Anda di halaman 1dari 12

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Keadaan Geografi

Puskesmas laosu merupakan salah satu Puskesmas dari 24

Puskesmas yang berada dalam naungan Dinas Kesehatan Kabupaten

Konawe. Jarak dari kota Unaaha yang merupakan Ibu Kota Kabupaten

Konawe ± 70 Km dan berjarak ± 30 Km dari Ibu Kota Provinsi Sulawesi

Tenggara (Puskesmas Laosu Tahun 2015).

Puskesmas Laosu terletak Di Kelurahan Laosu yang merupakan Ibu

Kota Kecamatan Bondoala. Mempunyai wilayah kerja 9 desa dan 1 kelurahan

dengan kondisi alam mayoritas terbukti-bukti, sebagian daerah perempangan

dan persawahan. Luas Wilayahnya ± 12.975 Km2. Secara administrative

wilayah kerja Puskesmas Laosu berbatasan dengan :

a. Sebelah Utara berbatas dengan Puskesmas Bende Kabupaten Konawe

Utara

b. Sebelah Timur berbatas dengan Puskesmas Kapoiala

c. Sebelah Selatan berbatas dengan Puskesmas Labibiya Kodya Kendari

d. Sebelah Barat berbatas dengan Puskesmas Sampara

2. Keadaan Demografi

Berdasarkan registrasi penduduk awal tahun 2015 wilayah kerja

Puskesmas Laosu terdiri dari 4.418 jiwa, dengan rincian jumlah laki-laki 2.212

57
jiwa dan perempuan 2.206 jiwa, Jumlah Kepala Keluarga 1.159 KK. Lebih

Jelasnya data terlampir sebagai berikut:

Tabel 1 : Data Jumlah Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Laosu Tahun


2015

Jumlah
Luas Jumlah Jumlah Jumlah
Peremp
No Desa/Kelurahan Wilayah Kepala Laki-Laki Penduduk
uan
(Ha) Keluarga (Jiwa) (Jiwa)
(Jiwa)
1 Pebunooha 2.700 136 240 242 482
2 Pebunooha Dalam 1.000 75 156 131 287
3 Rumbia 1.200 135 259 246 505
4 Rambu Kongga 1.200 118 218 200 418
5 Diolo 1.375 252 465 492 957
6 Kelurahan Laosu 2.300 196 383 384 767
7 Lalonggaluku 1000 81 158 168 326
8 Lalonggaluku Timur 1000 76 140 141 281
9 Laosu Jaya 1.200 90 193 202 395

Jumlah 12.975 1.159 2.212 2.206 4.418

3. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan masyarakat mempunyai pengaruh terhadap

pelaksanaan program. Dengan tingkat pendidikan yang cukup program-

program yang dilaksanakan dapat mencapai hasil yang optimal. Begitu juga

sebaliknya bila tingkat pendidikan masyarakat kurang program-program yang

dilaksnakan tidak akan mencapai hasil yang diharapkan. Adapun pendidikan

masyarakat Di Wilayah Kerja Puskesmas Laosu terbanyak yang berpendidikan

Sekolah Dasar (SD) Kemudian berpendidikan SLTP, SMA dan perguruan

tinggi yaitu S1 maupun S2 dan masih ada masyarakat yang tidak tamat

Sekolah Dasar.

58
4. Mata Pencarian

Secara umum mata pencaharian penduduk Wilayah Kerja Puskesmas

Laosu yaitu sebagai Petani/Nelayan, PNS, TNI/Polri, Pedagang, Sopir,

Penambang Pasir dan Pengusaha Tambak Ikan

5. Agama

Agama yang dianut Masyarakat Di Wilayah Kerja Puskesmas Laosu

100% beragama Islam.

6. Sarana Prasarana

Sarana dan prasarana terdiri dari

Sekolah : 8 unit

Puskesamas : 1 unit

Pustu : 1 unit

Posyandu : 1 unit

Mesjid : 9 unit

Kantor Kecamatan : 1 unit

Kantor Kelurahan : 1 unit

Polsek : 1 unit

7. Tenaga Kesehatan

Keadaan ketenagaan di Puskesmas laosu dapat di lihat pada tabel

disebelah :

59
Tabel 2. Tenaga Kesehatan Puskesmas Laosu Tahun 2015

No Jenis Ketenagaan Jumlah


1. Dokter umum 1
2 Dokter Gigi 1
3 Serjana Kesehatan Masyarakat 8
4 D4 Kebidanan 1
5 D3 Kebidanan 14
6 D3 Keperawatan 7
7 D3 Gizi 1
8 D3 Farmasi 2
9 D1 Kesehatan Lingkungan 2
10 D1 Gizi 1
11 D1 Perawat 1
12 D1 Bidan 1
13 SPK 2
14 SMA 9
Jumlah 51

B. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan sejak tanggal 16 juni sampai dengan tanggal 22 juli

2016 yang bertujuan untuk mengetahui efektifitas kompres bawang merah

terhadap penurunan suhu tubuh pada anak balita febris di Puskesmas Laosu

Kecamatan Bondoala Kabupaten Konawe. Adapun besar sampel sebanyak 12

responden. Hasil pengolahan data disajikan sebagai berikut :

60
1. Karakteristik Responden

a. Umur

Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap responden di

Puskesmas Laosu Kecamatan Bondoala Kabupaten Konawe, dimana

responden dikelompokan dalam satu kelompok umur.

Tabel 3 : Distribusi Responden Menurut Kelompok Umur di


Puskesmas Laosu Kecamatan Bondoala Kabupaten
Konawe

No Jumlah
Umur (Thn)
n %
1 1 Tahun 2 16,67
2 2 Tahun 3 25
3 3 Tahun 2 16,67
4 4 Tahun 5 41,66
Jumlah 12 100

Berdasarkan tabel 3 didapatkan kelompok umur terbanyak

adalah kelompok umur 4 tahun yaitu 5 responden (41,66%) sedangkan

kelompok umur yang terkecil adalah kelompok umur 1 tahun dan 3 tahun

yaitu sebanyak 2 responden (16,67%)

b. Jenis Kelamin

Distribusi karakteristik responden menurut kelompok jenis kelamin di

Puskesmas Laosu Kecamatan Bondoala Kabupaten Konawe, dimana

responden dikelompokkan dalam satu kelompok.

61
Tabel 4. Distribusi Responden Menurut Kelompok Jenis Kelamin di
Puskesmas Laosu Kecamatan Bondoala Kabupaten
Konawe

No Jumlah
Jenis kelamin
n %
1 Laki-laki 4 33,33
2 Perempuan 8 66,67
Jumlah 12 100

Berdasarkan tabel 4 didapatkan responden Laki-laki 4 responden

(33,33%) sedangkan kelompok perempuan 8 responden (66,67%). Jadi

yang terbanyak yaitu pada kelompok perempuan.

2. Analisis univariat

Analisis suhu tubuh sebelum dan sesudah kompres bawang merah

dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 5 : Analisis suhu tubuh sebelum dan sesudah kompres bawang


merah di Puskesmas Laosu Kecamatan Bondoala Kabupaten
Konawe

Suhu tubuh (0C) Selisih


No. Nama/inisial
Pre Test Post Test
1 SN 38.6 38.2 0.4
2 BR 38.1 37.7 0.4
3 TN 37.7 36.5 1.2
4 RS 37.8 36.5 1.3
5 RH 39.1 37.4 1.7
6 AN 38.3 36.0 2.3
7 JK 37.9 36.5 1.4
8 DR 38.0 37.8 0.2
9 AW 38.2 37.0 1.2
10 AJ 37.8 36.5 1.3
11 LD 39.0 37.9 1.1
12 SB 38.8 37.4 1.4

62
Tabel di atas menunjukkan bahwa suhu tubuh sebelum dilakukan

kompres bawang merah suhu tubuh tertinggi adalah suhu 39,1 0C sedangkan

skala suhu tubuh terendah adalah 37,7 0C yaitu sebanyak 1 responden (8%).

Sedangkan sesudah dilakukan kompres bawang merah suhu tubuh

tertinggi adalah suhu 38,2 0C sedangkan skala suhu tubuh terendah adalah

36,5 0C yaitu sebanyak 1 responden (8%).

3. Analisis bivariat

Analisis pengaruh kompres bawang merah saat sebelum (Pretest) dan

sesudah perlakuan (Posttest)

Tabel 6 : Analisis Suhu Tubuh Responden Sebelum Dan Sesudah


Dilakukan Kompres Bawang Merah di Puskesmas Laosu
Kecamatan Bondoala Kabupaten Konawe

No. Suhu tubuh Mean SD t hitung P value


1. Pre test 38,275 0,4883
6,807 .000
2. Post tes 37,117 0,7095

Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai perbedaan rata-rata tingkat suhu

tubuh responden antara sebelum dan sesudah dilakukan kompres bawang

merah adalah 1,1583, hasil uji statistik didapatkan nilai signifikan 0,000 < 0,05.

hasil analisis tabel diatas juga diperoleh nilai t = 6,807 > 2,201, dimana t

hitung lebih besar dari nilai t tabel. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh

signifikan kompres bawang merah terhadap penurunan suhu tubuh pada anak

balita di Puskesmas Laosu Kecamatan Bondoala Kabupaten Konawe.

63
C. Pembahasan

Febris (panas) dapat didefinisikan keadaan ketika individu mengalami atau

berisiko mengalami kenaikan suhu tubuh terus menerus lebih dari 37,8ºC perolal

atau 37,9ºC per rectal karena faktor eksternal. (Tansuri 2006). Suhu tubuh dapat

dikatakan normal apabila suhu 36,5ºC, febris 37ºC - 40ºC dan febris > 40ºC.

demam merupakan respon normal tubuh terhadap adanya infeksi. Infeksi adalah

keadaan masuknya mikroorganisme kedalam tubuh, dapat berupa virus, bakteri,

parasit, maupun jamur. Demam pada anak umumnya disebabkan oleh infeksi

virus, demam juga disebabkan oleh paparan panas yang berlebihan (overhating),

dehidrasi atau kekurangan cairan, alergi maupun dikarenakan gangguan sistem

imun.

Penurunan suhu tubuh dapat dilakukan dengan teknik non farmakologi

yaitu dengan penggunaan energi panas melalui metoda konduksi dan evaporasi.

Metode konduksi yaitu perpindahan panas dari suatu objek lain dengan kontak

langsung. Ketika kulit hangat menyentuh yang hangat maka akan terjadi

perpindahan panas melalui evaporasi sehingga perpindahan energi panas

berubah menjadi gas (Etika Dewi Cahyaningrum dkk, 2014).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama 2 hari dilakuka observasi suhu

tubuh balita dan juga kompres bawang merah terhadap balita yang mengalami

febris diketahui hasil bahwa semua responden mengalami penurunan suhu tubuh

dan yang paling tampak penurunannya adalah pada responden nomer 6 dimana

terjadi perbedaan rerata sebelum dan sesudah 2 hari dilakukan kompres bawang

merah diketahui reratanya adalah 2,3, hal ini dapat disebabkan oleh karena pada

64
saat pelaksanaan kompres bawang merah responden dengan patuh mengikuti

anjuran dalam pelaksanaan kompres bawang merah, sedangkan yang paling

rendah perubahannya adalah pada responden nomer 8 dimana reratanya adalah

0,2 hal ini dapat disebabkan oleh karena proses penyakit yang dialami belum

mengalami perbaikan sehingga suhu tubuh responden lambat mengalami

penurunan walaupun dilakukan kompres bawang merah.

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa nilai t = 6,807 > 2,201, dimana t

hitung lebih besar dari nilai t tabel. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh

signifikan kompres bawang merah terhadap penurunan suhu tubuh pada anak

balita di Puskesmas Laosu Kecamatan Bondoala Kabupaten Konawe.

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang menjelaskan bahwa Cara

menurunkan atau mengendalikan demam pada anak dengan metode konduksi

dan evaporasi juga dapat dilakukan dengan obat tradisional. Salah satu tanaman

obat yang dapat digunakan untuk mengendalikan demam adalah bawang merah

( Allium Cepa varietas asca lonicum) (Etika Dewi Cahyaningrum dkk,2014).

Bawang merah merupakan tanaman semusim yang berbentuk rumput,

berbatang pendek dan berbentuk serabut, tinggi dapat mencapai 15-20 cm dan

berbentuk rumpun. Akarnya berbentuk akar serabut yang tidak panjang. Bentuk

daun tanaman bawang merah seperti pipa, yakni bulat kecil memanjang antara

50-70 cm, berlubnang, bagian ujungnya meruncing, berwarna hijau muda sampai

hijau tua dan letak daun melekat pada tangkai yang ukurannya relatif pendek.

Pangkal daunnya dapat berubah fungsi menjadi umbi lapis ( Hapsoh dan Yahya

Hasanah, 2011).

65
Bawang merah dapat digunakan untuk mengompres. Hal ini dikarenakan

bawang merah mengandung senyawa sulfur organic yaitu Allylcy sulfoxide (Alliin)

yang berfungsi menghancurkan pembentukan pembekuan darah. Hal tersebut

membuat peredaran darah lancar sehingga panas dari dalam tubuh dapat lebih

mudah disalurkan ke pembuluh darah tepi. Senyawa Alliin mempunyai sifat

mudah menguap terutama pada suhu 20ºC hingga 40ºC. bawang merah yang

digerus akan melepaskan enzim alliinase yang berfungsi sebagai katalisator

untuk alliin yang akan bereaksi dengan senyawa lainnya. Reaksi tersebut akan

terjadi dalam waktu 10-60 detik. Agar reaksi ini tidak cepat terjadi, maka pada

gerusan bawang dapat ditambahkan minyak. Bawang merah bersifat sebagai

isolator karena memiliki kalor jenis yaitu 0,9 kkal/kgºC (Etika Dewi Cahyaningrum

dkk,2014).

Oleh sebab itu pemberian teknik kompres bawang merah merupakan salah

satu upaya untuk menurunkan suhu tubuh. Manfaat dari melakukan kompres

bawang merah adalah agar suhu tubuh pasien dapat segera kembali normal

sebab oleh karena itu maka peneliti berasumsi bahwa semestinya perawat

menjalankan intervensi mandiri keperawatan yakni dengan melakukan kompres

kepada pasien yang mengalami febris dan lebih baik lagi jika ditambahkan

dengan bawang merah, selain itu kompres yang dilakukan sebaiknya dengan

juga mencampurkannya dengan menggunakan irisan bawang merah.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suryono

(2012) tentang efektifitas bawang merah terhadap penurunan suhu tubuh pada

anak febris usia satu sampai lima tahun di Posyandu Boegenvile satu Dusun

66
Tertek Desa Tertek Kecamatan Pare dapat disimpulkan bahwa Bawang Merah

Efektif dalam menurunkan suhu tubuh pada anak usia satu sampai lima tahun.

67
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa kompres

bawang merah efektif terhadap penurunan suhu tubuh pada anak balita febris di

Puskesmas Laosu Kecamatan Bondoala Kabupaten Konawe 2016

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dapat disampaikan penulis

sebagai berikut :

1. Diharapkan kepada perawat yang bertugas dipelayanan agar kompres bawang

merah menjadi salah satu intervensi keperawatan yang dapat digunakan

dalam mengatasi diagnose hipertermi pada kasus keperawatan anak.

2. Diharapkan penelitian ini sebagai bahan informasi bagi peneliti lain yang ingin

melakukan penelitian mengenai kompres bawang merah dalam menurunkan

suhu tubuh.

3. Diharapkan bagi masyarakat agar mengetahui bahwa dengan kompres

bawang merah dapat menurunkan suhu tubuh pada anak balita.

4. Diharapkan agar penelitian ini dapat menambah pengetahuan bagi peneliti dan

dapat mengaplikasikannya di masyarakat.

68

Anda mungkin juga menyukai