Anda di halaman 1dari 37

Kuliah ke 2

KONSEP DAN TEORI GENDER 

Prof. Keppi Sukesi, MS.


OUTLINES

 SEJARAH PERJUANGAN PEREMPUAN


 KONSEP GENDER
 TEORI GENDER
 ISU-ISU GENDER
 RANGKUMAN
SEJARAH PERJUANGAN PEREMPUAN

 Sejarah Perjuangan Perempuan di


Indonesia.
 Sejarah Perjuangan Perempuan di Dunia
Internasional.
 Permasalahan Umum Perempuan di
Indonesia dan di Dunia Internasional.
Sejarah Perjuangan Perempuan
di Indonesia

 Perjuangan persamaan hak khususnya


pendidikan dimulai RA Kartini sejak 1908.
 Kongres Perempuan Indonesia tanggal 22
Desember 1928, ditetapkan sebagai Hari Ibu.
 Tahun 1978 dibentuk Kementrian Urusan
Peranan Wanita dalam kabinet (era ORBA).
 PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga)
sebagai organisasi mandiri dibentuk sejak 1957,
di bawah Menteri Dalam Negeri.
 Isu emansipasi menghangat, muncul jargon
“Kemitrasejajaran perempuan dan laki-laki” ,
“Peranan wanita dalam pembangunan” di era
ORBA.
 Menimbulkan efek yang lebih berat pada
perempuan Indonesia berupa beban ganda.
 1974 UU Perkawinan disahkan, sudah digagas
oleh gerakan perempuan pada masa kolonial.
 1970-1980, muncul gerakan perempuan
kontemporer kalangan menengah intelektual.
Disebut Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
atau Non-Government Organization (NGO).
 Menjalin kontak dan memperluas lingkup gerak
hingga ke tingkat internasional.
 Memberi kesempatan untuk bekerjasama
dengan dunia luar.
 
Periode Reformasi

 Perjuangan kesetaraan gender tenggelam di era


ORBA, bangkit kembali di era Kabinet Persatuan
Nasional.
 Periode Habibie: pembentukan Komisi Nasional
Perlindungan Kekerasan terhadap Perempuan
(Komnas Perempuan – 1999).
 Periode Abdurrachman Wahid: Instruksi
Presiden (Inpres) No. 9 Tahun 2000 tentang
Program Pengarusutamaan Gender (PUG).
 Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan
mengkampanyekan isu kesetaraan dan keadilan
gender (KKG).
 Presiden Megawati Sukarnoputri: PUG fokus
pada partisipasi perempuan dalam kehidupan
publik dan jabatan politik-strategis.
 UU Pemilu Pasal 65 kuota 30 persen bagi calon
perempuan untuk kursi legislatif.
 Pemilu 2004, hanya 11 persen legislatif
perempuan.
 Presiden SBY – JK terpilih mengangkat 4 orang
perempuan dalam kabinetnya.
Sejarah Perjuangan Perempuan
di Dunia Internasional

 Di Mexico City diselenggarakan Konferensi


Dunia Pertama Perempuan oleh PBB dengan
tema perempuan dalam pembangunan (WID).
 Pada 1980 diselenggarakan Konferensi Dunia
Perempuan yang kedua di Kopenhagen.
 Disahkan UN Convention On The Elimination Of
All Forms Of Discrimination Against Women
(CEDAW).
 Pada 1985 diadakan Konferensi Perempuan
ketiga di Nairobi.
 PBB membentuk badan The United Nations Fund
for Women (UNIFEM).
 Tema women in development menjadi gender
and development.
 Tahun 1995 konferensi dunia perempuan
keempat di Beijing menyepakati 12 isu kritis
yang perlu mendapat perhatian dunia dan
segera ditangani.
Permasalahan Umum
Perempuan di Indonesia

 Peraturan perundangan yang diskriminatif


terutama di tempat kerja dan tingkat upah/gaji.
 Tindak kekerasan, perkosaan, dan penyiksaan
fisik terhadap perempuan tanpa mendapat
perlindungan hukum yang memadai.
 Pemahaman ajaran agama yang salah atau
bercampur-aduk dengan budaya yang tidak
berpihak terhadap perbaikan status perempuan.
 Diskriminasi kesempatan pendidikan, pelatihan
dan kerja bagi perempuan.
 Anggapan yang merendahkan/meremehkan
kaum perempuan.
 Budaya adat istiadat yang bias gender.
 Hak-hak reproduksi belum dipahami masyarakat
misalnya, dalam menentukan jumlah anak,
menentukan keikutsertaan dalam ber KB, masih
di dominasi kaum laki-laki (suami).
12 isu keprihatinan Beijing

1. Masalah perempuan dan kemiskinan terutama


kemiskinan struktural akibat kebijaksanaan
pembangunan dan sosial budaya yang berlaku.
2. Keterbatasan kesempatan pendidikan dan pelatihan bagi
kaum perempuan untuk meningkatkan posisi tawar
menawar menuju kesetaraan gender.
3. Masalah kesehatan dan hak reproduksi perempuan
kurang mendapat perlindungan dan pelayanan yang
memadai.
4. Kekerasan fisik/non fisik terhadap perempuan baik
dalam rumah tangga maupun ditempat kerja tanpa
mendapat perlindungan hukum.
5. Perempuan di tengah wilayah konflik militer dan
kerusuhan banyak yang menjadi korban kekejaman dan
kekerasan pihak yang bertikai.
6. Terbatasnya akses kaum perempuan dibidang ekonomi
produktif, termasuk mendapatkan modal dan pelatihan
usaha.
7. Terbatasnya keikutsertaan perempuan dalam
merumuskan dan mengambil keputusan dalam keluarga,
masyarakat dan negara.
8. Terbatasnya lembaga-lembaga dan mekanisme yang
dapat memperjuangkan kaum perempuan baik dalam
sektor pemerintah maupun non-pemerintah (swasta).
9. Perlindungan dan pengayoman terhadap hak-hak asasi
perempuan secara sosial maupun hukum masih lemah.
10. Keterbatasan akses kaum perempuan terhadap media
massa, sehingga ada kecenderungan media informasi
menggunakan tubuh wanita sebagai media promosi dan
eksplotasi murahan.
11. Kaum perempuan paling rentan terhadap pencemaran
lingkungan seperti air bersih, sampah industri, dan
lingkungan lain.
12. Terbatasnya kesempatan dalam mengembangkan
potensi dirinya dan tindak kekerasan terhadap anak
perempuan.
OUTLINES

 SEJARAH PERJUANGAN PEREMPUAN


 KONSEP GENDER
 TEORI GENDER
 ISU-ISU GENDER
 RANGKUMAN
Konsep Gender dan Jenis
Kelamin

 Jenis kelamin merupakan perbedaan organ


biologis, kodrati Tuhan, tidak dapat berubah,
tidak dapat dipertukarkan, dan berlaku
sepanjang zaman dan di mana saja karenanya
bersifat mutlak.
 Gender adalah perbedaan peran dan cara
bagaimana anak laki-laki dan perempuan
dibesarkan, diajari berperilaku, dan diharapkan
oleh (masyarakat budayanya) sejak ia
dilahirkan.
Perbedaan Gender dan Jenis
Kelamin
NO JENIS KELAMIN (SEKS) GENDER
Menyangkut perbedaan organ biologis laki-laki dan Menyangkut perbedaan peran, fungsi, dan tanggungjawab laki-
1
perempuan khususnya alat reproduksi. laki dan perempuan sebagai hasil kesepakatan atau hasil
Prempuan mempunyai fungsi reproduksi seperti bentukan dari masyarakat.
menstruasi, hamil, melahirkan & menyusui; Sebagai konsekuensi dari hasil kesepakatan masyarakat, maka
sedangkan laki-laki mempunyai fungsi membuahi pembagian peran laki-laki adalah mencari nafkah dan bekerja di
(spermatozoid). sektor publik, sedangkan peran perempuan di sektor domestik
dan bertanggung jawab masalah rumahtangga.

Peran reproduksi tidak dapat berubah; sekali Peran sosial dapat berubah:
2
menjadi perempuan dan mempunyai rahim, maka Peran istri sebagai ibu rumahtangga dapat berubah menjadi
selamanya akan menjadi perempuan; sebaliknya pekerja/ pencari nafkah, disamping masih menjadi istri juga.
sekali menjadi laki-laki, mempunyai penis, maka
selamanya menjadi laki-laki.

Peran reproduksi tidak dapat dipertukarkan: Tidak Peran sosial dapat dipertukarkan
3
mungkin peran laki-laki melahirkan dan Untuk saat-saat tertentu, bisa saja suami dalam keadaan
perempuan membuahi. menganggur tidak mempunyai pekerjaan sehingga tinggal di
rumah mengurus rumahtangga, sementara istri bertukar peran
untuk bekerja mencari nafkah bahkan sampai ke luar negeri
menjadi TKW.
Peran reproduksi kesehatan berlaku sepanjang Peran sosial bergantung pada masa dan keadaan.
4
masa.
Peran reproduksi kesehatan berlaku di mana saja Peran sosial bergantung pada budaya masing-masing.
5
sama.
Peran reproduksi kesehatan berlaku bagi semua Peran sosial berbeda antara satu kelas/ strata sosial dengan
6
kelas/strata sosial. strata lainnya.
Peran reproduksi kesehatan ditentukan oleh Tuhan Peran sosial bukan kodrat Tuhan tapi buatan manusia.
7
atau kodrat.
Perbedaan Konsep Kodrati dan
Bukan Kodrati
NO KODRATI BUKAN KODRATI
Membuahi Bekerja di dalam rumah dan dibayar (pekerjaan
1
publik/produktif di dalam rumah) seperti jualan masakan,
pelayanan kesehatan, membuka salon kecantikan, menjahit/
tailor, mencuci pakaian/loundry, mengasuh dan mendidik
anak orang lain (babby sitter/ pre-school).
Menstruasi Bekerja di luar rumah dan dibayar (pekerjaan publik di luar
2
rumah).
Mengandung/hamil Bekerja di dalam rumah dan tidak dibayar (pekerjaan
3
domestik rumah tangga) seperti memasak, menyapu halaman,
membersihkan rumah, mencuci pakaian keluarga, menjahit
pakaian keluarga.
Melahirkan Anak Bekerja di luar rumah dan tidak dibayar (kegiatan sosial
4
kemasyarakatan).
Menyusui Anak/bayi Mengasuh anak kandung, memandikan, mendidik.
5
Sakit prostat Mengangkat beban, memindahkan barang, membetulkan
6
perabot dapur, memperbaiki listrik dan lampu.
Sakit kanker rahim Menempuh pendidikan tinggi, menjadi pejabat publik,
7
menjadi dokter, menjadi tentara militer, menjadi koki,
menjadi guru TK/SD, memilih program studi SMK-Tehnik
Industri, memilih program studi memasak dan merias.
Aktivitas yang Boleh Dilakukan dan Tidak
Boleh Dilakukan oleh Perempuan dan Laki-laki

NO URAIAN PEREMPUAN LAKI-LAKI


BOLEH/ TDK BOLEH/ TDK
PATUT BOLEH/ PATUT BOLEH/
TDK TDK PATUT
PATUT

1 Memasak V V
2 Menceraikan V V
3 Memukul/Menampar V V

4 Mengasuh Anak V V
5 Belanja ke Pasar V V
6 Bekerja di Sektor V V
Publik
7 Menjadi Pemimpin V V

8 Menjaga Bayi V V
9 Memaki/menghina V V

10 Meminjam uang ke V V
Bank
OLEH KARENA ITU…

+ =

HARUS ADA RELASI GENDER, YAITU HARUS ADA


KOMUNIKASI DAN PERILAKU SALING
MENGHARGAI, SALING MENGHORMATI DAN SALING
MEMBUTUHKAN ANTARA LAKI-LAKI DAN
PEREMPUAN UNTUK MENCIPTAKAN
KEHARMONISAN DAN BUKAN MENCIPTAKAN
PERSAINGAN DAN PERMUSUHAN.
Bentuk Ketidakadilan Gender

 Marjinalisasi atau Peminggiran


Perempuan
 Sub-Ordinasi
 Pandangan Stereotype
 Kekerasan
 Beban Kerja
Kesetaraan dan Keadilan Gender

 Kesetaraan gender: kondisi dimana


perempuan dan laki-laki menikmati status yang
setara dan memiliki kondisi yang sama untuk
mewujudkan secara penuh hak-hak asasi dan
potensinya bagi pembangunan di segala bidang
kehidupan.

 Keadilan gender: suatu kondisi adil untuk


perempuan dan laki-laki melalui proses budaya
dan kebijakan yang menghilangkan hambatan-
hambatan berperan bagi perempuan dan laki-
laki.
Wujud Kesetaraan dan Keadilan Gender

 Akses: Kesempatan yang sama bagi perempuan dan laki-


laki pada sumber daya pembangunan.
 Partisipasi: Perempuan dan laki-laki berpartisipasi yang
sama dalam proses pengambilan keputusan.
 Kontrol: perempuan dan laki-laki mempunyai kekuasaan
yang sama pada sumber daya pembangunan.
 Manfaat: pembangunan harus mempunyai manfaat yang
sama bagi perempuan dan laki-laki.
OUTLINES

 SEJARAH PERJUANGAN PEREMPUAN


 KONSEP GENDER
 TEORI GENDER
 ISU-ISU GENDER
Teori Gender

Teori Nurture.
 Perbedaan perempuan dan laki-laki pada hakekatnya
adalah bentukan masyakat melalui konstruksi sosial
budaya yang menghasilkan peran dan tugas yang
berbeda.
 Menyebabkan perempuan selalu tertinggal dan terabaikan
peran dan kontribusinya dalam hidup berkeluarga,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
 Konstruksi sosial menempatkan perempuan dan laki-laki
dalam perbedaan kelas. Laki-laki diidentikkan dengan
kelas borjuis, dan perempuan sebagai proletar.
 Perjuangan persamaan hak dipelopori oleh kaum feminis
internasional yang cenderung mengejar kesamaan
(sameness) dengan konsep 50:50 (fifty-fifty) atau perfect
equality.
 Aliran nurture melahirkan paham sosial konflik yang
banyak dianut masyarakat sosialis komunis yang
menghilangkan strata penduduk (egalitarian).
 Paham sosial konflik memperjuangkan kesamaan
proporsional (perfect equality) dalam segala aktifitas
masyarakat seperti di DPR, militer, manejer, menteri,
gubernur, pilot, dan pimpinan partai politik.
Teori Nature
 Perbedaan perempuan dan laki-laki adalah
kodrati, sehingga harus diterima apa adanya.
 Perbedaan biologis memberi indikasi dan
implikasi bahwa diantara kedua jenis memiliki
peran dan tugas yang berbeda.
 Ada peran dan tugas yang dapat dipertukarkan,
tetapi ada tugas yang memang berbeda dan
tidak dapat dipertukarkan secara kodrat
alamiahnya.
 Teori Equilibrium (Keseimbangan)
 Kemitraan
 Teori Struktural – Fungsionalis
 Teori Konflik Sosial
 Konflik
OUTLINES

 SEJARAH PERJUANGAN PEREMPUAN


 KONSEP GENDER
 TEORI GENDER
 ISU-ISU GENDER
ISU-ISU GENDER DALAM
MASYARAKAT UMUM

1. Perempuan adalah simbol eksistensi harmonisasi


rumahtangga, keterjaminan kualitas SDM anak (kognitif,
budi pekerti dan perilaku sosial), dan keterjaminan
pengaturan rumah dan ketersediaan pangan keluarga.
2. Posisi perempuan dalam pengambilan keputusan yang
berhubungan dengan kepemilikan aset, penentuan
pendidikan anak, peminjaman kredit dan hal-hal yang
berhubungan dengan pekerjaan suami adalah lemah.
3. Posisi perempuan dalam pembagian kerja juga lemah.
Perempuan cenderung menerima dan berkompromi
dengan suami dan keluarga besar untuk diberikan posisi
dalam aspek domestik sesuai dengan anjuran budaya.
4. Posisi perempuan dalam manajemen keuangan keluarga
(Perencanaan, penggunaan dan pengendalian keuangan)
adalah lemah.
5. Pada umumnya rata-rata lama pendidikan yang ditempuh
perempuan adalah lebih rendah dibandingkan dengan
rata-rata lama pendidikan yang ditempuh laki-laki.
6. Posisi perempuan dalam melindungi kesehatan
Reproduksi juga lemah. Hal ini tercermin dari banyaknya
konseptor keluarga berencana (KB) masih didominasi
oleh perempuan dibandingkan dengan laki-laki.
Isu-isu gender di lingkungan
Pemerintah Daerah di Indonesia

1. Masih terjadi kesenjangan gender di Pemerintahan


Daerah dengan kondisi proporsi partisipasi laki-laki
menjadi PNS jauh lebih tinggi dibandingkan dengan
proporsi perempuan.
2. Masih terjadi kesenjangan gender di Pemerintahan
Daerah dengan kondisi proporsi pejabat struktural dan
fungsional laki-laki jauh lebih tinggi dibandingkan dengan
proporsi perempuan (contoh data Kabupaten Bogor tahun
2004 pejabat Golongan IV a 78,95% laki-laki dan 21,05%
perempuan).
3. Masih ditemui peraturan-peraturan daerah yang masih
netral gender dan belum responsif gender.
4. Masih banyak ditemui kondisi perempuan yang tidak mau
menggunakan kesempatan untuk meningkatkan jenjang
karirnya karena masih cenderung untuk tidak mau
mengambil resiko budaya.
Posisi dan Peran Laki-laki dan
Perempuan Menurut Konteks Budaya

NORMA DAN BUDAYA POSISI DAN PERAN PEREMPUAN


MASYARAKAT (DOMAIN PEREMPUAN)
•Ibu rumah tangga atau “orang belakang”
•Peran dominan pada aspek domestik
•Posisi tawar dalam pengambilan keputusan
lemah
•Kurang mempunyai kontrol terhadap
sumberdaya keluarga (aset/ material)
FUNGSINYA •Peran ganda yang melelahkan
•Sebagai Panduan
Hidup SEOLAH-OLAH ADA TEMBOK PEMISAH YANG
bermasyarakat TEBAL DAN KOKOH ANTARA PERAN DAN POSISI
•Sebagai Penunjuk PROSES
LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN
Arah Berperilaku PEMBENTUKAN
sehari-hari dan •Berdasarkan
identitas komitmen masyarakat
•Ada “reward” dan POSISI DAN PERAN LAKI-LAKI
diri/kelompok
•Sebagai Pelindung “punishment” (DOMAIN LAKI-LAKI)
dari pengaruh luar •Sebagai bentuk dari •Kepala keluarga atau “orang nomor satu”
•Sebagai Hukum solidaritas dan •Peran dominan pada aspek publik
Adat baik tertulis eksistensi masyarakat •Penentu utama dalam pengambilan keputusan
maupun tidak tertulis
keluarga
•Mempunyai kontrol kuat terhadap sumberdaya
keluarga (aset/ material)
•Terhindar dari peran ganda yang melelahkan
Konsekuensi dari Posisi Perempuan
dalam Konteks budaya

1. Karena perempuan disimbolkan sebagai eksistensi


harmonisasi rumahtangga, maka kalau ada konflik
rumahtangga yang akhirnya berujung pada perceraian,
maka yang pertama kali disalahkan adalah perempuan.
2. SDM anak (kognitif, budi pekerti dan perilaku sosial),
maka kalau ada misalnya anaknya terkena narkoba,
menghamili anak orang lain atau dihamili anak orang
lain, atau anak tidak naik kelas, ataupun anak terkena
suatu penyakit, maka yang pertama kali disalahkan
adalah perempuan.
3. Karena perempuan disimbolkan sebagai penjaga dan
perawat rumah, maka kalau rumah itu kotor, bau, tidak
terawat dan tidak ada makanan, maka yang pertama kali
disalahkan adalah perempuan, karena perempuan dinilai
tidak dapat mengelola rumah, padahal pengelolaan
rumah tidak terlepas dari biaya perawatan yang juga
merupakan tanggung jawab laki-laki sebagai pemimpin
keluarga.
Keilmuan

 Terintegrasi/Mandiri
 Mono disipli
 Lintas displin
 Multi disiplin (Mandiri/Perjuangan)

Anda mungkin juga menyukai