“HIPERPIREKSIA”
SITI MARIATI
N202101138
Mengetahui,
Pembimbing Ruangan Pembimbing Akademik
……………………… ……………………….
NIP
LAPORAN PENDAHULUAN
HIPERPIREKSIA
A. KONSEP DASAR
1. DEFINISI
Demam adalah salah satu gejala yang dapat membedakan apakah seorang itu
sehat atau sakit. Demam adalah kenaikan suhu badan di atas 38oC. Hiperpireksia
adalah suatu keadaan demam dengan suhu >41,5°C yang dapat terjadi pada pasien
dengan infeksi yang parah tetapi paling sering terjadi pada pasien dengan perdarahan
fisiologi dan akhirnya kerusakan susunan saraf pusat. Pada awalnya anak tampak
menjadi gelisah disertai nyeri kepala, pusing, kejang serta akhirnya tidak sadar.
Keadaan koma terjadi bila suhu >430 C dan kematian terjadi dalam beberapa jam bila
2. ETIOLOGI
a. Infeksi
b. Keracunan
c. Toksemia
d. Keganasan
e. Pemakaian obat.
f. Gangguan pada pusat regulasi suhu tubuh, seperti pada heat stroke, perdarahan
3. MANIFESTASI KLINIS
b. Kulit kemerahan
e. Menggigil
f. Dehidrasi
anoreksia dan somlolen. Batasan mayornya yaitu suhu tubuh lebih tinggi dari 37,5
menggigil/merinding perasaan hangat dan dingin, nyeri dan sakit yang spesifik atau
umum (misal: sakit kepala verigo), keletihan, kelemahan, dan berkeringat (Issel
dimaksud dengan suhu tubuh ialah suhu bagian dalam tubuh seperti hati dan otak.
Panas dapat berasal dari luar tubuh seperti iklim atau suhu udara di sekitarnya
yang panas. Panas dapat berasal dari tubuh sendiri. Pembentukan panas oleh tubuh
(termogenesis) merupakan hasil metabolisme tubuh. Jumlah panas yang dibentuk alat
tubuh, seperti hati dan jantung relative tetap, sedangkan panas yang dibentuk otot
rangka berubah-ubah sesuai dengan aktifitas. Bila tidak ada mekanisme pengeluaran
panas, dalam keadaan basal (istirahat) suhu tubuh akan naik 1oC/ jam, sedang dalam
Suhu tubuh diatur oleh hipotalamus melalui sistem umpan balik yang rumit.
eferen. Saraf eferen hipotalamus terdiri atas saraf somatik dan saraf otonom. Karena
itu hipotalamus dapat mengatur kegiatan otot, kelenjar keringat, peredaran darah dan
ventilasi paru. Keterangan tentang suhu bagian dalam tubuh diterima oleh reseptor di
hipotalamus dari suhu darah yang memasuki otak. Keterangan tentang suhu dari
bagian luar tubuh diterima reseptor panas di kulit yang diteruskan melalui sistem
aferen ke hipotalamus. Keadaan suhu tubuh ini diolah oleh thermostat hipotalamus
yang akan mengatur set point hipotalamus untuk membentuk panas atau untuk
mengeluarkan panas.
Hipotalamus anterior merupakan pusat pengatur suhu yang bekerja bila terdapat
sehingga akan terjadi vasodilatasi di kulit dan keringat akan dikeluarkan, selanjutnya
panas lebih banyak dapat dikeluarkan dari tubuh. Hipotalamus posterior merupakan
pusat pengatur suhu tubuh yang bekerja pada keadaan dimana terdapat penurunan
otot rangka dengan menggigil (shivering), serta pengeluaran panas akan dikurangi
5. Komplikasi
b. Kejang demam : jarang sekali terjadi (1 dari 30 anak demam). Sering terjadi
pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun. Serangan dalam 24 jam pertama demam
dan umumnya sebentar, tidak berulang. Kejang demam ini juga tidak
membahayan otak.
6. Pemeriksaan penunjang
dapat dilakukan uji coba darah, pembiakan kuman dari cairan tubuh/ lesi permukaan
atau sinar tembus rutin. Dalam tahap berikutnya dapat dipikirkan untuk membuat
diagnosis dengan lebih pasti melalui biopsy pada tempat- tempat yang dicurigai. Juga
b. Berikan oksigen
d. Berikan antipiretik. Asetaminofen dapat diberikan per oral atau rektal. Tidak
e. Berikan kompres
DAFTAR PUSTAKA
F. Keith Battan, MD, FAAP, Glenn Faries, MD. (2007). Chapter 11: Emergencies &
Injuries. Current Pediatric Diagnosis & Treatment, Eighteenth Edition, the McGraw-
Henretig FM. Fever. Dalam: Fleisher GR, Ludwig S, penyunting. Textbook of pediatric
Richard C. Dart, MD, PhD. (2007). Chapter 12: Poisoning. Current Pediatric Diagnosis &