DEMAND (BOD)
DOSEN PEMBIMBING
Disusun oleh :
NIM :
P07134218123
BANJARMASIN
makalah ini.
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia Amami I. Selain itu
Penulisan makalah ini belum sempurna untuk itu saya sebagai penulis
ini.
mendukung pembuatan makalah ini, semoga makalah ini dapat memberi manfaat
Penulis
1
Daftar Isi
Kata Pengantar ................................................................................................. 1
Daftar Isi........................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 3
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 4
1.3 Tujuan ........................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 5
2.1 Pengertian Chemical Oxygen Demand (COD) dan Biochemical Oxygen
Demand (BOD) .......................................................................................... 5
2.2 Prinsip Pemeriksaan BOD dan COD ......................................................... 7
2.3 Prinsip Percobaan ....................................................................................... 8
2.4 Langkah Kerja ............................................................................................ 9
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 11
Daftar Pustaka .................................................................................................. 12
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
sederhana dan tidak beracun. Oleh karena itu, untuk mengetahui kadar oksigen
terlarut yang terdapat dalam air perlu dilakukan pemeriksaan kadar oksigen.
Semakin besar nilai DO pada air, mengindikasikan air tersebut memiliki
kualitas yang bagus. Sebaliknya jika nilai DO rendah, dapat diketahui bahwa air
tersebut telah tercemar. Pengukuran DO juga bertujuan melihat sejauh mana
badan air mampu menampung biota air seperti ikan dan mikroorganisme.
Pemeriksaan kadar oksigen terlarut didalam air untuk mengetahui tingkat
pencemarannya, dapat diketahui melalui pemeriksaan BOD (Biochemical Oxygen
Demand) dan pemeriksaan COD (Chemical Oxygen Demand).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang disebut dengan Chemical Oxygen Demand (COD) dan
Biochemical Oxygen Demand (BOD) ?
2. Bagaimanakah dampak yang ditimbulkan jika terjadi kelimpahan atau
kekurangan Chemical Oxygen Demand (COD) dan Biochemical Oxygen
Demand (BOD) di perairan? serta tingkat pencemaran yang terjadi di
perairan?
3. Bagaimanakah prinsip kerja dari penentuan kadar Chemical Oxygen
Demand (COD) dan Biochemical Oxygen Demand (BOD) dalam sampel
air?
4. Bagaimana langkah menentukan kandungan Chemical Oxygen Demand
(COD) dan Biochemical Oxygen Demand (BOD) dalam sampel air?
1.3 Tujuan
1. Pengertian Chemical Oxygen Demand (COD) dan Biochemical Oxygen
Demand (BOD) .
2. Dampak yang ditimbulkan jika terjadi kelimpahan atau kekurangan
Chemical Oxygen Demand (COD) dan Biochemical Oxygen Demand
(BOD) di perairan serta tingkat pencemaran yang terjadi di perairan.
3. Prinsip kerja dari penentuan kadar Chemical Oxygen Demand (COD) dan
Biochemical Oxygen Demand (BOD) dalam sampel air.
4. Langkah dalam penentuan Chemical Oxygen Demand (COD) dan
Biochemical Oxygen Demand (BOD) pada sampel air.
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Chemical Oxygen Demand (COD) dan Biochemical Oxygen
Demand (BOD)
Dengan melihat kandungan oksigen yang terlarut di dalam air dapat
ditentukan seberapa jauh tingkat pencemaran air lingkungan telah terjadi.
Dapat diketahui dengan menggunakan uji COD dan BOD.
COD (Chemical Oxygen Demand) adalah jumlah oksigen (mg O2) yang
dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organis yang ada dalam 1 liter sampel
air, dimana pengoksidasi K2,Cr2,O7 digunakan sebagai sumber oksigen
(oxidizing agent) (Agnes Anita, 2005). Dengan kata lain COD merupakan
jumlah oksigen terlarut yang digunakan untuk mengurai bahan organik yang
terkandung dalam perairan.
BOD singkatan dari Biochemical Oxygen Demand, atau kebutuhan
oksigen biologi untuk memecah (mendegradasi) bahan buangan didalam air
limbah oleh mikroorganisme. Dalam hal ini buangan organik akan dioksidasi
oleh mikroorganisme didalam air limbah, proses ini adalah alamiah yang
mudah terjadi apabila air lingkungan mengandung oksigen yang cukup.
Pemeriksaan BOD diperlukan untuk menentukan beban pencemaran akibat
air buangan dan untuk mendesain sistem pengolahan secara biologis (Agnes
Anita, 2005)
a. Kelimpahan
BOD dan COD mempunyai peranan penting dalam perairan, yaitu sebagai
parameter penentuan kualitas suatu perairan, apakah perairan tersebut
tercemar atau tidak. Selain itu, kandungan BOD dan COD dalam air dapat
membantu mikroorganisme dalam mengurai bahan-bahan organik di perairan.
Selain itu, Oksigen terlarut berperan dalam proses oksidasi dan reduksi bahan
organik dan anorganik (Salmin, 2005).
c. Manfaat
d. Bahaya
Semakin banyak bahan organic dalam air, maka semakin besar BODnya
sedangkan DO akan semakin rendah. Air yang bersih adalah jika tingkat
DOnya tinggi, sedangkan BOD dan zat padat terlarutnya rendah. Apabila
kadar oksigen terlarut berkurang mengakibatkan hewan-hewan yang
menempati perairan tersebut akan mati. Dan jika kadar BOD dan COD
meningkat menyebabkan perairan menjadi tercemar (Hilda Zulkifli, 2009).
Standart Baku Mutu adalah batas kadar yang diperkenankan bagi zat atau
bahan pencemar terdapat di lingkungan dengan tidak menimbulkan gangguan
terhadap makhluk hidup, tumbuhan atau benda lainnya. Untuk mencegah
terjadinya pencemaran terhadap lingkungan oleh berbagai aktivitas industri
dan aktivitas manusia, maka diperlukan ppengendalian terhadap pencemaran
6
lingkungan dengan menetapkan baku mutu lingkungan.Standart baku mutu
berfungsi untuk mengatakan atau menilai bahwa lingkungan telah rusak atau
tercemar (SK Gubernur Jatim, 2002).
7
sebagian zat-zat organik yang tersuspensi dalam air. Melalui kedua cara tersebut
dapat ditentukan tingkat pencemaran air lingkungan (Habib, 2011).
Pada titrasi iodometri, analit yang dipakai adalah oksidator yang dapat
bereaksi dengan I- (iodide) untuk menghasilkan iod, iod yang terbentuk secara
kuantitatif dapat dititrasi dengan larutan tiosulfat. Dari pengertian diatas maka
titrasi iodometri adalah dapat dikategorikan sebagai titrasi kembali. Metode titrasi
iodometri langsung (kadang-kadang dinamakan iodimetri) mengacu kepada titrasi
dengan suatu larutan iod standar. Metode titrasi iodometri tak langsung (kadang-
kadang dinamakan iodometr i), adalah berkenaan dengan titrasi dari iod yang
dibebaskan dalam reaksi kimia (Dinda, 2010)
Perbedaan dari kedua cara uji oksigen terlarut di dalam air secara garis
besar yaitu chemical oxygen demand adalah kapasitas air untuk menggunakan
oksigen selama peruraian senyawa organik terlarut dan mengoksidasi senyawa
anorganik seperti amonia dan nitrit. Sedangkan Biochemical (biochemical)
oxygen demand adalah kuantitas oksigen yang diperlukan oleh mikroorganisme
aerob dalam menguraikan senyawa organik terlarut. Jika BOD suatu air tinggi
maka dissolved oxygen (DO) menurun karena oksigen yang terlarut tersebut
digunakan oleh bakteri.
Selain itu kemampuan air untuk membersihkan pencemaran juga
ditentukan oleh banyaknya oksigen dalam air. Oleh sebab pengukuran parameter
ini sangat dianjurkan disamping paramter lain seperti BOD dan COD. Di dalam
air, oksigen memainkan peranan dalam menguraikan komponen-komponen kimia
menjadi komponen yang lebih sederhana. Oksigen memiliki kemampuan untuk
beroksida dengan zat pencemar seperti komponen organik sehinggazat pencemar
tersebut tidak membahayakan. Oksigen juga diperlukan oleh mikroorganisme,
baik yang bersifat aerob serta anaerob, dalam proses metabolisme. Dengan adanya
oksigen dalam air, mikroorganisme semakin giat dalam menguraikan kandungan
dalam air (Rizki, 2010).
2.3 Prinsip Percobaan
1. Penentuan kadar Biochemical Oxygen Demand (BOD)
8
Sejumlah contoh uji ditambahkan ke dalam larutan pengencer jenuh
oksigen yang telah ditambah larutan nutrisi dan bibit mikroba, kemudian
diinkubasi dalam ruang gelap pada suhu 20 °C ± 1 °C selama 5 hari. Nilai
BOD dihitung berdasarkan selisih konsentrasi oksigen terlarut 0 (nol) hari dan
5 (lima) hari. Bahan kontrol standar dalam uji BOD ini, digunakan larutan
glukosa-asam glutamat.
2. Penentuan kadar Chemical Oxygen Demand (COD)
Zat organik dalam sampel air dioksidasi oleh larutan K2Cr2O7 standar
berlebih dalam suasana asam dan panas. Kemudian K2Cr2O7 sisa dititrasi
dengan larutan (NH4)2Fe(SO4)2 oleh bantuan indikator ferroin sampai terjadi
perubahan warna dari biru hijau menjadi merah kecoklatan.
2.4 Langkah Kerja
1. Penentuan Biochemical Oxygen Demand (BOD)
a) Siapkan 2 buah botol DO, tandai masing-masing botol dengan notasi A1;
A2;
b) Masukkan larutan contoh uji (4.4.2.4) ke dalam masing-masing botol DO
A1 dan A2; sampai meluap, kemudian tutup masing masing botol secara
hati-hati untuk menghindari terbentuknya gelembung udara;
c) Lakukan pengocokan beberapa kali, kemudian tambahkan air bebas
mineral pada sekitar mulut botol DO yang telah ditutup;
d) Simpan botol A2 dalam lemari inkubator 20°C ± 1°C selama 5 hari;
e) Lakukan pengukuran oksigen terlarut terhadap larutan dalam botol A1
dengan alat DO meter yang terkalibrasi sesuai dengan Standard Methods
for the Examination of Water and Wastewater 21st Edition, 2005:
Membrane electrode method (4500-O G) atau dengan metoda titrasi secara
iodometri (modifikasi Azida) sesuai dengan SNI 06-6989.14-2004. Hasil
pengukuran, merupakan nilai oksigen terlarut nol hari (A1). Pengukuran
oksigen terlarut pada nol hari harus dilakukan paling lama 30 menit setelah
pengenceran;
9
f) Ulangi pengerjaan 4.4.3 butir e) untuk botol A2 yang telah diinkubasi 5
hari ± 6 jam. Hasil pengukuran yang diperoleh merupakan nilai oksigen
terlarut 5 hari (A2);
g) Lakukan pengerjaan 4.4.3 butir a) sampai f) untuk penetapan blanko
dengan menggunakan larutan pengencer tanpa contoh uji (4.2.3). Hasil
pengukuran yang diperoleh merupakan nilai oksigen terlarut nol hari (B1)
dan nilai oksigen terlarut 5 hari (B2);
h) Lakukan pengerjaan 4.4.3 butir a) sampai f) untuk penetapan kontrol
standar dengan menggunakan larutan glukosa-asam glutamat. Hasil
pengukuran yang diperoleh merupakan nilai oksigen terlarut nol hari (C1)
dan nilai oksigen terlarut 5 hari (C2);
i) Lakukan kembali pengerjaan 4.4.3 butir a) sampai butir f) terhadap
beberapa macam pengenceran contoh uji.
2. Penentuan Kadar Chemical Oxygen Demand (COD)
a) Masukkan 50 mL sampel air ke dalam labu didih 500 mL.
b) Tambahkan 25,00 mL larutan K2Cr2O7 + 0,1 N kemudian tambahkan 10
mL H2SO4 pekat dengan hati-hati melalui dinding labu.
c) Masukkan beberapa butir batu didih, kemudian aduk campuran dengan
jalan menggoyangkan labu dengan hati-hati.
d) Kemudian refluks campuran selama 2 jam.
e) Dinginkan, bilasi alat reflux (pendingin) tiga kali dengan sedikit air bebas
zat organik dan cairan dipindahkan ke dalam labu erlenmeyer 500 mL
kemudian encerkan hingga isinya menjadi 300 mL dengan air bebas zat
organik.
f) Tambahkan 15 tetes indikator ferroin, kemudian titrasi dengan larutan
standar (NH4)2Fe(SO4)2 + 0,1 N sampai terjadi perubahan warna dari biru
hijau menjadi merah kecoklatan.
g) Lakukan penetapan blanko terhadap K2Cr2O7 dengan perlakuan seperti di
atas, dan sampel diganti dengan air bebas zat organik.
Lakukan langkah a-g secara duplo.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dengan melihat kandungan oksigen yang terlarut di dalam air dapat
ditentukan seberapa jauh tingkat pencemaran air lingkungan telah terjadi. Dapat
diketahui dengan menggunakan uji COD dan BOD.
Dalam peraturan pemerintah no. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan pengendalian Pencemaran Air, kriteria kualitas air untuk air baku
air minum (air kelas 1) nilai BOD dan COD dibatasi masing – masing tidak boleh
lebih dari 2 mg/L dan 10 mg/L sebagai nilai KMnO4.
11
DAFTAR PUSTAKA
Alexs, M Herman, dkk. 2010. “Laporan Kimia Air : Analisis Kualitas Air”.
SMKN 13 Bandung. Bandung.
Az, Hijrah Darwis. 2012. “Laporan Praktikum COD BOD”. http://hijrah-
darwis.blogspot.com/2012/02/laporan-praktikum-cod-bod.html. Diakses pada 10
Oktober 2019 pukul 19.00
Sevendfive, Avenged. 2013. “ Analisa Do dan BOD”.
http://avengedsevendfive.wordpress.com/author/avengedsevendfive/. Diakses pada
10 Oktober 2019 pukul 19.00
12