbukaan adalah asas yang menentukan bahwa dalam segala hal ihwal yang
berhubungan dengan warga negara harus dilakukan secara terbuka.
• Asas publisitas adalah asas yang menentukan bahwa seseorang yang memperoleh atau
kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia diumumkan dalam Berita Negara
Republik Indonesia agar masyarakat mengetahuinya.

2.6 Hak Asasi Manusia (HAM)

Berikut ini dipaparkan berbagai pendapat tentang HAM. Dari beberapa pendapat ini
walaupun ada perbedaan namun pada dasarnya mempunyai prinsip-prinsip yang sama.
1. Mariam Budiardjo
HAM adalah hak-hak yang dimiliki oleh manusia yang telah diperoleh dan
dibawanya bersamaan dengan kelahiran dan kehadirannya dalam hidup masyarakat.
Hak ini ada pada manusia tanpa membedakan bangsa, ras, agama, golongan, jenis
kelamin, karena itu bersifat asasi dan universal. Dasar dari semua hak asasi adalah
bahwa semua orang harus memperoleh kesempatan berkembang sesuai dengan bakat
dan cita-citanya. (Mariam Budiardjo, 1982, 120)
2. Thomas Jefferson
HAM pada dasarnya adalah kebebasan manusia yang tidak diberikan oleh Negara.
Kebebasan ini berasal dari Tuhan yang melekat pada eksistensi manusia individu.
Pemerintah diciptakan untuk melindungi pelaksanaaan hak asasi manusia.
3. Universal Declaration of Human Right

8
Dalam pembukuan dari deklarasi ini dinyatakan bahwa hak asasi manusia
adalah hak kodrati yang diperoleh oleh setiap manusia berkat pemberian Tuhan Seru
Sekalian Alam, sesungguhnya tidak dapat dipisahkan dari hakekat manusia. Oleh
karena itu setiap manusia berhak memperoleh kehidupan yang layak, kebebasan,
keselamatan dan kebahagiaan pribadi.
4. Undang-Undang Republik Indonesia No. 39 tahun 1999
Hak asasi manusia adalah separangkat hak dasar yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan
anugrahNya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara,
hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan
martabat manusia.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Undang-Undang No. 12 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Undang-
Undang No. 12 tentang Pendidikan Tinggi menetapkan empat mata kuliah wajib nasional.
Dimana salah satunya adalah Pendidikan kewarganegaraan. Pendidikan Kewarganegaraan
adalah salah satu mata pelajaran yang diwajibkan mulai dari tingkat Sekolah Dasar, menengah,
hingga Pergururuan Tinggi. Pendidikan Kewarganegaraan memiliki peranan yang sangat
penting dalam membentuk karakter mahasiswa. Pendidikan Kewarganegaraan bukan hanya
menekankan kepada aspek kognitif saja melainkan juga pendidikan karakter bangsa, nilai
moral, kecintaan terhadap tanah air, pendidikan politik, dan kesadaran hukum. Tujuan mata
kuliah pendidikan kewarganegaraan yakni membentuk mahasiswa yang handal menjadi
seorang profesioal atau ilmuwan yang demokratis, cinta tanah air, daya saing tinggi, disiplin,
bertanggungjawab, dan memiliki kontribusi membangun bangsa dalam bingkai keberagaman
berdasarkan nilai Pancasila.
Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan untuk membentuk warga negara yang baik,
warga negara yang kreatif, warga negara yang bertanggung jawab, warga negara yang cerdas,
warga negara yang kritis, dan warga negara yang partisipatif.

3.2 Saran
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan fondasi atau modal utama bagi seluruh bangsa
Indonesia untuk mempelajari, memahami, dan mencintai setiap aspek dari Indonesia. Sehingga
sebagai mahasiswa yang merupakan bagian dari Pendidikan tingkat tinggi di Indonesia, kita
harus turut berpatisipasi dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan karena mahasiswa
merupakan bibit yang mempertanggung jawabkan Indonesia kedepannya.

10
DAFTAR PUSTAKA

El Muhtaj, M., Siregar, M. F., PA, R. B. B., & Rachman, F. (2020). Literasi Hak Asasi Manusia
dalam Kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi. Jurnal HAM, 11(3),
369. https://doi.org/10.30641/ham.2020.11.369-386

Fahroji, O. (2020). Implementasi Pendidikan Karakter. Qathrunâ, 7(1), 61.


https://doi.org/10.32678/qathruna.v7i1.3030

Hatiningrum, U. (2015). Pendidikan kewarganegaraan: Geopolitik. 1–4.

Retnasari, L., & Hidayah, Y. (2019). Menumbuhkan Sikap Nasionalisme Warga Negara Muda di
Era Globalisasi melalui Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi (Studi pada
Mahasiswa PGSD UAD). Jurnal Basicedu, 4(1), 79–88.
https://doi.org/10.31004/basicedu.v4i1.303

11

Anda mungkin juga menyukai