Anda di halaman 1dari 22

Tugas Diskusi Kelompok PKn

KONSEP DAN URGENSI PENDIDIKAN


KEWARGANEGARAAN DALAM PENCERDASAN
KEHIDUPAN BANGSA

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1

Sarita Desmonda Nahampun 46117014


Nursapitri Sami 46117028
Andreas Caesario Mangeka 46117043
Afifah Rahmi Maricar 46117065

2C D4 AKUNTANSI MANAJERIAL
JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami

dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Konsep dan Urgensi

Pendidikan Kewarganegaraan dalam Pencerdasan Kehidupan Bangsa”.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan

bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan

makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada

semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, terbatasnya pengetahuan penulis tentu kami

menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan

makalah ini. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala

saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan

manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Makassar, 7 Maret 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
Hal.
Halaman Judul .............................................................................................. i

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ...................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Konsep dan Pendidikan Kewarganegaraan .......................................... 3
2. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan .................................................. 4
3. Landasan Pendidikan Kewarganegaraan ............................................. 5
4. Sumber Historis, Sosiologis, dan Politik tentang Pendidikan
Kewarganegaraan di Indonesia ............................................................ 7
5. Dinamika dan Tantangan Pendidikan Kewarganegaraan ................... 10
B. Analisis Masalah
1. Pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan dan Tujuan Diadakannya
Pendidikan Kewarganegaraan ............................................................ 11
2. Pengaruh Pendidikan Kewarganegaraan Terhadap Berbagai Masalah
yang Terjadi di Indonesia ................................................................... 13

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................ 17
B. Saran ..................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 19

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan Kewarganegaraan adalah pendidikan kepribadian

mahasiswa agar menjadi warga negara yang baik, sebagai calon sarjana

adalah calon pemimpin yang berbudi pekerti luhur dan berwawasan

kebangsaan. Bagi Bangsa Indonesia sudah seharusnya kita memahami

nilai-nilai dasar Pancasila. Tidak ada keraguan sedikit pun mengenai

kebenaran dan ketepatan Pancasila sebagai pandangan hidup dan Dasar

Negara.

UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal

37 menyatakan bahwa kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat tentang

Pendidikan Kewarganegaraan yang bertujuan untuk membentuk peserta

didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah

air. Dengan telah dituangkannya Pendidikan Kewarganegaraan dalam

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, ini berarti bahwa

Pendidikan Kewarganegaraan memiliki kedudukan yang sangat strategis

dalam pembentukan nation and character building.

Setiap bangsa yang ingin berdiri kokoh dan mengetahui dengan

jelas ke arah mana tujuan yang ingin dicapainya sangat memerlukan

pandangan hidup. Dengan pandangan hidup inilah sesuatu bangsa akan

memandang persoalan-persoalan dan menentukan arah serta cara

1
bagaimana bangsa itu memecahkan persoalan-persoalan tadi. Karena itu

pandangan hidup sesuatu bangsa merupakan maslah yang sangat asasi

bagi kekokohan dan kelestarian suatu bangsa.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pentingnya dan tujuan diadakannya Pendidikan

Kewarganegaraan bagi mahasiswa?

2. Bagaimana pengaruh Pendidikan Kewarganegaraan terhadap

berbagai masalah yang terjadi di Indonesia?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan dan

tujuan diadakannya Pendidikan Kewarganegaraan bagi mahasiswa.

2. Untuk mengetahui pengaruh Pendidikan Kewarganegaraan terhadap

masalah yang terjadi di Indonesia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Landasan Teori

1. Konsep Pendidikan Kewarganegaraan

Secara harafiah Pendidikan Kewarganegaran merupakan

terjemahan dari bahasa inggris yakni Civic Education. Yang

kemudian di alih bahasakan oleh para ahli dalam bahasa indonesia

sebagai Pendidikan Kewargaan dan Pendidikan Kewarganegaraan.

PKn dibentuk oleh dua kata, ialah kata “pendidikan” dan kata

“kewarganegaraan. Definisi pendidikan dalam Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat (1) adalah “Pendidikan adalah

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

bangsa dan Negara (UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1).”

Secara konseptual, istilah kewarganegaraan tidak bisa

dilepaskan dengan istilah warga negara. Selanjutnya ia juga

berkaitan dengan istilah Pendidikan Kewarganegaraan. Kemudian

secara yuridis, istilah kewarganegaraan dan pendidikan

3
kewarganegaraan di Indonesia dapat ditelusuri dalam peraturan

perundangan bahwa “Kewarganegaraan adalah segala hal ihwal

yang berhubungan dengan warga negara. (Undang-Undang RI

No.12 Tahun 2006 Pasal 1 Ayat 2) Pendidikan Kewarganegaraan

dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia

yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. (Undang-

Undang RI No 20 Tahun 2003, Penjelasan Pasal 37).”

Sedangkan definisi PKn menurut M. Nu’man Somantri (2001),

Pendidikan Kewarganegaraan adalah program pendidikan yang

berintikan demokrasi politik yang diperluas dengan sumber-sumber

pengetahuan lainnya, pengaruh-pengaruh positif dari pendidikan

sekolah, masyarakat, dan orang tua, yang kesemuanya itu diproses

guna melatih para siswa untuk berpikir kritis, analitis, bersikap dan

bertindak demokratis dalam mempersiapkan hidup demokratis yang

berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.1

2. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Berdasarkan Kep. Dirjen Dikti No. 267/Dikti/2000, tujuan Pendidikan

Kewarganegaraan mencakup:

1
Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset Teknologi dan
Pendidikan Tinggi, Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi (Jakarta: Ristekdikti, 2016),
hlm. 5-7.

4
1. Tujuan Umum

Untuk memberikan pengetahuan dan kemampuan dasar kepada

mahasiswa mengenai hubungan antara warga negara dengan

negara serta PPBN agar menjadi warga negara yang diandalkan

oleh bangsa dan negara.

2. Tujuan Khusus

a. Agar mahasiswa dapat memahami dan melaksanakan hak dan

kewajiban secara santun, jujur, dan demokratis serta ikhlas

sebagaai WNI terdidik dan bertanggung jawab.

b. Agar mahasiswa menguasai dan memahami berbagai masalah

dasar dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara, serta dapat mengatasinya dengan pemikiran kritis

dan bertanggung jawab yang berlandaskan Pancasila,

Wawasan Nusantara, dan Ketahanan Nasional.

c. Agar mahasiswa memiliki sikap dan perilaku yang sesuai

dengan nilai-nilai kejuangan, cinta tanah air, serta rela

berkorban bagi nusa dan bangsa. 2

3. Landasan Pendidikan Kewarganegaraan

Landasan Pendidikan Kewarganegaraan secara ilmiah

merupakan dasar pemikiran mengenai tentang bagaimana seorang

warga negara yang memiliki kehidupan yang berada ditengah

2
Dirjen Dikti. Tujuan Pendidikan. (http://kbpa.uad.ac.id) diakses 7 Maret 2019.

5
kemajemukan masyarakat, terdapat tuntutan demi sebuah

kehidupan yang memiliki manfaat serta bermakna bagi masyarakat,

bangsa dan juga negara secara menyeluruh. Didalam landasan

ilmiah ada beberapa hal yang termasuk didalamnya berikut ini:

1. Dasar pemikiran, sebagai dasar dalam berpikir mengenai sebuah

ilmu pengetahuan;

2. Objek pembahasan, dalam sebuah ilmu wajib memiliki syarat-

syarat secara ilmiah yakni objek, metode, sistem dan bersifat

menyeluruh;

3. Rumpun keilmuan, Pendidikan Kewarganegaraan mampu

disandingkan dengan civics education yang telah mulai dikenal

dipenjuru dunia. Pendidikan Kewarganegaraan memiliki sifat

yang umum di semua bidang pendidikan (interdisipliner) dan

bukan monodisipliner. Hal tersebut disebabkan karena

pendidikan kewarganegaraan merupakan gabungan beberapa

disiplin ilmu pengetahuan seperti hukum, politik, administrasi

negara, sosiologi.

Secara hukum pendidikan kewarganegaraan memiliki

beberapa landasan utama sebagaimana berikut ini:

1. Dalam UUD 1945, disebutkan dalam alinea kedua dan keempat.

Serta Pasal 27 ayat 1, Pasal 30 ayat 1 juga Pasal 31 ayat 1;

6
2. Dalam UU No. 20 tahun 1982 mengenai ketentuan-ketentuan

Pokok Pertahanan dan Keamanan Negara RI (jo. UU No. 1 tahun

1988);

3. Dalam UU No. 2 tahun 1989 mengenai Sistem Pendidikan

Nasional;

4. Dalam Kep. Dirjen Dikti No. 267/dikti/kep./2000 mengenai

penyempurnaan kurikulum inti Mata Kuliah Pengembangan

Kepribadian (MKPK) PKn pada seluruh perguruan tinggi yang

ada di Indonesia.3

4. Sumber Historis, Sosiologis, dan Politik tentang Pendidikan

Kewarganegaraan di Indonesia

Untuk memahami Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia,

pengkajian dapat dilakukan secara historis, sosiologis, dan politis.

Secara historis, Pendidikan Kewarganegaraan dalam arti substansi

telah dimulai jauh sebelum Indonesia diproklamasikan sebagai

negara merdeka. Setelah Indonesia menyatakan kemerdekaan,

melepaskan diri dari penjajahan, bangsa Indonesia masih harus

berjuang mempertahankan kemerdekaan karena ternyata penjajah

belum mengakui kemerdekaan dan belum ikhlas melepaskan

Indonesia sebagai wilayah jajahannya.

Oleh karena itu, periode pasca kemerdekaan Indonesia, tahun

1945 sampai saat ini, bangsa Indonesia telah berusaha mengisi

3
Dirjen Dikti, Op.Cit.

7
perjuangan mempertahankan kemerdekaan melalui berbagai cara,

baik perjuangan fisik maupun diplomatis. Perjuangan mencapai

kemerdekaan dari penjajah telah selesai, namun tantangan untuk

menjaga dan mempertahankan kemerdekaan yang hakiki belumlah

selesai. Oleh karena itu, diperlukan adanya proses pendidikan dan

pembelajaran bagi warga negara yang dapat memelihara semangat

perjuangan kemerdekaan, rasa kebangsaan, dan cinta tanah air.

PKn pada saat permulaan atau awal kemerdekaan lebih

banyak dilakukan pada tataran sosial kultural dan dilakukan oleh

para pemimpin negarabangsa. Dalam pidato-pidatonya, para

pemimpin mengajak seluruh rakyat untuk mencintai tanah air dan

bangsa Indonesia. Seluruh pemimpin bangsa membakar semangat

rakyat untuk mengusir penjajah yang hendak kembali menguasai

dan menduduki Indonesia yang telah dinyatakan merdeka. Pidato-

pidato dan ceramah-ceramah yang dilakukan oleh para pejuang,

serta kyai-kyai di pondok pesantren yang mengajak umat berjuang

mempertahankan tanah air merupakan PKn dalam dimensi sosial

kultural. Inilah sumber PKn dari aspek sosiologis. PKn dalam

dimensi sosiologis sangat diperlukan oleh masyarakat dan akhirnya

negara-bangsa untuk menjaga, memelihara, dan mempertahankan

eksistensi negara-bangsa.

Pada masa pemerintahan Orde Baru, mata pelajaran PMP

atau Pendidikan Moral Pancasila ditujukan untuk membentuk

8
manusia Pancasilais. Tujuan ini bukan hanya tanggung jawab mata

pelajaran PMP semata. Sesuai dengan Ketetapan MPR,

Pemerintah telah menyatakan bahwa P4 bertujuan membentuk

Manusia Indonesia Pancasilais. Kemudian sesuai dengan

perkembangan iptek dan tuntutan serta kebutuhan masyarakat,

kurikulum sekolah mengalami perubahan menjadi Kurikulum 1994.

Selanjutnya nama mata pelajaran PMP pun mengalami

perubahan menjadi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

(PPKn) yang terutama didasarkan pada ketentuan dalam Undang-

Undang Republik Indonesia No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem

Pendidikan Nasional. Pada ayat 2 Undang-Undang tersebut

dikemukakan bahwa isi kurikulum setiap jenis, jalur, dan jenjang

pendidikan wajib memuat: (1) Pendidikan Pancasila; (2) Pendidikan

Agama; dan (3) Pendidikan Kewarganegaraan.

Pasca Orde Baru sampai saat ini, nama mata pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan kembali mengalami perubahan.

Perubahan tersebut dapat diidentifikasi dari dokumen mata


4
pelajaran PKn (2006) menjadi mata pelajaran PPKn (2013).

4
Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset Teknologi dan
Pendidikan Tinggi, Op.Cit., 11-16.

9
5. Dinamika dan Tantangan Pendidikan Kewarganegaraan

Sungguh Indonesia pada saat sekarang mempunyai banyak

sekali problematika dalam pendidikan kewarganegaraan. Dalam

usia generasi milenial sedang mengalami krisis pada aspek etika

dan moralitas di samping ada lagi aspek-aspek yang lainnya. Akhir

ini banyak anak muda yang rendah atau bahkan tidak memiliki

kesadaran akan nilai-nilai kesopanan dan santun terhadap orang

yang lebih tua, pemanfaatan teknologi untuk menyebarkan konten-

konten yang bersifat negatif seperti mengandung unsur kekerasan,

asusila, memancing konflik, hoax (kebohongan), bawa kendaraan

tidak mengenakan standar keselamatan dan membawa surat-surat,

dan pemanfaatan teknologi itu sendiri yang pada akhirnya

menggerus nilai-nilai yang seharusnya diterapkan ketika hendak

bersilaturahmi, seperti pada saat berkumpul, bertemu dan bertatap

muka malah asyik memainkan gadget dan lain-lain, serta senang

berkata-kata kasar di sosial media dan lain sebagainya

Ini sungguh sebuah tantangan untuk negara, dimana cara

menanggulanginnya sangatlah susah. Hal demikian itu, apabila

tidak segera ditanggulangi maka di khawatirkan pada rusaknya etika

dan moralitas warga negara muda yang pada puncaknya berujung

10
pada runtuhnya jati diri bangsa yang dengan kata lain bisa

mengarah pada bubarnya negara.5

B. Analisis Masalah

1. Apa Pentingnya dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan bagi

Mahasiswa

Mahasiswa adalah bibit unggul bangsa yang di mana pada

masanya nanti bibit ini akan melahirkan pemimpin dunia. Karena

itulah diperlukan pendidikan moral dan akademis yang akan

menunjang sosok pribadi mahasiswa. Kepribadian mahasiswa akan

tumbuh seiring dengan waktu dan mengalami proses pembenahan,

pembekalan, penentuan, dan akhirnya pemutusan prinsip diri.

Negara, masyarakat masa datang, diperlukan ilmu yang cukup

untuk dapat mendukung kokohnya pendirian suatu Negara.

Pendidikan Kewarganegaraan sangat penting. Dalam konteks

Indonesia, Pendidikan Kewarganegaraan itu berisi antara lain

mengenai pruralisme yakni sikap menghargai keragaman,

pembelajaran kolaboratif, dan kreatifitas. Pendidikan itu

mengajarkan nilai-nilai kewarganegaraan dalam kerangka identitas

nasional.

5
Irvan Hermawanto, “Dinamika dan tantangan pendidikan kewarganegaran” diakses dari
(https://irvanhermawanto.blogspot.com), diakses pada 7 Maret 2019.

11
Seperti yang pernah diungkapkan salah satu rektor sebuah

universitas, “tanpa pendidikan kewarganegaraan yang tepat akan

lahir masyarakat egois. Tanpa penanaman nilai-nilai

kewarganegaraan, keragaman yang ada akan menjadi penjara dan

neraka dalam artian menjadi sumber konflik. Pendidikan, lewat

kurikulumnya, berperan penting dan itu terkait dengan strategi

kebudayaan.”

Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan adalah upaya sadar

dan terencana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa bagi warga

negara dengan menumbuhkan jati diri dan moral bangsa sebagai

landasan pelaksanaan hak dan kewajiban dalam bela negara, demi

kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan negara.

Sehingga dengan mencerdaskan kehidupan bangsa, memberi ilmu

tentang tata negara, menumbuhkan kepercayaan terhadap jati diri

bangsa serta moral bangsa, maka takkan sulit untuk menjaga

kelangsungan kehidupan dan kejayaan Indonesia.

Kompetensi yang diharapkan dari mata kuliah Pendidikan

Kewarganegaraan antara lain agar mahasiswa mampu menjadi

warga negara yang memiliki pandangan dan komitmen terhadap

nilai-nilai demokrasi dan HAM, agar mahasiswa mampu

berpartisipasi dalam upaya mencegah dan menghentikan berbagai

tindak kekerasan dengan cara cerdas dan damai, agar mahasiswa

memilik kepedulian dan mampu berpartisipasi dalam upaya

12
menyelesaikan konflik di masyarakat dengan dilandasi nilai-nilai

moral, agama, dan nilai-nilai universal, agar mahasiwa mampu

berpikir kritis dan objektif terhadap persoalan kenegaraan, HAM,

dan demokrasi, agar mahasiswa mampu memberikan kontribusi dan

solusi terhadap berbagai persoalan kebijakan publik, agar

mahasiswa mampu meletakkan nilai-nilai dasar secara bijak

(berkeadaban).

2. Pengaruh pendidikan kewarganegaraan terhadap berbagai

masalah yang terjadi di Indonesia saat ini

Pendidikan Kewarganegaraan tidak hanya merupakan sebuah

teori yang dipelajari dari tingkat sekolah dasar hingga ke perguruan

tinggi saja, melainkan diperlukan pengamalannya pada kehidupan

sehari-hari dalam bermasyarakat dan berbangsa. Banyaknya

masalah yang terjadi di Indonesia sedikit banyak berpengaruh

terhadap pemahaman seseorang pada Pendidikan

Kewarganegaraan yang telah dipelajari. Berikut beberapa masalah

yang sering terjadi di Indonesia:

a. Kasus Sara yang merajalela

Indonesia adalah negara dengan suku bangsa, agama, dan

budaya yang beragam. Dilingkungan tempat tinggal kita, mungkit

telah memiliki rasa toleransi yang tinggi terhadap perbedaan-

perbadaan tersebut. Tapi, dibeberapa tempat masih banyak yang

tidak dapat menerima adanya perbedaan dan melakukan

13
diskriminasi terhadap kaum minoritas. Sebut saja beberapa

masalah yang terjadi belakangan ini terkait sara seperti,

penolakan pemimpin yang memiliki agama yang berbeda dengan

mayoritas penduduknya, pembakaran tempat ibadah, terorisme,

pertikaian antar suku, saling ejek agama dimedia sosial, dan

masih banyak lagi. Kita sebagai bangsa Indonesia harusnya dpat

menyadari persamaan latar belakang, tujuan, dan nasib.

Sehingga dapat tercipta rasa persatuan yang kuat.

b. Korupsi

Seperti yang sudah kita ketahui, Indonesia merupakan

salah satu negara yang terkenal dimata dunia karena tingginya

tingkat korupsi yang terjadi. Korupsi tidak hanya dilakukan oleh

pejabat kelas atas didaerah pusat saja, tapi juga oleh pejabat

didaerah kecil. Hal ini menyebabkan kerugian negara yang amat

besar yang menyengsarakan rakyat dan menimbulkan berbagai

masalah sosial seperti kemiskinan, kesenjangan sosial, kualitas

pendidikan yang rendah, tingkat kriminalitas yang tinggi,

pengangguran, dan banyaknya daerah tertinggal yang tidak

mendapat fasilitas yang layak. Sebenarnya, negara kita memiliki

dana yang cukup untuk mensejahterakan rakyatnya, tetapi

karena ulah para koruptor, uang negara menjadi terbuang sia-sia

dan menyengsarakan penduduk. Namun, penanganan terhadap

para koruptor di Indonesia kurang tegas. Jika kita melihat

14
tindakan yang diambil negara Arab Saudi yang memberlakukan

potong tangan, ataupun negara Tiongkok yang menghukum mati

para Koruptor di negaranya, di Indonesia tidak dapat

diberlakukan hal yang demikian dikarenakan adanya HAM.

c. Penegakan hukum yang lemah

Indonesia merupakan negara hukum. Namun, seperti kasus

yang sudah-sudah, kebanyakan dari mereka yang dihukum

adalah rakyat kecil. Ini dikarenakan hukum di Indonesia yang

tidak adil, yang lancip terhadap rakyat kecil, tumpul kepada

masyarakat kelas atas. Hukum seringkali disalahgunakan oleh

para praktisi hukum yang dapat disuap, sehingga rakyat kecil

yang tidak mempunyai uang, tidak dapat berbuat apa-apa, dan

pasrah untuk dihukum bersalah.

d. Pengelolaan sumber daya yang buruk

Indonesia dengan segala kekayaan alamnya mulai dari

daratan hingga lautan, merupakan negara yang sangat potensial

dan memiliki kekayaan yang tak terhingga. Karena itulah, banyak

dari negara asing yang melirik Indonesia, dan mulai melakukan

eksploitasi terhadap alam Indonesia. Sayangnya, banyak dari kita

sebagai masyarakat Indonesia, terutama generasi muda, yang

kurang menyadari bahkan cenderung mengabaikan hal ini. Tidak

hanya sumber daya alam saja, dengan banyaknya jumlah

penduduk di Indonesia, seharusnya Indonesia tak perlu lagi

15
memikirkan masalah Sumber daya manusia lagi untuk mengelola

negara. Akan tetapi, sebagian besar perusahaan justru

mempekerjakan tenaga kerja asing, yang menyebabkan tingginya

angka pengangguran di Indonesia.

Beberapa contoh masalah yang terjadi di Indonesia

seperti diatas, akhirnya menjadi masalah yang berkelanjutan dan

tidak kunjung usai. Solusinya, generasi muda di Indonesia haru

mengamalkan setiap pembelajaran yang didapat dari Pendidikan

Kewarganegaraan, pengamalan terhadap sila-sila pancasila

merupakan salah satu pemecahan paling tepat terhadap

masalah-masaalh diatas. Semua tergantung dari pribadi

masyarakat Indonesia sendiri. Apakah mau stuck dalam keadaan

Indonesia yang seperti sekarang, atau mau berubah ke arah

yang lebih baik.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pendidikan Kewarganegaraan mengajarkan bagaimana seseorang

menjadi Warga Negara yang lebih bertanggung jawab. Karena

kewarganegaraan itu tidak dapat diwariskan begitu saja melainkan

harus dipelajari dan di alami oleh masing-masing orang. Apalagi

negara kita sedang menuju menjadi negara yang demokratis, maka

secara tidak langsung warga negaranya harus lebih aktif dan

partisipatif. Oleh karena itu kita sebagai mahasiswa harus

mempelajarinya, agar kita bisa menjadi garda terdepan dalam

melindungi negara. Garda kokoh yang akan terus dan terus

melindungi negara walaupun akan banyak aral merintang di depan.

2. Perubahan-perubahan yang terjadi pada masyarakat dunia dewasa

ini merupakan gejala yang normal. Pengaruhnya bisa menjalar

dengan cepat ke bagian-bagian dunia lain berkat adanya

komunikasi modern. Penemuan-penemuan baru di bidang teknologi

yang terjadi di suatu tempat dengan cepat dapat diketahui oleh

masyarakat lain yang berada jauh dari tempat tersebut. Tujuan

Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk menumbuhkan

wawasan dan kesadaran bernegara, sikap serta perilaku yang cinta

17
tanah air, bersendikan kebudayaan bangsa, wawasan nusantara

dan ketahanan nasional kepada siswa, mahasiswa, calon ilmuwan

warga negara Republik Indonesia yang menguasai ilmu

pengetahuan dan seni yang dijiwai nilai-nilai Pancasila.Perubahan

ini juga memiliki beberapa faktor yaitu faktor internal dan eksternal

yang menjadi penyebab terjadinya perubahan masyarakat.

B. Saran

Mahasiswa harus mempelajari Pendidikan Kewarganegaraan dan

sangat penting manfaatnya, di masa depan harus segera dilakukan

perubahan secara mendasar konsep, orientasi, materi, metode dan

evaluasi pembelajarannya. Tujuannya adalah agar membangun

kesadaran akan hak dan kewajibannya sebagai warga negara dan

mampu menggunakan sebaik-baiknya dengan cara demokratis dan

juga terdidik.

18
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset
Teknologi dan Pendidikan Tinggi. 2016. Pendidikan Kewarganegaraan
untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Ristekdikti. Cetakan 1.

Dirjen Dikti. Tujuan Pendidikan. (Online), (http://kbpa.uad.ac.id), diakses 7


Maret 2019.

Hamid Harmadi. 2013. Urgensi pancasila dan kewarganegaraan. (Online),


(http://hamiddarmadi.blogspot.com), diakses 7 Maret 2019.

Irvan hermawanto. Dinamika dan tantangan pendidikan kewarganegaran.


(Online), (https://irvanhermawanto.blogspot.com), diakses 7 Maret 2019.

Kompasiana. 2015. Pentingnya pendidikan kewarganegaraan. (Online),


(https://www.kompasiana.com), diakses 7 Maret 2019.

Muhammad Fauzi. 2011. Makalah urgensi pendidikan kewaragengaraan.


(Online), (http://zonepedia.blogspot.com), diakses 5 Maret 2019.

Nahdlatul Ulama. 2018. Tantangan pancasila di era milenial. (Online),


(http://www.nu.or.id), diakses 7 Maret 2019.

Pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan. 2013. (Online),


(http://makalahcyber.blogspot.com), diakses pada 7 Maret 2019.

Setyoelins. Pentingkah Pendidikan Kewarganegaraan bagi Mahasiswa.


(Online), (https://setyoelins.wordpress.com), diakses 7 maret 2019.

Tubagus Saputra. 2017. Pendidikan Kewarganegaraan. (Online),


(http://tubagussaputra.blogspot.com), diakses 5 Maret 2019.

19

Anda mungkin juga menyukai