Anda di halaman 1dari 2

Adhitya Pratama S

2007730004

Penurunan Nafsu Makan (Anoreksia)

Napsu makan (appetite) adalah keinginan untuk makan, dirasakan sebagai rasa lapar.
Napsu makan terdapat pada semua bentuk kehidupan dan berfungsi mengatur asupan
energi yang adekuat untuk mempertahankan kebutuhan metabolisme. Ini diatur oleh
interaksi antara saluran cerna, jaringan adiposa, dan otak. Napsu makan yang berkurang
dinamakan anoreksia.

Pengaturan napsu makan telah menjadi subyek penelitian luas dalam dasa warsa
terakhir. Terobosoan-terobosan yang ada meliputi temuan pada tahun 1994, tentang leptin,
suatu hormon yang terlibat dalam umpan-balik negatif. Kajian-kajian berikutnya
memperlihatkan bahwa regulasi napsu makan merupakan proses yang sangat kompleks dan
melibatkan saluran cerna, banyak hormon, susunan saraf pusat dan susunan saraf otonom

Hipotalamus, suatu bagian otak merupakan pusat pengatur utama dari napsu
makan. Neuron-neuron yang mengatur napsu makan tampaknya didominasi oleh neuron
serotoninergik, walaupun neuropeptidea Y (NPY) dan Agouti-related peptide (AGRP) juga
memainkan peran penting.

Cabang-cabang Hypothalamocortical dan hypothalamolimbic projections


berkontribusi terhadap kesadaran adanya rasa lapar. Proses-proses somatik yang
dikendalikan oleh hipotalamus meliputi tonus vagus (aktivitas sistem saraf parasimpatis),
stimulasi tiroid (tiroksin mengatur laju metabolisme), poros hipotalamus-hipofisis-adrenal
serta sejumlah mekanisme lain

Hipotalamus merasakan rangsang-rangsang eksternal melalui sejumlah hormon,


seperti leptin, ghrelin, PYY 3-36, orexin dan CCK (cholecystokinin); semua ini memodifikasi
respon hipotalamus. Beberapa diproduksi di saluran cerna dan lainnya oleh jaringan adiposa
(leptin).

Pada Skenario ini, invasi mikroorganisme atau virus akan menyebabkan peradangan
pada paru dan kemudia akan terbentuk Mediator radang, seperti tumor necrosis factor-
alpha (TNFα), interleukin 1 dan 6 serta corticotropin-releasing hormone (CRH)
mempengaruhi napsu makan secara negatif; mekanisme ini menjelaskan mengapa orang
sakit makan lebih sedikit. Sitokin-sitokin ini bekerja dengan menambah jumlah serotonin (5-
hidroksitriptofan atau 5-HT) di hipotalamus. Kadar serotonin yang meninggi ini pada
gilirannya akan merangsang sistem melanocortin dan menyebabkan anoreksia.

.
Hubungan Menurunnya Nafsu Makan dengan Kasus Ini

kerusakan paru yang disebabkan oleh invasi mikroorganisme atau virus akan menyebabkan
peradangan pada paru

Mediator Radang

Serotonin Hipothalamus

Sistem Melanocortin Anoreksia

Anda mungkin juga menyukai