Anda di halaman 1dari 12

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Letak Geografis

a. Secara geografis desa Baini terletak ± 44 KM dari ibu kota Kabupaten

Konawe atau ± 2 KM dari ibukota Kecamatan Sampara. Luas wilayah

desa ini ± 2967 Ha. Dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:

1) Sebelah barat berbatasan dengan Desa Laloumera Kecamatan

Besulutu.

2) Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Konggamea.

3) Sebelah utara berbatasan dengan Desa Paku Jaya Kecamatan

Bondoala.

4) Sebelah selatan berbatasan dengan Sungai Konaweeha.

b. Iklim

Keadaan iklim Desa Baini terdiri aras musim hujan dan musim

kemarau, dimana musim hujan biasanya terjadi anatara bulan oktober

sampai maret, sedangkan musim kemarau biasanya terjadi antara bulan

april sampai September. Musim pancaroba terjadi pada bulan mei dan

bulan juni.

1
2. Demografi

Jumlah penduduk di Desa Baini pada tahun 2021 sebanyak 695 jiwa

yang tersebar di 3 dusun (dusun 1 sebanyak 289 jiwa, dusun 2 sebanyak

206 jiwa, dan dusun 3 sebanyak 200 jiwa).

Tabel 5. Distribusi penduduk per dusun di Desa Baini Kecamatan


Sampara Kabupaten Konawe pada tahun 2021.

Nama Jiwa
No Jumlah KK n %
Dusun L P
1 Dusun 1 84 147 142 289 41,5%
2 Dusun 2 61 112 94 206 29,7%
3 Dusun 3 51 96 104 200 28,8%
Jumlah 196 355 340 695 100%
(Sumber : Data Primer 2021)

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa jumlah penduduk terbanyak di

dusun 1 yaitu 289 jiwa (41,5%) dari 84 kepala keluarga dan yang paling

sedikit di dusun 3 yaitu 200 jiwa (28,8%) dari 51 kepala keluarga.

B. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perubahan kadar kolesterol pre

dan post perlakuan dilakukan setelah pemberian tindakan keperawatan dengan

memberi minum rebusan daun salam (Syzygium Polyanthum) di masing-

masing rumah pribadi responden.

Adapun data-data yang diperoleh selama berlangsungnya penelitian

disajikan sebagai berikut:

2
1. Karakteristik Responden

a. Umur

Distribusi responden berdasarkan umur tebagi atas beberapa

kategori. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel berikut:

Tabel 6. Distribusi responden berdasarkan kelompok umur di


Desa Baini Kecamatan Sampara Kabupaten Konawe.

No Usia (Tahun) N %
1 40-49 7 36,8%
2 50-59 12 63,2%
Jumlah 19 100%
(Sumber : Data Primer 2021)

Tabel 6, menunjukan bahwa dari 19 responden, terbanyak di usia

50-59 tahun yaitu 12 orang (63,2%) dan yang paling sedikit pada usia

40-49 tahun yaitu 7 orang (36,8%).

b. Jenis Kelamin

Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah:

Tabel 7. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin di Desa


Baini Kecamatan Sampara Kabupaten Konawe.

Jenis
No n %
Kelamin
1 Laki-Laki 9 47,4%
2 Perempuan 10 52,6%
Jumlah 19 100%
(Sumber : Data Primer 2021)

Tabel 7, menunjukan bahwa dari 19 responden yang paling banyak

berjenis kelamin perempuan berjumlah 10 orang (52,6%) dan laki-laki

9 orang (47,4%).

3
2. Analisis Univariat

Adapun hasil pengolahan data frekuensi tentang variabel penelitian

dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Kadar Kolesterol

Analisis ini menganalisis kadar kolesterol responden sebelum dan

sesudah perlakuan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

dibawah:

Tabel 8. Distribusi kadar kolesterol sebelum dan sesudah


Tindakan keperawatan dengan memberi rebusan daun salam
(syzygium Polyanthum) pada masyarakat hypercholestrol di desa
Baini Kecamatan Sampara Kabupaten Konawe tahun 2021.

Intervensi Pemberian
Kadar Daun Salam (Syzygium
Kolesterol Polyanthum)
No Kriteria
Total Kadar Kolesterol Total
mg/dl Sesudah
n %
Terjadi
1 < 240 17 89,5%
Perubahan
Tidak
2 Terjadi >240 2 10,5%
perubahan
Jumlah 19 100%
(Sumber : Data Primer 2021)

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 8, menunjukan bahwa dari

19 responden setelah diberikan rebusan Daun Salam (Syzygium

Polyanthum) terdapat 17 orang (89,5%) memiliki kadar kolesterol total

yaitu <240 mg/dl dan 2 orang (10,5%) memiliki kadar kolesterol total

>240 mg/dl.

4
3. Analisis Bivariat

a. Uji Asumsi Normalitas

Sebelum dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji wlcoxon

signed ranks terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data, adapun

hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel dibawah.

Tabel 9. Hasil Uji Normalitas perubahan kadar kolesterol pada


masyarakat Desa Baini sebelum dan sesudah Tindakan
keperawatan dengan memberi rebusan daun salam (syzygium
Polyanthum) pada masyarakat hypercholestrol di desa Baini
Kecamatan Sampara Kabupaten Konawe tahun 2021.

Sdf
Mean p-value Α Kesimpulan
Deviation
Kadar
Kolesterol 257,79 4,072 0,003 0,05 Tidak Normal
Sebelum
Kadar
Kolesterol 150,26 4,458 0,121 0,05 Normal
Sesudah
(Sumber : Data Primer 2021)

Tabel 9 menunjukan bahwa hasil uji normalitas dengan meng-

gunakan uji Shapiro-Wik dengan taraf signifikan yang didapat pada

sebelum diberikan rebusan daun salam (Syzygium Polyanthum) adalah

p < 0,05 diperoleh hasil 0,003, dan kadar kolesterol setelah diberikan

rebusan daun salam (Syzygium Polyanthum) diperoleh 0,121 lebih

besar dari nilai α yaitu 0,05, sehingga dapat disimpulkan distribusi

data tidak normal sebelum diberikan rebusan daun salam (Syzygium

Polyanthum) dan distribusi data normal setelah diberikan rebusan daun

salam (Syzygium Polyanthum) dengan demikian akan digunakan Uji

Wilcoxon.

5
b. Analisis Pengaruh

Pengaruh pemberian rebusan daun salam (Syzygium Polyanthum)

terhadap perubahan kadar kolesterol pada masyarakat di Desa Baini

Kecamatan Sampara Kabupaten Konawe dilakukan analisis meng

gunakan Uji Statistic Wilcoxon.

Tabel 10. Pengaruh Tindakan keperawatan dengan memberi


rebusan daun salam (syzygium Polyanthum) pada masyarakat
hypercholestrol di desa Baini Kecamatan Sampara Kabupaten
Konawe tahun 2021.

Pengaruh Rebusan
Daun Salam
p-value α Kesimpulan
(Syzygium
Polyanthum)
Kadar Kolesterol
Sebelum Dan 0,000 0,05 Ho Ditolak
Sesudah
(Sumber : Data Primer 2021)

Tabel 10 menunjukan bahwa hasil uji statistic didapatkan nilai

signifikan 0,000 < 0,05. Dengan kesimpulan Ho di tolak, hal ini

menunjukan bahwa ada pengaruh signifikan Pengaruh Rebusan Daun

Salam (Syzygium Polyanthum) terhadap perubahan kadar kolesterol

pada masyarakat di Desa Baini Kecamatan Sampara Kabupaten

Konawe.

C. Pembahasan

Dalam memasuki usia pra lansia (45-59 tahun) mengalami penurunan

gaya hidup misalnya dalam beraktivitas atau gerak fisik sehari hari, sehingga

dapat menyebabkan meningkatnya kadar kolesterol dalam tubuh yang menjadi

faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah.

6
Menurut Graha, 2010 kadar kolesterol pada perempuan dan laki-laki secara

alami meningkat seiring bertambahnya usia (45-55 tahun), menopause sering

dikaitkan dengan peningkatan kolesterol LDL (Low Density Lipo protein)

pada perempuan dan semakin lanjut usia seseorang risiko memiliki kolesterol

tinggi pun akan semakin meningkat. Biasanya pada orang yang berusia >55

tahun memiliki kadar kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein) yang

berlebih sehingga memungkinkan risiko terkena kolesterol tinggi pun makin

besar (Ida Listiana, dkk 2019).

Wanita monopouse akan rentan terhadap kadar kolesterol tinggi karena

pada wanita monopouse akan mengalami penurunan kadar hormon estrogen.

Estrogen ini penting artinya dalam mengendalikan kadar kolesterol. Hormon

ini juga dapat menjalankan fungsi sebagai antioksidan. Kolesterol LDL atau

lemak jahat lebih mudah menembus plak di dalam dinding nadi pembuluh

darah apabila dalam kondisi teroksidasi. Peranan estrogen sebagai antioksidan

adalah mencegah proses oksidasi LDL sehingga kemampuan LDL sehingga

kemampuan LDL untuk menembus plak berkurang. Pada wanita monopouse

faktor yang menyeimbangkan LDL dan HDL menjadi berkurang (Devi Ayu

Susilowati, 2017).

Secara non farmakologi untuk mencegah hiperkolesterolemia dilakukan

dengan mengubah gaya hidup sehari–hari seperti mengatur pola makan yang

seimbang dengan mengonsumsi buah-buahan atau sayur-sayuran, olahraga

teratur, pengendalian berat badan, menghindari merokok, tidak minum

alkohol, mampu mengatasi stress dengan tepat, menurunkan tekanan darah.

7
Selain perawatan medis, pengobatan tradisional bisa juga dilakukan

untuk mencegah dan menurunkan kadar kolesterol yang tinggi. Selain itu

pengobatan tradisional juga ekonomis dan mudah diperoleh. Pengobatan

tradisional terbukti secara alamiah aman dan bermanfaat. Salah satu

pengobatan tradisional yang dapat dikonsumsi oleh penderita hiper-

kolestrolemia adalah rebusan daun salam (syzygium polyanthum).

Dari hasil pengukuran kadar kolesterol total sebelum dan sesudah pada

responden didapatkan bahwa ada perbedaan kadar kolesterol total yang

terjadi. Dari 19 responden yang memiliki kadar kolesterol tinggi >240 mg/dl

kemudian teratur diberikan rebusan daun salam (syzygium polyanthum) secara

teratur 2 kali sehari, sebanyak 17 orang (89,5%) memiliki kadar kolesterol

total yaitu <240 mg/dl dan 2 orang (10,5%) memiliki kadar kolesterol total

>240 mg/dl.

Perubahan kadar kolesterol pada responden dengan kadar kolesterol tinggi

> 240 mg/dl yang diberikan rebusan daun salam (syzygium polyanthum)

berdasarkan data di analisa dengan menggunakan uji Wilcoxon di peroleh

sebelum dan sesudah diberikan rebusan daun salam (syzygium polyanthum)

dengan uji statistik Wilcoxon dengan taraf yang telah di tetapkan adalah p-

value < 0,05 didapatkan p-value maka Hα diterima dan Ho ditolak, yang

berarti ada pengaruh diberikan rebusan daun salam (Syzygium Polyanthum)

pada masyarakat di Desa Baini Kecamatan Sampara Kabupaten Konawe.

Sejalan dengan penelitian lain yang dilakukan oleh Dian Ayu Kurnia Sari,

dkk (2020), tentang penurunan kadar kolesterol pada penderita hiperkolesterol

8
yang diberikan rebusan daun salam di UPT Puskesmas Turi Lamongan

dengan diperoleh hasil dari 32 penderita dengan kadar kolesterol yang tinggi,

28 (87,5%) diantaranya mengalami penurunan kadar kolesterol setelah

diberikan air rebusan daun salam. Berdasarkan hasil analisa menggunakan uji

Wilcoxon pada tingkat kemaknaan α = 0,05 didapatkan bahwa ρ < α atau

0,000 < 0,05 yang artinya ada penurunan kadar kolesterol pada pendderita

hiperkolesterol yang diberikan rebusan daun salam di Puskesmas Kecamatan

Lamongan Kabupaten Lamongan (Kurniasari AD, dkk 2020).

Senyawa alkanoid pada daun salam kerjanya menghambat aktivitas enzim

lipase pankreas sehingga meningkatkan sekresi lemak melalui feses.

Akibatnya penyerapan lemak oleh hati terhambat sehingga mustahil di ubah

menjadi kolesterol (yensasnidar dan marlinda, 2018).

Selain alkanoid yang terkandung pada daun salam, sapoin juga membantu

menurunkan kadar kolesterol serta mengurangi penimbunan lemak dalam

pembuluh darah. Flafonoid yang merupakan anti oksidan juga yang terdapat

dalam daun salam juga dapat mencegah peroksidasi lipid. Tannin yang juga

ada di daun salam dapat bekerja secara sinergis dalam memperbaiki profil

lipid. Tanin menurunkan penyimpanan lemak dan darah secara berlebihan

(yensasnidar dan marlinda, 2018).

D. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini telah diusahakan dan dilaksanakan sesuai dengan prosedur

ilmiah, namun demikian masih memiliki keterbatasan yaitu Peneliti belum

dapat membedakan dosis yang tepat sesuai dengan kadar kolesterol sebelum

9
diberikan rebusan daun salam (Syzygium Polyanthum) sehingga dapat

memberikan hasil yang optimal, pemberian dosis masih disamaratakan untuk

semua kadar kolesterol yang masuk dalam kategori responden.

10
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan penelitian ini yaitu:

1. Berdasarkan dari hasil penelitian Kadar Kolesterol sebelum diberikan

tindakan keperawatan dengan memberi minum rebusan daun salam

(Syzygium Polyanthum) pada masyarakat Hypercholesterol di Desa Baini

Kecamatan Sampara Kabupaten Konawe tahun 2021 di dapati ada 19

orang dengan kadar kolesterol tinggi >240 mg/dl.

2. Berdasarkan dari hasil penelitian setelah tindakan keperawatan dengan

memberi minum rebusan daun salam (Syzygium Polyanthum) pada

masyarakat Hypercholesterol di Desa Baini Kecamatan Sampara

Kabupaten Konawe tahun 2021 menunjukan bahwa dari 19 responden

setelah diberikan rebusan Daun Salam (Syzygium Polyanthum) terdapat 17

orang (89,5%) memiliki kadar kolesterol total yaitu <240 mg/dl dan 2

orang (10,5%) memiliki kadar kolesterol total >240 mg/dl.

3. Berdasarkan dari hasil penelitian ini adalah ada pengaruh di berikan

tindakan keperawatan dengan memberi minum rebusan daun salam

(Syzygium Polyanthum) terhadap perubahan kadar kolesterol Pada

masyarakat Hypercholesterol di Desa Baini Kecamatan Sampara

Kabupaten Konawe tahun 2021.

11
B. Saran

Bedasarkan hasil penelitian yang di peroleh, maka dapat di berikan saran

sebagai berikut:

1. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan agar peneliti selanjutnya akan lebih baik jika mem-

perhatikan intervensi yang lain untuk menurunkan kadar kolesterol tinggi.

2. Bagi masyarakat

Diharapkan memilih pengobatan alternative berupa rebusan daun salam

(Syzygium Polyanthum) untuk menurunkan kadar kolesterol tinggi.

3. Bagi tenaga medis

Diharapkan bagi petugas kesehatan terkhusus petugas kesehatan yang

aktif dalam kegiatan puskesmas agar menganjurkan pada pasien dengan

kadar kolesterol tinggi untuk mengkonsumsi rebusan daun salam

(Syzygium Polyanthum) untuk menurunkan kadar kolesterol tinggi.

12

Anda mungkin juga menyukai