2007730004
Napsu makan (appetite) adalah keinginan untuk makan, dirasakan sebagai rasa lapar.
Napsu makan terdapat pada semua bentuk kehidupan dan berfungsi mengatur asupan
energi yang adekuat untuk mempertahankan kebutuhan metabolisme. Ini diatur oleh
interaksi antara saluran cerna, jaringan adiposa, dan otak. Napsu makan yang berkurang
dinamakan anoreksia.
Pengaturan napsu makan telah menjadi subyek penelitian luas dalam dasa warsa
terakhir. Terobosoan-terobosan yang ada meliputi temuan pada tahun 1994, tentang leptin,
suatu hormon yang terlibat dalam umpan-balik negatif. Kajian-kajian berikutnya
memperlihatkan bahwa regulasi napsu makan merupakan proses yang sangat kompleks dan
melibatkan saluran cerna, banyak hormon, susunan saraf pusat dan susunan saraf otonom
Hipotalamus, suatu bagian otak merupakan pusat pengatur utama dari napsu
makan. Neuron-neuron yang mengatur napsu makan tampaknya didominasi oleh neuron
serotoninergik, walaupun neuropeptidea Y (NPY) dan Agouti-related peptide (AGRP) juga
memainkan peran penting.
Pada Skenario ini, invasi mikroorganisme atau virus akan menyebabkan peradangan
pada paru dan kemudia akan terbentuk Mediator radang, seperti tumor necrosis factor-
alpha (TNFα), interleukin 1 dan 6 serta corticotropin-releasing hormone (CRH)
mempengaruhi napsu makan secara negatif; mekanisme ini menjelaskan mengapa orang
sakit makan lebih sedikit. Sitokin-sitokin ini bekerja dengan menambah jumlah serotonin (5-
hidroksitriptofan atau 5-HT) di hipotalamus. Kadar serotonin yang meninggi ini pada
gilirannya akan merangsang sistem melanocortin dan menyebabkan anoreksia.
.
Hubungan Menurunnya Nafsu Makan dengan Kasus Ini
kerusakan paru yang disebabkan oleh invasi mikroorganisme atau virus akan menyebabkan
peradangan pada paru
Mediator Radang
Serotonin Hipothalamus