Anda di halaman 1dari 2

NAMA : NONIE AJENG T.

NIM : 165080400111037

KELAS : KAJIAN GENDER A05

MODEL ANALISIS DALAM METODE PENELITIAN BERPESPEKTIF GENDER

1. Kerangka Havard

Tujuan dari kerangka analisis gender ini adalah untuk menunjukkan bahwa ada
persoalan ekonomi dalam alokasi sumberdaya baik bagi perempuan maupun
laki-laki.

Kerangka analisis harvard memakai matriks untuk pengumpulan data pada level
mikro (level komunitas dan rumah tangga). Analisis Harvard mempunyai 4
komponen utama yaitu sbb :

a. Profil kegiatan : berguna untuk mengidentifikasi pekerjaan produktif dan


reproduktif dengan pertanyaan kunci seperti umur, alokasi waktu, waktu,
fokus pekerjaan, gender dan penghargaan (reward)
b. Akses dan Kontrol : alat ini menunjukkan apakah perempuan atau laki-laki
mempunyai akses atas sumber-sumber daya, siapa yang mengontrol
penggunaannya serta manfaatnya
c. Analisis Faktor : berguna untuk mendapatkan informasi faktor-faktor yang
mempengaruhi perbedaan-perbedaan gender dalam hal ketenaga kerjaan,
akses dan kontrol sebagaimana yang terdaftar dalam alat 1 dan alat 2.
d. Siklus proyek : berisi sejumlah pertanyaan untuk menilai proposal proyek
atau daerah intervensi proyek dari perspektif gender

2. Kerangka Moser

Latar belakang dari alat analisis ini adalah menitikberatkan pemberdayaan


perempuan sebagai suatu proses pengorganisasian perempuan. Komponen
utama alat analisis moser terdiri dari :
a. Alat analisis 1 : Tiga Peran Gender. Memetakan pembagian kerja
berdasarkan gender dengan mempertanyakan: siapa (L/P) mengerjakan
apa?
b. Alat analisis 2 : Penilaian Kebutuhan Gender (Praktis/Strategis)
c. Alat analisis 3 : pemilahan kontrol atas sumberdaya dengan pengambilan
keputusan dalam rumah tangga
d. Alat analisis 4 : perencanaan untuk menyeimbangkan tiga peran gender
e. Alat analisis 5 : memahami perbedaan tujuan berbagai intervensi: matriks
kebijakan WID/GAD dengan 5 pendekatan (kesejahteraan, keadilan, anti
kemiskinan, efisiensi, pemberdayaan)
f. Alat analisis 6 : melibatkan perempuan, organisasi yang peduli dengan
perspektif gender dan para perencana dalam perencanaan (GMS)

3. Kerangka SWOT

Merupakan analisis kondisi internal eksternal suatu organisasi yang selanjutnya


akan digunakan sebagai dasar untuk merancang strategi dan program kerja.
Analisis internal meliputi penilaian terhadap faktor kekuatan (Strength) dan
kelemahan (Weakness). Sementara, analisis eksternal mencakup faktor peluang
(Opportunity) dan tantangan (Treaths). Analisis ini bertujuan untuk
memaksimalkan peluang dan kekuatan serta meminalkan kelemahan dan juga
ancaman sehingga dapat mengurangi resiko dan meningkatkan efisiensi dan
efektivitas.

4. Kerangka Analisis GAP (Gender Analysis Pathway)

Merupakan salah satu analisis gender yang perlu dilakukan pada tahapan awal
proses perencanaan dan penganggaran responsip gender. Proses ini merupakan
bagian kunci dari pengarusutamaan gender (PUG). Prinsip utama perencanaan
serta penganggaran responsip gender adalah adanya analisis gender terhadap
setiap kebijakan dan pelaksanaan program dan kegiatan. Terdapat lima
kerangka analisis GAP seperti :
a. Analisis kebijakan
b. Reformulasi kebijakan
c. Rencana kebijakan operasional
d. Pelaksanaan
e. Monitoring dan evalusai

5. Kerangka Proba

Teknik ini dikembangkan karena kerjasama Kementrian Pemberdayaan


Perempuan, BKKBN dan UNFPA ditingkat pusat, propinsi dan kabupaten/kodya.
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam model Proba adalah sebagai
berikut :
a. Analisis Masalah Gender merupakan rangkaian kegiatan yang bertujuan
untuk menetapkan atau merumuskan masalah gender yang terjadi ditiap
instasi atau wilayah. Terdiri dari kegiatan identifikasi data terpilah, penetapan
masalah gender, dan identifikasi faktor penyebab kesenjangan gender
b. Telaah Kebijakan merupakan kegiatan menelaah kembali kebijakan atau
program yang ada. Tahapan yang dilakukan adalah analisis kebijakan saat
ini, klasifikasi bias netral dan responsif gender, kemudian penyusunan
mekanisme operasional
c. Formulasi Kebijakan Baru, terdiri dari beberapa tahapan seperti formulasi
kebijakan tujuan dan sasaran baru, pemilihan program dan kegiatan pokok
responsif gender
d. Penyusunan Rencana Aksi dan Kegiatan Intervensi, setelah program
ditetapkan selanjutnya ditentukan kegiatan intervensi yang perlu dilakukan.
Didalam uraian kegiatan intervensi, tetapkan pula target, sasaran, pelaksana
dan waktu peleksanaan.
e. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi
Dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan langkah-langkah analisis dan
mengadakan perbaikan apabila diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai