kepada para pembaca pada umumnya dan pada penulis pada khusunya
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar
1
Daftar
isi
2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
3
B. Rumusan
Masalah
3
C. Tujuan
Penulisan
3
BAB II PEMBAHASAN
A. Kajian
5
B. Muatan
Teori
peraturan
5
C. Pembentukan peraturan perundang - undangan
perundang-undangan
12
pustaka
17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mengingat akan pentingnya arti sebuah pengaturan yang merupakan dasar
dari pembentukan peraturan perundang-undangan dalam mengatur hubungan antar
Negara dan warga Negara. peraturan perundang-undangan juga dapat dipahami
sebagai bagian dari social contrct (kontrak social) yang memuat aturan main
dalam berbangsa dan bernegara.serta satu-satunya peraturan yang di buat untuk
memberikan batasan-batasan tertentu terhadaap jalananya pemerinetahan.sehingga
dengan hal itu merupkan hal yang pentinglah kiranya bagi kita untuk mempeljari
dan memahami semua hal yang berhubungan dengan konstitusi dan perundangundangan.oleh kerena itu kami akan mencoba memeberikan sedikit gambaran
tentang konstitusi ini secara umum dan bagaimana peranannya dalam sebuah
Negara.
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini kami memberikan suatu gambaran yang jelas tentang
muatan peraturan perundang-undangan
melalui penegakan hukum
C. Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan penulisan makalah ini adalah agar pembaca
sekalian mengetahui tentang apa yang dimaksud dengan konstitusi dan peraturan
perundang-undangan lainnya yang setiap negara memilikinya termasuk juga
negara kita indonesia.yang mana dengan memiliki pemahaman tentang konstitusi
dan perundang-undangan ini kita sebagi generasi penerus bangsa akan mempunyai
arah dan pedoman yang jelas dalam melanjutkan pembangunan ini di masa yang
akan datang yang pada prinsipnya semua agenda penting kenegaraan, serta
prinsip dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara, telah
tercoverdalam
konstitusi
dan
dilaksanakandalam
bentuk
perundang-
undangan.untuk itu kami rasa perlu dalam makalah ini mengajak rekan-rekan
sekalian untuk mempelari semua hal yang berhubungan dengan konstitusi ini dan
menumbuhkan kesadaran berkonstitusi kita sebagai warga Negara.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kajian Teori
Muatan peraturan perundang-undangan, tolok ukurnya hanya dapat
dikonsepkan secara umum. Semakin tinggi kedudukan suatu peraturan perundangundangan, semakin abstrak dan mendasar materi muatannya. Begitu pula
sebaliknya, semakin rendah kedudukan suatu peraturan perundang-undangan,
semakin rinci dan konkrit pula materi muatannya. Kesemuanya itu mencerminkan
adanya tingkatan-tingkatan tentang materi muatan peraturan perundang-undangan
dimana undang-undang merupakan salah satu bentuk peraturan perundangundangan yang paling luas jangkauannya.
Pasal 8 Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004, mengatur materi muatan
yang harus diatur dengan undang-undang berisi hal-hal yang:
1. Mengatur lebih lanjut ketentuan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 yang meliputi:
a. Hak-hak asasi manusia
b. Hak dan kewajiban warga negara
c. Pelaksanaan dan penegakan kedaulatan negara serta pembagian
kekuasaan negara
d. Wilayah negara dan pembagian daerah
e. Kewarganegaraan dan kependudukan
f. Keuangan Negara
2. Diperintahkan oleh suatu Undang-undang untuk diatur dengan Undangundang.
Perandang-undangan
mengandung
asas
pengayoman,
harus
mencerminkan
Peraturan
perlindungan
dan
7. Asas keadilan; Bahwa setiap Materi Muatan Peraturan Perundangundangan harus mencerminkan keadilan secara proporsional bagi
setiap warga negara tanpa kecuali.
8. Asas kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan; Bahwa
setiap Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan tidak boleh
berisi hal-hal yang bersifat membedakan berdasarkan latar belakang,
antara lain, agama, suku, ras, golongan, gender, atau status sosial.
9. Asas ketertiban dan kepastian hukum; Bahwa setiap Materi Muatan
Peraturan Perundang-undangan harus dapat menimbulkan ketertiban
dalam masyarakat melalui jaminan adanya kepastian hukum.
10. Asas keseimbangan, keserasian, dan keselarasan. Bahwa setiap
Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan harus mencerminkan
keseimbangan, keserasian, dan keselarasan, antara kepentingan
individu dan masyarakat dengan kepentingan bangsa dan negara.
Penjelasan Pasal 6 ayat (2) menjelaskan bahwa Yang dimaksud dengan
asas lain sesuai dengan bidang hukum Peraturan Perundang-undangan yang
bersangkutan, antara lain:
1. Dalam Hukum Pidana, misalnya, asas legalitas, asas tiada hukuman
tanpa kesalahan, asas pembinaan narapidana, dan asas praduga tak
bersalah;
2. Dalam Hukum Perdata, misalnya, dalam hukum perjanjian, antara lain,
asas kesepakatan, kebebasan berkontrak, dan iktikad baik.
Selain kedua ketentuan dalam Pasal 5 dan Pasal 6 tersebut, pembentukan
peraturan perundang-undangan juga harus berpedoman, serta bersumber dan
berdasar pada Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Hal tersebut terdapat
dalam Pasal 2 dan Pasal 3 ayat (1) Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 yang
dirumuskan sebagai berikut, Pasal 2 berbunyi, Pancasila merupakan sumber dari
segala sumber hukum Negara. Selanjutnya Pasal 3 ayat (1) berbunyi, UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan hukum dasar
dalam Peraturan Perundang-undangan. Kedua pasal tersebut dapat dipahami atau
dengan
jenis,
fungsi,
dan
hierarki
peraturan
perundang-undangan.
Di dalam ilmu peraturan perundang-undangan, telahdikenal teori berjenjang
yang menyatakan bahwa semakin tinggi tingkatperaturan, semakin meningkat
keabstrakannya. Sebaliknya, semakin rendah tingkatperaturan, semakin meningkat
kekonkritannya. Hipotesis yang dapat digambarkanadalah jika peraturan yang
paling rendah, penormaannya masih bersifat abstrak,maka peraturan tersebut
kemungkinan besar tidak bias dilaksanakan atauditegakkan secara langsung
karena masih memerlukan peraturan pelaksanaan ataupetunjuk pelaksanaan.
Undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan presidendan peraturan daerah,
seyogyanya langsung dapat dilaksanakan secara berjenjang,dengan catatan bahwa
materi muatan undang-undang disesuaikan lagi dengan macamundang-undang itu
sendiri. Sebagaimana diketahui bahwa macam undang-undangterdiri atas:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
10
mempertahankanhidup,
dan
meningkatkan
taraf
kehidupannya.
11
normanya
agar
substansi
peraturan
perundang-undangan
peraturan
tidak
terlalu
banyak
berisi
delegasian
dari
12
13
2.
14
3.
4.
2.
tersebut;
merumuskan permasalahan hukum yang dihadapi sebagai alasan
pembentukan Rancangan Undang-Undang atau Rancangan Peraturan
Daerah sebagai dasar hukum penyelesaian atau solusi permasalahan
3.
4.
Daerah; dan
merumuskan sasaran yang akan diwujudkan, ruang lingkup pengaturan,
jangkauan dan arah pengaturan dalam Rancangan Undang-Undang atau
Rancangan Peraturan Daerah.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hiraki peraturan perundang-undangan di indonesia menurut Undang-Undang
No 10/2004 tentang pembentukan peraturan perundang undangan :
1. UUD 1945
2. Undang-Undang
3. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
4. Peraturan Pemerintah
5. Peraturan Presiden
6. Peraturan Daerah.
B. Saran
Sebagai generasi penerus bangsa kita harus tahu dan memahami akan
pentingnya konstitusi bagi negara,serta berusaha untuk mempelajari semua hal
yang berkaitan dengan konstitusi ini untuk dapat kita jadikan pedoman dalam
mengatasi setiap masalah dalam kapasitas kita sebagai warga negara.
Karena adanya konstitusi ini tidak lain di tujukan untuk menjamin hak asasi
kita sebagi warga negara agar kekuasaan tidak disalah gunakan dengan adanya
norma yang memberi arah terhadap jalannya pemerintahan sehingga para
penguasa tidak bisa berlaku semena-mena.
16
DAFTAR PUSTAKA
http://vjkeybot.wordpress.com/2012/04/14/materi-muatan-perundang-undangan/
http://hitsuke.blogspot.com/2009/05/peraturan-perundang-undangan.html
http://pshk.law.uii.ac.id/index.php?
option=com_content&task=view&id=136&Itemid=106
http://www.ditjenpp.org/kerja/prosruu.htm
17