OLEH :
NI KOMANG ROSIANA,
S.Kep NIM. C1221058
A. ANATOMI FISIOLOGI
Terdapat hubungan saraf antara hipotalamus dan lobus posterior kelenjar hipofisis
serta hubungan vascular antara hipotalamus dengan lobus anterior. Secara
embriologis, hipofisis posterior muncul sebagai besar ventrikel ketiga. Hipofisis
posterior sebagian besar tersusun dari berbagai ujung akson yang muncul dari
badan sel di nucleus supraoptik di hipofisis posterior melalui traktus
hipotalamohipofisis.
c. Hubungan dengan fungsi otonom
Sel pada tumbuhan dan hewan mengalami fluktuasi ritnis dalam berbagai
fungsinya yang lamanya sekitar 24 jam, yang disebut bersifat sirkadian. Pada
mamalia,termasuk manusia , sebagain besar sel memiliki irama sirkadian. Dalam
hati, irama ini dipengaruhi oleh pola asupan makanan,tetapi pada hampir semua
sel lain irama diselaraskan oleh sepasang nucleus suprakiasmatik (SCN), satu di
tiap-tiap sisi di atas kiasma optikum.
B. DEFINISI
Febris (demam) adalah proses alami tubuh untuk melawan infeksi yang masuk ke
dalam tubuh ketika suhu meningkat melebihi suhu tubuh normal (>37,5°C). Demam
adalah proses alami tubuh untuk melawan infeksi yang masuk ke dalam tubuh.
Demam terajadi pada suhu > 37, 2°C, biasanya disebabkan oleh infeksi (bakteri,
virus, jamu atau parasit), penyakit autoimun, keganasan , ataupun obat – obatan
(Hartini et al, 2015).
Febris (demam) merupakan suatu keadaan saat suhu tubuh seseorang berada diatas
normal atau diatas 37,5°C yang merupakan salah satu gejala saat tubuh terserang
suatu penyakit (Cahyaningrum & Putri, 2017).
Febris (demam) merupakan bukan suatu penyakit, namun demam merupakan suatu
tanda gejala dari penyakit. Umumnya demam sebagai bentuk respon infeksi atau
inflamasi yang disebabkan oleh bakteri, virus dan patogen lain, namun apabila
demam yang terjadi sangat tinggi maka akan membahayakan (Setyowati, 2017).
Berdasarkan beberapa pengertian diatas febris atau demam merupakan suatu kondisi
seseorang ketika suhu tubuh meningkat melebihi suhu normal (>37,5°C) yang dapat
terjadi apabila seseorang mengalami infeksi atau inflamasi yang disebabkan oleh
bakteri, virus, maupun patogen lainnya.
C. ETIOLOGI
Infeksi akibat bakteri, virus, serta patogen lainnya dapat menyebabkan tubuh
seseorang menjadi demam.
c) Imunisasi
D. MANIFESTASI KLINIS
Menurut (Nurarif & Kusuma, 2016) tanda dan gejala terjadinya febris adalah :
a) Suhu tubuh tinggi (>37,5°C)
d) Menggigil
e) Dehidrasi
h) Lema
E. PATOFISIOLOGI
Demam terjadi bila berbagai proses infeksi dan non infeksi berinteraksi dengan
mekanisme pertahanan proses. Saat mekanisme ini berlangsung, bakteri atau pecahan
jaringan akan difagositosis oleh leukosit, makrofag, serta limfosit pembunuh yang
memiliki granula dalam ukuran besar. Seluruh sel ini kemudian mencerna hasil
pemecahan bakteri dan melepaskan zat interleukinke dalam cairan tubuh (zat
pirogen/pirogen endogen).
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG/DIAGNOSTIK
Sebelum meningkat ke pemeriksaan-pemeriksaan yang mutakhir, yang siap tersedia
untuk digunakan seperti ultrasonografi, endoskopi atau scanning, masih dapat
diperiksa bebrapa uji seperti uji coba darah, pembiakan kuman dari cairan tubuh/lesi
permukaan atau sinar tembus rutin. Dalam tahap berikutnya dapat dipikirkan untuk
membuat diagnosis dengan lebih pasti melalui biopsy pada tempat- tempat yang
dicurigai. Juga dapat dilakukan pemeriksaan seperti angiografi, aortografi, atau
limfangiografi (Nurarif & Kusuma, 2016).
BAB II
KONSEP TUMBUH KEMBANG & HOSPITALISASI
1. Pengertian Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh dalam arti
sebagian atau seluruhnya karena adanya multiflikasi sel-sel tubuh dan juga karena
bertambah besarnya sel yang berarti ada pertambahan secara kuantitatif seperti
bertambahnya ukuran berat badan, tinggi badan dan lingkar kepala (IDAI, 2011).
pertumbuhan tubuh pada bagian kepala berlangsung lebih dahulu, kemudian secara
berangsur-angsur diikuti oleh tubuh bagian bawah.Pada masa fetal pertumbuhan kepala
lebih cepat dibandingkan dengan masa setelah lahir, yaitu merupakan 50 % dari total
panjang badan. Selanjutnya, pertumbuhan bagian bawah akan bertambah secara teratur.
perkembangan anak.
yaitu:
7 – 14 tahun adalah masa anak-anak, masa belajar, atau masa sekolah rendah
14 – 21 tahun adalah masa remaja atau pubertas, masa peralihan dari anak
menjadi dewasa.
2. Ciri-ciri Pertumbuhan
Hidayat (2011) menyatakan bahwa seseorang dikatakan mengalami
pertumbuhan bila terjadi perubahan ukuran dalam hal bertambahnya ukuran fisik,
seperti berat badan, tinggi badan/panjang badan, lingkar kepala, lingkar lengan,
lingkar dada, perubahan proporsi yang terlihat pada proporsi fisik atau organ
manusia yang muncul mulai dari masa konsepsi sampai dewasa, terdapat ciri baru
yang secara perlahan mengikuti proses kematangan seperti adanya rambut pada
daerah aksila, pubis atau dada, hilangnya ciri-ciri lama yang ada selama masa
pertumbuhan seperti hilangnya kelenjar timus, lepasnya gigi susu, atau hilangnya
refleks tertentu.
yaitu:
Faktor internal (genetik) antara lain termasuk berbagai faktor bawaan yang normal
dan patologis, jenis kelamin, obstetrik dan ras atau suku bangsa. Apabila potensi
genetik ini dapat berinteraksi dengan baik dalam lingkungan maka pertumbuhan
b. Faktor Eksternal
prenatal, nutrisi, istirahat, tidur dan olah raga, status kesehatan, serta lingkungan
tempat tinggal.
1. Pengertian Perkembangan
perubahan secara terus menerus dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang
yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan, dan diramalkan
sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ-organ, dan
2. Prinsip Perkembangan
Ada beberapa prinsip dalam perkembangan yaitu :
kognitif (berpikir).
Anak sudah dapat berdiri dapat diperkirakan ia akan segera berjalan. Dari sisi
umur pun dapat diperkirakan perkembangan anak. Anak usia satu tahun diperkirakan
Ada anak usia 12 bulan sudah dapat berjalan tapi anak yang lainnya baru bisa
(experience).
untuk satu kemampuan muncul ditentukan oleh diri anak sendiri. Faktor gizi dan
setiap aspek kemampuan bervariasi. Tetapi, guru atau pendidik perlu mengetahui
kapan kira-kira kematangan untuk setiap kemampuan muncul. Hal itu penting
karena sangat erat dengan kesiapan belajar. Oleh Montessori dikenal dengan masa
’siap’. Anak yang belajar kemampuan di saat masa matang itu muncul akan
fisiknya (kaki) belum matang atau belum siap berdiri tidak akan bisa berdiri walau
sering dilatih. Bahkan, kalau dilatih terus bisa merusak kaki. Kaki anak bisa menjadi
bengkok (bentuk X atau O). Pada saat anak siap anak perlu dilatih sehingga anak
terbentuk
e. Proses perkembangan terjadi dari atas ke bawah (Cepalocaudal) dan dari dalam ke
luar (proximodistal).
Anak yang hidup di sekitar orang yang biasa berbicara dengan suara tinggi, kuat
dan keras akan membuat anak juga memiliki cara bicara yang seperti itu juga. Misal,
orang Batak Toba memiliki kebiasaan berbicara dengan suara tinggi dan cepat.
Kebiasaan ini juga akan muncul dalam perilaku anak berbicara. Bila berbicara
dengan temannya anak cenderung berbicara dengan suara tinggi, kuat dan keras
3. Tahap-Tahap Perkembangan
Perkembangan manusia berjalan secara bertahap melalui berbagai fase
keseluruhannya. Secara garis besar seorang anak mengalami tiga tahap perkembangan
berat tubuh di atas kaki, dan keahlian motorik halus seperti gerakan halus yang
dilakukan oleh tangan dan jari. Pertumbuhan dan perkembangan fisik mengacu pada
menangis. Usia setahun secara berangsur dapat mengucapkan kalimat satu kata, 300
kata dalam usia 2 tahun, sekitar usia 4-5 tahun dapat menguasai bahasa ibu serta
memiliki sifat egosentris, dan usia 5 tahun baru tumbuh rasa sosialnya kemudian
usia 7 tahun anak mulai tumbuh dorongan untuk belajar. Dalam membentuk diri
anak pada usia ini belajar sambil bermain karena dinilai sejalan dengan tingakt
moral.
Pada usia ini anak mulai menginjak usia remaja yang memiliki rentang masa
dari usia 14/15 tahun hingga usia 21/22 tahun. Pada usia ini anak berada pada masa
menjadi perkataan harian sehingga dengan sikap emosional ini mendorong anak
untuk bersikap keras dan mereka dihadapkan pada masa krisis kedua yaitu masa
kaitannya dengan kehidupan beragama, gejolak batin seperti itu akan menimbulkan
konflik.
1. Pengertian
Hospitalisasi adalah suatu keadaan krisis pada anak, saat anak sakit dan dirawat di
rumah sakit.Keadaan ini terjadi karena anak berusaha untuk beradaptasi dengan
lingkungan asing dan baru yaitu rumah sakit, sehingga kondisi tersebut menjadi faktor
stressor bagi anak baik terhadap anak maupunorang tua dan keluarga (Wong, 2009).
Hospitalisasi merupakan suatu proses karena alasan berencana atau darurat yang
mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit untuk menjalani terapi dan perawatan.
Meskipun demikian dirawat di rumah sakit tetap merupakan masalah besar dan
suatu proses karena alasan berencana maupun darurat yang mengharuskan anak dirawat
atau tinggal di rumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang dapat menyebabkan
2. Dampak Hospitalisasi
Hospitalisasi pada anak dapat menyebabkan kecemasan dan stres pada semua
tingkat usia. Penyebab dari kecemasan dipengaruhi oleh banyaknya faktor, baik faktor
dari petugas (perawat, dokter, dan tenaga kesehatan lainnya), lingkungan baru, maupun
Meskipun dampak tersebut tidak bersifat langsung terhadap anak, secara fisiklogis anak
akan merasakan perubahan perilaku dari orang tua yang mendampingi selama
perawatan. Anak menjadi semakin stres dan hal ini berpengaruh pada proses
penyembuhan, yaitu menurunnya respon imun. Pasien anak akan merasa nyaman
yang terapeutik, dan sikap perawat yang penuh dengan perhatian akan mempercepat
2012).
sebelumnya terhadap sakit, sistem pendukung yang tersedia, dan kemampuan koping
yang dimilikinya. Pada umumnya, reaksi anak terhadap sakit adalah kecemasan karena
perpisahan, kehilangan, perlukaan tubuh, dan rasa nyeri. Berikut ini reaksi anak
terhadap sakit dan dirawat di rumah sakit sesuai dengan tahapan perkembangan usia
anak yaitu:
Masalah yang utama terjadi adalah karena dampak dari perpisahan dengan
orang tua sehingga ada gangguan pembentukan rasa percaya dan kasih sayang.
Pada anak usia lebih dari enam bulan terjadi stranger anxiety atau cemas apabila
berhadapan dengan orang yang tidak dikenalnya dan cemas karena perpisahan.
Reaksi yang sering muncul pada anak usia ini adalah menangis, marah, dan banyak
melakukan gerakan sebagai sikap stranger anxiety. Bila ditinggalkan ibunya, bayi
akan merasakan cemas karena perpisahan dan perilaku yang ditunjukkan adalah
dengan menangis keras. Respons terhadap nyeri atau adanya perlukaan biasanya
menangis keras, pergerakan tubuh yang banyak, dan ekspresi wajah yang tidak
Anak usia todler bereaksi terhadap hospitalisasi sesuai dengan sumber stresnya.
Sumber stres yang utama adalah cemas akibat perpisahan. Respons perilaku anak
sesuai dengan tahapannya,yaitu tahap protes, putus asa, dan pengingkaran (denial).
Pada tahap protes, perilaku yang ditunjukkan adalah menangis kuat, menjerit
memanggil orang tua atau menolak perhatian yang diberikan orang lain. Pada tahap
putus asa, perilaku yang ditunjukkan adalah menangis berkurang, anak tidak aktif,
kurang menunjukkan minat untuk bermain dan makan, sedih, dan apatis. Pada tahap
perpisahan, membina hubungan secara dangkal, dan anak mulai terlihat menyukai
kehilangan kemampuannya untuk mengontrol diri dan anak menjadi tergantung pada
atau regresi. Walaupun demikian, anak dapat menunjukkan lokasi rasa nyeri dan
lingkungan yang dicintainya, yaitu keluarga dan terutama kelompok sosialnya dan
pada perubahan peran dalam keluarga, anak kehilangan kelompok sosialnya karena
ia biasa melakukan kegiatan bermain atau pergaulan sosial, perasaan takut mati,
dan adanya kelemahan fisik. Reaksi terhadap perlukaan atau rasa nyeri akan
ditunjukkan dengan ekspresi baik secara verbal maupun nonverbal karena anak
mengontrol perilakunya jika merasa nyeri, yaitu dengan menggigit bibir dan/atau
timbulnya perasaan cemas karena harus berpisah dengan teman sebayanya. Apabila
harus dirawat di rumah sakit, anak akan merasa kehilangan dan timbul perasaan
anak kehilangan kontrol terhadap dirinya dan menjadi bergantung pada keluarga
pembatasan aktivitias ini adalah dengan menolak perawatan atau tindakan yang
dilakukan padanya atau anak tidak mau kooperatif dengan petugas kesehatan atau
menarik diri dari keluarga, sesama pasien, dan petugas kesehatan (isolasi). Perasaan
menarik diri dari lingkungan, dan/atau menolak kehadiran orang lain (Supartini,
2012).
Melalui peningkatan kontrol orang tua pada diri anak diharapkan anak mampu
aktivitas sehari-hari, selalu bersikap waspada dalam segala hal. Serta pendidikan
terhadap kemampuan dan keterampilan orang tua dalam mengawasi perawatan anak
(Supartini, 2012).
Mengurangi nyeri merupakan tindakan yang harus dilakukan dalam keperawatan anak.
Proses pengurangan rasa nyeri sering tidak bisa dihilangkan secara cepat akan tetapi
(Supartini, 2012).
Kekerasan pada anak akan menimbulkan gangguan psikologis yang sangat berarti
dalam kehidupan anak. Apabila ini terjadi pada saat anak dalam proses tumbuh
demikian tindakan kekerasan pada anak sangat tidak dianjurkan karena akan
keceriaan, perasaan aman, dan nyaman bagi lingkungan anak sehingga anak selalu
A. PENGKAJIAN
b. Riwayat kesehatan : mengenai kondisi kesehatan klien baik dahulu atau saat ini
d. Riwayat kesehatan sekarang (riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk
rumah sakit): sejak kapan timbul demam, sifat demam, gejala lain yang menyertai
demam (misalnya: mual, muntah, nafsu makn, eliminasi, nyeri otot dan sendi dll),
apakah menggigil, gelisah
e. Riwayat kesehatan yang lalu (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang
pernah diderita oleh pasien).
f. Riwayat kesehatan keluarga (riwayat penyakit yang sama/penyakit lain yang
pernah diderita oleh anggota keluarga yang lain baik bersifat genetik/tidak)
g. Pemeriksaan fisik Keadaan umum: kesadaran, vital sign, status nutrisi
h. Pemeriksaan persistem
2) Sistem pernafasan
3) Sistem kardiovaskuler
4) Sistem gastrointestinal
5) Sistem integument
6) Sistem perkemihan
3) Pola eliminasi
i. Pemeriksaan penunjang
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
2 Bersihan jalan nafas tidak Setelah dilakukan asuhan NIC Label : Monitor TTV NIC Label : Monitor TTV
efektif keperawatan selama 3 x 24 jam
a. Monitor tekanan darah, nadi, suhu, a. Untuk mengetahui status
berhubungan dengan diharapkan risiko jatuh tidak
dan status pernafasan secara tepat kesehatan pasien
Kurang Pengetahuan Proses terjadi dengan tujuan & kriteria
Penyakit (ferbis) hasil :
NOC Label : Tanda-Tanda b. Identifikasi kemungkinan b. Untuk mengetahui
b. Nadi dipertahakan pada NIC Label : Terapi Oksigen NIC Label : Terapi Oksigen
skala 3 (sedang)
a. Berikan oksigen seperti yang a. Memberikan terapi oksigen
ditingkatkan ke skala 4
diperintahkan sesuai peresepan
(ringan)
c. Suhu tubuh dipertahankan
pada skala 3 (sedang) b. Pertahankan kepatenan jalan nafas b. Untuk tetap menjaga
(ringan)
d. Pernafasan dipertahankan
c. Monitoring aliran oksigen
pada skala 3 (sedang)
c. Monitor aliran oksigen sesuai terapi yang pasien
ditingkatkan ke skala 4
dapatkan
(ringan)
a. Kelelahan dipertahankan
pada skala 3 (sedang)
ditingkatkan ke skala 4
(ringan)
b. Wajah pucat dipertahankan
pada skala 3 (sedang)
ditingkatkan ke skala 4
(ringan)
3 Defisiensi Pengetahuan Setelah dilakukan asuhan NIC Label : Pendidikan Kesehatan NIC Label : Pendidikan
berhubungan dengan keperawatan selama 3 x 24 jam Kesehatan
Kurang Informasi diharapkan pasien memahami a. Memberikan KIE pada
(mengenai febris) tentang penyakit hipertensi a. Tentukan pengetahuan kesehatan dan pasien dan keleuarga
dengan tujuan & kriteria hasil : gaya hidup perilaku saat ini pada mengenai gaya hidup yg
NOC Label : Promosi individu dan keluarga dapat diterapkan
Kesehatan
a. Sumber informasi
b. Agar keluarga pasien ikut
dipertahankan pada skala 2
b. Melibatkan keluarga dalam perencanaan berpartisipasi dalam
(pengetahuan terbatas)
implementasi gaya hidup sehat penerapan gaya hidup sehat
ditingkatkan ke skala 4
(pengetahuan banyak)
NIC Label : Fasilitasi
NOC Label : Manajemen Pembelajaran
NIC Label : Fasilitasi Pembelajaran a. Memberikan KIE pada
Penyakit
a. Berikan informasi sesuai dengan
pasien mengenai kondisi
perkembangan pasien
a. Tanda dan gejala pe nyakit sesuai dengan
dipertahanjan pada skala 2
b. Berikan media yang tepat agar pasien perkembangannya selama
(pengetahuan terbatas(
mampu mengingat materi dirawat
ditingkatkan ke skala 4
b. Memberikan media sebagai
(pengetahuan banyak)
alat bantu mengingat materi
seperti leaflet
c. Gunakan bahasa yang mudah c. Menggunakan bahasa
dimengerti ssehari-hari yang digunakan
pasien dan keluarga
d. Untuk mengkaji
d. Ulangi informasi yang diberikan
kemampuan pasien dan
keluarga memahami
informasi yg disampaikan
D. EVALUASI
Menurut Nursalam (2013) evaluasi keperawatan terdiri dari dua jenis yaitu :
Bulechek, Gloria M., Butcher, Howard K., Dochterman, Joanne M.(2016). Nursing
Intervention Classification (NIC), 6th Edition.Indonesia:Elsevier.
Cahyaningrum, E.D & Putri, D.(2017). Perbedaan Suhu Anak Demam Sebelum Dan
Setelah Kompres Bawang Merah. STIKes Harapan Bangsa Purwokerto. Jurnal
Ilmiah Ilmu-Ilmu Kesehatan
Hartini, Sri, Pertiwi, P.P.(2015). Efektifitas Kompres Air Hangat Terhadap Penurunan
Suhu Tubuh Anak Demam Usia 1 - 3 Tahun Di SMC RS Telogorejo Semarang.
Jurnal Keperawatan
NANDA International. (2015). Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2015-2017
Edisi 10. Jakarta : EGC.
Nurarif, A.H & Kusuma, H.(2016). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis dan Nanda NIC-NOC. Edisi Revisi Jilid 1. Yogyakarta: Mediaction
Sodikin. (2012). Prinsip Perawatan Demam Pada Anak. Yogyakarta: Pustaka Pelajar