Anda di halaman 1dari 12

KARYA TULIS ILMIAH

PENANGANAN SAMPAH

PENULIS: PUSPITA AVRILLIANI

KELAS : XI MIPA 3

GURU PEMIMBING : Dra. Aneta

SMA NEGERI 11 KOTA JAMBI


TAHUN PELAJARAN 2017/2018
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, sehingga penulis bisa
menyelesaikan karya tulis yang berjudul “Penanganan Sampah”.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Aneta selaku
guru pembimbing yang memberikan bimbingan dan arahannya kepada penulis dalam
menyelesaikan karya tulis ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang
memberikan masukan dan sarannya dalam menyelesaikan karya tulis ini.

Penulis menyadari karya tulis ini masih banyak kekurangan baik dalam materi maupun
penulisannya dan dengan harapan semoga karya tulis ini bisa bermanfaat dan menjadikan
referensi bagi kita sehingga lebih menjaga lingkungan.

Akhir kata semoga bisa bermanfaat bagi penulis umum khususnya pada diri sendiri dan
semua yang membaca makalah ini semoga bisa digunakan dengan semestinya. Atas
perhatiaannya penulis mengucapkan terima kasih.

Jambi, 1 Maret 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................ii

BAB I. PENDAHULUAN............................................................................1

1.1. Latar Belakang...............................................................................1

1.2. Rumusan Masalah..........................................................................1

1.3. Tujuan............................................................................................1

1.4. Manfaat..........................................................................................1

BAB II. PEMBAHASAN....................................................................2

2.1. Sumber-sumber sampah ...............................................................2

2.2. Pemanfaatan Sampah ...................................................................3

2.3. Manfaat Pengolahan Sampah............... ........................................3

2.4 Pembakaran Sampah terhadap global warming............................4

2.5 Incinerator Dodika sebagai solusi permasalahan sampah.............6

BAB III.PENUTUP.....................................................................................8

3.1. Kesimpulan.....................................................................................8

3.2. Saran...............................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Berbicara mengenai kelestarian alam dan lingkungan menjadi tanggung jawab kita
semua. Baik yang berada di Pemerintahan, LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), Pengusaha,
Petani, Guru dan semua masyarakat pada umumnya. Itu semua kita lakukan untuk memberikan
kesempatan bagi anak dan cucu kita untuk merasakan kelestarian, keindahan, dan kekayaan alam
negeri Indonesia.

Selain mewariskan pada mereka lingkungan yang lestari, kita juga berkewajiban untuk
membangun mental, jiwa, pola fikir mereka untuk peduli terhadap lingkungan sejak dini. Dengan
begitu kelak ketika mereka dewasa, sudah faham dan mengerti bagaiman berperilaku yang ramah
lingkungan, jadi kelestarian alam Indonesia akan terus terjaga.

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis mengangkat karya tulis yang berjudul “
Penanganan Sampah ” .

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam karya tulis ini adalah bagaimana cara penanganan sampah agar
memiliki lingkungan yang sehat dan bersih?

1.3. Tujuan
Tujuan karya tulis ini adalah untuk mengetahui bagaimana cara penanganan sampah yang
baik untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup.

1.4. Manfaat
Bagi penulis :

1. Untuk menambah wawasan tentang cara Penanganan Sampah.


2. Untuk mengetahui cara Penangan sampah dengan baik dan benar.

Bagi Pembaca :

1. Agar pembaca dapat mengetahui informasi tentang Penanganan Sampah.


2. Untuk mengetahui dan mengembangakan wawasan tentang Penanganan Sampah.

1
BAB II

PEMBAHASAN
2.1.SUMBER-SUMBER SAMPAH

Sampah yang sering kita lihat ditempat pembuangan sampah atau di truk listrik,
sebenarnya bersumber dari : 1. Samapah rumah tangga, 2. Sampah pertanian, 3. Samaph
perkantoran, 4. Sampah perusahaan, 4. Sampah rumah sakit, 5. Sampah pasar dan lain
sebagainya.

Secara garis besar, sampah mempunyai jenis yang dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu : 1.
Sampah anorganik/kering, contoh : logam, besi, kaleng, plastik, karet, botol, dan lain-lain. 2.
Sampah organik /basah, contoh : sampah dapur, sampah restoran, sisa sayuran, rempah-rempah
atau sisa buah, dan lain-lain yang dapat mengalami pembusukan secara alami. 3. Sampah
berbahaya, contoh : baterai, botol racun nyamuk, jarum suntik bekas, dan lain sebagainya.

A.Permasalahan Sampah

Sampah selalu menjadi masalah di lingkungan kita dimanapun kita berada. Secara umum
pembuangan sampah yang tidak memenuhi syarat kesehatan lingkungan akan dapat
mengakibatkan : 1. Tempat berkembangnya dan bersarangnya serangga seperti nyamuk, lalat,
dan tikus. 2. Menjadi sumber dan tempat hidupnya kuman-kuman yang membahayakan
kesehatan. 3. Menjadi sumber polusi dan pencemaran tanah,air dan udara.

B.Tata Cara Pemusnaan Sampah

Agar sampah tidak terus-menerus mengganggu, sebaiknya sampah dimusnahkan dengan


beberapa cara sederhana, yaitu sebagai berikut :

1.Pemupukan dengan metode ini, sebenarnya sampah tidak dimusnakan secara langsung,
namun dibiarkan membusuk menjadi bahan organik. Metode pemupukan ini sangat murah dan
sederhana, tetapi dengan menumpuk sampah saja dapat menimbulkan resiko karena akan
menimbulkan penyakit menular, pencemaran udara karena menimbulkan bau busuk yang
menyengat, banyak muncul vector (hewan penjangkit penyakit) seperti tikus, nyamuk, dan lain
sebagainya.

2.Pengkomposan cara pengkomposan merupakan cara sederhana dan dapat menghasilkan pupuk
yang mempunyai nilai jual ekonomi, sehingga dapat kita jual.

3.Pembakaran metode ini dapat dilakukan hanya untuk sampah yang dapat di bakar habis.
Harus diusahakan jauh dari pemukiman untuk menghindari pencemaran asap, bau dan kebakaran

2
4.Sanitary Landfill metode ini hampir sama dengan dengan pemupukan, tetapi sampah
diletakkan didalam tanah yang sudah digali. Kemudian cekungan yang telah penuh terisi sampah
ditutupi tanah, namun cara ini memerlukan areal khusus yang sangat luas. Agar tidak
mengganggu daerah sekitar rumah kita.

2.2. PEMANFAATAN SAMPAH

Sampah adalah sesuatu yang sudah dibuang dan sudah tidak digunakan lagi, tetapi
seharusnya sampah bisa dimanfaatkan kembali. Berikut ini beberapa sampah yang dapat
dimanfaatkan kembali, meliputi : 1. Sampah basah dapat digunakan lagi sebagai pupuk kompos
dan makanan ternak. 2. Sampah kering dapat dipakai kembali setelah dibersihkan dan didaur
ulang menjadi benda atau barang yang dapat dipakai seperti bingkai foto, tas, sandal, dan lain
sebagainya. 3. Sampah Kertas dapat digunakan lagi dengan didaur ulang.

A.Daur Ulang Sampah

Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan
pemilahan, pegumpulan pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk/material bekas
pakai. Sehingga sampah yang tadinya tidak bisa dimanfaatkan, sekarang bisa dimanfaatkan
kembali setelah di daur ulang, atau mungkin malah dapat di jual.

B. Material yang Dapat di Daur Ulang

Material atau bahan atau benda yang dapat di daur ulang kembali sebagai berikut : 1.
Botol Bekas wadah kecap, saos, sirup, creamer, dan lain sebagainya baik yang putih bening
maupun yang berwana terutama gelas atau kaca yang tebal, 2. Kertas, terutama bekas di kantor,
koran, majalah, kardus kecuali kertas yang berlapis plastik, 3. Aluminium bekas wadah minuman
ringan, bekas kemasan kue dan lain sebagainya, 4. Besi bekas rangka meja, besi rangka beton, 5.
Plastik bekas wadah shampoo, air mineral, jerigen, ember, 6. Sampah basah dapat diolah menjadi
kampos.

Sekarang kita sudah mengetahui bahan apa saja yang bisa kita daur ulang, mari kita mulai
mendaur ulang bahan-bahan tersebut, tinggal bagaimana kita berkreasi supaya sampah yang
masih bisa dipakai tidak terbuang sia-sia.

2.3. MANFAAT PENGOLAHAN SAMPAH

Dari memanfaatkan kembali sampah yang telah di daur ulang ternyata mempunyai
manfaat juga, yaitu : a. Menghemat sumber daya alam, b. Menghemat Energi, c. Mengurangi
uang belanja, d. Menghemat lahan TPA (Tempat Pembuangan Akhir), e. Lingkungan asri (besih,
sehat, nyaman).

3
Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri,
misalnya pertambangan, perkantoran, dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan
menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah
konsumsi. Laju pengurangan sampah lebih kecil dari pada laju produksinya. Hal inilah yang
menyebabkan sampah semakin menumpuk di setiap penjuru kota.

Besarnya timbunan sampah yang tidak dapat ditangani tersebut akan menyebutkan
berbagai permasalahan baik langsung maupun tidak langsung bagi penduduk kota apalagi daerah
di sekitar tempat pemupukan. Dampak langsung dari penanganan sampah yang kurang bijaksana
diantaranya adalah berbagai penyakit menular maupun penyakit kulit serta gangguan pernafasan,
sedangkan dampak tidak langsungnya diantaranya adalah bahaya banjir yang disebabkan oleh
terhambatnya arus air di sungai karena terhalang timbunan sampah yang dibuang ke sungai.

Selain pemupukan di tempat pembuangan sementara (TPS), sampah pun akan semakin
meningkat jumlahnya di tempat pembuangan akhir (TPA). Dengan semakin bertumpuknya
sampah di TPA-TPA, akan lebih berpeluang menimbulkan bencana seperti yang terjadi di salah
satu TPA yang ada di Bandung beberapa tahun lalu. Bencana longsor yang terjadi di TPA
tersebut terjadi karena adanya akumulasi panas dalam tumpukan sampah yang pada akhirnya
menimbulkan ledakan yang sangat hebat. Karena ledakan inilah maka sampah-sampah tersebut
longsor dan menimbun puluhan rumah serta pemiliknya yang tinggal disekitar TPA tersebut.
Sehingga tidak kurang dari 100 orang meninggal karena peristiwa ini.

2.4. PEMBAKARAN SAMPAH TERHADAP GOBAL WARMING

Selain dampak yang telah disebutkan diatas tadi teman-teman, secara tidak langsung
sampah yang menumpuk akan berpengaruh pada perubahan iklim akibat adanya kenaikan
temperatur bumi atau lebih dikenal dengan istilah pemanasan global. Seperti yang telah kita
ketahui bahwa pemanasan global terjadi akibat adanya peningkatan gas-gas rumah kaca seperti
uap air, karbondioksida (N2O). Dari tumpukan sampah ini akan dihasilkan ber ton-ton gas
karbondioksida (CO2) dan metana (CH4). Gas metana (CH4) dapat dirubah menjadi sumber
energi yang akhirnya bisa bermanfaat bagi msnusia. Sedangkan untuk gas karbondioksida
(CO2),sampai saat ini belum ada pemanfaatan yang signifikan.

Akan tetapi, proses perubahan gas metana (CH4) menjadi energi tetap saja menghadapi
hambatan diantaranya adalah kurangnya prospek dari segi ekonomi, yang akhirnya Membuat
perkembangannya masih tetap jalan ditempat dan entah kapan akan maju. Akibatnya gas metana
(CH4) yang dihasilkan dari tumpukan sampah hanya dapat dibiarkan saja mengapung ke udara
tanpa bisa dimanfaatkan.

Gas karbondioksida (CO2) yang dihasilkan di TPA-TPA pun tidak hanya berasal dari
pemupukan sampah-sampah saja. Tetapi bersal juga dari pembakaran-pembakaran sampah

4
plastik yang dilakukan oleh pemulung. Para pemulung ini membakar sampah plastik untuk lebih
memudahkan dalam memilih sampah-sampah yang tidak bisa dibakar seperti besi. Padahal
dengan pembakaran ini akan sangat merugikan terutama bagi kesehatan masyarakat disekitar
tempat pembakaran. Besarnya gas karbondioksida (CO2) yang dihasilkan dari pembakaran tentu
saja akan semakin meningkatkan temperatur di permukaan bumi ini. Selain itu abu dari sisa
pembakaran sampah akan menimbulkan gangguan pernafasan pada masyarakat disekitarnya.

Selain menghasilkan gas karbondioksida (CO2) dalam jumlah besar, pembakaran sampah
akan menghasilkan senyawa yang disebut dioksin. Dioksin adalah istilah yang umum dipakai
untuk salah satu bahan kimia beracun yang mempunyai struktur kimia mirip serta mekanisme
peracunan yang sama.

Bahan kimia beracun ini termaksud : a. Tujuh Polychlorinated Dibenzo Dioxins (PCDD),
b. Duabelas Polychlorinated Dibenzo Furans (PCDF), c. Duabelas Polychlorinated Biphenyls
(PCS). Racun udara dioksin akan berbahaya pada gangguan fungsi daya tahan tubuh, kanker,
perubahan hormon, dan pertumbuhan yang abnormal. Dengan demikian teman-teman
pengurangan sampah dengan pembakaran lebih baik dihindari.

Ada beberapa cara pengurangan sampah yang lebih baik dari pembakaran. Ada empat
prinsip yang dapat digunakan dalam menangani masalah sampah ini. Ke empat prinsip tersebut
lebih dikenal dengan nama 4R yang meliputi :

1.Reduce (Mengurangi) disebut juga preycycling, merupakan langkah pertama untuk mencegah
penimbunan sampah. Langkah yang bisa dilakukan adalah sebisa mungkin melakukan
minimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan
material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.

2. Reuse (Memakai Kembali) sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai
kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang disposable (sekali pakai, buang). Hal ini dapat
memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum barang tersebut menjadi sampah. Bisa juga
memanfaatkan barang yang masih bisa digunakan, seperti kertas berwarna-warni dari majalah
bekas dapat dimanfaatkan untuk bungkus kado yang menarik.

3.Recycle (Mendaur Ulang) sering disebut mendapatkan kembali sumber daya (resource
recovery), Khususnya untuk sumber daya alami. Langkahnya sebisa mungkin, barng-barang
yang sudah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang. Tidak semua barang bisa bisa didaur ulang,
namun saat ini sudah banyak industri non-formal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan
sampah menjadi barang lain.
4.Replace (Mengganti) teliti barang yang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang-barang
yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama. Juga telitihlah agar kita
hanya memakai barang-barang yang lebih ramah lingkungan, misalnya, ganti kantong plastik

5
(kresek) kita dengan keranjang bila berbelanja, dan jangan pergunakan styrofoam karena kedua
bahan ini tidak bisa dihancurkan secara alami.
Selain cara-cara tersebut, ada juga cara lain untuk mendaur ulang sampah, yaitu
composting. Composting ini merupakan proses pembusukan secara alami dari materi organik,
misalnya daun, limbah pertanian (sisa panen), sisa makanan dan lain-lain. Pembusukan itu
menghasilkan materi yang kaya unsur hara, antara lain nitrogen, fosfor dan kalium yang disebut
kompos atau humus yang baik untuk pupuk tanaman.
Tentunya, cara ini akan lebih baik digunakan dari pada dengan cara pembakaran. Karena
selain mengurangi efek pemanasan global dengan mengurangi volume gas karbondikosida (CO2)
yang dihasilkan, cara ini tidak mempunyai efek samping baik bagi masyarakat ataupun
lingkungan.
2.5. INCINERATOR DODIKA (TEMPAT PEMBAKARAN SAMPAH) SEBAGAI
SOLUSI PEMASALAHAN SAMPAH.
Contoh Permasalahan Sampah
Permasalahan sampah yang dapat dicontohkan adalah didaerah Bandung. Karena di
Bandung banyak samoah-sampah yang menumpuk dan dibiarkan begitu saja. Itu terlihat pada
Pasar Cikudapateuh dan depan Kebun Binatang. Akan tetapi banyak masyarakat sekitar yang
kurang tanggap dengan adanya tumpukan sampah-sampah tersebut. Misalnya saja tumpukan
sampah di Pasar Sederhana dan Kebun Binatang mencapai ketinggian sekitar 4-5 meter dan
menutupi setengah badan jalan sehingga mobil tidak bisa lewat jika ada mobil lain dari arah yang
berlawanan, kemudian di depan Pasar Simpang Dago, sampah menjadi ‘hiasan’ pembatas jalan,
selain itu juga sampah memenuhi badan jalan Cihampelas dan sekitar Pasar Suci. Oleh karena
itu, agar tidak terjadi pemupukan sampah maka sudah seharusnya kita membuang sampah pada
tempatnya, atau mendaur ulang sampah yang sekitarnya masih bisa digunakan. Sampah yang
menumpuk tidak boleh dibakar, karena dampak dari membakar sampah itu adalah terjadinya
pencemaran udara yang dapat membuat sesak nafas. Dan dampak yang lebih parahnya lagi
adalah menipisnya atmosfer karena pemanasan global yang tentunya akan merugikan makhluk
hidup diseluruh dunia.

Contoh Pengolahan Sampah


Ketidaksadaran masyarakat akan permasalahan sampah akan membuat dampak buruk
bagi masyarakat itu pula. Misalnya saja yang terjadi di daerah Jawa Tengah. Sudah bertahun-
tahun, warga Kelurahan Malangjiwan, Kecamatan Colomadu, Karanganyar, Jawa Tengah
(Jateng),membuang sampah tanpa melalui penanganan yang semestinya. Mereka belum
menyadari, jika tidak ditangani dengan baik, sampah akan mengakibatkan pencemaran
lingkungan, baik ditanah, air, maupun udara. Masalah yang sering muncul dalam penanganan
sampah adalah tingginya biaya operasional dan lahan pembuangan yang sangat terbatas. Belum
lagi, sebgian besar warga masih enggan memilih sampah basah dan sampah kering.
Begitu pula yang terjadi di Dusun Banukan, Kelurahan Malangjiwan. Hanya sekitar 60%
sampah di wilayah tersebut, yang bisa dikumpulkan dan dibuang oleh warga. Itu pun sebagian

6
besar dibuang dengan cara yang tidak sehat. Akibatnya yang terjadi adalah pencemaran
lingkungan di permukiman dan area persawahan.
Akan tetapi, karena kesederhanaan masyarakatnya akhirnya warga dusun Banukan
bersama Badan keswadayaan Masyarakat (BKM) Jadimulya sepakat mencari solusi pengolaan
sampah secara terpadu. Usulan yang berkembang dengan menggunakan teknologi pembakaran
(incinerator).
Pertimbangannya karena incinerator memiliki beberapa keuntungan, diantaranya, mampu
mengurangi volume sampah hingga 80% dari sumber sampah tanpa proses pemilahan. Abu atau
ternak dari sisa pembakaran juga cukup kering dan bebas dari pembusukan, sehingga bisa
langsung dibawa ketempat penibunan sekitar lokasi.
Selain itu, dihasilkan pula produk samping, berupa logam bekas dan uap yang dapat
ditangkap dan diolah menjadi energi listrik. Kebutuhan menggunakan incinerator untuk
mengolah sampah ini kemudian di ajukan dalam Perencanaan Jangkah Menengah Program
Penanggulan Kemiskinan (PJM Pronangkis).
Pembuatan satu incinerator memerlukan dana sebesar Rp 1,375 Juta. Biaya pembuatan
diambil dari dana Bantuan Langsung Masyarkat senilai Rp 1,2 juta dan swadaya masyarakat Rp
175.000. Setidaknya, diperlukan tiga incinerator untuk mengatasi permasalahan sampah
diwilayah kelurahan.
Incinerator yang dibuat warga ini terbuat dari buis beton untuk 1 meter, disusun secara
vertikal sebanyak dua buah, dan dibagian atas dibuat cerobong dari seng. Dibagian bawah
terdapat tungku untuk pembakaran.
Cara engoperasian incinerator adalah dengan memasukan sampah ke lubang incineratir di
bagian samping cerobong. Setelah sampah penuh, tungku dibagian bawah dibakar dengan media
kayu atau sampah itu sendiri, kemudian didiamkan sampai semua sampah di dalam incinerator
menjadi abu dan turun di bagian tungku.
Untuk pengolaan dan pemeliharaan incinerator, semua warga Dusun Banukan dilibatkan
secara aktif. Biaya pemeliharaan incinerator diambil dari iuran sampah warga yang dikumpulkan
setiap bulan. Dengan tersedianya incinerator permasalahan sampah diwilayah kelurahan
Malangjiwan kini teratasi. Apalagi, ini tumbuh kesadaran dari warga untuk mau memilah dan
memanfaatkan sampah.

7
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas bisa ditarik kesimpulan bahwa Sampah adalah suatu bahan yang
terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktifitas manusia maupun alam yang belum memiliki
nilai ekonomis. Jenis-jenis sampah secara umum terbagi menjadi 2, yaitu sampah organic dan
anorganik, dan Sampah menimbulkan beberapa masalah terhadap lingkungan hidup dimana
sampah menyebabkan kerusakan lingkungan, munculnya penyakit, terjadinya banjir, sampai
kerugian ekonomi.

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak negatif dari sampah ialah dengan
mendaur ulang sampah, melakukan penimbunan sampah, dan tentunya kesadaran dari masing-
masing individu.

3.2. Saran
Saran dari pembaca sangat penulis harapkan untuk pembuatan makalah yang selanjutnya.
Di harapkan kepada para siswa-siswi dan pembaca makalah ini untuk lebih mendalami ilmu
tentang upaya-upaya penanganan sampah untuk kelestarian lingkungan hidup. Karena
pencemaran oleh sampah sudah sangat mengkhawatirkan dimana lingkungan yang kita huni ini
sudah tercemar oleh berbagai jenis sampah, baik yang berbahaya maupun tidak, baik yang dapat
dimanfaatkan maupun tidak.

8
DAFTAR PUSAKA

Sisyantoko. 2008. Penanganan Sampah. Mojokerto : Pusat Pendidikan


Lingkungan Hidup.

Warsidi,Edi. 2010. Mengolah Sampah Menjadi Kompos. Jakarta : Mitra Utama.

http://id.wikipedia.org/wiki/Pengelolaan_sampah.

Anda mungkin juga menyukai