Anda di halaman 1dari 5

ANATOMI KULIT

Kulit adalah organ terbesar pada tubuh manusia degan berat sekitar 5 kg dan
luas 2 m2 pada seseorang dengan berat badan 70 kg. terdapat variasi kulit sesuai
dengan area tubuh. Kulit yang tidak berambut disebut kulit glabrosa, ditemukan
pada telapak tangan dan telapak kaki. Pada kedua lokasi tersebut, kulit memiliki
relief yang jelas di permukaannya yang disebut dermatoglyphics.
Kulit glabrosa kira-kira 10 kali lebih tebal dibandingkan dengan kulit yang
paling tipis, misalnya di daerah lipatan (fleksural). Secara histologic, kulit glabrosa
kaya akan kelenjar keringat tetapi miskin kelenjar sebasea. Kulit yang berambut
selain memiliki banyak folikel juga memiliki kelenjar sebasea. Kulit kepala
memiliki folikel rambut yang besar dan terletak dalam hingga ke lapisan lemak kulit
(subkutis). Sedangkan kulit dahi memiliki rambut yang halus (velus) tetapi dengan
kelenjar sebasea yang berukuran besar.
Kulit terbagi menjadi 3 lapisan: epidermis, dermis, dan subkutis.
1. Epidermis
Lapisan epidermis adalah lapisan kulit dinamis, senantiasa
bergenerasi, berespons terhadap rangsangan di luar maupun dalam
tubuh manusia. Tebalnya bervariasi antara 0,4 – 1,5 mm. penyusun
terbesar epidermis adalah keratinosit. Terselip di antara keratinosit
adalah sel Langerhans dan melanosit, dan kadang-kadang sel merkel dan
limfosit.
Keratinosit tersusun dalam beberapa lapisan. Lapisan paling bawah
disebut stratum basalis, di atasnya berturut-turut adalah stratum
spinosum dan stratum granulosum. Ketiga lapisan epidermis dikenal
sebagai stratum malphigi. Lapisan teratas adalah stratum korneum yang
tersusun oleh keratinosit yang telah mati (korneosit).
a. Stratum Basalis
Stratum basalis adalah lapisan terdalam atau dasar di epidermis.
Lapisan ini terdiri dari satu lapisan sel silindris atau kuboid yang
terletak pada membrane basalis yang memisahkan dermis dari
epidermis. Sel-sel melekat satu sama lain oleh sel taut, yang
disebut desmosom, dan ke membrane basalis di bawahnya
melalui hemidesmosome. Sel-sel di stratum basalis berfungsi
sebagai sel punca untuk epidermis, karena aktivitas mitotik
dijumpai di lapisan ini. Sel-sel terus menerus membelah diri dan
menjadi matang sewaktu bermigrasi ke atas menuju lapisan
superfisial. Semua sel di stratum basalis menghasilkan dan
mengandung filamen intermediat keratin yang meningkat
jumlahnya seiring dengan bergeraknya sel ke atas. Filamen-
filamen ini akhirnya membentuk komponen keratin di lapisan sel
superfisial.
b. Stratum Spinosum
Sewaktu membelah diri dengan mitosis, keratinosit bergerak ke
atas di epidermis dan membentuk lapisan keratinosit kedua atau
stratum spinosum. Lapisan ini terdiri dari empat sampai enam
baris sel. Pembentukan filamen keratin berlanjut di lapisan ini,
dan filamen-filamen tersusun membentuk berkas tonofilamen.
Tonofilamen mempertahankan kohesi di antara sel-sel dan
menghasilkan resistensi terhadap abrasi epidermis, tonofilamen
berakhir di berbagai desmosom.
c. Stratum Granulosum
Sel-sel yang mengalami pemtangan dan bergerak ke atas stratum
spinosum mengakumulasi granula keratohialin basofilik padat
dan membentuk lapisan ketiga, stratum granulosum. Lapisan ini
dibentuk oleh tiga sampai lima lapisan gepeng. Granula
sekretorik tidak dibungkus oleh membrane dan terdiri dari
protein filagrin, yang berkaitan dan membentuk ikatan silang
dengan berkas tonofilamen keratin, kombinasi tonofilamen
keratin dengan protein filaggrin granula keratohialin
mengahasilkan keratin melalui proses yang disebut keratinisasi.
Sitoplasma di sel-sel granulosum mengandung granula lamellar
terbungkus membrane yang dibentuk oleh lemak lapis-ganda.
Granula lamellar dikeluarkan ke ruang antarsel antara stratum
granulosum dan lapisan berikutnya, stratum korneum (atau
stratum lusidum bila ada), sebagai lemak yang membentuk sawar
air impermeable dan sekat kulit.
d. Stratum Lusidum
Stratum lusidum tampak translusen dan hanya terdapat di kulit
tebal, lapisan ini terletak tepat di atas stratum granulosum dan di
bawah stratum korneum. Sel-sel yang terkemas rapat tidak
memiliki nukelus atau organel dan sudah mati. Sel-sel yang
menggepeng ini mengandung filamen keratin yang terkemas
rapat.
e. Stratum Korneum
Stratum korneum adalah lapisan kulit kelima dan paling
superfisial. Semua nucleus dan organel telah lenyap dari sel.
Stratum korneum terutama terdiri dari sel-sel gepeng mati yang
terisi oleh filamen keratin lunak. Sel-sel superfisial yang
mengalami keratinisasi dari lapisan ini secara terus menerus
terlepas, atau mengalami deskuamasi, dan digantikan oleh sel-
sel baru yang berasal dari stratum basalis. Selama proses
keratinisasi, enzim-enzim hidrolitik merusak nucleus dan
organel sitoplasma, yang lenyap seiring dengan terisinya sel oleh
keratin.
2. Dermis
Dermis adalah lapisan jaringan ikat bawah yang mebambat
epidermis. Terdapat satu membrane basal tersendiri yang memisahkan
epidermis dari dermis. Selain itu, dermis mengandung turunan
epidermis, misalnya kelenjar keringat, kelenjar sebasea, dan folikel
rambut.
Pertemuan antara epidermis dan dermis bersifat ireguler. Lapisan
superfisial dermis membentuk banyak tonjolan meninggi yang disebut
papilla dermis, yang berjalin dengan evaginasi epidermis yang dinamai
rigi epidermis (epidermal ridge). Regio kulit ini adalah lapisan papilar
dermis. Bagian ini mengandung serat jaringan ikat longgar ireguler,
kapiler, pembuluh darahm fibroblas, makrofag, dan sel jaringan ikat
longgar lainnya.
Lapisan dermis yang lebih dalam disebut lapisan reticular. Lapisan
ini lebih tebal dan ditandai oleh serat jaringan ikat ireguler padat
(terutama kolagen tipe I) dan kurang selular dibandingkan dengan
lapisan papilar. Lapisan dermis ini juga dapat menahan stress mekanis
yang lebih besar serta dapat menunjang saraf, pembuluh darah, folikel
rambut, dan semua kelenjar keringat. Tidak terdapat batas yang jelas
antara kedua lapisan dermis, dan lapisan papilar menyatu dengan lapisan
reticular. Dermis juga menyatu ke bawah dengan hipodermis, atau
lapisan subkutis, yang mengandung fasia superfisial dan jaringan lemak.
Jaringan ikat dermis bersifat sangat vascular, mengandung banyak
pembuluh darah, pembuluh limfe, dan saraf. Regio tertentu kulit
memperlihatkan anastomosis arteriovenal yang digunakan mengatur
suhu. Di sini, darah mengalir langsung dari arteri ke vena. Selain itu,
dermis mengandung banyak reseptor sensorik. Badan Meissner terletak
lebih dekat ke permukaan kulit di papilla dermis, sementara badan
pacini ditemukan lebih dalam di jaringan ikat dermis.
3. Subkutis
Subkutis terdiri atas jaringan lemak mampu mempertahankan suhu
tubuh dan merupakan cadangan energi, juga menyediakan bantalan yang
meredam trauma melalui permukaan kulit. Deposisi lemak
menyebabkan terbentuknya lekuk tubuh yang memberikan efek
kosmetis. Sel-sel lemak terbagi-bagi dalam lobus, satu sama lain
dipisahkan oleh septa.
Kulit dibedakan menjadi kulit tipis dan kulit tebal. Pada kulit tipis,
epidermis lebih tipis dan komposisi selnya lebih sederhana dibandingkan yang ada
di kulit tebal. Di kulit tipis, terdapat folikel rambut, kelenjar sebasea, dan berbagai
kelenjar keringat (apokrin dan ekrin). Sel otot polos yang dinamai arektor pili,
melekat ke selubung jaringan ikat folikel rambut dan jaringan ikat dermis. Folikel
rambut juga berkaitan dengan kelenjar sebasea.
Telapak tangan dan telapak kaki secara terus menerus terkena abrasi,
trauma, dan aus. Sebagai tindakan proteksi, epidermis di bagian ini menjadi lebih
tebal, khususnya di lapisan berkeratin terluar. Karena epidermis lebih tebal, telapak
tangan dan kaki disebut kulit tebal. Kulit tebal juga mengandung banyak kelenjar
keringat, tetapi tidak memiliki folikel rambut, kelenjar sebasea, dan serat otot polos.
Dengan demikian, istilah “kulit tebal” dan “kulit tipis” hanya merujuk pada
ketebalan epidermis dan tidak mencakup lapisan-lapisan di bawahnya, yang
ketebalannya dapat bervariasi, bergantung pada letaknya di tubuh.

Anda mungkin juga menyukai