Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

DI DUSUN 3 DESA SRIBANDUNG

KECAMATAN ABUNG TENGAH KABUPATEN LAMPUNG UTARA

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 3

1. Yogi Adramisa 10. Marlia Tanjungan


2. Aruli Fertiyanti 11. Pirda Meriyana
3. Lia Susanti 12. Fresilia
4. Rika Wulandari 13. Mery Yulistia
5. Onita On 14. Wawan Kurniawan
6. Indora 15. Ilham Romadon
7. Nelwan 16. Heri Wibowo
8. Anggi Geopani 17. Yulia Elistiawati
9. Indani 18. Dessuwati

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU


PROGRAM STUDY S1 ILMU KEPERAWATAN
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami

panjatkan puja dan puji syukur atas ke hadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan

rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kita semua, sehingga kelompok mahasiswa mampu

untuk menyelesaikan terkait Laporan “LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN

KOMUNITAS DI DUSUN 3 DESA SRIBANDUNG, KEC. ABUNG TENGAH, KAB

LAMPUNG UTARA” Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak

khususnya kepada Dosen pengampu Mata Kuliah Keperawatan Komunitas yang telah

membimbing kami dalam pembuatan laporan ini. Kami menyadari dalam pembuatan laporan

ini masih banyak kekurangan baik dalam susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena

itu, kami menerima kritik dan saran dari pembaca mengenai makalah ini agar kami dapat

memperbaiki makalah ini.Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan kami ucapkan Terima

kasih.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Kotabumi, 31 Mei 2021

Kelompok 3

2
A. PENGKAJIAN KOMUNITAS DI DUSUN 3 DESA SRIBANDUNG KECAMATAN

ABUNG TENGAH

1. Profil Wilyah

Berdasarkan keterangan yang didapat dari tokoh masyarakat serta dokumen profil

Puskesmas 2017, Puskesmas Subik mempunyai wilayah kerja di kecamatan Abung

Tengah dengan luas wilayah administrasi adalah 9.193 Ha. Dengan jarak tempuh 25

Km menuju kabupaten lampung utara.

Wilayah. Kondisi Geografis berupa dataran sedang, datarantinggi,bergelombang

hingga berbukit/bergunung dengan pemanfaatan mayoritas sebagai lahan pertanian

dan perkebunan.

Perbatasan wilayah Kecamatan Abung Tengah yaitu :

Sebelah Utara :Kecamatan Abung Barat dan Abung Kunang

Sebelah Timur :Kecamatan Tanjung Raja

Sebelah Selatan :Kecamatan Abung Pekurun dan Tanjung Raja

Sebelah Barat :Kecamatan Abung Kunang

Jumlah desa yang termasuk wilayah kecamatan Abung Tengah adalah 11 (Sebelas)

desa yaitu Gunung Gijul,Gunung Sadar, Subik, Pekurun Selatan, Pekurun Barat,

Pekurun Utara, Kedaton, Sribandung, Neglasari, Kinciran, dan Gunung Besar. Yang

sebagian besar aktifitas penduduknya merupakan petani sawah atau berkebun. Secara

geografis Desa Sribandug mempunyai letak lokasi yang cukup berbukit namun

mayoritas jarak antara rumah cukup dekat satu dengan yang lain, hanya saja ada

sedikit jalan yang masih berbatu dan belum diaspal.

Desa Sri Bandung memiliki . 6 Dusun dengan jumlah kepla keluarga sebanyak 301

KK, dengan jumlah jiwa 1.265 jiwa. Masyarakat Desa Sri Bandung sebagian besar

bersuku ogan dan jawa.

3
Tidak ada perbedaan budaya maupun kebiasaan. Mayorits penduduk adalah petani.

Maka, waktu lebih banyak dipergunakan untuk bekerja dari pagi hingga sore.

Sebagian besar penduduk nya beragama islam, memiliki iklim sejuk.

2. Data Inti komunitas

a. Demografi

Jumlah penduduk dari pendataan BPS pada tahun 2017 sebanyak 16041 jiwa terdiri

dari 8187 laki-laki dan 7854 perempuan dengan jumlah kepala keluarga 3819 Jiwa.

Grafik 2.1

Grafik Penduduk Kecamatan Abung Tengah Berdasarkan Jenis Kelamin

Tahun 2017

Dari grafik penduduk Kecamatan Abung Tengah diatas ini, Desa Sribandung

mempunyai populasi penduduk yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 624 jiwa dan

yang perempuan 641 jiwa.

4
Tabel 2.1 Jumlah rumah tangga dan penduduk menurut jenis kelamin dan rasio

jenis kelamin perdesa tahun 2017

Distribusi penduduk di wilayah kerja puskesmas subik dengan jaminan kesehatan

dapat dilihat pada tabel berikut ini :

5
Tabel 2.2 Distribusi Penduduk dengan Jaminan Kesehata Wilayah Puskesmas

Subik tahun 2015-2016

Jenis Jaminan
No Jumlah Persentase
Kesehatan

2016 2017 2016 2017

1 BPJS (PBI) 6510 6580 38% 39%

2 BPJS (Non PBI) 9990 10620 59% 64 %

3 Belum Terjamin 459 241 3% 1,4 %

Dari tabel 2.1 dapat diketahui bahwa sebanyak 459 ( 3%)(2015), sedangkan 2016

sebanyak 241 ( 1,4%) penduduk di wilayah kerja puskesmas subik belum mempunyai

jaminan kesehatan. Sebagian masyarakat sudah menyadari bahwa penting nya mereka

memiliki asuransi kesehatan berupa Badan Jaminan Kesehatan Nasional ( BPJS ),

serta masyarakat yang tidak mampu sudah merata untuk memdapatkan kartu

kesehatan Jamskesmas yang sekarang berubah menjadi Kartu Indonesia Sehat ( KIS ).

3. Pendidikan

Berdasarkan data kepala desa Sri Bandung dari 301 KK, yang berpendidikan SD

paling banyak pada Dusun 3 (60%) dan paling sedikit pada S1/Sederajat (0%).

Mayoritas tingkat pendidikan Masyarakat di Dusun 6 Desa Sri Bandung

berpendidikan SD. Terdapat hanya satu sekolah di desa sri bandung yaitu sekolah

6
dasar SD N 1 Sri Bandung. Sekolah tersebut memiliki UKS namun tidak aktif.

Selama pandemi sekolah melaksanakan pembelajaran di rumah.

4. Ekonomi

Pada pengkajian didapatkan data pekerjaan sebagai berikut :

Tabel 2.3 Distribusi Frekuensi Pekerjaan

No Pekerjaan Dusun 3

Jumlah %

1 Buruh Harian Lepas 18 35%

2 Petani 19 36%

3 IRT 4 8%

4 Wiraswasta 8 15%

5 Guru 0 0%

6 Lainnya 4 6%

Jumlah 53 100%

Berdasarkan tabel 2.3 diketahui bahwa dari 301 kk, pekerjaan paling banyak pada

dusun 3 yaitu petani dan buruh tani .Sebagian warga masyarakat seorang petani, ada

sebagian buruh tani Perekonomian di hasilkan dari bertani dan berkebun. Adapula

warga yang merantau bekerja di luar desa. Rata rata penghasilan sebulan 500rb

sampai dengan 1,5 juta rupiah.

7
5. Pelayanan Sosial dan Kesehatan

Secara geografis Puskesmas Subik mempunyai letak lokasi kurang lebih 6 KM dari

desa Sribandung puskesmas subik memiliki lokasi yang cukup strategis yaitu

mayoritas dekat dengan rumah penduduk mudah di jangkau hanya saja ada sedikit

jalan yang masih berbatu dan belum diaspal. Sedangkan di desa Sri Bandung terdapat

Poskesdes.

a. Sistem Kesehatan

1) Jenis pelayanan kesehatan terdapat poskesdes

2) Jenis pembiayaan kesehatan

Sebagian besar masyarakat di desa sri bandung tidak memiliki Kartu Asuransi

Kesehatan baik mandiri maupun PBI.

3) Data 10 besar penyakit di puskesmas subik

Angka Kesakitan penduduk di dapat dari data LB 1, SP2TP ( Sistem

Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas ). Indikator yang digunakan adalah

incidence Rete ( IR ) dan Prevalence Rate ( PR ).

Gambaran Pola Penyakit terbesar di Puskesmas Subik tahun 2017 menunjukan

bahwa Common Could masih mendominasi. Berikut ini adalah tabel 10 Besar

Penyakit di Puskesmas Subik tahun 2017.

8
Tabel 2.4 Data Sepuluh Besar Penyakit Di Wilayah Kerja Puskesmas Subik

Tahun 2017

JUMLAH KASUS
NO NAMA PENYAKIT ICD X
TAHUN 2017

1 Common Cold J00 1300

2 Alergi/dermatitis L23 377

3 Febris/Demam R50.9 304

4 Batuk R05 275

5 Caries Dentis K02.9 152

6 Hipertensi I10 150

7 R.A M06.9 126

8 Diare A09 113

9 Chepalgia G44 105

10 Myalgia M79.1 101

Sumber : data LB 1 Puskesmas Subik Tahun 2017

Sedangkan data dari Poskesdes desa Sribandung didapatkan data kunjungan tahun

2020, didapatkan jumah kunjungan pasien sebagai berikut :

9
Table 2.5 Data Kunjungan Poskesdes tahun 2020

Nama Nama
NO Jumlah NO Jumlah
Diagnosa Diagnosa

6 TENSION 9

1 ISPA 79 HEADACH

HIPERTENS 7 DM 8
2 36
I

3 GASTRITIS 34 8 BATUK 7

4 REMATIK 24 9 DEMAM 7

KARIES 10 MYALGIA 7
5 19
GIGI

Dari hasil pengkajian didapat bahwa keluaga sehat di Dusun 3 desa Sribandung belum

terpenuhi dikarenakan masih banyak keluarga di masyarakat yang masih merokok, dan

penderita hipertensi tidak minum obat secara teratur, masih banyak keluarga yang

belum terdaftar BJPS/JKN, dan juga dikarenakan masih banyak keluarga di

masyarakat yang jarang berolahraga, masih banyak keluarga yang minum obat warung

apabila sakit, tidak memeriksakan kesehatan rutin tiap 6 bulan, dan hanya saat sakit

saja memeriksakan kesehatan. Itu pun sudah sangat terpaksa apabila sudah tidak

manjur lag obat obatan dari warung atau tradisional yang biasa dipakai.

Hasil observasi, dari Pemeriksaan tekanan darah menunjukkan hasil sebagian besar

warga desa mengalami hipertensi. Sebagian masyarakat yang terlihat belum sehat

lingkungannya. Hal ini ditunjukan dari masih adanya pengelolaan sampah yang

10
belum baik karna sebagian besar masyarakat mengolah sampah hanya dengan

membakarnya dan membuang ke sungai. Setelah dilakukan wawncara dari beberapa

rumah didapat dimana masyarakat masih belum melakukan perawatan sederhana

sesuai yang dianjurkan, belum melaksanakan tindakan pencegahan/ preventif secara

aktif, dan belum melaksanakan tindakan promotif secara aktif. Masyarakat masih

menganggap sepele beberapa penyakit, sehingga tidak melaksanakan pencegahan

secara aktif dan masyarakat tidak melakukan perawatan sederhana karna sebagian

tidak tahu caranya.

1. Lingkungan Fisik

Tipe pemukiman merupakan perumahan yang merupakan bangunan lama, banyak

pepohonan memiliki halaman yang lebar tidak ada kemacetan, tidak ada tempat

pembuangan sampah, tidak ada polusi udara, geografi merupakan perbukitan. Kondisi

rumah mayoritas bersih dan sebagia memiliki pentilasi yang baik. Jamban keluarga

hanya dua rumah saja yang tidak memiliki wc permanen. Rata-rata setiap rumah

memiliki sumur namun sebagian tidak terpakai karena memiliki sumur bor bersama.

Warga dalam pengolahan sampah dilakukan masing-masing dengan cara dibakar ada

juga yang dibuang ke sungai. Kondisi rumah yang terdapat di desa sri bandung

kebanyakan rumah panggung, ventilasi keluar masuknya udara yang cukup serta

jendela yang di setiap kamar dan ada beberapa jendela di ruangan depan dan ruangan

tengah dan serta di kasih ventilasi lobang angin di setiap atas pintu rumah, sedangkan

pencahayannya untuk malam hari di setiap ruangan di kasih lampu penerangan dan

untuk pagi hari pencahayaan dari matahari yang masuk lewat jendela. Pemanfaatan

halaman pekarangan depan rumah di desa sri bandung mayoritas digunakan untuk

menjemur hasil panen kopi atau padi

11
2. Rekreasi

Setelah dilakukan wawancara dari beberapa rumah, sebagian warga menghabiskan

waktu luang mereka dengan istirahat dirumah, waktu luang hanya pada malam hari

setelah seharian bekerja dari pagi hingga petang. Apalagi di masa pandemi warga

baanyak dilarang pergi keluar daerah bahkan kerabat jauh tidak ada yang datang, Ada

tempat rekreasi setempat yaitu wisata air Green bambu namun masyarakat sekitar

tidak memiliki waktu untuk menikmati nya. Satu-satu nya sarana hiburan keluarga

pada waktu malam hari yaitu menonton tv dan mendengarkan radio.

12
3. Komunikasi

Komunikasi dalam masyarakat terbentuk secara vertikal dan horisontal.Komunikasi

horisontal yaitu komunikasi yang terbentuk antar warga masyarakat desa sri bandung.

Sedangkan komunikasi vertikal yaitu komunikasi antara warga masyarakat desa sri

bandung dengan pemerintah daerah dan puskesmas. Media komunikasi yang sering

digunakan biasanya adalah masjid atau musollah sebagai pusat penyampaian

informasi disamping telepon. Dan juga memalui mulut kemulut karena jarak rumah

wargayan berdekatan. Informasi kesehatan yang telah didaptakan oleh waraga

bedasarkan hasil pengkajian adalah warga mengetahui adanya penyakit yang

dideritanya. Tapi warga menganggap sepele sehingga tidak melaksanakan

pencegahan secara aktif dan warga tidak melakukan perawatan sederhana karena

sebagian tidak tahu caranya. Informasi kesehatan yang didapat sebagian warga

diperoleh apabila warga datang ke puskesmas induk yaitu puskesmas subik, membaca

pusat informasi ataw membaca poster, membaca leaflet yang ada dipuskes, sebagian

warga memperoleh info terkait kesehatan dari media televise, dan sebagian juga

mendapat dari beberapa kali kunjungan tenaga kesehatan saat posyandu. Masyarakat

desa Sribandung mendapakan informasi kesehatan mengenai COVID 19,yaitu tentang

Prokes yang mesti dpatuhi, info lainya yaitu tentang beberapa pnyakit tidak menular

seperti Hipertensi. Tidak terdapat poster poster di wilayah dusun 3 desa Sribandung.

Jarak puskesmas induk dari desa Sribandung yang cukup jauh yaitu kurang lebih 6

KM, sehingga tidak memungkinkan warga mendapatkan informasi kesehatan yang

cukup.

4. Transportasi dan Keamanan

13
Lingkungan kemasyarakatan di desa sri bandung termasuk dalam lingkungan yang

aman. Fasilitas keamanan yang terdapat didesa Sribndung berua Siskaming yang

dilakukan scara begilir oleh warga tiap malam. Alat transportasi yang digunakan

berupa sepeda motor dan beberapa warga memiliki mobil, sebagian warga banyak

berjalan kaki untuk melakukan aktivitas sehari hari. . Tidak ada bus atau angkutan

umum atau saran angkutan umum lainnya.

5. Politik

Desa Sri Bandung memiliki pelayanan posyandu satu bulan sekali, ada posyandu

lansia namun tidak berjalan dengan baik, bahkan ada warga yang tidak mengetahui,

sehingga kurang memanfaatkan fasilitas tersebut. Dari hasil observasi yang didapat

bahwa dukungan dari pihak kepala desa dan pihak puskesmas cukup baik, hal ini

dapat dilihat dari engalaman kelompok, yaitu sambutan hangat dan antusias untuk

Mahasiswa dalam melakukan pengkajian data, dan juga terlihat bahwa bapak kepala

desa, baak kadus dan kepala puskesmas sangat mendukung kegiatan kegiatan terkait

masalah kesehatan di wilayah desa Sribandung. Peraturan yang dibuat oleh

pemerintah daerah dpegang tegh oleh warga desa Sribandung guna untk

mensejahterakan warga.

14
15
A. ANALISA DATA

NO. DATA MASALAH KESEHATAN


1. Data sekunder dari pihak Puskesmas : Manajemen Kesehatan Tidak Efektif
 Dari puskes program POSBINDU ada, namun warga kurang terpapar informasi bahkan ada warga
yang tidak mengetahui adanya posbindu.
 Berdasarkan hasil 3 besar penyakit dipuskesmas :
- Ispa 79
- Hipertensi 36
- Gastritis 34

Hasil observasi :

 Warga jarang berkumpul karena covid 19 (dilarang berkumpul).

Hasil wawancara :
 Hasil wawancara dari pihak puskesmas bahwa warga yang datang ke posbindu hanya sedikit,
sebagian warga tdak mengetahui adanya posbindu, sebagian warga bosan dengan kegiatan yang
monoton.
 Hasil wawancara warga menyukai makanan asin.
 Warga desa sebagian besar perokok.
 Warga yang memiliki penyakit darah tinggi tidak melakukan pengecekan rutin.
 Sebagian warga tidak mengetahui bahwa dirinya miliki darah tinggi.
 Warga memilih pengobatan alternatif dibanding kepelayanan kesehatan.
 Jarak menuju puskesmas kurang lebih 6km

2. Hasil observasi : Perilaku Cenderung Beresiko


 Hasil observasi menunjukkan bahwa banyak masyarakat yang melakukan gaya hidup tidak sehat
seperti merokok, makan makanan yang asin, kurang berolahraga.

16
 Ada psyandu lansia dan posbindu tapi tidak di manfaatkan warga karena di posbindu tidak ada
pengobatan.

Hasil wawancara :
 Hasil wawancara didapatkan sebagian besar masyarakat tidak melakukan pengecekan kesehatan.
Hal tersebut dikarenakan masyarakat banyak menghabiskan aktivitas dengan bekerja sehari-hari
karena kebutuhan ekonomi yang terus menerus meningkat.
 Hasil wawancara warga di desa sri bandung banyak masyarakat yang tidak patuh 5M dari umur
remaja hingga lansia.
 Warga memilih ke praktek mandiri dari pada poskesdes/puskesmas.
 Hasil wawancara responden mengatakan suka menggunakan MSG, dan minum-minuman pemanis
buatan dan kopi, teh yang manis serta suka mengkonsumsi makanan kaleng.
 Hasil wawancara kebanyakan masyarakat tidak melakukan olahraga secara rutin khususnya para
lansia dan remaja yang belum bekerja.
 Hasil wawancara menunjukkan banyak masyarakat yang mengatakan kurangnya informasi akan
kesehatan sehingga tidak mengetahui cara mencegah penyakit yang dialaminya

17
B. PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN KOMUNITAS

MASALAH/DIAGNOSA
NO A B C D E F G H I J K L TOTAL PRIORITAS
KEPERAWATAN

Manajemen Kesehatahan
1. 3 5 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 44 1
Tidak Efektif

Perilaku Cenderung
2. 4 4 3 3 4 4 3 2 2 3 2 3 37 2
Beresiko

18
C. RENCANA KEPERAWATAN

NO DATA DIAGNOSA LUARAN (SLKI) INTERVENSI (SIKI)


1. Data Subjektif : Manajemen PENCEGAHAN PRIMER: PENCEGAHAN PRIMER
 Pihak puskesmas kesehatan tidak Managemen Kesehatan (L.12104) 1. Edukasi Kesehatan
mengatakan bedasarkan efektif (L.12104) ditingkatkan dari 2 (cukup menurun ) ke 4  Observasi :
hasil kunjungan warga di (cukup meningkat) dengan indikator - Identifikasi Kesiapan dan kemempuan menerima
poskesdes, penyakit  Melakukan Tindakan untuk Informasi
hipertensi masuk mengurangi Faktor Resiko - Identifikasi faktor- faktor yang dapat meningkatkan dan
kedalam 3 besar.  Menerapkan Program Perawatan menurunkan motivasi prilaku hidup bersih dan sehat.
 Dari puskes program  Aktivitas Hidup sehari-hari efektif  Teraupetik:
POSBINDU ada, namun memenuhi Tujuan Kesehatan - Sediakan Materi dan media pendidikan kesehatan
warga kurang terpapar  Verbalisasi Kesulitan dalam - Jadwalkan Penkes sesuai kesepakatan
informasi bahkan ada menjalani Program Perawatn/ - Berikan kesempatan audien untuk bertanya
warga yang tidak Pengobatan  Edukasi :
mengetahui adanya - Jelaskan factor resiko yang dapat mempengaruhi
posbindu. kesehatan
 Hasil wawancara warga - Ajarkan Prilaku Hidup Bersih dan sehat (PHBS) dan 5M
menyukai makanan asin. - Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk
 Warga desa sebagian meningkatkan prilaku PHBS dan 5M
besar perokok.
 Warga yang memiliki PENCEGAHAN SEKUNDER PENCEGAHAN SEKUNDER
penyakit darah tinggi Pemeliharaan Kesehatan (L.12106) 2. Edukasi Pengurangan Resiko
tidak melakukan ditingkatkan dari 2 (cukup menurun ) ke 4  Observasi :
pengecekan rutin. (cukup meningkat) dengan indikator - Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
 Sebagian warga tidak  Menunjukan Prilaku adptif terhadap informasi.
mengetahui bahwa Penyakit Covid-19  Teraupetik :
dirinya miliki darah  Menunjukan Pemahaman Prilaku - Berikan penkes sebelum melakukan prosedur.

19
tinggi. Sehat  Edukasi :
 Warga memilih  Prilaku Mencari bantuan - Ajarkan cara menyimpan obat dengan tepat.
pengobatan alternatif  Menunjukan minat
dibanding kepelayanan  Meningkatkan Prilaku Sehat
kesehatan.  Memiliki Sistem Pendukung
 Jarak menuju puskesmas
kurang lebih 6km
PENCEGAHAN TESIER PENCEGAHAN TESIER
Managemen Kesehatan: 3. Penentuan Tujuan Bersama : (I.12464)
ditingkatkan dari 2 (cukup menurun ) ke 4 - Fasilitasi memecah tujuan kompleks menjadi langkah
(cukup meningkat) dengan indikator kecil yang mudah dilakukan.
- Fasilitasi dalam mengidentifikasi hasil yang diharapakan
 Melakukan tindakan untuk untuk setiap tujuan.
mengurangi Faktor resiko - Modifikasi rencana jika tujuan tidak tercapai.
 Menerapkan program perawatan
 Aktivitas hidup sehari –hari efektif
memenuhi tujuan kesehatan
Verbalisasi Kesulitan dalam menjalani
Program Perawatan/

20

Anda mungkin juga menyukai