Anda di halaman 1dari 51

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Secara global, regional, dan nasional, permasalahan lingkungan sebenarnya
bukan merupakan hal yang baru, meskipun ia baru mendapat perhatian serius di
hampir semua negara di sekitar tahun 1970-an. Dimana pada tahun 1950-an banyak
negara-negara yang mengalami masalah lingkungan menimbulkan dampak pada
resiko kesehatan masyarakat. Manusia sebagai pemeran utama dalam ekosistem
lingkungan hidupnya

seringkali

mengabaikan keseimbangan, stabilitas

dan

produktivitas lingkungan hidup. Padahal bersingunggan atau tidak permasalahan


lingkungan semuanya saling berhubungan timbal balik secara positif atau negatif
antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Yang saat ini disadari adalah kesehatan masyarakat pada masa sekarang sudah
semakin kritis dan semakin menurun terutama di kalangan masyarakat kelas
menengah kebawah. Keadaan seperti ini cukup memprihatinkan karena kesehatan
masyarakat yang menurun merupakan gambaran dari lingkungan sekitarnya yang
tidak sehat. Lingkungan tidak sehat terjadi karena adanya pengrusakan atau
penyalahgunaan. Lingkungan yang rusak diakibatkan karena tingkah laku masyarakat
itu sendiri yang tidak mau mempedulikan kebersihan dan kesehatan lingkungannya.
Contoh sederhanya yang bersinggungan dngan kehidupan sehari-hari seperti
membuang sampah sembarangan, dari membuang sampah sembarangan akan
mengakibatkan saluran pembuangan air tersumbat, bahkan berdampak pada
terjadinya banjir, selain itu pola konsumtif energi bahan bakan kendaraan yang
berlebihan mengakibatkan polusi udara yang semakin sukar untuk dikendalikan,
penggunaan bahan kimia berlebihan dalam melaksakan kegiatan produksi pada
industri kecil maupun besar yang tidak mempedulikan pengaruhnya pada lingkungan
dan masyarakat yang hidup disekitarnya

Selain itu penyebab menurunnya tingkat kesehatan masyarakat adalah


berbagai macam perilaku masyarakat sendiri yang tidak menyadari tentang
pentingnya membuang sampah pada tempatnya dan acuh terhadap kondisi
lingkungannya sendiri. Pemerintah sebagai pelayan masyarakat kurang bahkan tidak
ada memberikan edukasi kepada masyarakatnya agar berperan aktif dalam mencegah
kerusakan lingkungan dimulai dari seseerhana membuang sampah. Penegakan hukum
serta implementasi kebijakan yang tidak berjalan sebagaimana mestinya merupakan
salah satu lubang hitam dalam penyebab rusaknya lingkungan. Kurangnya
pengawasan terhadap pelaku usaha yang mempergunakan bahan-bahan yang dapat
mengahsilkan berbagai macam limbah yang kemudian menjadi sebuah polusi
lingkungan mulai dari udara, air, hingga tanah yang berdampak pada kesehatan
masyarakat dan lingkungan sendiri.
Dari sekian banyak permasalahan rumit berkaitan dengan lingkungan yang
terjadi dalam masyarakat, pemerintah, pelaku usaha, serta stakeholder yang ada perlu
melakukan sinergi agar terwujudnya lingkungan yang sehat dan layak huni. Berjalan
bersama-sama demi kebaikan bersama pada masa yang akan datang. Dengan
lingkungan yang sehat akan mampu meningkatkan kualitas dan menjaga kesehatan
masyarakat dan semua mahkluk yang hidup di dalamnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa penyebab turunnya tingkat kesehatan masyarakat?
2. Apa saja ancaman yang mengintai masyarakat dalam keadaan tingkat
kesehatan yang terus menurun saat ini?
3. Bagaimana cara mengatasi masalah-masalah lingkungan yang berkaitan
dengan kesehatan masyarakat?
4. Apa solusi terbaik untuk mewujudkan lingkungan yang sehat agar masyarakat
dapat meningkatkat kualitas kesehatan masyarakat?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui penyebab turunnya tingkat kesehatan masyarakat.
2. Mengetahui apa saja ancaman terhadap kesehatan masyarakat yang semakin
menurun.
3. Mengerti dan mampu memahami bagaimana cara mengatasi masalah
lingkungan yang menyangkut tentang kesehatan masyarakat.
4. Mengetahui solusi terbaik dalam mewujudkan lingkungan yang sehat agar
masyarakat dapat meningkatkan kualitas kesehatannya.

1.4 Manfaat
Memberikan edukasi dan pembekalan terhadap masyarakat agar mau peduli
dan memperhatikan kesehatan lingkungan yang nantinya akan berdampak positif
pada kesehatan diri mereka sendiri. Selain itu edukasi yang diberikan diharapkan
dapat membuka pikiran dan wawasan masyarakat agar mau menjadi pelopor
kesehatan bagi diri mereka sendiri maupun bagi lingkungan sekitarnya.

BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Definisi Lingkungan


2.1.1 Lingkungan
Pengertian dari Lingkungan adalah sesuatu yang berada di luar atau sekitar
mahluk hidup. Para ahli lingkungan memberikan definisi bahwa Lingkungan
(enviroment atau habitat) adalah suatu sistem yang kompleks dimana berbagai
faktor berpengaruh timbal-balik satu sama lain dan dengan masyarakat tumbuhtumbuhan. Menurut Ensiklopedia Kehutanan menyebutkan bahwa Lingkungan
adalah jumlah total dari faktor-faktor non genetik yang mempengaruhi
pertumbuhan dan reproduksi pohon. Ini mencakup hal yang sangat luas, seperti
tanah, kelembaban, cuaca, pengaruh hama dan penyakit, dan kadang-kadang
intervensi manusia.
Odum (1993) mengemukakan bahwa semua ekosistem apabila ditinjau dari
segi struktur dasarnya terdiri atas empat komponen. Pernyataan yang serupa juga
dikemukakan oleh Resosoedarmo dkk. (1986) bahwa ekosistem ditinjau dari segi
penyusunnya terdiri atas empat kompoenen, yaitu komponen abiotik, komponen
biotik yang mencakup produsen, konsumen, dan pengurai. Masing-masing dari
komponen itu diuraikan sebagai berikut:
1. Komponen Abiotik (benda mati atau nonhayati), yaitu komponen fisik dan
kimia yang terdiri atas tanah, air, udara, sinar matahari, dan lain sebagainya
yang berupa medium atau substrat untuk berlangsungnya kehidupan. Menurut
Setiadi (1983), komponen biotik dari suatu ekosistem dapat meliputi senyawa
dari elemen inorganik misalnya tanah, air, kalsium, oksigen, karbonat, fosfat,
dan berbagai ikatan senyawa organik. Selain itu, juga ada faktorfaktor fisik
yang terlibat misalnya uap air, angin, dan radiasi matahari.

2. Komponen produsen, yaitu organisme autotrofik yang pada umumnya berupa


tumbuhan hijau. Produsen menggunakan energi radiasi matahari dalam proses
fotosintesis, sehingga mampu mengasimilasi CO, dan H20 menghasilkan
energi kimia yang tersimpan dalam karbohidrat. Energi kimia inilah
sebenarnya merupakan sumber energi yang kaya senyawa karbon. Dalam
proses fotosintesis tersebut, oksigen dikeluarkan oleh tumbuhan hijau
kemudian dimanfaatkan oleh semua makhluk hidup di dalam proses
pemapasan.
3. Komponen konsumen, yaitu organisme heterotrofik misalnya binatang dan
manusia yang makan organisme lain. Jadi, yang disebut sebagai konsumen
adalah semua organisme dalam ekosistem yang menggunakan hasil sintesis
(bahan organik) dari produsen atau dari organisme lainnya. Berdasarkan
kategori tersebut, maka yang termasuk konsumen adalah semua jenis binatang
dan manusia yang terdapat dalam suatu ekosistem. Konsumen dapat
digolongkan ke dalam: konsumen pertama, konsumen kedua, konsumen
ketiga, dan mikrokonsumen (Resosoedarmo dkk., 1986; Setiadi, 1983).

Konsumen pertama adalah golongan herbivora, yaitu binatang yang


makan tumbuh-tumbuhan hijau. Contoh organisme yang termasuk
herbivora adalah serangga, rodensia, kelinci, kijang, sapi, kerbau,
kambing, zooplankton, crustaeeae, dan mollusca.

Konsumen kedua adalah golongan karnivora kecil dan omnivora.


Karnivora kecil, yaitu binatang yang berukuran tubuh lebih kecil dari
karnivora besar dan memakan binatang lain yang masih hidup,
misalnya anjing, kucing, mbah, anjing hutan, burung prenjak, burung
jalak, dan burung gagak. Omnivora, yaitu organisme yang memakan
herbivora dan tumbuh-tumbuhan, misalnya manusia dan burung
gereja.

Konsumen ketiga adalah golongan karnivora besar (karnivora tingkat


tinggi). Karnivora besar, yaitu binatang yang memakan atau

memangsa karnivora kecil, herbivora, maupun omnivora, misalnya


singa, harimau, serigala, dan burung rajawali.

Mikrokonsumen adalah tumbuhan atau binatang yang hidupnya


sebagai parasit, scavenger, dan saproba. Parasit tumbuhan maupun
binatang hidupnya bergantung kepada somber makanan dari inangnya.
Sedangkan scavenger dan saproba hidup dengan makan bangkai
binatang dan tumbuhan yang telah mati.

4. Komponen pengurai, yaitu mikroorganisme yang hidupnya bergantung


kepada bahan organik dari organisme mati (binatang, tumbuhan, dan manusia
yang telah mati). Mikroorganisme pengurai tersebut pada umumnya terdiri
atas bakteri dan jamur. Berdasarkan atas tahap dalam proses penguraian bahan
organik dari organisme mati, maka organisme pengurai terbagi atas
dekomposer

dan

transformer

(Setiadi,

1983).

Dekomposer,

yaitu

mikroorganisme yang menyerang bangkai hewan dan sisa tumbuhan mati,


kemudian memecah bahan organik kompleks ke dalam ikatan yang lebih
sederhana, dan proses dekomposisi itu disebut humifikasi yang menghasilkan
humus. Transformer, yaitu mikroorganisme yang meneruskan proses
dekomposisi dengan mengubah ikatan organik sederhana ke dalam bentuk
bahan anorganik yang siap dimanfaatkan lagi oleh produsen (tumbuh-tumbuhan), dan proses dekomposisi itu disebut mineralisasi yang menghasilkan
zat hara.
Faktor-faktor lingkungan yang kemungkinan dapat menjadi penting bagi
hidup dan pertumbuhan individu dan masyarakat tumbuh-tumbuhan.

Tabel. Beberapa Faktor Lingkungan yang terpenting.


No

Faktor Lingkungan

Faktor Abiotik

Faktor-Faktor Iklim :

Cahaya

Aspek-Aspek Penting

Intensitas,

Kualitas,

Lama

dan

Periodisitas
2

Suhu

Derajat, Lama dan Periodisitas.

Curah Hujan

Kuantitas

dan

Intensitas,

Frekwensi,

Distribusi dan Musim


4

Kelembaban Udara

Kelembaban Nisbi, Tekanan Uap dan


Defisit tekanan uap.

Angin

Kecepatan,

Kekuatan

dan

Arah,

Frekwensi dan Jenis


6

Gas Udara

II

Faktor-Faktor Geografis:
Letak Geografis

Oksigen, Karbondioksida, gas-gas lain

Derajat lintang (Latitude), Derajat Bujur


(Longitude), Pulau atau Benua, Jarak dari
panti

Topografi

Lereng, Derajat dan Arah, Letak tinggi


dari permukaan laut (Altitude), Bentuk
Lapang.

III

Geologi

Sejarah Geologi, Batuan dan Bahan Induk

Vulkanisme

Pengaruh panas, mekanis dan kimia

Faktor-Faktor Edafis
Jenis Tanah
Sifat Sifat Fisik

Profil, struktur, tekstur, aerasi, porosistas


dan bulk density, kadar air, permeabilias,
drainase, infiltrasi, suhu

Sifat Sifat Kimia

pH, Mineral tanah, Senyawa organik


tanah, Sifat Base exchange

Sifat Sifat Biologi

Bahan Organik, Humus dan serasah, flora


tanah, jamur, bakteri, fauna tanah, cacing,
rayap.

Erosi

Faktor Biotik

Faktor Manusia

Penebangan,

Pembakaran,

Aktivitas

budidaya, pemupukan dan pengolahan


tanah.
II

Faktor Hewan

Penyerbukan, Penyebaran Buah dan Biji,


Pengaruh

Kotoran,

merusak

bagian

Memakan

dan

tumbuh/tumbuhan,

Transmisi Penyakit, Pemadatan Tanah.


III

Faktor

Tumbuh-tumbuhan Persaingan,

lain

Parasitisma,

Simbiosis,

Alellopathy.

2.1.2 Definisi Lingkungan Hidup


Menurut Munadjat Danusaputro, lingkungan atau lingkungan hidup adalah
semua benda dan daya serta kondisi, termasuk di dalamnya manusia dan tingkahperbuatannya, yang terdapat dalam ruang di mana manusia berada dan
memengaruhi kelangsungan hidup serta kesejahteraan manusia dan jasad-jasad
hidup lainya.
Sementara itu, menurut Otto Soemarwoto lingkungan hidup diartikan
sebagai ruang yang ditempati suatu makhluk hidup bersama dengan benda hidp
dan tak hidup di dalamnya.
Secara yuridis, pengertian lingkungan hidup pertama kali dirumuskan
dalam UU No. 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan
Lingkungan Hidup yang kemudian dirumuskan kembali dalam Undang-Undang
Lingkungan Hidup No. 23 Tahun 1997 Pasal 1 yang kemudian disempurnakan
oleh Undang-Undang No. 32 Tahun 2009. Perbedaan mendasar pengertian
lingkungan hidup menurut UUPPLH-2009 dengan dua undnag-undnag
sebelumnya yaitu tidak hanya untuk menjaga kelangsungan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain, tetapi juga kelangsungan alam
8

itu sendiri. Jadi, sifatnya tiak lagi antroposentris atau biosentris, melainkan
mengarah pada ekosentris.
Kemudian pengertian lingkungan hidup dari UUPLH-2009 diperjelas dan
dipertegas lagi dengan pasal tentang pengendalian lingkungan hidup sebagai
berikut: "Pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup
dilaksanakan dalam rangka pelestarian fungsi lingkungan hidup. Pengedalian
pecemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup ini terdiri dari 3 hal yaitu :
pencegahan, penanggulangan dan pemulihan lingkungan hidup dengan
menerapkan berbagai instrument-instrument yaitu : Kajian lingkungan hidup
straegis (KLHS); Tata ruang; Baku mutu lingkungan hidup; Kreteria baku mutu
kerusakan lingkungan hidup; Amdal; UKL-UPL; perizinan; instrument ekonomi
lingkungan hidup; peraturan perundang-undangan berbasis lingkungan hidup;
anggaran berbasis lingkungan hidup; Analisis resiko lingkungan hidup; audit
lingkungan hidup, dan instrument lain sesuai dnagan kebutuhan dan/atau
perkembangan ilmu pengetahuan.
2.1.3 Ekologi
Secara etimologi, ekolgi berasal dari bahasa Yunani yaitu Oikos yang
berarti rumah atau tempat untuk hidup dan Logos yang erarti ilmu. Oleh karena
itu secara harfiah ekologi berarti tentang makhluk hidup dalam rumahnya atau
dapat diartikan sebagai ilmu tentang rumah tangga makhluk hidup.
Menurut Odum, ekologi didefinisikan sebagai pengkajian hubungan
organisme-organisme

atau

kelompok-kelompok

organisme

terhadap

lingkunganna atau ilm hubungan timbal balik antara organisme-organisme hidup


dan lingkungannya.
Menurut Otto Seomarwoto, ekolgi adalah ilmu tentang hubungan timbal
balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Permasalahan lingkungan
hidup pada hakikatnya adalah permasalahan ekologi.

2.1.4 Ekosistem
Secara yuridis, ekosistem dirumuskan dalam UULH-1982, UUPLH-1997,
maupun UUPPLH-2009 dan diartikan sebagai tatanan unsur lingkungan hidup yang
merupakan kesatuan utuh menyeluuh dan saling memengaruhi dalam membentuk
eseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup. Secara ekologis,
manusia merupakan bagian integral dari lingkungan hidupnya dan merupakan
komponen yang paling dominan dan menentukan.
2.2 Definisi Kebijakan Lingkungan
2.2.1 Definisi Kebijakan
Kebijakan oleh Thomas R. Dye didefinisikan sebagai apapun yang dipilih
oleh pemerintah untuk dilakukan atau tidak dilakukan. Selanjutnya, Dye
mengatakan bahwa bila pemerintah memilih untuk melakukan sesuatu, maka
harus ada tujuannya (obyektivitasnya) dan kebijakan itu harus meliputi semua
tindakan pemerintah.Jadi, bukan semata-mata keinginan pemerintah atau pejabat
negara saja. Di samping itu, sesuatu yang tidak dilakukan oleh pemerintah akan
memiliki pengaruh (dampak) yang sama besarnya dengan sesuatu yang
dilakukan oleh pemerintah (Islamy,1988). Selain Thomas R .Dye, Amara
Raksasataya mengemukakan bahwa kebijakan sebagai suatu taktik dan strategi
yang diarahkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Oleh karena itu, kebijakan
memuat tiga elemen, yakni:
1. Identifikasi dari tujuan yang ingin dicapai.
2. Taktik atau strategi dari berbagai langkah untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
3. Penyediaan berbagai input untuk memungkinkan pelaksanaan secara nyata
dari taktik atau strategi.
Menurut James E Anderson merumuskan kebijakan sebagai rangkaian
tindakan yang mempunyai tujuan tertentu yang diikuti oleh seorang pelaku atau

10

sekelompok pelaku guna memecahkan masalah tertentu. Kebijakan atau policy


bukan kebijaksanaan atau wisdom merupakan course of actions atau arah kegiatan
dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kebijakan penetapan dan
atau pelaksanaan melibatkan kegiatan-kegiatan :
Pengumpulan data
Pengolahan data
Analisis data
Pembahasan hasil analisis data
Perumusan dan pemberian rekomendasi untuk mengambil keputusan
Proses pengambilan keputusan
Pelaksanaan keputusan
Monitoring dan evalusi pelaksanaan keputusan

Kebijakan dijadikan pedoman, pegangan/ petunjuk bagi setiap usaha/


kegiatan/

aparatur

pemerintah

dalam

rangka

mencapai

kelancaran

atauketerpaduan dalam upaya mencapai tujuan

2.2.2 Definisi Kebijakan Lingkungan


Kebijakan lingkungan adalah kebijakan negara atau pemerintah di bidang
lingkungan yang juga menjadi bagian dari kebijakan publik. Kebijakan tersebut
memiliki tujuan dan sasaran tertentu bagaimana cara dan dengan saran apa
pengelolaan lingkungan dilaksanakan untuk mencapai tujuan dan sasaran
tersebut. Kebijakan lingkungan juga berkaitan dengan hukum lingkungan karena
hukum atau peraturan perundang-undangan merupakan indiator kebijakan dan
sekaligus meletakkan kerangka dasar untuk kebijakan publik. Kebijakan
lingkungan dibuat dan dilaksanakan berdasar ketentuan hukum atau peraturan
perundang-undangan sebagai dasar pelaksanaan kebijakan pemerintah

11

2.3 Definisi Kesehatan


Status kesehatan seseorang atau suatu komunitas merupakan hasil interaksi
berbagai faktor, baik faktor internal manusia maupun eksternal manusia. Faktor
internal initerdiri lagi dari faktor fisik dan psikis, sedangkan untuk faktor eksternal
terdiri dari berbagai faktor seperti sosial, budaya masyarakat, lingkungan fisik,
politik, ekonomi, penidikan dan sebagainya. Secara garis besar status kesehatan
dipengaruhi oleh beberapa faktor,yaitu :
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan
sumber daya alam serta flora dan fauna yang tumbuh diatas tanah maupun di
dalam lautan. Contohnya adalah ketersediaan air bersih,lingkungan hijau yang
cukup, udara yang sehat, dan bebas polusi.
gaya hidup perilaku merupakan cara pemikiran hidup seseorang, contohnya:
kebiasaan seseorang dalam merokok, mengkonsumsi alkohol, makan
makanan tidak sehat, dan malas berolahraga.
pelayanan

kesehatan,

ketersediaan

pelayanan

kesehatan

yang

memadai,men!ukupi, dan mudah diakses


genetik atau

keturunan.

contohnya:

penyakit-penyakit

yang

sifatnya

turunandan mempengaruhi sumber daya masyarakat.


Dari beberapa faktor diatas, faktor lingkungan adalah yang menempati
urutan pertama termasuk lingkungan fisik, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan
sebagainya.

Lingkungan

hidup

sendiri

dapat

berperan

sebagai

faktor

kecenderungan, penyebab, media transmisi, dan faktor penunjang suatu penyakit.


Oleh karena itu sangat disarankan bagi manusia untuk menjaga dan bertanggung
jawab dalam menjaga lingkungan disekitarnya.
2.4 Definisi Masyarakat
Masyarakat (yang diterjemahkan dari istilah society) adalah sekelompok
orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup atau sebaliknya, dimana

12

kebanyakan interaksi adalah antara individu-individu yang terdapat dalam kelompok


tersebut. Kata "masyarakat" berakar dari bahasa Arab, musyarakah. Arti yang lebih
luasnya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitasentitas. Masyarakat adalah sebuah kelompok atau komunitas yang interdependen atau
individu yang saling bergantung antara yang satu dengan lainnya. Pada umumnya
sebutan masyarakat dipakai untuk mengacu sekelompok individu yang hidup bersama
dalam satu komunitas yang teratur.
2.5 Definisi Modernisasi
1. Menurut Wibert E. Moore
Modernisasi adalah suatu transformasi total kehidupan bersama dalam bidang
teknologi dan organisasi sosial dari yang tradisional ke arah pola-pola
ekonomis dan politis yang didahului oleh negara-negara Barat yang telah
stabil.
2. Menurut Ougburn dan Nimkoff
Modernisasi adalah suatu usaha untuk mengarahkan masyarakat agar dapat
memproyeksikan diri kemasa depan yang nyata dan bukan pada angan-angan
semu.
3. Menurut Schoorl
Modernisasi adalah penggantian teknik produksi dari cara-cara tradisional ke
cara-cara yang tertampung dalam pengertian Revolusi Industri.
4. Menurut Alex Thio
Modernisasi adalah suatu bentuk perubahan sosial berupa perubahan
masyarakat pertanian menjadi masyarakat industri.

13

5. Menurut Harold Rosenberg


Modernisasi adalah sebuah tradisi baru yang mengacu pada urbanisasi atau
sampai sejauh mana dan bagaimana pengikisan sifat-sifat pedesaan suatu
masyarakat berlangsung.
Faktor-faktor yang mempengaruhi modernisasi diantaranya:

Adanya penemuan, perkembangan, serta penguasaan dibidang ilmu


pengetahuan dan teknologi.

Perkembangan dibidang politik dan ideologi (demokratisasi).

Kemajuan dibidang perekonomian dengan penerapan sistem efisiensi dan


produktivitas.

Perkembangan dibidang pelaksanaan keimanan dan ketakwaan terhadap


Tuhan Yang Maha Esa.

Memajukan bidang industri dan pertanian.

Terciptanya stabilitas nasional agar hidup tentram, aman dan damai.

Agar modernisasi berjalan lancar perlu dukungan kebudayaan masyarakat.


Kebudayaan suatu masyarakat dapat menjadi pendorong sekaligus penghambat
proses modernisasi. Oleh karena itu, sikap mentaldan nilai budaya suatu masyarakat
sangat menentukan diterima atau ditolaknya suatu perubahan atau modernisasi. Sikap
mental yang dapat menjadi pendorong proses modernisasi antara lain adalah rajin,
tepat waktu dan berani mengambil resiko.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam modernisasi adalah sbb:


1. Setiap masyarakat selama hidupnya pasti mengalami perubahan. Bagi
masyarakat yang bersangkutan atau orang luar yang menelaah, perubahan
dapat menarik atau tidak menarik, terbatas atau tidak terbatas, lambat ataupun
cepat.

14

2. Perubahan didalam masyarakat dapat berupa nilai sosial, pola perilaku,


organisasi, susunan, lembaga kemasyarakatan, lapisan dalam masyarakat,
kekuasaan, wewenang ataupun interaksi sosial.
3. Karena bidang yang mengalami perubahan di masyarakat sangat luas, peneliti
dalam membuat uraian tentang perubahan dalam masyarakat harus
menentukan secara tegas perubahan mengenai hal yang dimaksud.
4. Banyak ahli sosiologi yang mencurahkan perhatian pada masalah perubahan
sosial dan kebudayaan dalam masyarakat. Hal itu menjadikan masalah
tersebut lebih penting dalam hubungannya dengan pembangunan ekonomi.

15

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Menurunnya Kualitas Kesehatan Masyarakat


Masalah pencemaran lingkungan merupakan masalah lama yang dihadapi
manusia hingga saat ini terutama dalam faktor menurunnya tingkat kesehatan
masyarakat. Masalah tersebut masih belum dapat terselesaikan. Kesadaran
masyarakat yang masih kurang terhadap pentingnya kebersihan lingkungannya.
Pencemaran lingkungan ini terjadi atas masuknya substansi-substansi berbahaya ke
dalam lingkungan sehingga kualitas lingkungan menjadi berkurang atau fungsinya
tidak sesuai dengan peruntukannya. Sebagai contoh kita dapat melihat alih fungsi
sungai menjadi tempat pembuangan sampah atau trotoar jalan yang menjadi ladang
pembuangan sampah sementara dimana dengan rasa yang bebas masyarakat
membuang sampah secara sembarangan.

Sehingga perilaku ini dapat merubah

tatanan lingkungan yang dulu difungsikan sebagai saluran air hujan atau trotoar yang
difungsikan sebagai sarana hak pejalan kaki agar dapat berjalan kaki dengan nyaman
tanpa terganggu pemandangan yang kotor atau bau yang menyengat dari sampahsampah yang berserakan yang kini kemudian berubah menjadi sumber penyakit yang
mengakibatkan penurunan tingkat kesehatan masyarakat karena adanya pemcemaran
lingkungan.
Pencemaran lingkungan yang paling rentan dan dekat dengan kehidupan
sehari-hari selain pencemaran sungai atau tersumbatnya saluran-saluran air adalah
polusi udara yang disebabkan oleh bertambahnya jumlah kendaraan yang tidak ramah
lingkungan yang kemudian ditambah pola konsumtif masyarakat dalam pemanfaatan
bahan bakar kendaraan kemudian factor pembakaran hutan sembarangan untuk
membuka lahan baru seperti pertanian atau perkebunan kelapa sawit, selain itu juga
polusi udara muncul dari sampah baik itu sampah rumah tangga maupun sampah di
lingkungan sekitar atau juga bisa berupa limbah pabrik atau rumah sakit.

16

Dampak pencemaran lingkungan bagi manusia dan lingkungan sangatlah


besar. Sudah kita ketahui dan sadari bahwa pencemaran lingkungan akibat
perindustrian maupun rumah tangga sangat merugikan manusia, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Dapat diambil sebuah contoh lain selain pola masyarakat
yang membuang sampah sembarangan ada juga limbah rumah sakit yang
menimbulkan asam ammoniak yang dapat merugikan masyarakat yang hidup
disekitar lingkungan rumah sakit.
Air limbah yang berasal dari rumah sakit merupakan salah satu sumber
pencemaran air yang sangat potensial. Hal ini disebabkan karena air limbah rumah
sakit mengandung senyawa organik yang cukup tinggi, mengandung senyawasenyawa kimia yang berbahaya serta mengandung mikroorganisme pathogen yang
dapat menyebabkan penyakit (Said, 2003). Sebagai sampel asam amoniak yang
dihasilkan dari limbah rumah sakit dapat mengakibatkat penyakit yang cukup serius
apabila tidak ditangani secara benar atau asal-asalan seperti penyakit bronkitis.
Penyakit bronkitis ini adalah penyakit yang menyerang sistem perdangan pada
tenggorokan yang kemudian berpengaruh pada sistem pernapasan. Awal mula
penyakit ini memang memiliki efek yang tidak begitu besar bagi penderita, namu
apabila tidak segera ditangani maka berakibat fatal bagi penderita mulai dari sesak
nafas hingga kematian.
Selain itu juga pengelolaan limbah rumah sakit yang tidak baik akan memicu
resiko terjadinya kecelakaan kerja dan penularan penyakit dari pasien ke pekerja, dari
pasien ke pasien, dari pekerja ke pasien, maupun dari dan kepada masyarakat
pengunjung rumah sakit. Tentu saja rumah sakit sebagai institusi yang sosioekonomis
karena tugasnya memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, tidak terlepas
dari tanggung jawab pengelolaan limbah yang dihasilkan. Untuk menjamin
keselamatan dan kesehatan awak rumah sakit maupun orang lain yang berada di
lingkungan rumah sakit dan sekitarnya, Pemerintah (Depkes) telah menyiapkan
perangkat lunak berupa peraturan, pedoman dan kebijakan yang mengatur

17

pengelolaan dan peningkatan kesehatan di lingkungan rumah sakit, termasuk


pengelolaan limbah rumah sakit.
3.2 Penyebab dan Resiko Turunnya Kesehatan Masyarakat
Permasalahan dimana menurunnya kualitas kesehatan masyarakat Indonesia
memiliki beberapa indikator yang tidak dapat dihindari lagi yaitu tentang masalah
pendidikan yang berimbas pada kesadaran masyarakat akan kepeduliannya terhadap
lingkungan sehat, lapangan kerja yang minim yang mengakibatkan banyak
pengangguran serta pendapatan perkapita masyarakat Indonesia yang cukup rendah.
Hal ini berdampak langsung pada tingkat kesejahteraan masyarakat yang berakibat
menurunnya kesehatan dikarenakan kemiskinan. Kemiskinan yang mengakibatkan
banyaknya pemukiman kumuh yang tidak sehat.Minimnya perhatian dari pemerintah
terhadap orang miskin juga menjadi salah satu indikator menurunnya kualitas
kesehatan masyarakat. Adapun beberapa penyebab dan faktor yang melatar belakangi
tentang resiko turunnya kualitas kesehatan masyarakat di era modernisasi, yaitu:
1. Turunnya Mutu Sumber Daya Alam
Turunnya mutu sumber daya alam yang ada di Indonesia merupak salah
satu indikator turunnya kualitas kesehatan masyarakat. Penebangan hutan
secara liar, illegal fishing, pengerukan batubara secara berlebihan,
pengalihan fungsi hutan dan pembukaan lahan secara senbarangan adalah
wujud perilaku yang menurunkan mutu sumber daya alam. Turunnya
mutu sumber daya alam ini secara sendirinya akan mempengaruhi
perubahan iklim yang tidak menentu.
2. Perubahan Iklim
Perubahan iklim sekarang disebabkan oleh berbagai aktivitas manusia
seperti ekstraksi bahan bakar fosil skala besar (batubara, minyak bumi dan
gas alam), perubahan pemanfaatan lahan (pembukaan lahan untuk

18

penebangan kayu, peternakan dan pertanian) serta konsumerisme. Saat


pengambilan dan penggunaan sumberdaya ini, gas rumah kaca dilepas
secara besar-besaran ke atmosfir. Gaya hidup yang berkembang selama
100 tahun ini bergantung pada bahan baku dari sumberdaya alam. Untuk
keperluan

makan,

transportasidan

perumahan,

semua

bahannya

bergantung pada sumberdaya alam bumi ini.


3. Bencana Alam
Bencana alam dibagi menjadi dua antara bencana alam yang terjadi karena
ulah manusia dan bencana alam yang murni karena aktivitas alam.
Bencana alam yang terjadi karena ulah manusia yang terjadi seperti banjir
bandang dan tanah longsor merupakan akibat dari penggundulan hutan
yang mehilangkan tempat resapan air serta perilaku masyarakat yang
membuang sampah sembarangan yang kemudian menyumbat saluran
pengairan dan terjadilah banjir dimana-mana.
4. Peningkatan Penduduk Miskin
Secara umum, penyebab kemiskinan dapat dibagi kedalam empat mazhab
(Spicker, 2002), yaitu:
Pertama, Individual explanation, mazhab ini berpendapat bahwa
kemiskinan cenderung diakibatkan oleh karakteristik orang miskin itu
sendiri. Karakteristik yang dimaksud seperti malas dan kurang sungguhsungguh dalam segala hal, termasuk dalam bekerja. Mereka juga sering
salah dalam memilih, termasuk memilih pekerjaan, memilih jalan hidup,
memilih tempat tinggal, memilih sekolah dan lainnya. Gagal, sebahagian
orang miskin bukan karena tidak pernah memiliki kesempatan, namun ia
gagal menjalani dengan baik kesempatan tersebut. Seseorang yang sudah
bekerja namun karena sesuatu hal akhirnya ia diberhentikan (PHK) dan
selanjutnya menjadi miskin.

19

Ada juga yang sebelumnya telah memiliki usaha yang baik, namun gagal
dan bangkrut, akhirnya menjadi miskin. Sebahagian lagi pernah
memperoleh kesempatan mengikuti pendidikan yang lebih tinggi, namun
gagal menyelesaikannya, drop out dan akhirnya menjadi miskin. Tidak
jarang juga terlihat bahwa seseorang menjadi miskin karena memiliki
cacat bawaan. Dengan keterbatasannya itu ia tidak mampu bekerja dengan
baik, bersaing dengan yang lebih sehat dan memiliki kesempatan yang
lebih sedikit dalam berbagai hal yang dapat menentukan kondisi ekonomi
hidupnya.
Kedua, Familial explanation, mazhab ini berpendapat bahwa kemiskinan
lebih disebabkan oleh faktor keturunan. Tingkat pendidikan orang tua
yang rendah telah membawa dia kedalam kemiskinan. Akibatnya ia juga
tidak mampu memberikan pendidikan yang layak kepada anaknya,
sehingga anaknya juga akan jatuh pada kemiskinan. Demikian secara terus
menerus dan turun temurun.
Ketiga, Subcultural explanation, menurut mazhab ini bahwa kemiskinan
dapat disebabkan oleh kultur, kebiasaan, adat-istiadat, atau akibat
karakteristik perilaku lingkungan. Misalnya, kebiasaan yang bekerja
adalah kaum perempuan, kebiasaan yang enggan untuk bekerja keras dan
menerima apa adanya, keyakinan bahwa mengabdi kepada para raja atau
orang terhormat meski tidak diberi bayaran dan berakibat pada
kemiskinan. Terkadang orang seperti ini justeru tidak merasa miskin
karena sudah terbiasa dan memang kulturnya yang membuat demikian.

Keempat, Structural explanations, mazhab ini menganggap bahwa


kemiskinan timbul akibat dari ketidakseimbangan, perbedaan status yang
dibuat oleh adat istiadat, kebijakan, dan aturan lain menimbulkan
perbedaan hak untuk bekerja, sekolah dan lainnya hingga menimbulkan
kemiskinan di antara mereka yang statusnya rendah dan haknya terbatas.
20

Kemiskinan yang disebabkan oleh dampak kebijakan pemerintah, atau


kebijakan yang tidak berpihak pada kaummiskin juga masuk ke dalam
mazhab ini, sehingga kemiskinan yang timbul itu sering disebut dengan
kemiskinan struktural.
5. Rusaknya Aneka Hayati
Kepunahan keanekaragaman hayati diduga disebabkan oleh beberapa
faktor, yaitu sebagai berikut:
1.

Perusakan Habitat

Habitat

didefinisikan sebagai

daerah tempat

tinggal

organisme.

Kekurangan habitat diyakini manjadi penyebab utama kepunahan


organisme. Jika habitat rusak maka organisme tidak memiliki tempat
yang cocok untuk hidupnya. Kerusakan habitat dapat diakibatkan karena
ekosistem diubah fungsinya oleh manusia, misalnya hutan ditebang
dijadikan lahan pertanian, pemukiman dan akhirnya tumbuh menjadi
perkotaan. Kegiatan manusia tersebut mengakibatkan menurunnya
keanekaragaman ekosistem, jenis, dan gen.
Selain akibat aktifitas manusia, kerusakan habitat juga dapat diakibatkan
oleh bencana alam misalnya kebakaran, gunung meletus, dan banjir.
Perusakan

terumbu

karang

di

laut

juga

dapat

menurunkan

keanekaragaman ayati laut. Ikan-ikan serta biota laut yang hidup


bersembunyi di dalam terumbu karangtidak dapat lagi hidup dengan
terntram, beberapa di antaranya tidak dapat menetaskan telurnya karena
terumbu karang yang rusak. Menurunnya populasi ikan akan merugikan
nelayan dan mengakibatkan harga ikan meningkat. Kehidupan para
nelayan menjadi terganggu.

21

2.

Penggunaan Pestisida

Yang termasuk pestisida misalnya insektisida, herbisida, dan fungisida.


Pestisida yang sebenarnya hanya untuk membunuh organisme penggangu
(hama), pada kenyataannya menyebar ke lingkungan dan meracuni
mikroba, jamur, hewan, dan tumbuhan lainnya.
3.

Pencemaran

Bahan pencemar juga dapat membunuh mikroba, jamur, hewan dan


tumbuhan penting. Bahan pencemar dapat berasal dari limbah pabrik dan
limbah rumah tangga.

Dari indikator-indikator atau penyebab yang mempengaruhi turunnya kualitas


kesehatan masyarakat diatas, perlu disadari juga bahwa di era modernisasi saat ini
perkembangan teknologi dan perekonomi masyarakat cukup pesat. Perkembangan
yang begitu pesat ini yang mengakibatkan munculnya kesenjangan ekonomi yang
cukup jauh antara masyarakat kalangan bawah dan masyarakat kalangan atas.
Kesenjangan ini yang mengakibatkan tidak meratanya proses edukasi masyarakat di
Indonesia terutama edukasi tentang lingkungan hidup. Masyarakat miskin yang
tinggal di bantaran sungai lebih memilih membuang sampah di sungai dari pada di
tempat pembuangan sampah sementara karena memiliki pemahaman yang rendah
terhadap lingkungan. Sedangkan para masyarakat di kalangan atas yang didominasi
oleh para pengusaha yang tidak sedikit memiliki pabrik atau tempat produksi yang
menggunakan bahan kimia berbahaya atau sejenisnya. Indikator-indikator ini lah
yang kemudian menyebabkan banyaknya kerusakan lingkungan yang mengahasilkan
berbagai macam polusi.

22

3.3 Macam-Macam Penyebab dan Dampak Polusi


Dari segala macam-macam pencemaran lingkungan terdapat juga jangkauan
pencemaran yang lebih luas, yaitu polusi. Polusi yang ada masing-masing memiliki
efek yang buruk terhadap kesehatan masyarakat yang mengakibatkan turunnya
kualitas kesehatan masyarakat. Dampak polusi dibagi menjadi 3 bagian yang
berpengaruh terhadap turunnya kesehatan masyarakat:
1. Dampak Polusi Udara
Polusi udara dapat terjadi jika jumlah atau konsentrasi polutan (zat pencemar) di
udara sudah melebihi baku mutu lingkungan. Untuk masing-masing polutan di udara
mempunyai nilai baku mutu yang berbeda. Udara yang telah tercemar oleh polutan
tertentu dapat menyebabkan turunnya mutu udara di lingkungan tersebut. Udara yang
telah tercemar dapat menyebabkan gangguan terhadap kesehatan manusia dan
makhluk hidup lainnya secara langsung. Tetapi udara yang tercemar juga dapat
berdampak yang cukup luas seperti pemanasan global dan hujan asam. Peristiwa
pemanasan global ditimbulkan karena peristiwa rumah kaca. Sedangkan hujan asam
adalah meningkatnya konsentrasi asam di udara seperti peningkatan jumlah
SO2 (sulfur dioksida) diudara sebagai hasil dari pembuangan asap kendaraan
bermotor dan industri atau hasil pembakaran bahan bakar fosil yaitu bahan bakar
minyak dan batubara.
Dampak bagi kesehatan adalah polusi udara yang menyebabkan gangguan
kesehatan pada manusia dan lingkungan adalah:
a. Gas Karbon monoksida (CO)
Gas karbon monoksida (CO) di atmosfer dalam keadaan normal
konsentrasinya sangat sedikit sekitar 0,1 ppm. Di daerah perkotaan dengan
aktifitas penggunaan kendaraan bermotor dan industri yang padat,
kkonsentrasi gas CO dapat mencapai 10 15ppm. Gas CO di dalam paru-paru

23

bereaksi dengan hemoglobin pada sel darah merah yang dapat menghalangi
pengangkutan oksigen ke seluruh bagian tubuh.
Tabel: Konsentrasi gas CO di udara dan pengaruhnya pada tubuh manusia bila
kontak terjadi pada waktu cukup lama:
Konsentrasi gas CO di

Konsentrasi COHb

udara (ppm)

dalam darah (%)

0,98

Tidak ada

1,30

Belum begitu terasa

10

2,10

20

3,70

40

6,90

Gangguan panca indera

60

10,10

Sakit kepala

80

13,30

Sulit bernapas

100

16,50

Gangguan pada tubuh

Gangguan sistem saraf


sentral
Gangguan fungsi
jantung

Pingsan hingga
kematian
(Ernawati, dkk. : 2008)

b. Gas sulfur oksida (SO), nitrogen oksida (NO) dan ozon (O3)
Dampak negatif adanya penigkatan konsentrasi gas SO, NO dan O3 adalah :
a.

Iritasi mata

b.

Radang saluran pernafasan

c.

Gangguan pernafasan kronis (bronkitis, emfisema dan asma)

d.

Gangguan pada tumbuhan hingga kematian tumbuhan

24

c. Materi partikulat
Materi partikulat adalah partikel-partikel yang berukuran kecil seperti serbuk
batu bara, serbuk kayu, serbuk batu, serbuk pasir, serbuk kapas, serbuk
kwarsa, serbuk asbes. Materi partikulat banyak terdapat di daerah industri,
pertambangan, daerah perkotaan yang padat penduduk dan daerah konstruksi
(pembangunan gedung).Dampak yang ditimbulkan adalah penyakit paru
mulai dari peradangan hungga kangker paru-paru. Materi partikulat yang lain
adalah timbal (Pb) yang bersifat toksit (racun). Timbal yang masuk ke dalam
tubuh dan sudah terakumulasi dalam kosentrasi tertentu dapat menyebabkan :
menyerang berbagai sistem tubuh seperti sistem pencernaan dan sistem
syaraf.
Radang paru-paru sampai kanker paru-paru
Gangguan jantung
Gangguan ginjal
Keterbelakangan mental pada anak-anak
Gangguan kesehatan pada hewan
d. Asap Rokok
Rokok terbuat dari tembakau mengandung Nikotin dan TAR. Nikotin adalah
zat adiktif yang menimbulkan ketergantungan / kecanduan. Tar adalah
senyawa polinuklir hidrokarbon aromatik. Undang-undang pengendalian
rokok mensyaratkan kandungan Nikotin tidak boleh dari 1,5 mg dan
kandungan tar tidak boleh lebih dari 50 mg. Tar bersifat karsinogenik
(menyebabkan kanker).
Asap rokok mengandung berbagai zat berbahaya yaitu :
formaldehide, benzo--pyrene, (bagian dari tar)
nikotin,

25

gas CO
Dampak yang ditimbulkan adalah :
Gangguan pernafasan
Penyakit jantung
Flek di paru-paru
Kanker paru-paru
e. Zat-zat penyebab kanker
Zat-zat penyebab kanker banyak ditemukan dalam ruangan atau jenis polutan
udara dalam ruangan (indoor air pollutants). Polutan udara dalam ruangan
antara lain:
kloroform
para-diklorobenzena
tetrakloroetilen
trikloroetan
radioaktif (Radon (Ra))
f. Suara
Polusi suara terjadi jika amplitudo suara melebihi ambang batas yaitu 50 dB.
Kekuatan suara yang lebih dari 50 dB sudah mulai bising hingga
memekakkan telinga yang dapat menimbulkan :
Gangguan organ pendengaran
Kerusakan organ pendengaran
Tuli
Gangguan jantung
Sakit kepala
Stress secara psikologis
26

g. Asap dan Kabut


Berdasarkan jenis polutan penyebabnya:
Asbut industry
Plolutan penyebab asbut industri adalah sulfur oksida (SO) dan materi
partikulat yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil oleh industri.
Materi partikulat yang terkandung dalam asbut industri menyebabkan
warnanya menjadi keabu-abuan.
Asbut fotokimia
Polutan utama penyebab asbut foto kimia adalah senyawa gas nitrogen
oksida (NO) yang berasal dari asap kendaraan bermotor dan senyawa
hidrokarbon yang berasal dari berbagai sumber. Gas nitrogen oksida dan
hidrokarbon diudara mengalami reaksi fotokimia membentuk ozon (O3).
Ozon diudara juga dapat bereaksi dengan polutan udara lainnya
membentuk senyawa-senyawa jenis polutan sekunder yang berbahaya bagi
kesehatan manusia dan lingkungan.

h. Hujan Asam
Fenomena hujan asam mulai dikenal sejak akhir abad 17, hal ini diketahui dari
buku karya Robert Boyle pada tahun 1960 dengan judul A General History
of the Air. Buku tersebut menggambarkan fenomena hujan asam sebagai
nitrous or salino-sulforus spiris.
Revolusi industri di Eropa yang dimulai sekitar awal abad ke 18 memaksa
penggunaan bahan bakar batubara dan minyak sebagai sumber utama energi
27

untuk mesin-mesin. Sebagai akibatnya, tingkat emisi precursor (faktor


penyebab) dari hujan asam yakni gas-gas SO2, NOx dan HCl meningkat.
Hujan asam pertama kali diperkenalkan oleh Robert Angus Smith pada tahun
1872. Ketika itu, Robert Angus Smith berhasil menemukan hubungan antara
hujan dengan polusi udara. Hujan asam dilaporkan pertama kali terjadi di
Kota Manchester, Inggris. Smith menjelaskan fenomena hujan asam pada
bukunya yang berjudul Air and Rain: The Beginnings of Chemical
Technology.
Derajat keasaman adalah tingkat kandungan hidrogen (H+) dan ion OH- dalam
air. Semakin banyak kandungan hidrogen (H+) maka derajat keasaman air
turun atau pH turun atau air menjadi asam, sedangkan jika kandungan ion
OH- meningkat maka derajat keasaman naik atau pH naik atau air menjadi
basa. Kandungan/konsentrasi hidrogen (H+) dan ion OH- dalam air sangat
tergantung kandungan/konsentrasi zat atau mineral dalam air. Lihat gambar
berikut

Gambar. 1 Proses Hujan Asam

28

Dampak negatif peristiwa hujan asam adalah :


1.

mempengaruhi kualitas air permukaan atau air menjadi lebih asam


sehingga mempengaruhi biota air yang hidup di dalamnya, karena biota
air terpengaruh oleh pH air. (pH air kurang dari 5,6)

2.

dapat menghambat pertumbuhan tanaman dan bahkan menyebabkan


kematian tanaman.

3.

dapat melarutkan logam berat dalam tanah kemudian mencemari air. air
yang tercemar oleh logam berat sangat berbahaya bagi manusia dan
makhluk hidup lainnya.

4.

dapat bersifat korosif artinya dapat merusak atau mengkorosi logam,


seperti motor, mobil, sepeda, kotruksi bangunan atau komponen
bangunan, seperti gedung, patung, candi, monumen dan lain-lain.

5.

menyebabkan gangguan pernafasan.

6.

dapat menyebabkan bayi lahir prematur atau meninggal pada ibu hamil.

2. Dampak Polusi Air


Air adalah komponen komponen abiotik yang sangat penting bagi lingkungan
hidup yaitu bagi kesehatan manusi dan makhluk hidup lainnya. Air yang telah
tercemar mutunya menjadi turun dan bahkan tidak memenuhi standart kualitas
yang dapat mendukung kehidupan makhluk hidup. Air tercemar menimbulkan
pemandangan dan bau yang tidak sedap, keruh dan mungkin mengandung bahan
beracun dan berbahaya, sehingga sangat mengganggu kehidupan biota air.
Sebagian besar zat pencemar dihasilkan oleh kegiatan manusia seperti industri,
rumah tangga, pertanian, pertambangan dan lain-lain. Bahan pencemar air bisa
terdiri dari bahan organik maupun anorganik.

29

a.

Dampaknya bagi kesehatan masyarakat

Penyakit Menular
Penyakit menular sebagai akibat dari pencemaran dapat terjadi karena
berbagai sebab antara lain:

Air yang tercemar dapat menjadi media bagi perkembang biakan


dan pesebaran mikroorganisme, termasuk mikroba patogen.

Air yang telah tercemar tidak dapat lagi digunakan sebagai


pembersih, sedangkan air bersih mungkin jumlahnya sudah tidak
mencukupi lagi.

Air yang tercemar limbah organik merupakan tempat yang subur


untuk perkembang biakan mikroorganisme. Mikroorganisme
patogen yang berkembang biak dalam air dapat menyebabkan
timbulnya berbagai macam penyakit menular.

Tabel: Contoh beberapa penyakit menular yang dapat tersebar melalui air
tercemar.
Jenis Mikroba

Penyakit

Gejala

Virus
Hepatitis A

Hepatitis A

Demam, sakit kepala, sakit


perut, kehilangan selera makan,
pembengkakan hati sehingga
tubuh menjadi kuning

Virus Polio

Poliomyelitis

Tenggorokan sakit, demam,


diare, sakit pada tungkai dan
punggung, kelumpuhan dan
kemunduran fungsi otot

Bakteri

30

Vibrio Cholerae

Kolera

Diare yang sangat parah,


muntah-muntah, kehilangan
cairan yang sangat banyak
sehingga menyebabkan kejang
dan lemas

Escherichia

Diare

coli(strain patogen)

Buang air besar (BAB) berkalikali dalam sehari, kotoran


encer (mengandung banyak
air), terkadang diikuti rasa
mulas atau sakit perut.

Shigella dysentriae

Disentri

Infeksi usus besar, diare,


kotoran mengandung lendir dan
darah, sakit perut.

Salmonella typhi

Tifus

Sakit kepala, demam diare,


muntah-muntah, peradangan
dan pendarahan usus.

Protozoa
Entamoeba

Disentri amuba

histolytica
Balantidium coli

Sama seperti disentri oleh


bakteri

Balantidiasis

Pandarahan usus, diare


berdarah

Giardia lamblia

Giardiasis

Diare, sakit perut, terbentuk


gas dalam perut, bersendawa,
kelelahan.

Metazoa(Cacing
Parasit)
Ascaris

Ascaris

Demam, sakit perut yang

lumbricoides(cacing

parah, malabsorbsi, muntah-

gelang)

muntah, kelelahan

31

Taenia

Taenia

saginata(cacing pita)

Gangguan pencernaan, rasa


mual, kehilangan berat badan,
rasa gatal di anus.

Schistosoma

Schistosoma

sp.(cacing pipih)

Gangguan pada hati dan


kantung kemih sehingga
terdapat darah dalam urin,
diare, tubuh lemas, sakit perut
yang terjadi berulang-ulang.

Penyakit tidak menular


Air yang tercemar juga dapat menyebabkan penyakit yang tidak menular,
walaupun juga termasuk penyakit berbahaya karena dapat menyebabkan
kematian. Zat pencemar air yang menyebabkan penyakit adalah senyawa
anorganik, seperti logam berat, dan ada senyawa organik yang mengandung
unsur klorin (Cl) seperti DDT dan PCB yang bersifat beracun bagi makhluk
hidup.
Tabel: Zat-zat polutan yang dapat menyebabkan penyakit
Nama Zat
Kadmium (Cd)

Sumber

Penyakit

Cd adalah logam berat yang

Keracunan Cd dapat

banyak digunakan oleh

menyebabkan kerusakan

industri seperti: pabrik pipa

organ ginjal dan hati,

PVC, pabrik pengolahan karet, mempengaruhi otot polos


pabrik kaca

pembuluh darah, tekanan


darah tinggi menyebabkan
gagal jantung.

Kobalt (Co)

Di industri sebagai bahan

Keracunan kobalt merusak

32

campuran untuk membuat

kelenjar tiroid (gondok),

magnet, alat pemotong, alat

menyebabkan kekurangan

penggiling, mesin pesawat

hormon hasil kelenjar

terbang, pewarna kaca,

gondok.Menyebabkan

keramik dan cat

gagal jantung dan endema


(pembengkakan jaringan
akibat kelebihan cairan
dalam sel)

Merkuri (Hg)

Dalam industri, merkuri

Merkuri masuk ke tubuh

digunakan untuk proses

manusi bisa melalui

pembuatan klorin. Merkuri

konsumsi ikan yang

juga terdapat dalam baterai,

tercemar merkuri. Pada ibu

cat, plastik, termometer,

hamil, menyebabkan bayi

lampu tabung, kosmetik, dan

cacat mental. Dalam waktu

hasil pembakaran batu bara

lama bisa menyebabkan


kerusakan ginjal, saraf dan
jantung.

Timbal (Pb)

Limbah Pb berasal dari

Pb dengan konsentrasi

rembesan sampah kaleng yang

>15 mg/l dalam darah

mengandung timbal, cat yang

berbahaya bagi

mengandung timbal, bahab

kesehatan.Pada wanita

bakar yang bertimbal,

hamil, keracunan Pb

pestisida, korosi pipa yang

menyebabkan keguguran,

mengandung timbal.

kelahiran prematur, atau


kematian janin.
Pada anak-anak
menyebabkan cacat
mental dan gangguan
fisik.

33

Pada orang dewasa


menyebabkan hipertensi.
Senyawa Organik

Senyawa berklorin antara lain

Senyawa berklorin bersifat

Berklorin

adalah dikloro-difenil-

persisten di alam

trikloroetana (DDT), aldrin,

terakumulasi dalam tubuh

heptaklor dan klordan sebagai

yang berbahaya bagi tubuh.

bahan pestisida. Senyawa ini

Senyawa berklorin

biasa diapakai untuk

menyebabkan kerusakan

membasmi serangga dan

berbagai organ, terutama

hama. Senyawa industri

hati dan ginjal dan dapat

adalah poliklorinasi bifenil

menimbulkan kanker.

(PCB) dan dioksin. DDT dan


PCB dialam dapat mengalami
magnifikasi biologi saat
memasuki rantai makanan atau
senyawa tersebut terakumulasi
dalam makhluk hidup dan
konsentrasinya meningkat
pada makhluk hidup dan
konsentrasinya terus
meningkat pada mkhluk hidup
yang berada di posisi lebih
atas pada rantai makanan.
Berarti manusia adalah
makhluk yang sangat beresiko
menerima senyawa-senyawa
tersebut.

b.

Dampak terhadap fungsinya


34

Air tidak dapat lagi digunakan untuk keperluan rumah tangga


Air yang tercemar menjadi berbau, keruh dan mengandung kuman atau zat
berbahaya. Air yang tercemar tersebut tentu tidak memenuhi standar untuk
keperluan air minum, sebagai alat pembersih (mandi dan mencuci).
Air tidak dapat lagi digunakan untuk keperluan industri
Industri membutuhkan air dengan syarat yang sesuai industrinya. Contohnya
industri pengolahan buah dan sayur memerlukan air yang tidak tercemar.
Air tidak dapat lagi digunakan untuk keperluan pertanian dan perikanan
Air yang sesuai untuk pertanian dan perikanan adalah yang mempunyai nilai
pH sedang (6 8). Pencemaran air akan merubah nilai pH (derajat keasaman).
Polutan dari zat-zat anorganik tertentu ada yang bersifat beracun bagi hewan
dan tanaman.
Menurunnya populasi berbagai biota air
Penurunan populasi biota air membawa kerugian yang sangat besar. Kerugian
secara langsung adalah berkurangnya sumber mata pencaharian bagi sebagian
besar orang sedangkan kerugian secara tidak langsung adalah keseimbangan
ekosistem menjadi terganggu. Beberapa polutan berbahaya bagi biota air
adalah nutrien tumbuhan, limbah yang membutuhkan oksigen, minyak,
sedimen dan panas.
Nutrien tumbuhan
Nutrien tumbuhan seperti fosfat dan nitrogen yang jumlahnya berlebihan di
perairan dapat menjadi polutan. Perairan yang mengandung polutan tersebut
mengalami

eutrofikasi.

Eutrofikasi

menyebabkan

ganggang

(algae)

berkembang biak dengan sangat subur sehingga populasinya berkembang

35

pesat. Peristiwa perkembangan ganggang secara cepat/pesat disebut algae


blooming.

Akibat dari algae blooming adalah :


a.

Mengganggu penetrasi cahaya matahari kedalam perairan karena


permukaan tertupi ganggang.

b.

Ganggang yang beracun dapat meracuni biota air.

c.

Ganggang yang mati, sel-selnya turun ke dasar perairan mengalami


pembusukan

meningkatkan

populasi

bakteri

pengurai

yang

membutuhkan oksigen. Peningkatan jumlah populasi bakteri


pengurai meningkatkan kebutuhan oksigen / BOD (Biological
Oxygen Demand) di perairan. Peningkatan BOD menurunkan kadar
oksigen terlarut / DO (Disolved Oxygen). Penurunan DO
mempengaruhi jumlah populasi biota air terutama bagi biota air
yang tidak toleran terhadap kondisi DO yang rendah.
3. Dampak Polusi Tanah
Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia
masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Polusi tanah terjadi ketika ada
penumpukan senyawa beracun yang terus-menerus, garam,bahan radioaktif, bahan
kimia atau penyakit dalam tanah yang mempengaruhi manusia, hewan dan
kesehatan tanaman
Polusi tanah terutama akibat aktivitas manusia, seperti aplikasi pestisida
seperti atrazin, yang merupakan obat pembunuh rumput-rumputan yang populer,
dan generasi limbah industri yang tidak diinginkan seperti arsenik. Polusi tanah
perubahan komposisi tanah dan menciptakan lingkungan tanah patogen,
menyebabkan penyebaran penyakit. Kanker Pestisida, benzena, kromium dan
pembunuh gulma bersifat karsinogen yang telah dibentuk untuk menyebabkan
semua jenis kanker. Paparan jangka panjang benzena bertanggung jawab untuk

36

siklus haid tidak teratur pada wanita, leukemia dan anemia. Tingkat tinggi paparan
terhadap benzena adalah fatal. Benzene adalah cairan kimia yang ditemukan dalam
minyak mentah, bensin dan asap rokok. Hal ini digunakan dalam sintesis kimia
dan mengganggu fungsi seluler dengan mengurangi produksi sel darah merah, sel
darah putih dan antibodi, sehingga mengorbankan imunitas tubuh. Dalam polusi
tanah ini juga menimbulkan penyakit kanker yang di sebabkan oleh polusi tanah.
Penyakit Kanker darah
Berbagai jenis kanker darah merupakan pengembangan yang abnormal atas sel- sel
dan sumsum tulang dan aliran darah
a.

Gejala ganguan pada penyakit kanker darah


Anemia. Penderita akan menampakkan cepat lelah, pucat dan bernafas
cepat (sel darah merah dibawah normal menyebabkan oxygen dalam
tubuh kurang, akibatnya penderita bernafas cepat sebagai kompensasi
pemenuhan kekurangan oxygen dalam tubuh).
Perdarahan. Ketika Platelet (sel pembeku darah) tidak terproduksi dengan
wajar karena didominasi oleh sel darah putih, maka penderita akan
mengalami perdarahan dijaringan kulit (banyaknya jentik merah
lebar/kecil dijaringan kulit)
Terserang Infeksi. Sel darah putih berperan sebagai pelindung daya tahan
tubuh, terutama melawan penyakit infeksi. Pada Penderita Leukemia, sel
darah putih yang terbentuk adalah tidak normal (abnormal) sehingga tidak
berfungsi semestinya. Akibatnya tubuh si penderita rentan terkena infeksi
virus/bakteri, bahkan dengan sendirinya akan menampakkan keluhan
adanya demam, keluar cairan putih dari hidung (meler) dan batuk.
Nyeri Tulang dan Persendian. Hal ini disebabkan sebagai akibat dari
sumsum tulang (bone marrow) mendesak padat oleh sel darah putih.
Nyeri Perut. Nyeri perut juga merupakan salah satu indikasi gejala
leukemia, dimana sel leukemia dapat terkumpul pada organ ginjal, hati
dan empedu yang menyebabkan pembesaran pada organ-organ tubuh ini

37

dan timbulah nyeri. Nyeri perut ini dapat berdampak hilangnya nafsu
makan penderita leukemia.

b.

Organ yang di serang


Ketika sudah terkena gejala-gejala kanker tersebut, sel-sel kanker akan
berkembang dengan cepat, tidak terkendali, dan akan terus membelah diri,
selanjutnya menyusup ke jaringan sekitarnya (invasive) dan terus menyebar
melalui jaringan ikat, darah, dan menyerang organ-organ penting serta syaraf
tulang belakang. Sel kanker akan membelah terus meskipun tubuh tidak
memerlukannya, sehingga akan terjadi penumpukan sel baru yang disebut
tumor ganas. Penumpukan sel tersebut mendesak dan merusak jaringan
normal, sehingga mengganggu organ yang ditempatinya.

c.

Dampak lebih lanjut dan gangguan kesehatan tersebut


Kanker darah atau dikenal juga dengan leukemia merupakan salah satu kanker
yang sangat berbahaya. Kanker yang terjadi pada darah atau sumsum tulang
akibat perbanyakan sel-sel pembentuk darah di sumsum tulang dan jaringan
limfoid. Sering kali proses perbanyakan sel tersebut terjadi di leukosit, yaitu
sel darah putih. Sel-sel normal di dalam sumsum tulang digantikan oleh sel
tak normal atau abnormal. Sel abnormal ini keluar dari sumsum dan dapat
ditemukan di dalam darah perifer atau darah tepi. Sel leukemia memengaruhi
hematopoiesis atau proses pembentukan sel darah normal dan imunitas tubuh
penderita. Kata leukemia berarti darah putih, karena pada penderita ditemukan
banyak sel darah putih sebelum diberi terapi. Sel darah putih yang tampak
banyak merupakan sel yang muda, misalnya promielosit. Jumlah yang
semakin meninggi ini dapat mengganggu fungsi normal dari sel lainnya.

Dari sekian banyak penyebab dan akibat yang ditimbulkan dari polusi dan
kerusakan lingkungan adalah ulah dari manusia sendiri dimana tindakan yang salah

38

dilakukan hanya untuk memenuhi kebutuhan materil dan kebutuhan sesaat tanpa
memperhatikan keadaan lingkungan yang ditinggalinya. Dampak kerusakan dan
polusi lingkungan sangat besar bagi kondisi kesehatan manusia. Hal tersebut mampu
menjelaskan mengenai keadaan kesehatan manusia atau masyarakat yang ada
semakin menurun. Tak kelak banyak orang membanding-bandingkan panjang umur
seseorang yang hidup pada jaman terdahulu yang lebih panjang dan sehat di
bandingkan keadaan dan kondisi masyarakat di era modern sekarang ini.
Namun segala dampak dan akibat yang terjadi setidaknya masih dapat di
minimalisir dengan beberapa cara dan langkah-langkah perbaikan dan pencegahan.
Perbaikan dan pencegahan yang dilakukan juga harus menggunakan metode yang
tepat serta langkah nyata yang perlu dilakukan bersama-sama demi kebaikan dan
kesehatan masyarakat di masa yang akan datang.
3.4 Penanggulangan Polusi dan Kerusakan Lingkungan
Langkah-langkah penanggulangan polusi dan kerusakan lingkungan dapat
dilaksanakan seperti penjelasan berikut:
1. Penanganan Polusi Udara
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi dampak dan mengurangi potensi
terjadinya polusi udara, diantaranya:

Clean Air Act yang dibuat oleh pemerintah dan menambah pajak bagi
industri yang melakukan pencemaran udara.

Mengembangkan teknologi yang ramah lingkungan dan dapat diperbaharui


diantaranya Fuel Cell dan Solar Cell.

Menghemat Energi yang digunakan.

Menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal.

Menempatkan daerah industri atau pabrik jauh dari daerah perumahan atau
pemukiman penduduk.

Pembuangan limbah industri diatur sehingga tidak mencemari lingkungan


atau ekosistem.
39

Pengawasan terhadap penggunaan jenis-jenis pestisida dan zat kimia lain


yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan.

Memperluas gerakan penghijauan.

Tindakan tegas terhadap pelaku pencemaran lingkungan.

Memberikan kesadaran terhadap masyarakat tentang arti lingkungan hidup


sehingga manusia lebih mencintai lingkungan hidupnya. Menanam dan
merawat tumbuhan di sekitar lingkungan kita. Berapa pun luas area kosong
di rumah atau di tempat kerja kita, tanamilah dengan tumbuhan. Hal ini
berguna untuk menyejukkan dan mengurangi jumlah polusi udara di sekitar
kita. Jika lahan kosong benar-benar tidak ada, Anda bisa memelihara
tanaman dalam pot dan meletakkannya atau bisa juga menggantungnya di
teras atau beranda rumah.

Gunakan kendaraan bermotor Anda, mobil ataupun motor, seefisian


mungkin. Jika Anda memiliki 2 mobil, satu untuk Anda dan satu lagi milik
pasangan Anda, kenapa tidak menggunakan satu saja? Anda bisa mengantar
jemput pasangan sambil berangkat dan pulang kantor bukan?

Gunakan transportasi umum. Jika tidak perlu sekali, simpan kendaraan


pribadi Anda di rumah dan gunakan transportasi umum yang ada. Ini akan
membantu mengurangi jumlah kendaraan yang membuang polusinya setiap
hari ke angkasa.

Ikutlah komunitas bersepeda. Alat transportasi yang ramah lingkungan


seperti sepeda akan sangat membantu untuk mengurangi polusi udara di
kota, terlebih dengan bersepeda Anda juga sehat karena aktivitas ini bagus
untuk jantung.

Gunakan kendaraan yang ramah lingkungan seperti becak, sepeda, dokar


atau delman. Jika menggunakan mobil atau motor, sebaiknya selalu lakukan
pengecekan supaya mesin kendaraan bagus dan mengurangi polusi udara
dengan memastikan emisi pembuangan di kendaraan Anda baik.

Mengurangi pemakaian bahan bakar fosil terutama yang mengandung asap


serta gas-gas polutan lainnya agar tidak mencemarkan lingkungan.

40

Melakukan penyaringan asap sebelum asap dibuang ke udara dengan cara


memasang bahan penyerap polutan atau saringan.

Mengalirkan gas buangan ke dalam air atau dalam lauratan pengikat sebelum
dibebaskan ke air. Atau dengan cara penurunan suhu sebelum gas buang ke
udara bebas.

Membangun cerobong asap yang cukup tinggi sehingga asap dapat


menembus lapisan inversi thermal agar tidak menambah polutan yang
tertangkap di atas suatu pemukiman atau kita.

mensosialisasikan pelajaran lingkungan hidup (PLH) di sekolah dan


masyarakat.

mewajibkan

dilakukannya

AMDAL

(Analisis

Mengenai

Dampak

Lingkungan) bagi industri atau usaha yang menghasilkan limbah.

tidak membakar sampah di pekarangan rumah.

tidak menggunakan kulkas yang memakai CFC (freon) dan membatasi


penggunaan AC dalam kehidupan sehari-hari.

tidak merokok di dalam ruangan.

menanam tanaman hias di pekarangan atau di pot-pot.

ikut berpartisipasi dalam kegiatan penghijauan.

ikut memelihara dan tidak mengganggu taman kota dan pohon pelindung.

tidak melakukan penebangan hutan, pohon dan tumbuhan liar secara


sembarangan.

mengurangi atau menghentikan penggunaan zat aerosol dalam penyemprotan


ruang.

menghentikan penggunaan busa plastik yang mengandung CFC.

mendaur ulang freon dari mobil yang ber-AC.

mengurangi atau menghentikan semua penggunaan CFC dan CCl4.

Melakukan uji emisi kendaraan dengan rutin

Mengadakan acara car free day pada hari-hari tertentu

Dispersi, jatuhan gravitasi, flokulasi, adsorpsi, pengipasan dan absorpsi


merupakan mekanisme untuk mengurangi pencemaran

41

Proses dispersi oleh angin akan menjadikan konsentrasi plutan mengecil dan
jatunhan gravitasi untuk jatuhan partikel yang besar, demikian mekanisme
lainnya yang juga sangat dipengaruhi oleh kondisi lainnya seperti hujan
angin, adsorpsi dll.

Pengendalian dengan dilusi kontaminan di atmosfir

dilakukan dengan

menggunakan cerobong asap yang dapat dirancang berdasarkan sifat dispersi


dan sifat atmosfir lokasi tempat pembuangan kontaminan ke udara.

Pengendalian kontaminan dari sumbernya dapat dilakukan dengan


menggunakan alat yang telah dikembangkan seperti untuk pengendalian
kontaminan partikulat dan gas.

Centrifugal collector mengembangkan gaya sentrifugal pengganti gaya


gravitasi untuk pemisahan partikel dari aliran gas. Karena gaya centrifugal
dapat menghasilkan beberapa kali lebih besar dari gaya gravitasi dan partikel
dapat dihilangkan/ dibawa kedalam collector centrifugal

Wet collector membersihkan bahan partikulat dari aliran gas dengan


menggabungkan partikel kedalam butiran liquid dengan bersebtuhan
langsung.

2. Penanganan Polusi Air


Kemudian upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi dampak dan
mengurangi potensi terjadinya polusi Air di Indonesia sebenarnya telah diatur melalui
Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas dan
Pengendalian Pencemaran Air. Secara umum hal ini meliputi pencemaran air baik
oleh instansi ataupun non-instansi. Salah satu upaya serius yang telah dilakukan
Pemerintah dalam pengendalian pencemaran air adalah melalui Program Kali Bersih
(PROKASIH). Program ini merupakan upaya untuk menurunkan beban limbah cair
khususnya yang berasal dari kegiatan usaha skala menengah dan besar, serta
dilakukan secara bwertahap untuk mengendalikan beban pencemaran dari sumbersumber lainnya. Program ini juga berusaha untuk menata pemukiman di bantaran
sungai dengan melibatkan masyarakat setempat (KLH, 2004).

42

Pada prinsipnya ada 2 (dua) usaha untuk menanggulangi pencemaran, yaitu


penanggulangan secara non-teknis dan secara teknis. Penanggulangan secara nonteknis yaitu suatu usaha untuk mengurangi pencemaran lingkungan dengan cara
menciptakan peraturan perundangan yang dapat merencanakan, mengatur dan
mengawasi segala macam bentuk kegiatan industri dan teknologi sehingga tidak
terjadi pencemaran. Peraturan perundangan ini hendaknya dapat memberikan
gambaran secara jelas tentang kegiatan industri yang akan dilaksanakan, misalnya
meliputi AMDAL, pengaturan dan pengawasan kegiatan dan menanamkan perilaku
disiplin. Sedangkan penanggulangan secara teknis bersumber pada perlakuan industri
terhadap perlakuan buangannya, misalnya dengan mengubah proses, mengelola
limbah atau menambah alat bantu yang dapat mengurangi pencemaran.
Sebenarnya penanggulangan pencemaran air dapat dimulai dari diri kita
sendiri. Dalam keseharian, kita dapat mengurangi pencemaran air dengan cara
mengurangi produksi sampah (minimize) yang kita hasilkan setiap hari. Selain itu,
kita dapat pula mendaur ulang (recycle) dan mendaur pakai (reuse) sampah tersebut.
Kitapun perlu memperhatikan bahan kimia yang kita buang dari rumah kita. Karena
saat ini kita telah menjadi masyarakat kimia, yang menggunakan ratusan jenis zat
kimia dalam keseharian kita, seperti mencuci, memasak, membersihkan rumah,
memupuk tanaman, dan sebagainya. Kita harus bertanggung jawab terhadap berbagai
sampah seperti makanan dalam kemasan kaleng, minuman dalam botol dan
sebagainya, yang memuat unsur pewarna pada kemasannya dan kemudian terserap
oleh air tanah pada tempat pembuangan akhir. Bahkan pilihan kita untuk bermobil
atau berjalan kaki, turut menyumbangkan emisi asam atu hidrokarbon ke dalam
atmosfir yang akhirnya berdampak pada siklus air alam.
Menjadi konsumen yang bertanggung jawab merupakan tindakan yang
bijaksana. Sebagai contoh, kritis terhadap barang yang dikonsumsi, apakah nantinya
akan menjadi sumber bencana yang persisten, eksplosif, korosif dan beracun atau
degradable (dapat didegradasi alam)? Apakah barang yang kita konsumsi nantinya

43

dapat meracuni manusia, hewan, dan tumbuhan aman bagi makhluk hidup dan
lingkungan?
Teknologi dapat kita gunakan untuk mengatasi pencemaran air. Instalasi
pengolahan air bersih, instalasi pengolahan air limbah, yang dioperasikan dan
dipelihara baik, mampu menghilangkan substansi beracun dari air yang tercemar.
Dari segi kebijakan atau peraturanpun mengenai pencemaran air ini telah ada. Bila
kita ingin benar-benar hal tersebut dapat dilaksanakan, maka penegakan hukumnya
harus dilaksanakan pula. Pada akhirnya, banyak pilihan baik secara pribadi ataupun
social (kolektif) yang harus ditetapkan, secara sadar maupun tidak, yang akan
mempengaruhi tingkat pencemaran dimanapun kita berada. Walaupun demikian,
langkah pencegahan lebih efektif dan bijaksana. Melalui penanggulangan pencemaran
ini diharapkan bahwa pencemaran akan berkurang dan kualitas hidup manusia akan
lebih ditingkatkan, sehingga akan didapat sumber air yang aman, bersih dan sehat.
3. Penanggulangan Polusi Tanah
a. Remediasi
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang
tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ
(atau off-site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan
ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi),
dan bioremediasi.

Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian


dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut
dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di
bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki
tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian
diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih
mahal dan rumit.
44

b. Bioremediasi
Bioremediasi

adalah proses

pembersihan pencemaran tanah dengan

menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk


memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang
beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).
c. Pencegahan
Tindakan pencegahan dan tindakan penanggulangan terhadap terjadinya
pencemaran dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan macam
bahan pencemar yang perlu ditanggulangi. Langkah-langkah pencegahan dan
penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran antara lain dapat dilakukan
sebagai berikut:
Langkah pencegahan
Pada umumnya pencegahan ini pada prinsipnya adalah berusaha untuk tidak
menyebabkan

terjadinya

pencemaran,

misalnya

mencegah/mengurangi

terjadinya bahan pencemar, antara lain:


Sampah organik yang dapat membusuk/diuraikan oleh mikroorganisme
antara lain dapat dilakukan dengan mengukur sampah-sampah dalam
tanah secara tertutup dan terbuka, kemudian dapat diolah sebagai
kompos/pupuk.
Sampah senyawa organik atau senyawa anorganik yang tidak dapat
dimusnahkan oleh mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara
membakar sampah-sampah yang dapat terbakar seperti plastik dan serat
baik secara individual maupun dikumpulkan pada suatu tempat yang jauh
dari pemukiman, sehingga tidak mencemari udara daerah pemukiman.
Sampah yang tidak dapat dibakar dapat digiling/dipotong-potong menjadi
partikel-partikel kecil, kemudian dikubur.

45

Pengolahan terhadap limbah industri yang mengandung logam berat yang


akan mencemari tanah, sebelum dibuang ke sungai atau ke tempat
pembuangan agar dilakukan proses pemurnian.
Penggunaan pupuk, pestisida tidak digunakan secara sembarangan namun
sesuai dengan aturan dan tidak sampai berlebihan.
Usahakan membuang dan memakai detergen berupa senyawa organik
yang dapat dimusnahkan/diuraikan oleh mikroorganisme.
d. Pengolahan Sampah
Adapun cara penanggulangan yang bisa kita lakukan adalah memilih
membuang sampah sesuai dengan tempatnya. Misalnya sampah organik di
buang ke tempat sampah organik. Karena sampah ini dapat dijadikan sebagai
pupuk jika di olah. Sdangkan sampah plastic dapat di pilih dan digunakan
kembali (reuse). Penggunaan plastic ini juga seudah seharusnya kta
menguranginya. Perhatikan gambar berikut yang merupakan pemisahan
sampah organik dan non organik.

Bagan. 1 Pengolahan Sampah

46

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Menurunnya tingkat kesehatan masyarakat sebetulnya terjadi karena ulah dan
tindakannya sendiri yang memperlakukan lingkungan tidak sebagaimana mestinya.
Membuang sampah sembarangan, penggunaan bahan kimia dalam kegiatan produksi
yang belebihan, sifat konsumtif penggunaan energi alam yang berlebihan, serta
kesadaran tentang lingkungan yang bersih dan sehat yang kurang merupakan pola
tingkahlaku yang terjadi selama ini. Selalu menyalahkan tanpa mau berintropeksi
terhadap dirinya sendiri merupakan penyakit yang perlu segera di obati dan mencegah
perkembangannya.
Peran pemerintah sebagai pembuat kebijakan juga sangat berpengaruh
terhadap kerusakan lingkungan dan polusi yang terjadi. Peraturan yang dibuat oleh
pemerintah tidak semata-mata hanya dibuat untuk dipatuhi melainkan juga untuk
dilaksanakan dengan langkah-langkah yang baik dan tepat, adanya pengawasan dan
tindakan implementasi yang nyata. Selain itu juga ada pelaku usaha yang memiliki
pengaruh dalam mengahasilkan berbagai macam limba yang mengakibatkan polusi
udara, air, maupun tanah. Pelaku usaha perlu memperhatikan regulasi yang berlaku
mengenai limbah yang dihasilkan apakah dapat merusak lingkungan atau tidak, dan
juga merugikan masyarakat sekitar atau tidak.
Memperbaiki sikap dan tingkahlaku yang baik seperti mau membuang
sampah pada tempatnya, mempergunakan energi dan bahan bakar secukupnya,
melakukan kegiatan produksi menggunakan bahan kimia secara aman dan
memperhatikan lingkungan sekitar. Semua sifat dan sikap tersebut perlu di mulai dari
dalam diri sendiri yang kemudian dikembangkan pada lingkungan kelurga,
masyarakat

yang

berada

di

sekitar

ingkungan

rumah

dan

kemudian

47

mengembangkannya lebih luas kepada seluru masyarakat merupakan langkah penting


bagi terwujudnya lingkungan yang sehat
4.2 Saran
Sebagai saran selain masyarakat pemerintah, pelaku usaha, serta stakeholder
yang ada didalam ekosistem lingkungan juga seharusnya ikut membaur dan berjalan
bersama-sama dalam memperbaiki kondisi lingkungan dan menjadikan bumi sebagai
tempat tinggal yang nyaman. Pemerintah berperan sebagai regulator atau pembuat
regulasi

mengenai

pemanfaatan

dan

penggunaan

lingkungan

yang

juga

memperhatikan berbagai macam aspek kehidupan seperti mengenai dampak yang


akan ditimbulkan pada masyarakat sekitar dan terutama pada lingkungan itu sendiri.
Selain itu pemerintah juga memiliki kewajiban untuk terus melakukan pengawasan
dan menindak tegas para pelaku perusakan lingkungan yang terbukti melanggar
regulasi yang berlaku. Kemudian pelaku usaha industri yang seharusnya
memperhatikan penggunaan zat kimia yang berbahaya bagi lingkungan dan perlu
memanfaatkan teknologi yang semakin canggih untuk melakukan penanggulangan
atau pencegahan polusi atau memanfaatkan teknologi sebagai sebuah sistem dan alat
untuk mendaur limbah yang dihasilkan untuk menjadi sesuatu yang bernilai ekonomi,
dengan begitu pelaku usaha akan semakin memperluas lapangan kerja yang nanti
akan berimbas pada tingkat pengangguran yang menurun dan tingkat kesejahteraan
meningkat. Semua hal tersebut akan secara otomatis membuat tingkat kesehatan
menjadi meningkat dan terkendali.

48

DAFTAR PUSTAKA

Akib, Muhammad (2014). Hukum Lingkungan Perspektif Global dan Nasional.


Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Djuwendah, E., A. Anwar, J. Winoto, K. Mudikdjo. 1998. Analisis Keragaan
Ekonomi dan Kelembagaan Penanganan Sampah Perkotaan
Nainggolan, R., Elsa, Musadad A., 2008. Kajian Pengelolaan Limbah Padat Medis
Rumah Sakit. Jakarta
Paramita, N., 2007. Evaluasi Pengelolaan Sampah Rumah Sakit Pusat Angkatan
Darat Gatot Soebroto, Jurnal Presipitasi Vol. 2 No.1 Maret 2007, ISSN 1907187x, Semarang
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran air
Shofyan, M., 2010. Jenis Limbah Rumah Sakit Dan Dampaknya Terhadap Kesehatan
Serta Lingkungan, UPI
Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentag Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup

Media Online:
Anita

Yulianti.

(2013)

Strategi

Kebijakan

Lingkungan.Melalui

http://anitapartupeker.blogspot.com/2013/09/strategi-kebijakanlingkungan.html, diakses 30 November 2014


Anonim (2014). 10 Pengertian Modernisasi Menurut Para Ahli. Melalui
http://www.seputarpengetahuan.com/2014/10/10-pengertian-modernisasimenurut-para.html, diakses 4 Desember 2014
Anonim

(2011).

Pengertian

Lingkungan

Menurut

Para

Ahli.

http://pengertian-definisi.blogspot.com/2011/10/lingkungan.html,

Melalui

diakses

Desember 2014

49

Dwi

Oktavia

(2011).

Pengolahan

Limbah

Rumah

Sakit.

Melalui

http://dwioktavia.wordpress.com/2011/04/14/pengolahan-limbah-rumah-sakit/,
diakses 5 Desember 2014
Emas Anam (2011) Dampak Polusi Terhadap Kesehatan Manusia dan Lingkungam.
Melalui https://emasanam.wordpress.com/2011/05/18/dampak-polusi-terhadapkesehatan-manusia-dan-lingkungan/, diakses 30 November 2014
Ennis S Karsiwulan. (2013) Pengertian Lingkungan Hidup Menurut Undang Undang.
Melalui

http://ennisskarsiwulan.blogspot.com/2013/08/pengertian

lingkungan-hidup-menurut.html, diakses 30 November 2014


Khaliq

Bashar

(2013).

Pengertian

Kebijakan.

Melalui

http://become-

teacher.blogspot.com/2013/05/pengertian-kebijakan.html, diakses 4 Desember


Maulidina Budiayuningtyas (2013). Mekanisme Amoniak Mekanisme (NH3) yang
Mengakibatkan

Penyakit

Brochitis.

Melalui

http://cutefoxel.blogspot.com/2013/02/mekanisme-amoniak-nh3-yang.html,
diakses 1 Desember 2014
Rhaka

Khatresna

92013).

Upaya

Penanggulangan

Polusi

Air.

Melalui

http://takbagi.blogspot.com/2013/06/upaya-penanggulangan-polusi-air.html,
diakses 1 Desember 2014
Rhaka

Khatresna

(2013).

Upaya

Penanggulangan

Polusi

Udara.

Melalui

http://takbagi.blogspot.com/2013/02/upaya-penanggulangan-polusi-udara.html,
diakses 1 Desember 2014
Rhaka

Khatresna

(2013).

Upaya

Penangulangan

Polusi

Tanah.

Melalui

http://takbagi.blogspot.com/2013/06/upaya-penanggulangan-polusi-tanah.html,
diakses 1 Desember 2014
Satiti Wijati (2012) Makalah Kebijakan dan Hukum Lingkungan Resume Materi
Kuliah Kebijakan Lingkungan Hidup (Pengendalian dan Pengelolaan
Lingkungan

Hidup.

Melalui

http://www.academia.edu/4642868/MAKALAH_KEBIJAKAN_DAN_HU
KUM_LINGKUNGAN-SATITI_NURWASINI_W._L2J009079, diakses 4
Desember 2014

50

Tanri

Alim

(2013).

Pengertian

Amonia.

Melalui

http://www.biologi-

sel.com/2013/05/apa-itu-amonia.html, diakses 5 Desember 2014

51

Anda mungkin juga menyukai