Anda di halaman 1dari 12

ROTIFERA

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Planktonologi

Disusun oleh :

KELOMPOK 5

Fadillah Ahmad (230110164022)

Galih Dewi Andini (230110164023)

Tri Nuramdhani (230110164023)

Bobby Mahendra AW (230110164025)

Indah Kurniasih (230110164026)

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

PROGRAM STUDI DILUAR KAMPUS UTAMA

UNIVERSITAS PADJADJARAN

PANGANDARAN

2017
KATA PENGANTAR
Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya pada Allah Subhanahu
Wataala atas segala rahmat dan karunia-Nya yang diberikan kepada kami sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah dengan judul ROTIFERA ini tentu memliki tujuan yaitu memenuhi salah
satu tugas dari mata kuliah Planktonologi.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada penulisan
makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran dan kritik
yang membangun.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Pangandaran, 22 Mei 2017

Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang ....................................................................................................


1.2 Rumusan masalah ..............................................................................................
1.3 Tujuan ................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Rotifera...........................................................................................


2.2 Ciri ciri rotifera ............................................................................................
2.3 Morfologi rotifera ........................................................................................
2.4 Habitat rotifera .............................................................................................
2.5 Reproduksi rotifera ......................................................................................
2.6 Klasifikasi rotifera .......................................................................................
2.7 Budidaya rotifera .........................................................................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ..................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Plankton adalah Organisme mikroskopis baik hewan maupun tumbuhan yang
hidup melayang bebas tidak dapat melawan arus, serta tidak terikat dengan pantai dan
dasar perairan. Ilmu yang mempelajari tentang kehidupan plankton disebut
Planktonologi. Istilah plankton pertama kali diperkenalkan oleh Victor Hensen tahun
1887 untuk membedakan organisme hidup dengan partikel abiotik yang tersuspensi
didalam perairan. Ilmu planktonologi sangat penting dalam kegiatan budidaya ikan.
Plankton secara fungsional, plankton digolongkan menjadi dua golongan utama,
yaitu fitoplankton, zooplankton. Zooplankton adalah hewan tumbuhan yang hidup
melayang bebas tidak dapat melawan arus, serta tidak terikat dengan pantai dan dasar
perairan. Pada makalah ini kami akan membahas salah satu zooplankton yaitu Rotifera.

1.2 Rumusan masalah


1.2.1 Definisi Rotifera
1.2.2 Ciri ciri Rotifera
1.2.3 Morfologi Rotifera
1.2.4 Habitat Rotifera
1.2.5 Reproduksi Rotifera
1.2.6 Klasifikasi Rotifera
1.2.7 Budidaya Rotifera

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui definisi rotifera
1.3.2 Untuk mengetahui ciri ciri rotifera
1.3.3 Untuk mengetahui morfologi rotifera
1.3.4 Untuk mengetahui habitat rotifera
1.3.5 Untuk mengetahui reproduksi rotifera
1.3.6 Untuk mengetahui klasifikasi rotifera
1.3.7 Untuk mengetahui dan melakukan budidaya rotifera
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Definisi Rotifera
Rotifera berasal dari kata rota yaitu roda dan fera yaitu membawa. Kata
rotifer berasal dari bahasa latin artinya roda-pembawa, karena korona di sekitar
mulut yang bergerak menyerupai roda meskipun organ tidak benar-benar memutar.
Pertama kali ditemukan oleh John Harris tahun 1696 yang waktu itu dikenal dengan
nama bdelloid rotifer yaitu hewan mirip cacing. Dari 1700 spesies, kebanyakan
hidup di air tawar, hanya 50 spesies di laut, beberapa di hamparan lumut yang basah.
Rotifera termasuk metazoan yang paling kecil berukuran antara 40-2500 mikron rata-
rata 200 mikron. Umunya hidup bebas, soliter, koloni, sessile (Suwignyo et al., 2005).

Gambar 1. Rotifera (http://biodidac.bio.uottawa.ca/thumbnails/filedet.htm)

2.2 Ciri Ciri Rotifera


1. Rotifera merupakan hewan air yang mikroskopis (sekitar 200 500 m)
2. Multiseluler
3. Mempunyai struktur cilia/bulu getar yang terdapat pada korona
4. Struktur tubuh dilindungi lapisan mesoderm
5. Pada bagian kepala terdapat corona (mahkota) yang tersusun atas silia-silia,
berfungsi untuk mendorong makanan dari luar, untuk masuk ke dalam mulutnya.
6. Maxtax terletak antara mulut dan pharynx. Maxtax ialah pharynx yang berotot ,bulat
atau lonjong dan bagian dalamnya terdapat trophy semacam rahang berkitin.
7. Pada bagian badan (trunk) terdapat tiga buah tonjolan kecil yaitu sebuah atau
sepasang antena dorsal dan dua buah antena lateral.
8. Rotifera ini mempunyai sistem organ khusus dan mempunyai sistem pencernaan
lengkap yang diawali dari mulut hingga anus.
2.3 Morfologi rotifera

(a) (b)

Gambar 2. Bagian tubuh rotifera (www.earthlife.net/inverts/rotifera.html)

Rotifera terbagi atas tiga bagian tubuh yaitu anterior yaitu bagian kepala, bagian badan
yaitu trunk dan bagian posterior yaitu kaki yang terdiri dari pedal glands dan toe.

1. Anterior
a. Corona
Corona terdiri atas dareah sekitar mulut yang bercilia, dan cilia ini melebar
diseputar tepi anterior hingga seperti bentuk mahkota. Gerakan cilia pada
trochal disk tampak seperti roda berputar.
b. Mastax
Mastax adalah pharynx yang berotot, bulat atau lonjong dan bagian dalamnya
terdapat trophi, semacam rahang berkhitin. Trophi terdiri atas tujuh buah gigi
yang saling berhubungan. Mastax berfungsi untuk menangkap dan menggiling
makanan, bentuknya beraneka ragam sesuai tipe kebiasaan makan rotifera
(Suwignyo et al., 2005).
Ada tiga macam trophi maxtax yaitu tipe ramate,tipe forcipate dan tipe
inducate.

Gambar 3.ramate Gambar 4. forcipate Gambar 5. Inducate


2. Badan (trunk)
Bentuk badan yaitu bulat atau silindris. Pada bagian badan terdapat tiga buah
tonjolan kecil yaitu sepasang antena dorsal dan dua buah antena lateral. Pada ujung
antena biasanya terdapat bulu-bulu sebagai alat indera.
3. Posterior
Kaki terletak diujung posterior. Kaki acapkali berkerut-kerut sehingga tampak
seperti beruas-ruas, yang dapat memendek dan dimasukkan kedalam badan.
Didalam kaki terdapat kelenjar kaki (pedal gland) yang menghasilkan bahan perekat
untuk menempel pada substrat (Suwignyo et al., 2005).

2.4 Proses Fisiologi Rotifera


a. Sistem Pencernaan
Mulut rotifera terletak dibagian ventral dan biasanya dikelilingi oleh sebagian
corona. Daerah sekitar mulut (buccal field) pada jenis Colothecacea mengalami
modifikasi melebar sedemikian rupa hingga menyerupai corong, dan mulut terletak
di dasar corong. Jenis filter feeder memakan partikel organik yang lembut dengan
bantuan aliran air yang dihassilkan cilia pada corona. Memakan dari mulut dialirkan
ke mastax. Pharynx dihubungkan dengan perut oleh esofagus. Perut berbentuk
tabung dan kantong, berhubungan dengan usus yang pendek dan berakhir pada anus
(Suwignyo et al., 2005).
b. Sistem Eksresi
Pada tiap sisi lateral terdapat sebuah protonephridium dengan 2-8 flame bulb.
Kedua protonephridia tersebut bersatu pada kantung kemih (bladder), yang
bermuara pada bagian ventral kloaka. Isi bladder dikosongkan melalui anus dengan
jalan konstraksi, dengan kecepatan satu sampai empat kali per menit. Pembuangan
yang demikian cepat membuktikan bahwa fungsi protonephridia adalah sebagai
osmoregulator, yaitu membuang kelebihan air di dalam tubuh rotifera
(Suwignyo et al., 2005).
c. Sistem saraf
Rotifera mempunyai otak yang terdiri atas masa ganglion dorsal, dan terletak
diatas mastax. Dari otak keluar sejumlah pasangan saraf yang menuju ke berbagai
indera, antara lain ke mata dan ke atena. Beberapa Jenis rotifera, terutama sesil
tidak mempunyai mata. Maka berupa ocellus sederhana, dan berjumlah tiga
hingga lima buah (Suwignyo et al., 2005).

Gambar 6. Sistem saraf rotifera


2.5 Habitat Rotifera
1. Air Tawar : Aufwuchs ; plankton (Brachionus & Asplancha)
2. Terestrial : di lumut pada musim hujan
3. Parasit : Epizoic pada insang Crustacea
4. Endoparasit : Pada telur siput, Volvox, dan cacing
2.6 Reproduksi Rotifera

Gambar 7. Reproduksi Rotifera ( https://openi.nlm.nih.gov/ )


Siklus hidup rotifera mengandung kedua fase yaitu fase askesual dan seksual.
Produk reproduksi seksual adalah embrio aktif encysted disebut kista. Pada rotifera
dioecious, reproduksi selalu seksual. Individu jantan selalu lebih kecil daripada betina
biasanya mengalami degenerasi yaitu tidak mempunyai alat pencernaan, hanya
memiliki alat reproduksi saja. Perkawinan pada rotifera biasanya dengan
jalanhypodermic impregnation, dimana sperma masuk melalui dinding tubuh.
Rotifera jantan siap melakukan perkawinan satu jam setelah menetas, kemudian akan
mati. Bila tidak menemukan rotifera betina maka rotifera jantan akan mati pada umur
2-7 hari, tergantung pada jenisnya. Pada Bdelloidea, dimana tidak pernah ada jantannya
reproduksi selalu dengan cara partenogenesis, yaitu betina menghasilkan telur yang
menetas menjadi betina (Suwignyo et al., 2005)
2.7 Klasifikasi Rotifera
Menurut Suwignyo et al. (2005), klasifikasi rotifera terdiri dari beberapa kelas
diantaranya:
1. Kelas Seisonacea
Tubuh panjang, corona mengecil, ovari sepasang, jantan berkembang baik, hanya
ada satu genus Seison, dengan dua spesies laut, hidup komensal pada Nebalia,
filum Crustacea.
2. Kelas Bdelloide
Tubuh silindris dan retraktil, corona seperti dua roda yang berputar, ovari
sepasang, jantan tidak dikenali, partenogenesis, berenang atau merayap.
Contohnya: Pbilodina, Embata, Rotaria.
3. Kelas Monogononta
a. Ordo Ploima
Tubuh bulat, sampai lonjong, atau agak pipih, lorica ada atau tidak ada,
berenang bebas atau merayap, Contohnya: Keratella, Syncbaeta, dan di air
tawar dan laut, Chromogaster.
b. Ordo Flosculariacea
Corona terdri atas dua rangkaian cilia yang konsentrik dan ditengah
terdapat galur bercilia, biasanya terdapa 1 atau 2 atena, soliter atau koloni,
berenang bebas. Contohnya: Testudinella, Floscularia sessile dan Conochilus.
c. Ordo Collothecacea
Corona besar, mastax uncinate, atau kurang berkembang. Contohnya:
Colotheca.
2.8 Peranan Rotifera

Gambar 8. Brachionus Plicatilis


Brachionus Plicatilis merupakan rotifera yang banyak dibudidayakan sebagai
makanan alami untuk larva ikan dan udang, karena berukuran kecil sekitar 300
mikron, dan berkembang biak dengan cepat, hingga cocok untuk makanan burayak
ikan yang baru habis kuning telurnya. Menurut Fluks dan Main (1991) dalam Yudha
et al. (2013), menyatakan bahwa rotifera merupakan makanan utama dalam kultur
larva ikan serta kultur organisme lainnya dari beberapa kelompok takson, karena
dapat menyediakan nutrisi yang baik bagi pertumbuhan larva, disebabkan karena
kandungan gizinya yang tinggi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Rotifera berasal dari kata rota yaitu roda dan fera yaitu membawa. Kata rotifer
berasal dari bahasa latin artinya roda-pembawa, karena korona di sekitar mulut
yang bergerak menyerupai roda meskipun organ tidak benar-benar memutar. Rotifera
memiliki ciri khusus yaitu mempunyai mastax dan corona. Zooplankton ini unik
karena memiliki sistem pencernaan yang lengkap mulai dari mulut hingga anus.
Rotifera ini Brachionus Plicatilis merupakan rotifera yang banyak dibudidayakan
sebagai makanan alami untuk larva ikan dan udang.
DAFTAR PUSTAKA
Suwignyo, Sugiarti, dkk. 2005. Avertebrata Air jilid 2. Penebar Swadaya, Jakarta. hml 147-149.
http://www.microscopy-uk.org.uk/mag/indexmag.html?http://www.microscopy-
uk.org.uk/mag/artsep08/wd-rotifer.html diakses pada tanggal 22 Mei 2017 pukul 18.32

Anda mungkin juga menyukai