Anda di halaman 1dari 29

HAND OUT

Mata Kuliah : Humaniora


Topik : Faktor Sosial Budaya Dalam Profesi Kebidanan
Sub Topik :- Gender dan implikasinya dalam kesehatan atau
kesehatan reproduksi.
- Pelayanan kesehatan secara umum dan kesehatan
reproduksi secara umum

Waktu : 60 Menit
Dosen : 1. Sandra Natalia, Amd.Keb
2. Aprilla Annisa, Amd. Keb
3. Rika Decita Putrianti Amd. Keb

Objek Perilaku Siswa

Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan mampu :


1. Menjelaskan tentang Gender dan implikasinya dalam kesehatan atau
kesehatan reproduksi.
2. Menjelaskan tentang Pelayanan kesehatan secara umum dan kesehatan
reproduksi secara umum

Referensi
http://materi-kuliah-kebidanan-kespro-melati.blogspot.co.id/2013/10/konsep-
gender-dalam-kesehatan.html
Soepardan ,Suryani. 2007.Konsep Kebidanan. Jakarta;EGC.
Abikusno N, Rina KK. Characteristic of Elderly Club Participants of Tebet Health
Center South Jakarta. Asia Pacific J Clinical Nutrition 1998

Fakih, Mansour, 1996, Analisis Gender dan Transformasi Sosial, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta

ILO, 2008, Jaminan Sosial : Konsensus Baru, Edisi Bahasa Indonesia Cetakan
Pertama.
Uraian Materi

KONSEP GENDER DALAM KESEHATAN REPRODUKSI WANITA


5.1 DEFINISI GENDER
Gender merupakan peran sosial dimana peran laki-laki dan perempuan
ditentukan perbedaan fungsi, perbedaan tanggung jawab laki-laki dan
perempuan sebagai hasil konstruksi sosial yang dapat berubah atau diubah
sesuai perubahan zaman peran dan kedudukan sesorang yang dikonstrusikan
oleh masyarakat. dan budayanya karena sesorang lahir sebagai laki-laki atau
perempuan. (WHO 1998) .

Gender adalah suatu konsep budaya yang berupaya untuk membuat


perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam hal peran, perilaku,
mentalitas dan karakteristik emosional. Gender adalah peran dan kedudukan
seseorang yang dikonstruksikan oleh budaya karena seseorang lahir sebagai
perempuan atau lahir sebagai laki-laki. Contoh: Sudah menjadi pemahaman
bahwa laki-laki itu akan menjadi kepala keluarga, pencari nafkah, menjadi
orang yang menentukan bagi perempuan. Seseorang yang lahir sebagai
perempuan, akan menjadi ibu rumah tangga, sebagai istri, sebagai orang yang
dilindungi, orang yang lemah, irasional, dan emosional.
Dikenal ada tiga jenis peran gender sebagai berikut. :
1. Peran produktif adalah peran yang dilakukan oleh seseorang,
menyangkut pekerjaan yang menghasilkan barang dan jasa, baik
untuk dikonsumsi maupun untuk diperdagangkan. Peran ini sering
pula disebut dengan peran di sector publik.
2. Peran reproduktif adalah peran yang dijalankan oleh seseorang
untuk kegiatann yang berkaitan dengan pemeliharaan sumber daya
manusia dan pekerjaan urusan rumah tangga, seperti mengasuh
anak, memasak, mencuci pakaian dan alat-alat rumah tangga,
menyetrika, membersihkan rumah, dan lain-lain. Peran reproduktif
ini disebut juga peran di sektor domestik.
3. Peran sosial adalah peran yang dilaksanakan oleh seseorang untuk
berpartisipasi di dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, seperti
gotong-royong dalam menyelesaikan beragam pekerjaan yang
menyangkut kepentingan bersama. Perbedaan peran dan tanggung
jawab perempuan dan laki-laki yang ditentukan secara sosial .
Gender berhubungan dengan persepsi dan pemikiran serta tindakan
yang diharapkan sebagai perempuan dan laki-laki yang dibentuk
masyarakat,bukan karena biolologis.

5.1.1 Definisi Seksualitas


1. Seksualitas/jenis kelamin adalah karakteristik biologis-anatomis
(khususnya system reproduksi dan hormonal) diikuti dengan
karakteristik fisiologis tubuh yang menentukan seseorang adalah
laki-laki atau perempuan (Depkes RI, 2002:2).
2. Seksualitas/Jenis Kelamin (seks) adalah perbedaan fisik biologis
yang mudah dilihat melalui cirri fisik primer dan secara sekunder
yang ada pada kaum laki-laki dan perempuan (Badan
Pemberdayaan Masyarakat, 2003)
3. Seksualitas/Jenis Kelamin adalah pembagian jenis kelamin yang
ditentukan secara biologis melekat pada jenis kelamin tertentu
handayani, 2002: 4)
4. Seks adalah karakteritik genetic/fisiologis atau biologis seseorang
yang menunjukkan apakah dia seorang perempuan atau laki-laki
(WHO, 1998).
Menurut Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perbedaan antara Gender dan Jenis
Kelamin/seksualitas
Jenis Kelamin Gender
Tidak dapat berubah, contohnya alat kelamin Dapat berubah, contohnya peran dalam
laki-laki dan perempuan kegiatan sehari-hari, seperti banyak
perempuan menjadi juru masak jika dirumah,
tetapi jika di restoran juru masak lebih
banyak laki-laki.
Tidak dapat dipertukarkan, contohnya jakun Dapat dipertukarkan
pada laki-laki dan payudara pada perempuan
Berlaku sepanjang masa, contohnya status Tergantung budaya dan kebiasaan, contohnya
sebagai laki-laki atau perempuan di jawa pada jaman penjajahan belanda kaum
perempuan tidak memperoleh hak
pendidikan. Setelah Indo merdeka
perempuan mempunyai kebebasan mengikuti
pendidikan
Berlaku dimana saja, contohnya di rumah, Tergantung budaya setempat, contohnya
dikantor dan dimanapun berada, seorang laki- pembatasan kesempatan di bidang pekerjaan
laki/perempuan tetap laki-laki dan perempuan terhadap perempuan dikarenakan budaya
setempat antara lain diutamakan untuk
menjadi perawat, guru TK, pengasuh anak

Merupakan kodrat Tuhan, contohnya laki-laki Bukan merupakan budaya setempat,


mempunyai cirri-ciri utama yang berbeda contohnya pengaturan jumlah a nak dalam
dengan cirri-ciri utama perempuan yaitu satu keluarga
jakun.

Ciptaan Tuhan, contohnya perempuan bisa Buatan manusia, contohnya laki-laki dan
haid, hamil, melahirkan dan menyusui sedang perempuan berhak menjadi calon ketua RT,
laki-laki tidak. RW, dan kepala desa bahkan presiden.

5.1.2 DISKRIMINASI GENDER


Diskriminasi gender diartikan oleh Volart (2004, h.1) adalah
perbedaan yang dilakukan oleh individu atau komunitas tertentu yang
didasarkan pada jenis kelamin, diskriminasi gender pada umumnya
memberatkan posisi jenis kelamin perempuan dimana pembedaan ini
didasarkan pada pandangan atau persepsi bahwa perempuan memiliki
status dan kemampuan yang lebih rendah dibandingkan dengan jenis
kelamin laki-laki.
Volart (2004, h.4) menguraikan diskriminasi gender menjadi dua
tipe, yaitu :
a. Tipe diskriminasi gender secara sosial tipe diskriminasi ini
berdasarkan stigma sosial tertentu yang memberikan label bahwa
perempuan memiliki tingkat pendidikan yang lebih rendah serta
kurang berkompeten dibandingkan laki-laki sehingga ada
pembatasan atas akses terhadap posisi tertentu.
b. Tipe diskriminasi gender secara akses sumber daya tipe
diskriminasi ini membedakan akses atau jalan masuk terhadap
sumber-sumber daya yang ada di organisasi seperti promosi,
wewenang dan lain sebgainya.

Bentuk-Bentuk Ketidakadilan Gender


1. Marginalisasi (peminggiran), merupakan suatu proses peminggiran
akibat perbedaan jenis kelamin yang mengakibatkan kemiskinan
Peminggiran banyak terjadi dalam bidang ekonomi. Misalnya banyak
perempuan hanya mendapatkan pekerjaan yang tidak terlalu bagus,
baik dari segi gaji, jaminan kerja ataupun status dari pekerjaan yang
didapatkan. Hal ini terjadi karena sangat sedikit perempuan yang
mendapatkan peluang pendidikan. Peminggiran dapat terjadi di rumah,
tempat kerja, masyarakat, bahkan oleh negara yang bersumber
keyakinan, tradisi/kebiasaan, kebijakan pemerintah, maupun asumsi-
asumsi ilmu pengetahuan (teknologi).
contoh : guru TK dan pembantu rumah tangga dinilai sebagai
pekerjaan rendah sehingga berpengaruh terhadap gaji / upah yang
diterima
2. Subordinasi (penomorduaan), anggapan bahwa perempuan lemah,
tidak mampu memimpin, cengeng dan lain sebagainya, mengakibatkan
perempuan jadi nomor dua setelah laki-laki.
contoh : masih sedikit jumlah wanita yang bekerja pada peran dan
posisi pengambilan keputusan kepenentu kebijakan dibandingkan
dengan laki-laki

3. Stereotip (citra buruk) pandangan buruk terhadap perempuan.


contoh : perempuan yang pulang larut malam adalah pelacur, jalang
dan berbagai sebutan buruk lainnya.

4. Violence (kekerasan), serangan fisik dan psikis. Perempuan, pihak


paling rentan mengalami kekerasan, dimana hal itu terkait dengan
marginalisasi, subordinasi maupun stereotip diatas. Perkosaan,
pelecehan seksual atau perampokan contoh kekerasan paling banyak
dialami perempuan.

5. Beban kerja berlebihan /beban ganda/ double burden tugas dan


tanggung jawab perempuan yang berat dan terus menerus.
contoh : seorang perempuan selain melayani suami (seks), hamil,
melahirkan, menyusui, juga harus menjaga rumah. Disamping itu,
kadang ia juga ikut mencari nafkah (di rumah), dimana hal tersebut
tidak berarti menghilangkan tugas dan tanggung jawab diatas.

Keterkaitan Antara Gender dengan Kesehatan Reproduksi


Pendekatan gender dalam kesehatan mengenali bahwa faktor sosial
budaya, serta hubungan kekuasaan antar laki-laki dan perempuan,
merupakan faktor penting yang berperan dalam mendukung atau
mengancam kesehatan seseorang. Hal ini dinyatakan dengan jelas oleh
WHO dalam koferensi perempuan sedunia ke IV di Bejing pada tahun
1995.
1. Jenis Kelamin, Gender, dan Kesehatan
Pola kesehatan dan penyakit pada laki-laki dan perempuan
menunjukkan perbedaan yang nyata. Perempuan sebagai kelompok
cenderung mempunyai angka harapan hidup yang lebih panjang
dari pada laki-laki, yang secara umum dianggap sebagai faktor
biologis. Namun dalam kehidupannya perempuan lebih banyak
mengalami kesakitan dan tekanan dari pada laki-laki.

2. Pengaruh Gender Terhadap Kesehatan Reproduksi Laki-Laki


Sehubungan dengan peran gender, laki-laki tidak terlalu tertarik
untuk mempelajari kesehatan seksual dan reproduksinya. Sehingga
pengetahuan mereka cenderung terbatas. Hal ini menyebabkan
laki-laki kurang berminat mencari informasi dan pengobatan
terhadap penyakit, misalnya : Infeksi Menular Seksual (IMS).

3. Pengaruh Gender Terhadap Kesehatan Reproduksi Perempuan


Menikah pada usia bagi perempuan berdampak negtif terhadap
kesehatannya. Namun menikah di usia muda kebanyakan bukanlah
keputusan mereka, melainkan karena ketidakberdayaannya (isu
gender). Di beberapa tempat di Indonesia, kawin muda dianggap
sebagai takdir yang tak bisa ditolak.

5.2 Pengertian Pelayanan Kesehatan Pasien

Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah


kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan,
baik secara langsung maupun tidak langsung di Rumah Sakit. Pasien yang
mengalami masalah kesehatan akan mendatangi dokter atau rumah sakit
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Harapan pasien dengan
pelayanan kesehatan yang diberikan maka masalah kesehatan yang ia
hadapi akan terselesaikan atau singkatnya ia akan sembuh/sehat kembali.

Hak Atas Pelayanan Kesehatan (the right to health care) yang


merupakan hak setiap orang dalam kaitannya dengan hukum kedokteran
merupakan hak pasien. Hak atas pelayanan kesehatan memerlukan
penanganan yang sungguh-sungguh sebagaimana yang diakui dan diatur
dalam The Universal Declaration of Human Rights tahun 1948.

Beberapa pasal yang berkaitan dengan hak atas pelayanan


kesehatan dimuat dalam article 3 yang berbunyi: Everyone has right to
life, liberty, and the security of person dan dalam Article 5 yang berbunyi:
No one shall be subjected to torture or to cruel, inhuman or degrading
treatment... Ketentuan lainnya juga termuat dalam International
Covernant on Civil and Political Rights tahun 1966, yakni pada Article 7
yang berbunyi : No one shall be subjected to torture or to cruel, inhuman
or degrading treatment... in particular, no one shall be subjected without
his free consent to medical or scientific experimentation dan Article 10
yang berbunyi: All persons deprived of their liberty shall be treated with
humanity and with respect for the inherent dignity of the human person.

Pengaturan mengenai pelayanan kesehatan di Indonesia secara


tersirat terdapat dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan, Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran, Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit,
Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan.

a. Menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoatmojo

Pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan kesehatan yang


tujuan utamanya adalah pelayanan preventif (pencegahan) dan
promotif (peningkatan kesehatan) dengan sasaran masyarakat.

b. Menurut Azwar (1996)

Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan


sendiri atau secara bersama-sama dalamn suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan perseorangan, keluarga
kelompok, dan ataupun masyarakat.
c. Menurut Depkes RI (2009)

Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan


sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan,
keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat.

d. Menurut Levey dan Loomba (1973)

Pelayanan Kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan


sendiri/secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah, dan
mencembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan,
keluarga, kelompok, atau masyarakat.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pelayanan


kesehatan adalah sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah
promotif (memelihara dan meningkatkan kesehatan), preventif (pencegahan),
kuratif (penyembuhan), dan rehabilitasi (pemulihan) kesehatan perorangan,
keluarga, kelompok atau masyarakat, lingkungan. Maksud dari sub sistem disini
adalah sub sistem dalam pelayanan kesehatan yang meliputi: input , proses,
output, dampak, umpan balik.Soekidjo Notoatmodjo, Kesehatan Masyarakat Ilmu
dan Seni, Cet. 1 (Rineka Cipta, Jakarta, 2007), hlm. 97.

1. Input adalah sub elemen-sub elemen yang diperlukan sebagai masukan


untuk berfungsinya sistem.

2. Proses adalah suatu kegiatan yang berfungsi untuk mengubah masukan


sehingga mengasilkan sesuatu (keluaran) yang direncanakan.

3. Output adalah hal-hal yang dihasilkan oleh proses.

4. Dampak adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran setelah beberapa


waktu lamanya.
5. Umpan balik adalah hasil dari proses yang sekaligus sebagai masukan
untuk sistem tersebut.

6. Lingkungan adalah dunia diluar sistem yang mempengaruhi sistem


tersebut.

SKEMA 2

Sub Sistem Dalam Pelayanan Kesehatan

Sumber: Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni karya Soekidjo


Notoatmodjo, hlm. 98.

Contoh : Di dalam pelayanan kesehatan Puskesmas

1. Input :Dokter, perawat, obat-obatan.

2. Prosesnya :kegiatan pelayanan puskesmas.

3. Outputnya :Pasien sembuh/tidak sembuh.

4. Dampaknya :meningkatnya status kesehatan masyarakat.

5. Umpan baliknya :keluhan-keluhan pasien terhadaf pelayanan.


6. Lingkungannya :masyarakat dan instansi-instansi di luar puskemas
tersebut.

Pelayanan Kesehatan merupakan hal yang penting yang harus dijaga


maupun ditingkatkan kualitasnya sesuai standar pelayanan yang berlaku. Pada
hakikatnya pelayanan merupakan suatu usaha untuk membantu menyiapkan
segala sesuatu yang diperlukan orang lain serta dapat memberikan kepuasan
sesuai dengan keinginan yang diharapkan oleh konsumen/pemakainya. Menurut
Gronroos, suatu pelayanan dikatakan mempunyai kualitas yang baik jika
memenuhi kriteria sebagai berikut: Sutopo, Standar Kualitas Pelayanan Medis
(Mandar Maju, Jakarta, 2000), hlm. 11.

1. Profesionalisme dan keterampilan (profesionalisme and skill);

2. Sikap dan perilaku (attitudes and behaviour);

3. Mudah dicapai dan fleksibel (accessibility and flexibility);

4. Reliabel dan terpercaya (reliability and trustwothiness);

5. Perbaikan (recovery);

6. Reputasi dan kredibilitas (reputations and credibility.

Tujuan Pelayanan Kesehatan

1. Promotif (memelihara dan meningkatkan kesehatan), hal ini diperlukan


misalnya dalam peningkatan gizi, perbaikan sanitasi lingkungan.

2. Preventif (pencegahan terhadap orang yang berisiko terhadap penyakit),

3. Kuratif (penyembuhan penyakit).


4. Rehabilitasi (pemulihan), usaha pemulihan seseorang untuk mencapai
fungsi normal atau mendekati normal setelah mengalami sakit fisik atau
mental , cedera atau penyalahgunaan.

Bentuk Pelayanan Kesehtan

Menurut Azwar (1996), Bentuk pelayanan kesehatan adalah:

a. Pelayanan kesehatan tingkat pertama (primer), Pelayanan yang lebih


mengutamakan pelayanan yang bersifat dasar dan dilakukan bersama
masyarakat dan dimotori oleh:

1. Dokter Umum (Tenaga Medis)

2. Perawat Mantri (Tenaga Paramedis)

Pelayanan kesehatan primer (primary health care), atau pelayanan


kesehatan masyarakat adalah pelayanan kesehatan yang paling depan, yang
pertama kali diperlukan masyarakat pada saat mereka mengalami gangguan
kesehatan atau kecelakaan. Primary health care pada pokoknya ditunjukan
kepada masyarakat yang sebagian besarnya bermukim di pedesaan, serta
masyarakat yang berpenghasilan rendah di perkotaan. Pelayanan kesehatan ini
sifatnya berobat jalan (Ambulatory Services). Diperlukan untuk masyarakat
yang sakit ringan dan masyarakat yang sehat untuk meningkatkan kesehatan
mereka atau promosi kesehatan. Contohnya : Puskesmas, Puskesmas keliling,
klinik.

b. Pelayanan kesehatan tingkat kedua (sekunder), Pelayanan kesehatan sekunder


adalah pelayanan yang lebih bersifat spesialis dan bahkan kadang kala
pelayanan subspesialis, tetapi masih terbatas. Pelayanan kesehatan sekunder
dan tersier (secondary and tertiary health care), adalah rumah sakit, tempat
masyarakat memerlukan perawatan lebih lanjut (rujukan).

Di Indonesia terdapat berbagai tingkat rumah sakit, mulai dari rumah sakit tipe D
sampai dengan rumah sakit kelas A. Pelayanan kesehatan dilakukan oleh:
1. Dokter Spesialis

2. Dokter Subspesialis terbatas

c. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga (tersier), Pelayanan kesehatan tersier adalah


pelayanan yang lebih mengutamakan pelayanan subspesialis serta subspesialis
luas. Pelayanan kesehatan dilakukan oleh:

1. Dokter Subspesialis

2. Dokter Subspesialis Luas

Jenis Pelayanan Kesehatan

Menurut pendapat Hodgetts dan Casio, jenis pelayanan kesehatan secara umum
dapat dibedakan atas dua, yaitu: Soekidjo Notoatmodjo, op.cit., hlm. 98

a. Pelayanan kedokteran

b. Pelayanan kesehatan masyarakat

- Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)


- Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)

Syarat Syarat Pokok Pelayanan Kesehatan.

a. Tersedia dan berkesinambungan

b. Dapat diterima dan wajar

c. Mudah dicapai
d. Mudah dijangkau

e. Bermutu

Tugas dan Fungsi Rumah Sakit Dalam Pemberian Pelayanan


Kesehatan

Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan


pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit merupakan suatu usaha
yang pada pokoknya dapat dikelompokkan menjadi: Alfred Albert Ameln, Kapita
Selekta Hukum Kedokteran (Grafikatama Jaya, Jakarta, 1991), hlm 70-71.

Pelayanan medis dalam arti luas yang menyangkut kegiatan promotif,


preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

Pendidikan dan latihan tenaga medis/paramedis.

Penelitian dan pengembangan ilmu kedokteran.

Personalia RS terdiri dari dokter (umum dan spesialis), perawat, paramedis non
perawat, dan tenaga adminstratif serta tenaga teknis.(Danny Wiradharma,
Penuntun Kuliah Hukum Kedokteran (Binarupa Aksara, Jakarta, 1996), hlm.
111. ) Berdasarkan pelayanan yang diberikan, RS dapat dibedakan menjadi RS
Umum dan RS Khusus. Rumah Sakit Umum memberikan pelayanan kesehatan
pada semua bidang dan jenis penyakit(Republik Indonesia, Undang-Undang
Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Bab VI, Pasal 19, Ayat (2). )
Sedangkan Rumah Sakit Khusus memberikan pelayanan utama pada satu bidang
atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ,
jenis penyakit, atau kekhususan lainnya.Republik Indonesia, Undang-Undang
Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Bab VI, Pasal 19, Ayat (3).

RS Umum (RSU) kemudian dibedakan lagi atas:

a. RSU Pemerintah, dibagi menjadi:(Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor


44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Bab VI, Penjelasan Pasal 24, Ayat (2).
sedikit 4 (empat) spesialis dasar dan 4 (empat) spesialis penunjang medik.

1. RSU Pemerintah kelas A adalah rumah sakit umum yang mempunyai


fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat)
spesialis dasar, 5 (lima) spesialis penunjang medik, 12 (dua belas) spesialis
lain dan 13 (tiga belas) subspesialis.

2. RSU Pemerintah kelas B adalah rumah sakit umum yang mempunyai


fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat)
spesialis dasar, 4 (empat) spesialis penunjang medik, 8 (delapan) spesialis
lain dan 2 (dua) subspesialis dasar.

3. RSU Pemerintah kelas C adalah rumah sakit umum yang mempunyai


fasilitas dan kemampuan pelayanan medik palin

4. RSU Pemerintah kelas D adalah rumah sakit umum yang mempunyai


fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 2 (dua) spesialis
dasar.

b. RSU Swasta, dibagi menjadi:

1. RSU Swasta Pratama melayani pelayanan medis umum.

2. RSU Swasta Madya melayani pelayanan spesialistik.

3. RSU Swasta Utama melayani pelayanan spesialistik dan sub spesialistik.


RS Khusus juga diklasifikasikan dalam menjadi beberapa kelas, antara
lain: Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit, Bab VI, Penjelasan Pasal 24, Ayat (3).

Rumah Sakit Khusus kelas A adalah Rumah Sakit Khusus yang


mempunyai fasilitas dan kemampuan paling sedikit pelayanan medik
spesialis dan pelayanan medik subspesialis sesuai kekhususan yang
lengkap.

Rumah Sakit Khusus kelas B adalah Rumah Sakit Khusus yang


mempunyai fasilitas dan kemampuan paling sedikit pelayanan medik
spesialis dan pelayanan medik subspesialis sesuai kekhususan yang
terbatas.

Rumah Sakit Khusus kelas C adalah Rumah Sakit Khusus yang


mempunyai fasilitas dan kemampuan paling sedikit pelayanan medik
spesialis dan pelayanan medik subspesialis sesuai kekhususan yang
minimal.

Berdasarkan pengelolaannya, rumah sakit dapat dibagi menjadi rumah


sakit publik dan rumah sakit privat.(Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor
44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Bab VI, Pasal 20, Ayat (1).) Rumah sakit
publik sebagaimana dapat dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan
badan hukum yang bersifat nirlaba.

Rumah sakit publik yang dikelola Pemerintah dan Pemerintah Daerah


diselenggarakan berdasarkan pengelolaan Badan Layanan Umum atau Badan
Layanan Umum Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Rumah sakit publik yang dikelola Pemerintah dan Pemerintah Daerah tidak dapat
dialihkan menjadi rumah Sakit privat.(Republik Indonesia, Undang-Undang
Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Bab VI, Pasal 20, Ayat (2), Ayat (3)
dan, Ayat (4).)

Sedangkan rumah sakit privat dikelola oleh badan hukum dengan tujuan
profit yang berbentuk Perseroan Terbatas atau Persero. Rumah sakit mempunyai
tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. Republik
Indonesia, Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Bab III,
Pasal 4.

Pelayanan kesehatan secara paripurna adalah Pelayanan Kesehatan


Paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif,
dan rehabilitatif.Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit, Bab I, Pasal 1, Angka 3. Untuk menjalankan tugas tersebut,
Rumah Sakit mempunyai fungsi sebagai berikut: Republik Indonesia, Undang-
Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Bab III, Pasal 5.

penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai


dengan standar pelayanan rumah sakit;

pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan


kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis

penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam


rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan;

penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi


bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan
memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

Rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan harus melaksanakan


tugasnya dengan mengutamakan kepentingan pasiennya. Rumah sakit
tidak boleh mendahulukan kepentingan lain selain kepentingan pasiennya.
Dalam keadaan darurat, rumah sakit harus mendahulukan kepentingan
pasien. Hal ini karena fasilitas pelayanan kesehatan (termasuk RS) wajib
memberikan pelayanan kesehatan bagi penyelamatan nyawa pasien dan
pencegahan kecacatan terlebih dahulu.(Republik Indonesia, Undang-
Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Bab VIII, Pasal 32,
Ayat (1). ) Rumah sakit tidak boleh menolak pasien dalam kondisi apapun
ataupun meminta uang muka.(Republik Indonesia, Undang-Undang
Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Bab VIII, Pasal 32, Ayat (2).)
Walaupun ada larangan meminta uang muka, RS tetap meminta uang
muka terlebih dahulu sebelum memberikan pelayanan kesehatan kepada
pasiennya. Hal ini sangat disayangkan karena rumah sakit yang berazaskan
fungsi sosial ini malah berubah menjadi berazaskan komersialis. Rumah
sakit juga membutuhkan pembayaran atas jasa pelayanan kesehatan yang
telah ia berikan kepada pasiennya.

5.3 Kesehatan Reproduksi

Suatu keadaan kesehatan yang sempurna baik secara fisik, mental,


dan sosial dan bukan semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan
dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi
serta prosesnya. Sedangkan kesehatan reproduksi menurut WHO adalah
suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari
penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan
sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya.

Definisi kesehatan reproduksi menurut hasil ICPD 1994 di


Kairo adalah keadaan sempurna fisik, mental dan kesejahteraan sosial dan
tidak semata-mata ketiadaan penyakit atau kelemahan, dalam segala hal
yang berkaitan dengan sistem reproduksi dan fungsi dan proses.
Pengertian kesehatan reproduksi ini mencakup tentang hal-hal
sebagai berikut:

1. Hak seseorang untuk dapat memperoleh kehidupan seksual yang aman


dan memuaskan serta mempunyai kapasitas untuk bereproduksi.

2. Kebebasan untuk memutuskan bilamana atau seberapa banyak


melakukannya.

3. Hak dari laki-laki dan perempuan untuk memperoleh informasi serta


memperoleh aksebilitas yang aman, efektif, terjangkau baik secara
ekonomi maupun cultural.

4. Hak untuk mendapatkan tingkat pelayanan kesehatan yang memadai


sehingga perempuan mempunyai kesempatan untuk menjalani proses
kehamilan secara aman.

5.2.1 Definisi Kesehatan Reproduksi


Definisi Sehat
Pengertian sehat menurut WHO ( 1992 ) adalah suatu keadaan yang
sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari penyakit
atau kelemahan.
Dan beberapa pengertian sehat lain diantaranya yaitu :
a. Sehat adalah perwujudan individu yang diperoleh melalui
kepuasan dalam berhubungan dengan orang lain ( aktualisasi ).
Perilaku yang sesuai dengan tujuan, perawatan diri yang kompeten
sedangkan penyesuaian diperlukan untuk mempertahankan
stabilitas dan integritas struktural. ( Menurut Pender, 1992 ).
b. Sehat atau kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera dari badan
( jasmani ), jiwa ( rohani ) dan sosial yang memungkinkan setiap
orang produktif secara sosial dan ekonomis. ( Menurut UU NO.
23/1992 tentang kesehatan ).
c. Sehat adalah fungsi efektif dari sumber-sumber perawatan diri
( self care resouses ) yang menjamin tindakan untuk perawatan diri
( self care actions ) secara adekuat. Self care resources: mencakup
pengetahuan, keterampilan dan sikap. Self care actions merupakan
perilaku yang sesuai dengan tujuan diperlukan untuk memperoleh,
mempertahankan dan meningkatkan fungsi psikososial dan
spiritual ( Menurut Paune, 1983 ).
5.2.2 Definisi Kesehatan
Kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
(UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992 ).

5.2.3. Definisi Reproduksi


Istilah reproduksi berasal dari kata re yang artinya kembali dan
kata produksi yang artinya membuat atau menghasilkan. Jadi istilah
reproduksi mempunyai arti suatu proses kehidupan manusia dalam
menghasilkan keturunan demi kelestarian hidupnya. Sedangkan yang
disebut organ reproduksi adalah alat tubuh yang berfungsi untuk
reproduksi manusia.

5.2.4. Definisi Kesehatan Reproduksi


Kesehatan reproduksi adalah suatu kesehatan sehat mental, fisik
dan kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan
dengan sistem dan fungsi serta proses dan bukan hanya kondisi yang bebas
dari penyakit dan kecacatan serta dibentuk berdasarkan atas perkawinan
yang sah, mampu memenuhi kesehatan spiritual dan material yang layak,
bertakwa pada Tuhan yang Maha Esa, spiritual memiliki hubungan yang
serasi, selaras, seimbang antara anggota keluarga dan antar keluarga dan
masyarakat dan ligkungan (BKKBN, 1996 ).
Menurut BKKBN ( 2001 ), definisi kesehatan reproduksi adalah
kesehatan secara fisik, mental, dan kesejahteraan sosial secara utuh pada
semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses
reproduksi dan bukan hanya kondisi yang bebas dari pentyakit dan
kecatatan.
Menurut ICPD ( 1994 ) kesehatan reproduksi adalah sebagai hasil
akhir keadaan sehat sejahtera secara fisik, mental, dan sosial dan tidak
hanya bebas dari penyakit atau kecatatan dalam segala hal yang terkait
dengan sistem, fungsi serta proses reproduksi.
Kesehatan reproduksi mencakup tiga komponen yaitu :
Kemampuan ( ability ).
Keberhasilan ( success).
Keamanan ( safety ).

Keberhasilan bearti dapat menghasilkan anak sehat yang tumbuh


dan berkembang. Keamanan berarti semua proses reproduksitermasuk
hubungan seks, kehamilan, persalinan, kontrasepsi, dan abortus
seyogyanya bukan merupakan aktivitas yang berbahaya. Menurut WHO
kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan
sosial yang utuh bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam
segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi, dan
prosesnya. Berdasarkan berbagai urutan tentang sehat, kesehatan,
reproduksi, dan kesehatan reproduksi diatas dapat kita simpulkan bahwa
kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sehat menyeluruh, meliputi
aspek fisik, mental dan sosial, bukan sekedar tidak ada penyakit atau
gangguan di segala hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi,
fungsinya dan proses reproduksi itu sendiri.

5.2.5 Empat Komponen Prioritas Kespro


Hak reproduksi merupakan hak setiap individu atau pasangan untuk
mendapatkan :
Kemampuan reproduksi
Keberhasilan reproduksi
Keamanan reproduksi
Berdasarkan penjelasan diatas diketahui pula bahwa ada empat pilar
utama kesehatan reproduksi menurut ICPD ( 1994 ), yaitu :
a. Women Health
b. Infant and Child Health
c. Prevention and Treatment of STDs
d. Fertility Regulation

Kesehatan reproduksi ibu dan bayi baru lahir meliputi


perkembangan berbagai orangan reproduksi mulai dari sejak dalam
kandungan, bayi, remaja, wanita usia subur, klimakterium, menopause,
hingga meninggal. Kondisi kesehatan seorang ibu hamil mempengaruhi
kondisi bayi yang dilahirkanny, termasuk didalamnya kondisi kesehatan
organ-organ reproduksi bayinya. Permasalahan kesehatan reproduksi
remaja termasuk pada saat pertama anak perempuan mengalami haid atau
menarche yang bisa berisiko timbulnya anemia, perilaku seksual yang
mana bila kurang pengetahuan dapat tertular penyakit hubungan seksual,
termasuk HIV/AIDS. Ramaja yang menginjak masa dewasa bila kurang
pengetahuan dapat mengakibatkan risiko kehamilan usia muda yang mana
mempunyai risiko terhadap kesehatan ibu hamil dan janinya.

5.6.2 Tujuan dan Sasaran Program Kesehatan Reproduksi


Pada dasarnya ada tujuan dan sasaran program kesehatan
reproduksi. Tujuan program kesehatan reproduksi terbagi dua yaitu tujuan
utama dan tujuan khusus.
a. Tujuan Utama. Sehubungan dengan fakta bahwa fungsi dan proses
reproduksi harus didahului oleh hubungan seksual, tujuan utama
program kesehatan reproduksi adalah meningkatkan kesadaran
kemandirian wanita dalam mengatur fungsi dan proses
reproduksinya, termasuk kehidupan seksualitasnya, sehingga hak-
hak reproduksinya dapat terpenuhi, yang pada akhirnya menuju
peningkatan kualitas hidupnya.

b. Tujuan Khusus. Dari tujuan umum tersebut dapat dijabarkan empat


tujuan khusus yaitu :
- Meningkatnya kemandirian wanita dalam memutuskan peran
dan fungsi reproduksinya
- Meningkatnya hak dan tanggung jawab sosial wanita dalam
menentukan kapan hamil, jumlah dan jarak kehamilan
- Meningkatnya peran dan tanggung jawab sosial pria terhadap
akibat dari perilaku seksual dan fertilitasnya kepada kesehatan
dan kesejahteraan pasangan dan anak-anaknya
- Dukungan yang menunjang wanita untuk membuat keputusan
yang berkaitan dengan proses reproduksi, berupa pengadaan
informasi dan pelayanan yang dapat memenuhi kebutuhan
untuk mencapai kesehatan reproduksi secara optimal.

5.7.2 Prasyarat Fungsi Reproduksi


Agar dapat melaksanakan fungsi reproduksi secara sehat, dalam pengertian
fisik, mental maupun sosial, diperlukan beberapa prasyarat :
a. Tidak ada kelainan anatmis dan fisiologis baik pada perempuan
maupun laki-laki.
b. Memiliki landasan psikis yang memadai agar perkembangan
emosinya berlangsung dengan baik.
c. Terbebas dari kelainan atau penyakit yang baik langsung atau tidak
langsung mengenai organ reproduksinya.
d. Seseorang perempuan hamil memerlukan jaminan bahwa ia akan dapat
melewati masa tersebut dengan aman.

5.8.2 Alat Reproduksi Manusia


Sistem reproduksi adalah sekelompok struktur terorganisir yang
memungkinkan penciptaan, atau reproduksi, kehidupan baru bagi kelanjutan
spesies. Reproduksi manusia adalah seksual, yang berati bahwa baik laki-laki dan
seorang perempuan memberikan kontibusi ateri genetik dalam pembentukan
individu baru. Sealama pubertas, biasanya terjadi antara usia sembilan dan empat
belas, sistem reproduksi dari kedua jenis kelamin dewasa. Ovarium melepaskan
sel telur dari perempuan ( sel kelamin perempuan ) dan testis laki-laki
memproduksi sperma ( sel kelamin laki-laki ). Reproduksi terjadi ketika sperma
bertemu dengan telur, proses yang disebut pembuahan.
a. Alat reproduksi waita
Tugas utama dari sistem reproduksi wanita adalah untuk
menghasilakan ovum, menerima sperma dari rumah penis dan
memberikan nutrisi ke embrio berkembang ( janin ), melahirkan, dan
menghasilkan susu untuk memberikan makan anak.
Ovum dihasilkan di ovarium, organ berbentuk oval di pangkal paha
yang juga memproduksi ormon seks. Pada saat lahir, ovarium betina berisi
ratusan ribu telur berkembang, masing-masing dikelilingi oleh sekelompok
sel untuk membentuk folikel. Namun , hanya sekitar 360-480 folikel
mencapai kematangan penuh. Selama pubertas, aksi hormon menyebabkan
beberapa folikel berkembang setiap bulan. Biasanya, hanya satu folikel
matang sepenunya, pecah dan melepaskan sebuah sel telur melalui dinding
ovarium dalam proses yang disebut ovulasi. Telur yang matang memasuki
salah satu tuba fallopi dipasangkan, dan mungkin dibuahi oleh sperma dan
bergerak ke rahim untuk berkembang menjadi janin. Lapisan rahim, yang
disebut endometrium, mempersiapkan untuk kehamilan setiap bulan
dengan menjadi lebih tebal. Lapisan dalah gudang saat menstruasi jika
tidak terjadi pembuahan.
Uterus, atau rahim adalah organ dimana janin berkembang dan
menerima nutrisi dan oksigen. Pada dasarnya terletak leher rahim, yang
melebar selama kelahiran untuk memungkinkan bagian dari janin. Vagina
adalah tabung berotot memanjang dari uterus ke luar tubuh. Ini dalah
wadah untuk sperma yang ejakulasi selama hubungan seksual dan juga
merupakan bagian dari jalan lahir.
Organ genital eksternal, atau vulva, termasuk labia, klitoris, dan
mons pubis. Labia adalah lipatan kulit dikedua sisi bukaan ke vagina dan
uretra. Klitoris, organ, kecil sensitif terletak di depan labia, adalah
sebanding dengan penis laki-laki. Mons pubis adalah pada dari jaringan
lemak di atas clitoris. Selama kehamilan, hormon estrogen dan
progesteron merangsang wanita pembesaran payudara dan kelenjar susu.
Sekitar dua hari setelah lahir, kadar hormon ini menurun, dan kelenjar
pituitari melepaskan hormon prolaktin uang merangang produksi susu.
Susu mengalir melalui lubang kecil di puting payudara setiap menyusui
bayi.

b. Alat reproduksi pria


Tugas utama dari sistem reproduksi laki-laki adalah untuk
menghasilkan sel sperma dan untuk memperkenalkan sperma ke dalam
saluran reproduksi wanita. Sperma diproduksi di testis, sepasang kelenjar
reproduksi priayang terletak di skrotum, kulit yang di tutupi kantung yang
menggantung dari pangkal paha. Dalam setiap testis yang tubulus
berongga disebut tubulus seminiferus dimana sel sperma dihasilkan. Testis
juga mengeluarkan testosteron hormon laki-laki, yang merangsang
perkembangan struktur reproduksi dan karakteristik seksual sekunder
( seperti memperdalam suara ) pada pubertas. Setelah produksi, sel sperma
bergerak ke tabung melingkar yang disebut epididimis yang sangat,
dimana mereka matang dan disimpan.
Selama ejakulasi ( pengusiran sperma dari penis saat orgasme ),
sperma perjalanan dari epididimis melalui tabung panjang yang disebut
vas deferens ke uretra. Uretra adalah tabung tunggal yang memanjang dari
kandung kemih ke ujung penis ( dan melalui mana urin melewati keluar
dari tubuh ). Sekresi kelenjar yang berbeda dari tiga bercampur dengan
sperma sebelum ejakulasi, membentuk cairan mani, atau air mani.
Ejakulasi air mani mungkin berisi sebanyak 400 juta sperma.
9. Konsep Pemikiran Tentang Kespro Wanita
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk mempertinggi derajat
kesehatan masyarakat. Demi tercapainya derajat kesehatan yang tinggi,
maka wanita sebagai penerima kesehatan, anggota keluarga dan pemberi
pelayanan kesehatan harus berperan dalam keluarga, supaya anak tumbuh
sehat sampai dewasa sebagai generasi muda.
10. Cakupan Pelayanan Kespro
Cakupan pelayanan kesehatan reproduksi meliputi :
1) Konseling dan Informasi Keluarga Berencana ( KB )
2) Pelayanan kehamilan dan persalinan ( termasuk pelayanan aborsi yang
aman, pelayanan bayi baru lahir inconatal )
3) Pengobatan infeksi saluran reproduksi dan penyakit menular seksual
termasuk pencegahan kemandulan, konseling dan pelayanan kesehatan
reproduksi remaja
4) Konseling informasi dan reproduksi mengenai kesehatan reproduksi.

11. Unsur-unsur Yang Diperhatikan Dalam Masalah Kespro


a) Bagaimana menjaga agar laki-laki dan perempuan akan mampu
berproduksi dalam keadaan sehat, dapat mempunyai anak sehat,
mampu mengasuh anak-anak secara bertanggungjawab, sehingga
merekapun kelak akan mampu menjalani tugas reproduksinya secara
sehat pula.
b) Bagaimana menjamin setiap orang akan melewati masa reproduksinya
secara aman, tanpa komplikasi.
c) Bagaimana menjamin setiap orang mempunyai hak dan kesempatan
yang sama untuk mencapai semua itu.

B. Ruang Lingkup Kesehatan Reproduksi

Menurut Depkes RI ( 2001 ) ruang lingkup kesehatan reproduksi


sebenarnya sangat luas, sesuai dengan definisi yang tertera di atas, karena
mencakup keseluruhan kehidupan manusia sejak lahir hingga mati. Dalam uraian
tentang ruang lingkup kesehatan reproduksi yang lebih rinci digunakan
pendekatan silkus hidup ( life-cycle approach ), sehingga diperoleh komponen
pelayanan yang nyata dan dapat dilaksanakan.
Secara lebih luas, ruang lingkup kesehatan reproduksi meliputi :
1) Kesehatan ibu dan bayi baru lahir
2) Keluarga berencana
3) Pencegahan dan penanggulangan infeksi saluran reproduksi
4) Pencegahan dan penanggulangan kompikasi aborsi
5) Kesehatan reproduksi remaja
6) Pencegahan dan penanganan infertilitas
7) Kanker pada usia lanjut dan osteoporosis
8) Berbagai aspek kesehatan reproduksi

Pendekatan ruang lingkup kespro dalam beberapa fase kehidupan meliputi :


a. Konsepsi
b. Bayi dan anak
c. Remaja
d. Usia subur
e. Usia lanjut

C. Penanganan Ruang Lingkup Kesehatan Reproduksi Pada Setiap Fase


Kehidupan
1. Konsepsi
2. Bayi dan anak
3. Remaja
4. Usia subur
5. Usia lanjut

D. Hak-hak Reproduksi
1. Hak-Hak Reproduksi Perorangan
Hak-hak reproduksi mengacu pada hak-hak asasi manusia seperti tercantum dalam
hukum internasional dan nasional serta dokumen-dokumen HAM mencakup:
a. Hak dasar individu dan pasangan untuk menentukan secara bebas dan
bertanggungjawab atas jumlah dan jarak anak, mendapatkan
informasi serta cara-cara untuk melaksanakan hal tersebut.
b. Hak untuk mencapai standar tertinggi kesehatan reproduksi dan
seksual.
c. Hak untuk membuat keputusan yang terbatas dari diskriminasi,
paksaan dan kekerasan.

2. Penjabaran Hak Reproduksi Secara Praktis


Menurut Depkes RI ( 2002 ) hak kesehatan reproduksi dapat dijabarkan secara
praktis, antara lain :
a. Setiap orang berhak memperoleh standar pelayanan kesehatan reproduksi
yang terbaik.
b. Setiap orang, perempuan, dan laki-laki ( sebagai pasangan atau sebagai
individu ) berhak memperoleh informasi selengkap-lengkapmya tentang
seksualitas, reproduksi dan manfaat serta efek samping obat-obatan, alat
dan tindakan medis yang digunakan untuk pelayanan dan atau mengatasi
masalah kesehatan reproduksi.
c. Setiap orang memiliki hak untuk memperoleh pelayanan KB yang aman,
efektif, terjangkau, dapat diterima, sesuai dengan pilihan, tanpa paksaan
dan tak melawan hukum.
d. Setiap perempuan berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang
dibutuhkannya, yang memungkinkanya sehat dan selamat dalam menjalani
kehamilan dan persalinan, serta memperoleh bayi yang sehat.
e. Setiap anggota pasangan suami-isteri berhak memiliki hubungan yang
didasari penghargaan.
f. Terhadap pasangan masing-masing dan dilakukan dalam situasi dan
kondisi yang diinginkan bersama tanpa unsur pemaksaan, ancaman dan
kekerasan.
g. Setiap remaja, lelaki maupun perempuan, berhak memperoleh informasi
yang tepat dan benar tentang reproduksi, sehingga dapat berperilaku sehat
dalam menjalani kehidupan seksual yang bertanggungjawab.
h. Setiap laki-laki dan perempuan berhak mendapatkan informasi dengan
mudah, lengkap, dan akurat mengenai penyakit menular seksual, termasuk
HIV/AIDS.

4. Upaya Safe Motherhood


a. Pengertian Safe Motherhood
b. Alasan upaya safe motherhood menjadi prioritas
c. Bagaimana peran laki-laki dalam program safe motherhood
( Keselamatan Ibu).

Anda mungkin juga menyukai