Anda di halaman 1dari 12

Nama : Ellysa Carolinna

NIM : 04011281823177
Kelas :GAMMA 2018

Histologi dan Fisiologi Kulit

Gambar 1. Perbandingan antara kulit tipis di lengan dan kulit tebal di telapak
tangan, termasuk isi jaringan ikat dermis.

Kulit adalah organ tcrbcsar pada tubuh. Turunan dan organ-organ


tambahannya membentuk sistem integumen. Pada manusia, turunan kulit
mencakup kuku, rambut, dan beberapa jenis kelenjar keringat dan sebasea.
Permukaan tubuh dilapisi oleh kulit tipis atau kulit tebal. Kulit, atau integumen,
Nama : Ellysa Carolinna
NIM : 04011281823177
Kelas :GAMMA 2018

terdiri dari dua regio tersendiri-epidermis di superfisial dan dermis di dalam.


lapisan pcrmukaan kulit, atau epidermis, bersifat non-vaskular dan dilapisi oleh
epitel skuamosa berlapis berkeratin dengan jenis-jenis sel tersendiri dan
lapisan-lapisan sel berbeda. Di bawah epidermis, terdapat dermis yang vaskular,
yang ditandai oleh jaringan ikat ireguler padat, pembuluh darah, saraf, dan
berbagai kelenjar. Di beberapa bagian tubuh, terlihat banyak folikel rambut di
dermis. Di bawah dermis terdapat hipodermis, atau lapisan subkutis jaringan
ikat dan jaringan adiposa yang membentuk fasia superfisial yang terlihat pada
anatomi makroskopik.

Gambar 2. Struktur Kulit

Terdapat empat jenis sel di epidermis kulit; keratinosit adalah sel paling
dominan. Keratinosit membelah diri, tumbuh, bermigrasi ke atas, mengalami
keratinisasi atau kornifikasi, dan membentuk lapisan epidermis permukaan kulit
yang protektif. Epidermis terdiri dari epitel skuamosa berlapis berkeratin.
Terdapat jenis sel lain yang lebih sedikit di epidermis. Sel-sel itu adalah
melanosit, sel Langerhans, dan sel Merkel, yang terselip di antara keratinosit di
epidermis. Di kulit tebal, dapat teridentifikasi lima lapisan sel berbeda.
1. Stratum Basale (Germinativum) – Lapisan Terdalam
Stratum basale adalah lapisan terdalam atau dasar di epidermis. Lapisan
ini terdiri dari satu lapisan sel silindris atau kuboid yang terletak pada
Nama : Ellysa Carolinna
NIM : 04011281823177
Kelas :GAMMA 2018

membran basale yang memisahkan dermis dari epidermis. Sel-sel melekat


satu sama lain oleh taut sel, yang disebut desmosom, dan ke membran basale
di bawahnya melalui hemidesmosom. Sel-sel di stratum basale berfungsi
sebagai sel punca untuk epidermis; karenanya, aktivitas mitotik dijumpai di
lapisan ini. Sel-sel terus menerus membelah diri dan menjadi matang sewaktu
bermigrasi ke atas menuju lapisan superfisial. Semua sel di stratum basale
menghasilkan dan mengandung filamen intermediat keratin yang
meningkat jumlahnya seiring dengan bergeraknya sel ke atas. Filamen-
filamen ini akhirnya membentuk komponen keratin di lapisan sel superfisial.
2. Stratum Spinosum – Lapisan Kedua
Sewaktu membelah diri dengan mitosis, keratinosit bergerak ke atas di
epidermis dan membentuk lapisan keratinosit kedua atau stratum spinosum.
Lapisan ini terdiri dari empat sampai enam baris sel. Preparasi histologik
rutin dengan berbagai bahan kimia menyebabkan sel-sel ini menciut.
Karenanya, ruang antar sel yang terbentuk antara sel-sel tampak membentuk
tonjolan-tonjolan sitoplasma, atau spina, yang menonjol dari permukaan sel.
Spina mencerminkan tempat desmosom melekat ke berkas filamen
intermediat keratin, atau tonofilamen, dan ke sel-sel sekitar. Pembentukan
filamen keratin berlanjut di lapisan ini, dan filamen-filamen tersusun
membentuk berkas tonofilamen. Tonofilamen mempertahankan kohesi di
antara sel-sel dan menghasilkan resistensi terhadap abrasi epidermis;
tonofilamen berakhir di berbagai desmosom.
3. Stratum Granulosum – Lapisan Ketiga
Sel-sel yang mengalami pematangan dan bergerak ke atas stratum
spinosum mengakumulasi granula keratohialin basofilik padat dan
membentuk lapisan ketiga, stratum granulosum. Lapisan ini dibentuk oleh
tiga sampai lima lapisan sel gepeng. Granula sekretorik tidak dibungkus oleh
membran dan terdiri dari protein filagrin, yang berkaitan dan membentuk
ikatan silang dengan berkas tonofilamen keratin. Kombinasi tonofilamen
keratin dengan protein filagrin granula keratohialin menghasilkan keratin
melalui proses yang disebut keratinisasi. Keratin yang terbentuk melalui
Nama : Ellysa Carolinna
NIM : 04011281823177
Kelas :GAMMA 2018

proses ini adalah keratin lunak kulit. Selain itu, sitoplasma di sel-sel stratum
granulosum mengandung granula lamelar terbungkus membran yang
dibentuk oleh lemak lapis-ganda. Granula lamelar ini kemudian dikeluarkan
ke ruang antarsel amtara stratum granulosum dan lapisan berikutnya, stratum
korneum (atau stratum lusidum bila ada), sebagai lemak yang membentuk
sawar air impermeabel dan sekat kulit.
4. Stratum Lusidum – Lapisan Keempat
Stratum lusidum tampak translusen dan hanya terdapat di kulit tebal;
lapisan ini terletak tepat di atas stratum granulosum dan di bawah stratum
korneum. Sel-sel yang terkemas rapat tidak memiliki nukelus atau organel
dan sudah mati. Sel-sel yang menggepeng ini mengandung filamen keratin
yang terkemas rapat.
5. Stratum korneum – Lapisan Kelima
Stratum korneum adalah lapisan kulit kelima dan paling superfisial.
Semua nukleus dan organel telah lenyap dari sel. Stratum korneum terutama
terdiri dari sel-sel gepeng mati yang terisi oleh filamen keratin lunak. Sel-sel
superfisial yang mengalami keratinisasi dari lapisan ini secara terus menerus
terlepas, atau mengalami deskuamasi, dan digantikan oleh sel-sel baru yang
berasal dari stratum basale. Selama proses keratinisasi, enzim-enzim
hidrolitik merusak nukleus dan organel sitoplasma yang lenyap seiring
dengan terisinya sel oleh keratin.

Gambar 3. Gambar 5 Lapisan Epidermis pada Kulit


Nama : Ellysa Carolinna
NIM : 04011281823177
Kelas :GAMMA 2018

Gambar 4. Lapisan epidermis pada kulit tebal. Sumber : Mescher AL, 2010.

Fungsi Kulit
Kulit berkontak langsung dengan lingkungan luar. Karenanya, organ ini
melakukan banyak fungsi penting, yang sebagian besar bersifat protektif.
a. Proteksi
Epitel berlapis berkeratin pada epidermis melindungi permukaan tubuh
dari abrasi mekanis dan membentuk sawar fisik bagi patogen atau
mikroorganisme asing. Karena terdapat lapisan glikolipid di antara sel-sel
stratum granulosum, epidermis juga impermeabel terhadap air. Lapisan ini
juga menghambat pengeluaran cairan tubuh melalui dehidrasi. Meningkatnya
sintesis pigmen melanin oleh melanosit juga melindungi kulit dari radiasi
ultraviolet yang merusak.
b. Regulasi Suhu Tubuh
Latihan fisik atau lingkungan panas meningkatkan pengeluaran keringat.
Berkeringat menurunkan suhu tubuh dengan penguapan (evaporasi) keringat
dari permukaan kulit. Selain berkeringat, regulasi suhu juga melibatkan
peningkatan dilatasi pembuluh darah yang membawa lebih banyak darah ke
lapisan permukaan kulit sehingga pendinginan darah meningkatkan
pengeluaran panas. Sebaliknya, pada suhu dingin, panas tubuh dihemat
Nama : Ellysa Carolinna
NIM : 04011281823177
Kelas :GAMMA 2018

dengan konstriksi pembuluh-pembuluh darah superfisial, berkurangnya aliran


darah ke kulit, dan tertahannya panas inti di tubuh.
c. Persepsi Sensorik
Kulit adalah organ sensorik besar, mendeteksi lingkungan eksternal.
Banyak ujung saraf sensorik berkapsul atau bebas di kulit berespons terhadap
rangsangan suhu (panas atau dingin), sentuh, nyeri, dan tekanan,
d. Ekskresi
Melalui pembentukan keringat oleh kelenjar keringat, air, garam natrium,
urea, dan zat sisa bernitrogen diekskresikan melalui permukaan kulit.
e. Pembentukan Vitamin D
Vitamin D dibentuk dari molekul precursor yang disintesis di epidermis
ketika kulit terpajan terhadap berkas ultraviolet dari matahari. Vitamin D
esensial untuk menyerap kalsium dari mukosa usus dan untuk metabolisme
normal mineral.

Sel Kulit Lain

Gambar 5. Keratinosit
Selain keratinosit yang membentuk dan menjadi lapisan superfisial epitel
berkeratin, epidermis juga mengandung tiga jenis sel yang lebih sedikit
Nama : Ellysa Carolinna
NIM : 04011281823177
Kelas :GAMMA 2018

jumlahnya. Sel-sel tersebut adalah melanosit, sel Langerhans, dan sel Merkel.
Kecuali jika kulit diproses dengan pulasan khusus, sel-sel ini normalnya tidak
dapat dibedakan dalam sediaan histologik yang hanya dipulas dengan
hematoksilin dan eosin.

Gambar 6. Melanosit
Melanosit berasal dari sel neural crest (krista saraf). Sel ini memiliki
jalur-jalur sitoplasma atau dendrit panjang dan ireguler yang bercabang-cabang ke
dalam epidermis. Melanosit terletak di antara stratum basal dan stratum spinosum
epidermis serta membentuk pigmen coklat tua melanin. Melanin disintesis dari
asam amino tirosin oleh melanosit. Granula melanin yang terbentuk di melanosit
kemudian bermigrasi ke tonjolan sitoplasma untuk kemudian dipindahkan ke
keratinosit di lapisan basal epidermis. Melanin menimbulkan warna gelap pada
kulit, dan terpajannya kulit ke matahari meningkatkan sintesis melanin. Fungsi
utama melanin adalah melindungi kulit dari efek radiasi ultraviolet yang merusak.
Nama : Ellysa Carolinna
NIM : 04011281823177
Kelas :GAMMA 2018

Gambar 7. Sel Langerhans


Sel Langerhans berasal dari sumsum tulang, bermigrasi melalui aliran
darah, dan berdiam di kulit terutama di stratum spinosum. Sel jenis dendritik ini
ikut serta dalam respons imun tubuh. Sel Langerhans mengenali, memfagosit, dan
memproses antigen asing dan kemudian menyajikannya ke Limfosit T untuk
respons imun. Dengan demikian, sel ini berfungsi sebagai sel penyaji antigen
(APC) dan merupakan bagian dari pertahanan imunologik kulit.

Gambar 8. Sel Merkel


Nama : Ellysa Carolinna
NIM : 04011281823177
Kelas :GAMMA 2018

Sel Merkel ditemukan di lapisan basal epidermis dan paling banyak di


ujung jari. Karena berkaitan erat dengan akson tak-bermielin aferen (sensorik),
sel-sel ini merupakan mekanoreseptor untuk sensasi kulit.

Dermoepidermal Junction
Hubungan epidermis dan dermis dibentuk oleh zona membran basement
(BMZ). Secara ultrastruktural, zona ini terdiri dari empat komponen: membran
plasma sel basal dengan pelat perlekatan khusus (hemidesmosom); zona elektron-
lucent (lamina lucida); lamina densa (lamina basal); dan komponen berserat
yang terkait dengan lamina basal, termasuk penahan fibril, mikrofibril kulit, dan
serat kolagen.
BMZ dianggap sebagai filter semipermeabel berpori, yang memungkinkan
pertukaran sel dan cairan antara epidermis dan dermis. Selanjutnya berfungsi
sebagai dukungan struktural untuk epidermis dan menyatukan epidermis dan
dermis. BMZ juga membantu mengatur pertumbuhan, adhesi, dan pergerakan
keratinosit dan fibroblas, serta apoptosis. Banyak dari peraturan ini terjadi melalui
aktivasi integrin dan sindecans. Matriks ekstraseluler protein 1 menunjukkan
mutasi kehilangan fungsi pada proteinosis lipoid, menghasilkan reduplikasi
membran basal.

Lapisan Dermis
Dermis adalah lapisan jaringan ikat bawah yang menambat epidermis.
Terdapat suatu membran basal tersendiri yang memisahkan epidermis dari
dermis. Selain itu dermis mengandung turunan epidermis, misalnya kelenjar
keringat, kelenjar sebasea, dan folikel rambut.
Pertemuan antara dermis dan epidermis bersifat ireguler. Lapisan
superfisial dermis membentuk banyak tonjolan meninggi yang disebut papila
dermis, yang berjalinan dengan evaginasi epidermis yang dinamai rigi epidermis
(epidermal ridge). Regio kulit ini adalah lapisan papilar dermis. Bagian ini
mengandung serat jaringan ikat longgar ireguler, kapiler, pembuluh darah,
fibroblas, makrofag, dan sel jaringan ikat longgar lainnya.
Nama : Ellysa Carolinna
NIM : 04011281823177
Kelas :GAMMA 2018

Lapisan dermis yang lebih dalam disebut lapirsan retikular. Lapisan ini
lebih tebal dan ditandai oleh serat jaringan ikat ireguler padat (terutama kolagen
tipe I) dan kurang selular dibandingkan dengan lapisan papilar. Lapisan dermis ini
juga dapat menahan stres mekanis yang lebih besar serta dapat menunjang saraf,
pembuluh darah, folikel rambut, dan semua kelenjar keringat. Tidak terdapat batas
yang jelas antara kedua lapisan dermis, dan lapisan papilar menyatu dengan
lapisan retikular. Dermis juga menyatu ke bawah dengan hipodermis, atau
lapisan subkutis, yang mengandung fasia superfisial dan jaringan lemak.
Jaringan ikat dermis bersifat sangat vaskular, mengandung banyak
pembuluh darah, pembuluh limfe, dan saraf. Regio tertentu kulit memperlihatkan
anastomosis arteriovena yang digunakan untuk mengatur suhu. Di sini, darah
mengalir langsung dari arteri ke vena. Selain itu, dermis mengandung banyak
reseptor sensorik. Badan Meissner terletak lebih dekat ke permukaan kulit di
papila dermis, sementara badan Pacini ditemukan lebih dalam di jaringan ikat
dermis.

Reseptor pada kulit


Kulit mengandung beberapa jenis reseptor sensorik, dengan atau tanpa
kapsul kolagen dan sel Schwann yang dimodifikasi. Sebagian besar sulit dilihat
dalam persiapan rutin. Di epidermis terdapat ujung saraf bebas dan piringan taktil
dari serabut saraf yang terkait dengan sel Merkel di lapisan basal. Keduanya
memiliki serabut saraf yang tidak berkapsul, seperti halnya pleksus rambut akar di
sekitar pangkal folikel rambut di dermis. Mereka mendeteksi sentuhan ringan atau
gerakan rambut, meskipun ujung saraf bebas epidermis juga mendeteksi rasa sakit
dan suhu yang ekstrem. Reseptor taktil terkapsulasi yang lebih kompleks terletak
di dermis dan hipodermis, dan mencakup sel-sel Meissner untuk sentuhan ringan,
sel-sel darah lamellated (pacinian) yang mendeteksi tekanan dan getaran
frekuensi tinggi, bola lampu ujung Krause untuk getaran / gerakan frekuensi
rendah, dan sel darah mendeteksi jaringan Ruffini distorsi. Dua reseptor terakhir
kurang tersebar luas di kulit dan lebih jarang terlihat.
Nama : Ellysa Carolinna
NIM : 04011281823177
Kelas :GAMMA 2018

Gambar 9. Reseptor Taktil

Jaringan Subkutaneus
Lapisan subkutan terdiri dari jaringan ikat longgar yang mengikat kulit
secara longgar ke organ-organ yang berdekatan, sehingga memungkinkan kulit
untuk meluncur di atasnya. Lapisan ini, juga disebut hipodermis atau fasia
superfisial, mengandung adiposit yang bervariasi dalam jumlah di berbagai
wilayah tubuh dan bervariasi dalam ukuran sesuai dengan keadaan gizi. Pasokan
vaskular yang luas pada lapisan subkutan meningkatkan penyerapan insulin atau
obat-obatan yang disuntikkan ke jaringan ini dengan cepat.

Daftar Pustaka
Damayanti, L. (n.d.). Kulit dan Turunannya. Retrieved November 3, 2020, from
https://staff.ui.ac.id/system/files/users/lia.damayanti/material/kuliahhistolo
gikjp.pdf
Eroschenko, V. P. (2018). Atlas Histologi diFiore dengan Korelasi Fungsional.
Jakarta: EGC.
Khoirunnisa, S. M. (n.d.). Anatomi dan Fisiologi Manusia Sistem Integument.
Retrieved November 3, 2020, from
http://kuliah.itera.ac.id/pluginfile.php/48089/mod_resource/content/2/P6.%20Sist
em%20Integumentary.pd
Nama : Ellysa Carolinna
NIM : 04011281823177
Kelas :GAMMA 2018

Anda mungkin juga menyukai