Anda di halaman 1dari 11

TUGAS AVERTEBRATA AIR

ROTIFERA

Disusun oleh :

1. Mohammad Yusril A (165080400111001)


2. Purwaningtyas Nur A (165080400111003)
3. Abdullah Ridho P (165080400111005)
4. Mohammad Baridi A (165080400111007)
5. M. Rifqi Rahman Asegaf (1650804001110....)

AGROBISNIS PERIKANAN

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Universitas Brawijaya

Malang

2018
ROTIFERA

A. Pengertian Rotifera

Rotifera merupakan hewan avertebrata air yang penamaanya berasal


dari bahasa latin yang berarti “roda pembawa” hal ini didasarkan pada silia
yang bergerak begitu cepat sehingga bergerak seperti berputar. Rotifer
mempunyai spesifikasi dimana dibekan antara trankus dan juga
kaudal/bagian bawah, dimana pada bagian kauda terdapat kalenjar
pelekat dan pada bagian ujung depan terdapat diskus trokalis(silika yang
berguna untuk menangkap makanan).
Rotifer pertama kali ditemukan oleh Jhon Harris tahun 1696 yang
waktu itu dikenal dengan nama “bdelloid rotifer” yaitu hewan mirip cacing.
Rotifer atau retatoria terdapat di segala penjuru dunia, meskipun beberapa
jenis terdapat pada tempat tempat tertentu. Dari 1.700 spesies,
kebanyakan hidup di air tawar, hanya 50 spesies di laut, beberapa di
hamparan lumur lumut yang basah. Rotifera termasuk hewan metazoan
yang paling kecil berukuran antara 40-2.500 mikron, rata-rata 200 mikron.
Umumnya hidup bebas, soliter, koloni, atau sessile. Beberapa jenis
merupakan endoparasit pada insang crustacea, telur siput, cacing tanah,
dan dalam ganggang jenis Vaucheria dan Volvox. Biasanya transparan,
beberapa berwarna cerah seperti merah atau coklat disebabkan warna
saluran pencernaan.

B. Morfologi dan anatomi rotifera

 Tubuh rotifera dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu

 bagian kepala (head),

 badan (trunk) dan

 kaki (foot).
 kepala pada rotifera terdiri dari beberapa organ yaitu diantaranya
corona dan mastax (ciri khas filum Rotifera), dan beberpa organ
lain seperti ; buccal field flame bulb, mouth dan juga otak yang
merupakan pusat syaraf dari rotifer.

 Corona : merupakan permukaan yang bersilia yang terdapat


disekitar mulut, fungsi dari organ ini untuk menangkap
makanan. Silia pada corona bergerak secara cepat sehingga
terlihat seperti berputar.

 Mastax merupakan organ yang terdapat diantara mulut dan


juga pharynk, didalam mastax terdapat trophy yang saling
berhubungan. Fungsi dari organ ini untuk menangkap dan
juga menggiling semua makanan yang masuk. Berikut
beberapa macam mastax pada rotifera.
a. Tipe incudate merupakan rotifera karnifora.
b. Tipe forcipate merupakan rotifera karnifora.
c. Tipe ramate merupakan rotifera filter feeders.

 Badan rotifera berbentuk bulat atau silindris tergantung jenisnya,


pada badan terdapat beberapa organ diantaranya yaitu :

 3 buah tonjolan antena dorsal atau ventral dimana pada


ujungnya terdapat bulu-bulu sebagai indra dari rotifera.

 Pseuducoelom sebagai organ yang berfungsi pada


perkembangbiakan.

 Protoneprhidial tubule yang berfungsi sebagai alat


osmolegulator.

 Stomacth yang berfungsi sebagai alat pencernaan.

 Cloacal bladder untuk alat eksresi.

 Anus yang berfungsi pada alat eksresi.

 Kaki rotifera terdapat pada ujung posterior dan bentuknya langsing.


Pada kaki terdapat beberapa organ yaitu diantaranya sebagai
berikut :

 Kutikula berfungsi untuk memungkinkan kaki rotifer dapat


memendek/dimasukkan kebadan.
 Pedal glands yang berfungsi sebagai organ penghasil
perekat yang digunakan untuk menempel pada substrat.

 Toe yang berfungsi sebagai kaki atau alat gerak dari rotifera.
Berikut beberapa jenis alat gerak rotifera :

 Pada bagian kulit rotifera terdapat epidermis yang menyelimuti


tubuh rotifera, yang sangat tipis, ada pula kulit epidermis rotifera
yang mengeras seperti cagkang.

C. Sistem pencernaan

Mulut rotifera terletak di bagian ventral dan biasanya dikeliling oleh


sebagian corona. Daerahm sekitar mulut (buccal field) pada beberapa
jenis Colothecacea mengalami modifikasi, melebar sedemikian rupa
hingga menyerupai corong, dan mulut terletak di dasar corong. Jenis filter
feeder memakan partikel organic yang lembut dengan bantuan aliran
airnyang dihasilkan cilia pada corona. Makanan dari mulut dialirkan ke
mastaz. Pharinx dihubungkan dengan perut oleh esofagus. Perut
berbentuk tabung dan kantong, berhubungan dengan usus yang pendek
dan berakhir pada anus. Jenis karnivora memakan protozoa, rotifera yang
kecil dan metazoan lain. Mangsa ditangkan dengan cara dicengkram atau
dijebak. Mangsa dicengkap dengan menggunakan trophy yang berbentuk
seperti penjepit, atau mangsa yang terjebak di dalam corong yang
bersetae akan melipat ke dalam dan berkerut, hingga mangsa masuk ke
mulut.

D. Sistem ekskresi

Pada tiap sisi lateral terdapat sebuah protonephridium dengan 2-8


flame bul. Kedua protonephrida tersebut bersatu pada kantung kemih
(bladder), yang bermuara pada bagian ventral kloaka. Isi bladder
dikosongkan melalui anus dengan jalan kontraksi, dengan kecepatan satu
sampai empat kali per menit. Pembuangan yang demikian cepat
membuktikan bahwa fungsi protonephrida adalah sebagai osmoregulator,
osmoregulator yaitu membuang kelebihan air didalam tubuh. Dalam
beberapa menit dikeluarkan sejumlah cairan yang setara dengan berat
tubuh rotifera tersebut.

E. Sistem syaraf

Rotifera mempunyai otak yang terdiri atas massa ganglion dorsal, dan
terletak di atas mastax. Dari otak keluar sejumlah pasang saraf yang
menuju ke berbagai alat indra, antara lain ke mata dan ke antena.
Beberapa jenis rotifera, terutama yang sessile tidak mempunyai mata.
Mata yang berupa ocellus sederhana, dan berjumlah tiga hingga lima
buah. Susunan saraf Rotifera memiliki otak kecil, terletak tepat di atas
mastax, dari mana sejumlah saraf memperpanjang seluruh tubuh. Jumlah
saraf bervariasi antara spesies, meskipun sistem saraf biasanya memiliki
tata letak yang sederhana. Rotifera biasanya memiliki satu atau dua
pasang pendek antena dan sampai lima mata. Mata sederhana dalam
struktur, kadang-kadang hanya dengan sel fotoreseptor tunggal.Selain itu,
bulu korona yang sensitif terhadap sentuhan, dan ada juga sepasang
lubang sensorik kecil dibatasi oleh silia pada daerah kepala.
F. Sistem reproduksi

Semua rotifera adalah dioecious yaitu Individu jantan selalu lebih kecil
dari yang betina, baiasanya mengalami degenerasi yaitu tidak mempunyai
alat pencernaan ,hanya memiliki alat reproduksi saja. Partenogenesis
merupakan peristiwa yang umum terjadi.Perkawinan pada rotifera
biasanya dengan jalan “hipodermic impregnation”,dimana sperma
masuk melalui diding tubuh. Tiap nucleus pada ovari menjadi sebuah
telur. Kebanyakan spesies mempunyai ovari dengan sepuluh sampai dua
puluh nuclei,maka telur yang dihasilkan selama hidupnya tidak lebih dari
jumlah tersebut.

Rotifera jantan siap melakukan perkawinan satu jam setelah menetas,


kemudian akan mati. Bila tidak menemukan rotifera betina, maka rotifera
jantan akan mati pada umur 2 sampai 7 hari
tergantung jenisnya.Pada Bdelloidea, dimana tidak pernah ada jantannya
,reproduksi selalu dengan cara partenogenesis,yaitu betina
menghasikan telur yang selalu menetas menjadi betina.

Pada kelas Monogonta, yang dalam keadaan tertentu ada jantannya


,terdapat 3 macam telur. Tipe pertama adalah telur amictic, hasilkan
partenogenesis, bercangkang tipis, diploid,tidak dapat dibuahidan
menetas menjadi betina amictic. Tipe kedua ialah telur mictic,
bercangkang tipis ,tetapi haploid. Bila telur mictic dibuahi secara
partenogenetik akan menetas menjadi jantan yang haploid. Bila telur
mictic dibuahi oleh sperma jantan yang haploid tersebut,akan menjadi
telur dorman, bercangkang tebal dan keras ,resisten terhadap kekeringan
dan lingkungan buruk,dan memerlikan istirahat beberapa bulan sebelum
dapat menetas. Dalam lingkungan yang baik,telur dorman menetas
menjadi betina amicic,diploid.

Arti ekonomis. Ritofera memegang peranan penting dalam rantai


makanan pada ekosistem perairan tawar.Disatu pihak memakan serpihan-
serpihan organik dan ganggang bersel satu ,dilain pihak rotifera
merupakan makanan bagi hewan yang lebih besar seperti cacing-cacing
dan crustacea.Brachionus merupakan rotifera yang banyak dibudidayakan
sebagai makanan alami untuk larva ikan dan udang. Karena berukuran
kecil sekitar 300 mikro,dan berkembang biak dengan cepat,hingga cocok
untuk makanan burayakikan mas yang baru habis kuning
telurnya.Didaerah tropis,Brachionus mulai bertelur pada umur 28 jam ,dan
setelah 24 jam telur menetas.Selama hidupnya yang 11 hari ,seekor
Brachionus menghasilkan 20 butir telur.Padahabitat yang tercemar bahan
organik dan berlumut,biasanya banyak dijumpai Bdelloidea seperti
Philodina dan Rotaria.

G. Klasifikasi rotifera

Filum Rotifera terbagi menjadi 3 Kelas yakni :

1. Kelas Seisonacea

Ciri ciri kelas Seisonacea :

 Bentuk tubuh bulat memanjang, kaki dengan tiga jari,

 bergerak seperti lintah;

 corona lebih kecil;

 ovary sepasang;

 jantan berkembang baik;


 reproduksi secara seksual;

 hanya ada satu genus Seison, dengan dua spesies laut,

 hidup komensal pada Nebalia, filum Crustacea.

2. Kelas Bdelloidea

Ciri- cirri Kelas Bdelloidea

 Bentuk tubuh silindris;

 corona seperti dua roda yang berputar;

 ovary sepasang;

 kaki dengan dua sampai empat jari atau tidak ada;

 reproduksi parthenogenesis;

 berenang atau merayap;

 contoh Philodina, Embata dan Rotaria. Terdapat sekitar 350


spesies, yang semuanya berjenis betina.

3. Kelas Monogononta

Ciri – cirri Kelas Monogononta

 Hampir semua rotifer mengacu pada kelas monogononta.

 Spesies ini berenang bebeas atau sesil dengan melekat pada


tanaman makro ataupun alga.

 Reproduksi parthenogenesis.

Ordo 1. Ploima
o Tubuhnya bulat hingga lonjong; atau agak pipih
o Lorica ada atau tidak ada
o Berenang bebas/ merayap sebagai aufwuchs:Keratella,
Synchaeta dan Brachionus di laut dan air tawar, Chromogaster
di laut hanya memakan dinoflagellata.
Ordo 2 Flosculariacea
o Corona terdiri atas 2 rangkaian cilia yang konsentrik dan
ditengahnya terdapat sebuah galur bersilia
o Biasanya terdapat 1-2 buah antena
o Soliter atau koloni
o Berenang bebas atau sesile
o Testudinella berenang bebas
o Flesculairia sesile
o Conochilus koloni dan berenang bebas
Ordo 3 Collothececacea
o Corona besar sekali
o Mastax uncinate atau kurang berkembang
o Seringkali seslie misalnya Colotheca
Referensi

Corona dan mastax MSP.FPIK.IPB.AC.ID. (PPT).

Makalah planktonologi rotifera protozoa kel 2. Revhan aziz. 2018. Ilmu


kelautan.fpik. Universitas padjajaran.

http://kuliahkelautan.blogspot.co.id/2013/05/filum-rotifera-avertebrata.html

http://kartaj09.student.ipb.ac.id/2010/09/28/filum-rotifera/

Anda mungkin juga menyukai