Disusun oleh :
Miftachul Hidayah
G4A016093
Pembimbing :
2017
LEMBAR PENGESAHAN
Fakultas Kedokteran
Disusun oleh :
Pembimbing Lapangan
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam rangka pencapaian target sasaran rencana pembangunan jangka
menengah dalam bidang kesehatan (RPJMN-BK) yaitu Angka Kematian Ibu
(AKI) 226/100.000 Kelahiran hidup (KH), dan Millenium Development Goals
(MDGs) menargetkan angka kematian ibu turun sampai 102/100.000 kelahiran
hidup, perlu dilakukan upaya terobosan yang efektif dan berkesinambungan
seperti Progam Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi (P4K)
(Kemenkes RI, 2009).
Diperkirakan setiap tahunnya, sekitar 20.000 perempuan di Indonesia
meninggal akibat komplikasi dalam persalinan. Kehamilan merupakan anugerah
yang seharusnya menjadi momen bahagia bagi keluarga, namun seringkali hal ini
berubah menjadi tragedi. Kematian akibat komplikasi kehamilan seharusnya
dapat dicegah. Oleh karena itu tujuan kelima MDGs difokuskan pada kesehatan
ibu, untuk mengurangi angka kematian ibu akibat komplikasi kehamilan
(Stalker,2008).
Angka kematian ibu memang berhasil diturunkan dari 390/100.000
kelahiran hidup tahun 1990 menjadi 359/100.000 kelahiran hidup pada tahun
2012. Namun angka ini meningkat dari tahun 2007 dimana angka kematian ibu
sebesar 228/100.000 kelahiran hidup. Data menunjukkan bahwa tahun 2015
angka kematian ibu di Indonesia mencapai 305/100.000 kelahiran hidup (Gambar
1.1). Artinya, target MDGs tidak tercapai dan angka kematian ibu masih menjadi
masalah kesehatan di Indonesia (Kemenkes RI,2016).
3
Target MDGs yang belum tercapai harus menjadi evaluasi bagi Bangsa Indonesia.
Setelah Millenium Development Goals (MDGs) kita mengenal istilah Sustainable
Develoment Goals (SDGs). Melanjutkan MDGs, SDGs memiliki target menurunkan
angka kematian ibu sampai 70/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030
(WHO,2015). Tidak tercapainya target MDGs dan masih jauhnya target SDGs
menandakan perlu adanya evaluasi kinerja program-program kesehatan. Evaluasi
program pemerintah di bidang kesehatan merupakan upaya penting dalam
menyelesaikan masalah ini. Seluruh lini pelayanan kesehatan, termasuk puskesmas
perlu melakukan evaluasi program pelayanan kesehatan. Puskesmas I Sumpiuh
sebagai salah satu lini pertama pelayanan kesehatan juga memerlukan evaluasi terkait
program yang belum tercapai.
Kesehatan ibu dan anak merupakan bagian dari pelayanan kesehatan dasar yang
diterapkan Puskesmas I Sumpiuh, bertujuan untuk menurunkan angka kematian ibu.
Terdapat beberapa program terkait pelayanan kesehatan ibu, yaitu cakupan ibu hamil
K-1, cakupan kunjungan ibu hamil K-4, Cakupan pertolongan persalinan tenaga
kesehatan (nakes), cakupan pelayanan nifas, cakupan komplikasi kebidanan yang
ditangani, dan Progam Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K).
Keberhasilan program dinilai berdasarkan angka pencapaiannya dan disesuaikan
dengan target Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan. P4K merupakan
4
progam yang belum mencapai target atau SPM bidang pelayanan kesehatan ibu di
Puskesmas 1 Sumpiuh.
SPM untuk P4K ada 100% untuk satu tahun. SPM yang diharapkan tercapai
sampai bulan juni 2017 sudah tercapai 50%, namun karena ada berbagai kendala
dalam pelaksanaan progam tersebut, maka sampai akhir bulan Juni SMP tersebut
belum tercapai. Berdasarkan masalah di atas, maka perlu dilakukan evaluasi terkait
program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi di Puskesmas I
Sumpiuh bulan Januari-Juni 2017.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Membantu mengevaluasi program puskesmas yang belum tercapai
khususnya pelayanan kesehatan ibu dan anak dalam upaya untuk menurunkan
angka kematian ibu.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran umum kondisi kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas I Sumpiuh.
b. Mengetahui secara umum cakupan Progam Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K) di Puskesmas I Sumpiuh.
c. Mengetahui pelaksanaan dan pencapaian Progam Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) di Puskesmas I
Sumpiuh.
d. Menganalisis kekurangan dan kelebihan pelaksanaan program cakupan
Progam Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) di
Puskesmas I Sumpiuh
C. Manfaat Penulisan
1. Sebagai wacana bagi Puskesmas I Sumpiuh untuk memperbaiki kekurangan
yang mungkin masih ada dalam program KIA, terutama P4K
2. Sebagai bahan pertimbangan bagi Puskesmas I Sumpiuh, khususnya
pemegang program cakupan P4K dalam melakukan evaluasi kinerja.
5
3. Sebagai bahan untuk perbaikan program pelayanan kesehatan ibu dan anak ke
arah yang lebih baik.
II. GAMBARAN UMUM
Jumlah Ratio
Target IIS /
No Jenis Tenaga Tenaga /100.000
100.000 pddk
Kesehatan pddk
1. Dokter Umum 3 7,76 40
2. Dokter Spesialis 0 0 6
3. Dokter Gigi 1 3,38 11
4. Farmasi 1 3,88 10
5. Perawat 14 51,03 117,5
6. Bidan 11 40,09 100
7. Tenaga Kesehatan 1 3,88 40
Masyarakat
8. Sanitarian 1 3,88 40
9. Nutrisionis 1 3,88 40
9) Filariasis
Pada tahun 2016 di wilayah Puskesmas I Sumpiuh tidak terdapat kasus
filariasis (0%), sama dengan tahun 2015 (0%).
10) PD3I
a) Difteri : 0%
b) Pertusis : 0%
c) Tetanus (Non neonatorum) : 0%
d) Tetanus Neonatorum : 0%
e) Campak : 0%
f) Polio : 0 %
g) Hepatitis B : 0%
b. Angka Kematian
1) Angka Kematian Bayi
Angka Kematian Bayi merupakan jumlah kematian bayi (0-11
bulan) per 1000 kelahiran hidup dalam kurun 1 tahun.Angka Kematian
Bayi (AKB). Pada Puskesmas I Sumpiuh tahun 2016 yaitu sebanyak 1
bayi atau sebesar 2,3/1.000 kelahiran hidup. Berdasarkan capaian
SDGs (Sustainable Development Goals) tahun 2016 Puskesmas I
Sumpiuh sudah baik karena AKB dibawah 12/1.000 kelahiran hidup.
2) Angka Kematian Balita
Angka Kematian Balita merupakan jumlah kematian balita 0-5
tahun per 1000 kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. Jumlah
kematian bayi dan balita di Puskesmas I Sumpiuh tahun 2016 yaitu
sebanyak 10 bayi. AKABA Puskesmas I Sumpiuh tahun 2016 sebesar
6,8/1.000 kelahiran hidup. AKABA di Puskesmas 1 Sumpiuh tahun
2016 sudah memenuhi SDGs karena angka kematian balita di bawah
25/1000 kelahiran hidup.
3) Angka Kematian Ibu
Angka Kematian Ibu di Puskesmas I Sumpiuh tahun 2016
sebesar 0/100.000 kelahiran hidup, sesuai target SDGs untuk angka
13
A. Analisis Potensi
Analisis penyebab masalah dilakukan berdasarkan pendekatan sistem
sehingga dilihat apakah output (skor pencapaian suatu indikator kinerja)
mengalami masalah atau tidak. Apabila ternyata bermasalah, penyebab masalah
tersebut dapat kita analisis dari input dan proses kegiatan tersebut.
1. Input
a. Man
Tenaga kesehatan merupakan kunci dalam mencapai keberhasilan
pembangunan di bidang kesehatan. Jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas
I Sumpiuh adalah sebagai berikut :
1) Dokter :3
2) Dokter gigi :1
3) Bidan Desa :5
4) Bidan Puskesmas :4
5) Bidan kontrak :2
6) Perawat : 14
7) Nutrisionis :1
8) Sanitarian :1
b. Money
Dana untuk operasional Puskesmas diperoleh dari Badan Layanan
Umum Daerah (BLUD), sedangkan untuk operasional kegiatan tiap
program diperoleh dari Bantuan Operasional Kesehatan (BOK). Bantuan
Operasional Kesehatan (BOK) adalah bantuan dana dari pemerintah
melalui kementerian kesehatan dalam membantu pemerintahan kabupaten
dan pemerintahan kota melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai Standar
Pelayanan Minimal (SPM). Dana ini dapat digunakan untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan penunjang program cakupan kunjungan ibu hamil K.
18
Seperti kelas ibu hamil, ANC terpadu, ATP (Antenatal terpadu plus), dan
program P4K.
c. Material
Puskemas I Sumpiuh merupakan puskesmas dengan 1 Pustu, 1
Poskesdes, 1 ruang bersalin, dan 1 Puskesling. Puskesmas I Sumpiuh
sudah dilengkapi dengan fasilitas rawat inap, Ruang Gawat Darurat
(RGD), 2 mobil ambulans dan laboratorium yang cukup lengkap. Saran
dan Prasarana yang mendukung pelaksanaan pelayanan ibu hamil dalam
konteks P4K sudah ada seperti peralatan untuk pelayanan ibu hamil yaitu
ANC kit, buku KIA beserta stiker P4K, dan kohort ibu.
d. Method
Ada beberapa kegiatan yang diselenggarakan tiap desa untuk ibu
hamil. Diantaranya ada kelas ibu hamil, ANC terpadu, Antenatal Terpadu
Plus (ATP) dan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K) sendiri. Pelayanan P4K diberikan pada saat kunjungan
ibu hamil waktu pertama kali (K1) dengan cara pengisian buku KIA dan
penempelan stiker. Program ini dilaksanakan bidan yang bekerja sama
dengan kader kesehatan di tiap desa yang telah dibentuk. Kader kesehatan
tiap desa bertugas mencatat dan melaporkan apabila terdapat ibu hamil
baru di wilayahnya kepada bidan desa. Sedangkan petugas yang
menempelkan stiker dirumah ibu hamil adalah bidan atau kader desa.
Kelas ibu hamil yang diselenggarakan berisi kegiatan senam ibu
hamil yang dipandu oleh bidan, serta adanya pemberian materi dari bidan
sepiutar kehamilan. ANC terpadu merupakan kegiatan dimana ibu hamil
minimal 2 kali bertemu dengan dokter umum, dokter gigi, gizi, dan
laborat. Pelayanan ANC terpadu juga sudah dilengkapi dengan adanya
rujukan internal ke poli pelayanan umum, poli gizi, dan laboratorium.
ATP merupakan program dimana seluruh ibu hamil yang datang ke
puskesmas harus diperiksa oleh dokter.
19
3) Method
Pelaksanaan kegiatan untuk menunjang keberhasilan program
perencanan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) sudah
dilakukan dengan baik. Promosi tentang pentingnya pemeriksaan ANC
untuk meningkatkan kesadaran masyarakat sudah dilakukan. Promosi
yang dilakukan pihak puskesmas tidak hanya untuk meningkatkan
kesadaran ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan, tetapi juga untuk
meningkatkan kepedulian masyarakat untuk melaporkan adanya ibu
hamil di lingkungannya.
b. Proses
Pendataan ibu hamil yang melakukan K-1 dan K-4 juga sudah
terdata dengan baik. Tidak hanya itu, pendataan lain seperti, jumlah
abortus, calon pengantin dan jumlah ibu hamil yang drop out. Puskesmas
juga telah melakukan kerjasama lintas sektor untuk berkoordinasi dalam
melakukan P4K. Pihak desa yang membantu proses P4K khususnya
adalah kader desa.
2. Weakness
Input
22
a. Man
Jumlah bidan desa yang hanya sebanyak 5 orang dan bidan
puskesmas sebanyak 4 orang menjadi kelemahan. Sumber daya manusia
belum dapat menunjang pelaksanaan yang maksimal dari program ini.
Selain itu, kompetensi terbaru tentang penanganan ibu hamil tidak tersebar
merata pada semua tenaga kesehatan.
b. Method
Metode penyuluhan dan promosi kesehatan masih kurang inovatif
sehingga masyarakat kurang tertarik untuk mengikuti kegiatan kelas ibu
hamil. Selain itu, rumus yang digunakan puskesmas untuk menentukan
target cakupan ibu hamil terlalu tinggi, sehingga target sulit tercapai.
c. Minute
Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pelayanan P4K tidak cukup
karena banyaknya pasien sehingga tidak ada waktu untuk melakukan
pelayanan P4K.
3. Opportunity
a. Adanya bantuan dana operasional kesehatan dari Kabupaten Banyumas.
b. Adanya pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan dinas kesehatan
kabupaten maupun provinsi.
c. Adanya program pemerintah 5NG (Jateng Gayeng Nginceng Wong
Meteng)
4. Threat
a. Tingginya angka abortus yang terjadi pada tahun 2016
b. Kurangnya kesadaran ibu hamil untuk datang rutin memeriksakan
kehamilan baik pada trimester pertama, kedua, ketiga dan keempat
sehingga banyak yang belum mendapatkan pelayanan P4K.
c. Kurangnya peran dan partisipasi masyarakat dalam mengawasi dan
melaporkan ibu hamil di lingkungannya.
23
d. Kurangnya animo ibu hamil untuk menghadiri kelas ibu hamil yang
diselenggarakan tiap desa.
IV. PEMBAHASAN ISU STRATEGIS DAN ALTERNATIF PEMECAHAN
MASALAH
A. Kesimpulan
1. Program kesehatan ibu dan anak yang belum memenuhi target di Puskesmas I
Sumpiuh adalah kunjungan ibu hamil K-4 yaitu sebesar 80,48% dari target
95% pada tahun 2016.
2. Belum tercapainya target pencapaian Kunjungan Ibu Hamil K-4 di Puskesmas
I Sumpiuh dikarenakan beberapa faktor, diantaranya:
a. Tingginya angka abortus pada tahun 2016 menyebabkan angka cakupan
kunjungan ibu hamil K-4 berkurang.
b. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk datang rutin memeriksakan
kehamilan baik pada trimester pertama, kedua, ketiga dan keempat. Hal
ini menyebabkan syarat untuk masuk data kunjungan ibu hamil K-4 tidak
tercapai.
c. Kurangnya animo ibu hamil untuk menghadiri kelas ibu hamil yang
diselenggarakan tiap desa. Kelas ibu hamil bertujuan untuk meningkatan
pengetahuan dan keterampilan ibu mengenai kehamilan, persalinan, dan
Keluarga Berencana (KB). Oleh karena itu kelas ibu hamil dapat
meningkatkan angka cakupan kunjungan ibu hamil K-4
d. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya Antenatal care dan
pengawasan kunjungan ibu hamil. Hal ini dibuktikan dari selisih angka K-
4 dan K-1 diluar abortus yang sebesar 39 atau 7,76 %.
e. Jumlah bidan desa yang hanya 11 orang, sedangkan Puskesmas I Sumpiuh
memiliki 7 desa di wilayah kerjanya dengan jumlah penduduk sebesar
27.436 orang. Menurut target Indikator Indonesia Sehat (IIS), seharusnya
ada 100 orang bidan per 100.000 penduduk. Sehingga untuk 27.436 orang
seharusnya ada 27 orang bidan.
31
B. Saran
1. Melakukan penelitian mengapa angka abortus pada tahun 2016 dapat
mencapai 42 kasus (8,3 %).
2. Melakukan kelas ibu hamil yang lebih inovatif dan menarik. Misalnya,
dengan menggunakan media seperti video edukasi, demonstrasi langsung
senam ibu hamil, dan perawatan bayi baru lahir oleh bidan yang terlatih.
3. Pendekatan pada tokoh masyarakat untuk mengadakan edukasi tentang
pentingnya pemeriksaan kehamilan minimal 1 kali di trimester pertama,
minimal 1 kali di trimester kedua, dan minimal 2 kali di trimester ketiga.
4. Penambahan jumlah sumber daya manusia untuk meningkatkan kinerja.
32
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI. 2016. Profil Kesehatan Indonesia 2015. Katalog Dalam Terbitan
Kementerian Kesehatan RI. Jakarta.
WHO. 2015. Health In 2015: From MDGs to SDGs. WHO Library Cataloguing-in-
Publication Data. Perancis.