Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

HAKIKAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN


Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan

Dosen Pengampu
Dr. M. Azainil, M.Si

Disusun oleh Kelompok 8

Nisa Marsini 2102096023

Vina Indri Lestari 2102096028

Rachmad Dessardi 2102096033

Mutiara Oktavia Damara 2102096043

Nilam Nurcahya 2102096044

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS

UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA

2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini yang berjudul Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan dengan baik dan tepat
waktu. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW.
Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. M. Azainil, M.Si selaku
Dosen mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
Saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan dan mungkin masih banyak terdapat kesalahan baik dari materi
pembahasan maupun dari teknik penulisan. Walaupun demikian saya telah
membuat makalah ini dengan penuh usaha yang maksimal.
Maka dari itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
memotivasi saya agar dapat lebih baik lagi di masa mendatang, dan saya
mengucapkan terima kasih dan berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.

Samarinda, 8 Februari 2022


Penyusun,

Kelompok 8

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 1
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................... 2
1.4 Sistematika Penyajian .............................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................ 3
2.1 Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan .................................... 3
2.2 Faktor Pendukung Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan ..... 4
2.3 Pengaruh Hakikat Pendidikan Kewarganeraan Terhadap
Terbentuknya Karakter Mahasiswa .......................................... 8
BAB III PENUTUP ..................................................................................... 10
3.1 Kesimpulan .............................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pada dasarnya kita semua mengetahui betapa pentingnya pendidikan bagi
manusia. Dengan pendidikan dapat membentuk manusia yang berkarakter dan
beradab sehingga menciptakan sumber daya manusia yang unggul. Begitu pula
pada suatu negara untuk perlunya ada pendidikan agar menciptakan kemajuan
suatu bangsa dengan sumber daya manusia yang kaya akan pengetahuan.
Khususnya pendidikan kewarganegaraan bagi warga negara disuatu negara
sangatlah penting. Dengan mengembangkan pendidikan kewarganegaraan akan
membuat setiap warga negara mengapresiasi nilai-nilai moral, etika, religius, dan
menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, serta menumbuhkan jiwa semangat
nasionalisme, sikap demokrasi berkeadaban dan rasa cinta tanah air. Dimana
sebenarnya tujuan umum pendidikan kewarganegaraan adalah mewujudkan warga
negara yang sadar bela negara dan mengembangkan jati diri serta moral bangsa
dalam perikehidupan bangsa. Dengan melihat betapa saat ini banyak terjadi
penyimpangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sehingga untuk itu
pentingnya setiap warga negara untuk memahami hakikat pendidikan
kewarganegaraan dalam hidupnya, terutama mahasiswa sebagai insan akademis
yang akan menjadi penerus bangsa. Dengan pendidikan kewarganegaraan setiap
mahasiswa akan paham apa hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara
Indonesia yang cerdas. Seperti yang kita ketahui Indonesia merupakan negara yang
luas dan beraneka suku ragam bangsa dan budaya. Kemajemukan ini sebenarnya
merupakan suatu kekuatan yang dimana dapat juga menjadi kelemahan bila
persatuan dan kesatuan ini goyah. Untuk itu pendidikan kewarganegaraan menjadi
solusi untuk kemajemukan di Indonesia dengan menjadikan warga negara
khususnya mahasiswa agar memahami dengan pasti apa arti hakikat pendidikan
kewarganegaraan.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa itu Hakikat Pendidikan kewarganegaraan?
2. Apa saja faktor pendukung hakikat Pendidikan Kewarganegaraan?
3. Bagaimana pengaruh hakikat Pendidikan kewarganeraan terhadap
terbentuknya karakter mahasiswa?

1.3. Tujuan Makalah


Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui makna dari hakikat pendidikan kewarganegaraan

1
2. Untuk mengetahui faktor apa saja yang menjadi pendukung hakikat
pendidikan kewarganegaraan
3. Untuk memahami pengaruh hakikat pendidikan kewarganegaran terhadap
terbentuknya karakter mahasiwa

1.4. Sistematika penyajian


Makalah ini disusun dengan sistem penyajian sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan, menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penelitian, dan sistematika penyajian.
BAB II Pembahasan, menjelaskan tentang pembahasan dari rumusan
masalah yang telah dirumuskan.
BAB III Penutup, menjelaskan tentang kesimpulan dari makalah
ini

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Pendidikan kewarganegaraan


Secara bahasa, Civic Education oleh sebagian pakar diterjemahkan ke dalam
Bahasa Indonesia menjadi Pendidikan Kewarganegaraan. Pengertian Hakikat
Pendidikan Kewarganegaraan sendiri adalah upaya sadar dan terstruktur guna
mencerdaskan kehidupan masyarakat bangsa bagi Indonesia dengan menumbuhkan
jati diri dan moral bangsa ke dalam setiap individu masing-masing warga sebagai
landasan pelaksanaan hak dan kewajiban dalam persiapan bela negara, demi
keberlangsungan kehidupan bangsa dan negara Indonesia.
Menurut Kerr (Winaputra dan Budimansyah,2007:4) mengemukakan bahwa
Citizenship Education or Civic Education diartikan sebagai berikut:
“Citizenship or civics education is construed broadly to
encompass the preparation of young people for their roles and
responsibilities as citizens and in particular, the role of
education (trough schooling, teaching and learning) in that
preparatory process”
Dari uraian tersebut dapat dijelaskan Pendidikan Kewarganegaraan (Civic
Education) di definisikan secara luas guna mencakup proses untuk persiapan
para generasi muda dalam mengambil peran dan dapat bertanggung jawab
sebagai warga negara serta mampu berpartisipasi dalam memecahkan semua
persoalan dengan solusi tanpa menimbulkan konflik, dan secara khusus
berperan untuk sistem pendidikan termasuk di dalamnya persekolahan,
pengajaran dan belajar dalam proses penyiapan warga negara tersebut. Cogan
(1999:4) mendefinisikan Civic Education sebagai “The foundational course
work in school designed to prepare young citizens for an active role in their
communities in their adult lives”, artinya adalah suatu metode dasar yang
diajarkan di sekolah khusus dirancang untuk mempersiapkan generasi muda
untuk berperan aktif dalam bermasyarakat ketika kelak sudah dewasa.
Menurut Zamroni (Tim ICCE,2005:7) mengemukakan bahwa Pengertian
Pendidikan Kewarganegaraan adalah:

3
Pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan
warga masyarakat berpikir kritis dan bertindak demokratis
terhadap semua persoalan, melalui aktifitas menanamkan
kesadaran kepada generasi baru, bahwa demokrasi adalah
suatu bentuk kehidupan bermasyarakat yang bertujuan untuk
menjamin hak-hak warga negara. Demokrasi adalah suatu
learning proses yang tidak dapat begitu saja meniru dari
masyarakat lain. Kelangsungan demokrasi tergantung pada
kemampuan mentransformasikan nilai-nilai demokrasi.
Warga negara Indonesia wajib menjadi warga negara yang baik dan terdidik
(smart and good citizen) sehingga perlu memahami tentang Indonesia, memiliki
kepribadian Indonesia serta memiliki rasa nasionalisme dalam mencintai tanah air.
Dalam menghadapi ancaman, tantangan serta hambatan yang akan merusak nilai-
nilai dasar negara Indonesia maka kita sebagai mahasiswa wajib memiliki
kemampuan tentang kewarganegaraan dan dapat menerapkan pengetahuan dan
keterampilan tersebut melalui Pendidikan Kewarganegaraan. Kewarganegaraan
adalah segala hal ikhwal yang berhubungan dengan warga negara. Pendidikan ini
memiliki peranan yang penting yang tentu mengajarkan mengubah nilai-nilai
Pancasila ke dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Hal ini
akan mendukung mahasiswa untuk memiliki keterampilan dasar yang mendukung
mahasiswa untuk memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air serta menumbuhkan
jati diri bangsa sebagai landasan pelaksanaan hak dan kewajiban dalam bela negara,
berpartisipasi aktif dalam membangun kehidupan bagi kelangsungan hidup dan
kejayaan bangsa dan negara.
2.2 Faktor pendukung hakikat Pendidikan Kewarganegaraan
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa tujuan adanya Pendidikan
kewarganegaraan ialah untuk senantiasa menjadi pendukung dalam pembentukan
mental dan karakter individu menjadi mental yang berlandaskan UUD 1945 dan
Pancasila. Maftuh (2008:137) mengatakan bahwa tujuan Pendidikan
kewarganegaraan (civic education atau citizemship education) secara teoritis
adalah untuk mendidik para siswa maupun mahasiswa untuk menjadi warga negara
yang baik dan bertanggung jawab yang dapat berpartisipasi secara aktif dalam

4
masyarakat yang demokratis. Tetapi tidak jarang dalam implementasinya banyak di
ikuti oleh kepentingan politik tertentu. Cholisin (2000) mengatakan bahwa
Pendidikan kewarganegaraan di Indonesia pada masa lalu lebih berorientasi pada
kepentingan pemerintah ketimbang kepentingan warga negara. Tidak heran jika
sikap dan budaya demokrasi warga negara menjadi lemah, hal ini disebabkan
karena merosotnya bobot keilmuan pendidikan kewarganengaraan.
Demokrasi bukanlah suatu sistem yang dapat berjalan dengan sendirinya,
melainkan ada banyak hal-hal lain yang harus mendukung untuk menjalankan
sistem demokrsi tersebut. Wuryan (2008:9) mengatakan bahwa:
“Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sarana untuk membekali
peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan
dengan hubungan antar warga negara dengan negara serta
pendidikkan pendahuluan bela negara agar menjadi warga negara
yang dapat diandalkan oleh bangsa”
Dengan demikian Pendidikan Kewarganegaraan menjadi perhatian utama sebagai
faktor pendukung pengembangan warga negara yang bertanggung jawab, cerdas,
terampil, dan terdidik. Untuk menunjang tujuan kurikuler Pendidikan
Kewarganegaraan ini, terdapat beberapa upaya menurut Somantri (2001:280),
yaitu:
1. Ilmu pengetahuan, meliputi hirarki fakta, konsep, dan generalisasi teori.
2. Keterampilan intelektual
a. Dari keterampilan yang sederhana sampai keterampilan yang kompleks
seperti mengingat, menafsirkan, mengaplikasikan, menganalisis,
mensistensikan dan menilai.
b. Dari penyelidikan sampai kesimpulan yang sahih; keterampilan bertanya dan
mengatahui masalah keterampilan menafsirkan dan menganalisa data,
keterampilan menguji hipotesis, keterampilan merumuskan hipotesis,
keterampilan merumuskan generalisasi dan keterampilan
mengkomunikasikan kesimpulan.
3. Sikap nilai, kepekaan, dan perasaan.
4. Keterampilan sosial, tujuan umum pendidikan kewarganegaraan harus bisa
menjabarkan dalam keterampilan sosial.

5
Berkaitan dengan hal ini, pendidikan kewarganegaraan memiliki tiga komponen
utama yaitu:
1. Civic Knowledge (pengetahuan kewarganegaraan), didalam komponen ini terdiri
dari bidang politik, hukum, dan moral. Secara rinci pengetahuan ini meliputi
pengetahuan prinsip-prinsip demokrasi, lembaga pemerintah dan non
pemerintah, identitas nasional, pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law),
peradilan yang bebas dan tidak memihak (Depdiknas (b), 2002).
2. Civic Skills (keterampilan kewarganegaraan), keterampilan yang harus dimiliki
oleh tiap-tiap warga negara antara lain keterampilan intelektual, keterampilan
sosial, keterampian partisipatif (Winataputra, 2002) hal ini dapat ditunjukkan
dengan cara berperan aktif dalam mewujudkan masyarakat madani,
mempengaruhi dan memonitoring jalannya pemerintahan dan proses
pengambilan keputusan politik, memecahkan masalah-masalah sosial,
mengadakan koalisi dan mengelola konflik.
3. Civic Disposition (watak kewarganegaraan), merujuk pada ciri-ciri watak pribadi
dan watak kemasyarakatan yang diperlukan bagi pemeliharaan dan perbaikan
demokrasi konstitusional. Komponen ini meliputi tanggung jawab moral,
disiplin diri, dan rasa hormat terhadap nilai dan martabat kemanusiaan. Ciri-ciri
watak kemasyarakatan seperti ini dapat dilihat dari semangat kemasyarakatan,
sopan santun, rasa hormat terhadap peraturan hukum, berfikir kritis, hasrat untuk
mnedengarkan, bernegosiasi, dan berkompromi sangat diperlukan bagi
keberhasilan demokrasi (Wintaputra, 2002).
Warga negara yang memahami tiga komponen ini akan menjadi warga negara
yang percaya diri (confident), memiliki kemampuan (competent), memiliki
komitmen yang kuat, dan melahirkan warga negara yang cerdas (intelegent). Ketiga
komponen penting tersebut merupakan paradigma baru. Upaya ini diterapkan untuk
menggantikan paradigma lama Pendidikan Kewarganegaraan yang berpatokan
pada struktur keilmuan yang tidak jelas, materi yang hanya disesuaikan dengan
politik rezim, memiliki visi state building (negara otoriter birokratis, kooptasi
negara), bermuara pada posisi warga negara sekedar sebagai obyek yang sangat
lemah ketika berhadapan dengan penguasa. Akibatnya semakin sulit untuk

6
mengembangkan karakter warga negara yang demokratis, sehingga menjadi lahan
subur bagi berkembangnya otoriterisme (Cholisin, 2003:1).
Pendidikan Kewarganegaraan bukan semata-mata hanya mengajarkan pasal-
pasal Undang-Undang Dasar (UUD) saja, tetapi juga mengkaji perilaku warga
negara dalam hubungannya dengan warga negara lain dan alam sekitarnya. Menurut
M. Numan Somantri (2001:276) yang termasuk dalam objek studi civics ialah;
tingkah laku, tipe pertumbuhan pola pikir, potensi yang ada dalam setiap diri warga
negara, hak dan kewajiban, cita-cita dan aspirasi, kesadaran (patriotisme,
nasionalisme, pengertian internasional, moral pancasila), usaha atau kegiatan dan
partisipasi serta tanggung jawab. Strategi pembelajaran yang tepat untuk mencapai
tujuan dari Pendidikan Kewarganegaraan ini adalah strategi yang bersifat dialogis-
kritis, yaitu pengalaman langsung (direct experiences). kolaboratif, dan kooperatif.
Strategi pembelajaran berbasis portofolio juga bisa menjadi pilihan dalam
menunjang tujuan dari adanya Pendidikan Kewarganegaraan. Portofolio dalam
pembelajaran dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu: segi strategi/metode, media dan
evaluasi. Dari segi strategi/metode pembelajaran portofolio merupakan strategi
pemecahan masalah, dari segi media pembelajaran portofolio menyangkut
pengembangan dan produksi media. Selanjutnya, ditinjau dari segi evaluasi,
pembelajaran portofolio merupakan penerapan teknik evaluasi yang unik (Abdul
Gafur, 2003:3). Keterampilan kewarganegaraan yang didapatkan dengan
menerapkan strategi pembelajaran portofolio adalah keterampilan berpartisipasi
(participation skills) dan keterampilan intelektual (intelectual skills).
Pentingnya keterampilan berpartisipasi dalam demokrasi digambarkan oleh
Aristoteles dalam buku nya Politics (340M) (dalam Branson, 1999;4) menuliskan
“Jika kebebasan dan kesamaan -sebagaimana menurut pendapat sebagian orang-
dapat diperoleh terutama dalam demokrasi, maka kebebasan dan kesamaan itu akan
dapat dicapai apabila semua orang tanpa kecuali ikut ambil bagian sepenuhnda
dalam pemerintahan.”
Selain itu, pembelajaran portofolio ini juga memberikan pembelajaran
keterampilan intelektual seperti yang sudah disebutkan sebelumnya. Keterampilan
ini meliputi; keterampilan mengidentifikasi, menggambarkan atau memberikan
ilustrasi, menjelaskan atau mengklarifikasi, menganalisis, mengevaluasi,

7
mengambil pendapat atau posisi, dan mempertahankan pendapat atau posisi. Hal
tersebut dapat dilihat dari langkah-langkah yang dilaksanakan dalam
mengembangkan portofolio yang meliputi; identifikasi masalah, identifikasi
alternatif pemecahan masalah, pemilihan alternatif, peentuan rencana tindakan
(action plan), pengembangan portofolio, menyajikan portofolio, merefleksikan
pengalaman belajar (CCE Indonesia, 2003:12-2020)
2.3 Pengaruh Hakikat Pendidikan Kewarganeraan Terhadap
Terbentuknya Karakter Mahasiswa
Pendidikan Kewarganegaraan memiliki peran penting dalam pembentukan
karakter generasi muda karena dapat menjadi pedoman untuk mempersiapkan
generasi muda dengan bekal yang cukup dalam kehidupan bermasyarakat.
Kemampuan berpikir kritis, tanggung jawab, mempunyai sikap dan tindak yang
demokratis dapat menjadi pendukung dalam pembentukan karakter. Materi-materi
yang terdapat di dalam kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan akan memberikan
pemahaman kepada mahasiswa terkait kewarganegaraan yang dapat meningkatkan
kesadaran kewarganegaraan mahasiswa, dapat mendorong mahasiswa untuk ikut
serta dalam kegiatan kewarganegaraan, dapat membentuk generasi muda yang
cerdas dan juga mempunyai budi pekerti yang luhur sehingga keberadaannya di
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara menjadi bermakna dan
mempunyai karakter.
Menurut Kosasih Djahiri (1997; Kariadi, 2017: 31), kerangka sistematik
Pendidikan Kewarganegaraan dibangun atas dasar paradigma berikut:
• Pertama, Pendidikan Kewarganegaraan secara kurikuler dirancang sebagai
subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan potensi individu
agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlak mulia, cerdas, partisipatif,
dan bertanggung jawab.
• Kedua, Pendidikan Kewarganegaraan sebagai teoretik dirancang sebagai subjek
pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif, afektif, dan psikomotorik
yang bersifat konfluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks
substansi ide, nilai, konsep, moral Pancasila, kewarganegaraan yang demokratis,
dan bela negara.

8
• Ketiga, Pendidikan Kewarganegaraan secara programatik dirancang sebagai
subjek pembelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai dan
pengalaman belajar dalam bentuk perilaku yang perlu diwujudkan.
Pendidikan Kewarganegaraan salah satu bidang utama dalam pembelajaran
karakter. Oleh karena itu, tujuan karakter yang ditetapkan dalam Pendidikan
Kewarganegaraan ialah pengaruh ajaran, bukan pengaruh pendampingan. Hal ini
sejalan dengan pedoman pengembangan silabus Kementrian Pendidikan Nasional
yang dikutip dalam Gunawan (2012: 226), pedoman tersebut bertujuan untuk
memajukan pembelajaran dan membantu mahasiswa dalam mengembangkan
karakter. Adapun cara yang harus ditempuh agar sesuai dengan pedoman di atas
ialah:
• Menambah atau memodifikasi kegiatan pembelajaran sehingga dapat
membentuk nilai karakter yang diinginkan.
• Menambah atau memodifikasi teknik evaluasi sehingga pengembangan karakter
dapat diukur atau dikembangkan.
Sosok kewarganegaraan yang diperoleh dari Pendidikan Kewarganegaraan
ialah warga negara yang sadar akan hak dan kewajibannya sebagai bagian dari
NKRI yang tidak menjadi beban bagi siapapun, yang melibatkan diri dalam
kegiatan kewarganegaraan, memahami garis besar sejarah, cita-cita dan tujuan
bernegara, produktif dengan ikut serta dalam memajukan ketertiban, keamanan,
perekonomian, dan kesejahteraan umum. Menurut Isep (2013: 15) “fungsi dan
tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk membentuk atau
mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang baik”. Warga negara yang
baik adalah warga negara yang mengetahui dan memahami hak-hak maupun
kewajiban-kewajiban sebagai warga negara. Semakin berkualitas implementasi
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, maka akan semakin baik kesadaran
mahasiswa akan pentingnya karakter yang kuat sebagai warga negara yang
memiliki rasa tanggungjawab untuk mempertahankan kesatuan Republik
Indonesia.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hakikat pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan demokrasi yang
dilakukan secara sadar dan terstrukstur guna mencerdaskan kehidupan masyarakat
bangsa Indonesia, sehingga dapat menumbuhkan jati diri dan moral bangsa,
mempersiapkan masyarakat yang berpikir kritis dan bertindak demokratis. Dengan
beranggapan bahwa demokrasi merupakan bentuk kehidupan bermasyarakat yang
bertujuan untuk menjamin hak dan kewajiban warga negara. Adapun hal-hal yang
menjadi pendukung dalam upaya menunjang pendidikan kewarganegaraan adalah
ilmu pengetahuan, keterampilan intelektual dari yang sederhana hingga
keterampilan yang kompleks, sikap nilai, kepekaan, dan perasaan, serta
keterampilan sosial. Pendidikan kewarganegaraan juga memiliki tiga komponen
utama yaitu, Civic Knowledge, Civic Skills, dan Civic Disposition. Dengan tiga
komponen tersebut akan membuat warga negara yang percaya diri, memiliki
kemampuan, komitmen yang kuat, dan melahirkan warga negara yang cerdas.
Pengaruh hakikat pendidikan kewarganegaraan sangatlah berpengaruh dalam
membentuk karakter mahasiswa agar menjadi mahasiswa yang cerdas, partisipatif,
bertanggung jawab, dan menjunjung nilai-nilai moral bangsa. Sehingga dapat
dikatakan bahwa semakin berkualitas implementasi pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan, maka akan semakin baik kesadaran mahasiswa akan pentingnya
karakter yang kuat sebagai warga negara yang memiliki rasa tanggungjawab untuk
mempertahankan kesatuan Republik Indonesia.

10
DAFTAR PUSTAKA

Adnan, M. Fachri. “Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) Pada Era


Demokratisasi”. 2005.

Anissa, Risma Nur. 2015. “Serba-serbi Pendidikan”. Pentingnya Pendidikan Bagi


Manusia – Serba-serbi Pendidikan (unnes.ac.id). Diakses pada 6 Februari 2022.

Azmi, Shofiyatul. “Pendidikan Kewarganegaraan Merupakan Salah Satu


Pengejawantahan Dimensi Manusia Sebagai Makhluk Individu, Sosial, Susila,
dan Makhluk Religi”. Malang: Universitas Wisnuwardhana Malang. 2016.

Fraharyani, Febby. “Pengaruh Pendidikan Kewarganegaraan Terhadap Keutuhan


NKRI di Papua”. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta. 2019.

Lasiyo, dkk. “Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan”.


https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/MKDU411102-M1.pdf.
Diakses pada 7 Februari 2022.

Murdiono, Mukhamad. “Peningkatan Keterampilan Kewarganegaraan (Civic


Skills) Melalui Penerapan Pembelajaran Kewarganegaraan Berbasis
Portofolio”. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Nurmalisa, Yunisca., Ana Mentari., Rohman. “Peranan Pembelajaran Pendidikan


Kewarganegaraan Dalam Membangun Civic Conscience”. Lampung:
Universitas Lampung. 2020.

Rahmatiani, Lusiana. “Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Pembentuk Karakter


Bangsa”. Jawa Barat: Universitas Buana Perjuangan Karawangan. 2020.

Safriadi, dkk. 2021. “Teori dan Aplikasi Pendidikan Kewarganegaraan”. Aceh:


Yayasan Penerbit Muhammad Zaini.

Zulfikar, Muhamad Fikri., Dinie Anggraeni Dewi. “Pentingnya Pendidikan


Kewarganegaraan Untuk Membangun Karakter Bangsa”. Jawa Barat:
Universitas Pendidikan Indonesia. 2020.

11

Anda mungkin juga menyukai