Anda di halaman 1dari 6

HEPATITIS B

1.Triad Epidemiologi
1.1 Agent
Hepatitis B adalah infeksi serius pada hati yang disebabkan oleh virus hepatitis
B (HBV). Hepatitis B bisa menyebabkan kondisi akut dan kronis pada pasien. Jika
sudah memasuki level kronis, penyakit ini bisa membahayakan nyawa
penderitanya. Jika tidak segera ditangani, pendertia hepatitis B kronis berisiko
terkena sirosis, kanker hati, atau gagal hati.
Hepatitis B sulit dikenali karena gejala-gejalanya tidak langsung terasa dan
bahkan ada yang sama sekali tidak muncul. Karena itulah, banyak orang yang
tidak menyadari bahwa dirinya telah terinfeksi. Virus ini biasanya berkembang
selama 1-5 bulan sejak terjadi pajanan terhadap virus sampai kemunculan gejala
pertama.

1.2 Host
Infeksi hepatitis B yang akut akan terjadi dalam waktu 30 sampai 180 hari
setelah virus memasuki tubuh. Kebanyakan tanpa gejala klinis yang khas. Pada
sebagian pasien menunjukkan gejala klinis yang klasik seperti dimulai dengan
gejala prodromal atau gejala pertama yang dirasakan oleh pasien adalah demam
tidak terlalu tinggi, rasa tidak selera makan, mual, dan kadang-kadang muntah.
Juga akan terjadi rasa lemas, sakit kepala, rasa takut dengan cahaya, sakit menelan
batuk, dan pilek. Gejala-gejala ini memang sangat mirip dengan flu, sehingga
disebut dengan flu like syndrome. Satu sampai dua minggu kemudian barulah
timbul kuning pada seluruh badan penderita. Saat inilah biasanya penderita
berobat karena merasa ada kelainan pada tubuhnya yang berwarna kuning. Kuning
ini diikuti oleh perubahan gambaran laboratorium fungsi hati yang biasanya
meningkat. Fungsi hati ini biasanya digambarkan oleh kenaikan SGOT dan SGPT.
Satu sampai lima hari sebelum badan kuning, keluhan kencing seperti teh pekat
dan warna buang air besar yang pucat seperti diliputi lemak juga dirasakan oleh
penderita.

1.3 Environment
Penyakit hepatitis bisa menyebabkan berbagai macam gangguan kesehatan yang
akan menyebabkan penurunan nafsu makan dan juga berat badan. Jika hal ini
berlangsung lama tidak baik karena tubuh akan kekurangan banyak nutrisi yang
akan mengakibatkan penurunan fungsi organ dalam tubuh juga. Terjadi nya gejala
penyakit hepatitis tersebut bisa dialami akibat ada faktor pemicu nya. Faktor
pemicu infeksi penyakit hepatitis bisa di sebabkan oleh beberapa hal. Karena ada
beberapa faktor yang bisa menyebabkan penyakit hepatitis atau terjadi nya
infeksi. Oleh sebab itu jika ingin mencegah penyakit hepatitis maka harus
mengetahui penyebab hepatitis nya. pada kesempatan ini saya akan menjelaskan
sedikit tentang faktor lingkungan terhadap persebaran atau penularan hepatitis
sehingga mudah menjangkit manusia. Berikut beberapa penyebab hepatitis :
1. Berbagai barang pribadi
Penyebab hepatitis yang menyebabkan infeksi virus bisa dialami
karena di sebabkan oleh benda. Karena penularan penyakit hepatitis bisa
dari benda, penyebab hepatitis yang di dari penggunaan barang barang
pribadi bisa dari benda seperti alat cukur, jarum suntik, handuk, sikat
gigi dan barang lain yang harus nya di gunakan sendiri. Jika di gunakan
bersamaan dengan orang lain dan menderita penyakit hepatitis maka
akan menyebabkan penyakit hepatitis terjadi maka dari itu penyebab
hepatitis bisa dari benda. Sebaik nya jika menggunakan barang pribadi
di simpang dengan baik agar orang lain tidak menggunakan nya juga.
Karena bukan hanya penyakit hepatitis saja, tetapi penyakit lain nya pun
bisa menyebabkan penyakit hepatitis.
2. Makan makanan kotor
Virus penyakit hepatitis bisa juga ada pada makanan atau pun di
minuman, sehingga jika masuk ke dalam tubuh makanan atau pun
minuman yang terdapat virus di dalam nya maka akan menyebabkan
penyakit hepatitis. Penyebab hepatitis dari makanan dan minuman yang
kurang bersih sudah cukup sering dialami, dan banyak penderita nya.
Oleh sebab itu sebaik nya makan makanan yang di buat di rumah
sendiri, dan juga tidak mengkonsumsi makan makanan yang mentah, air
mentah pun juga sebaik nya juga jangan di konsumsi.
3. Memakai peralatan kebersihan tubuh secara bersama sama
Alat yang merupakan alat pribadi itu seharusnya hanya digunakan
untuk satu orang, khususnya untuk alat mandi. Karena
penyebab hepatitis B ini bisa terjadi akibat penggunaan peralatan secara
bersamaan dengan penderita hepatitis. Jenis penyebab inilah yang bisa
mendatangkan penyakit hepatitis yang bergolongan B itu datang dan
muncul. Maka dengan itu, kalian harus bisa menjaga kondisi kesehatan
tubuh atau badan dengan baik dan benar, agar tidak mudah mengalami
penyakit hepatitis.
4. Berkontak langsung
Melakukan kontak langsung oleh penderita penyakit hepatitis akan
menjadi penyebab hepatitis juga. Terlebih jika berkontak langsung
dalam keadaan kondisi tubuh yang lemah maka akan menyebabkan
infeksi virus lebih mudah dan lebih cepat juga. Maka dari itu jika ada
orang yang menderita penyakit hepatitis sebaik nya menjaga jarak.

2.Transmisi
Virus hepatitis B menular melalui kontak dengan cairan tubuh. Manusia
merupakan satu-satunya host (pejamu) dari virus ini. Darah merupakan faktor
penting untuk media penularan. Cairan tubuh yang lain juga faktor penting untuk
penularan. Akhir-akhir ini ada tiga cara penularan virus hepatitis B. Pertama
adalah transmisi perinatal, seksual, parenteral dan perkutaneus (menggunakan
jarum suntik yang sama secara bergantian). Tidak ada bukti penularan dapat
melalui udara bebas atau kotoran dari manusia yang terinfeksi. Virus hepatitis B
tidak ditularkan melalui air, makanan, serangga dan binatang lainnya.
Transmisi perinatal merupakan transmisi virus hepatitis B dari ibu ke bayi
selama periode perinatal, transmisi ini paling penting dalam prevalensi di daerah
endemis tinggi khususnya di Cina dan Asia Tenggara. Sebelum vaksin
dipergunakan sebagai program imunisasi rutin, proporsi bayi yang terinfeksi
sekitar 10 – 30 % dari ibu yang positif hepatitis B (HbsAg positif) yang tanda
replikasi virusnya tidak aktif (HbeAg negatif). Sementara itu insiden perinatal
lebih besar pada ibu yang HbsAg dan HbeAg positif yaitu berkisar 70 – 90 %.
Untuk bayi baru lahir dan anak kurang dari 1 tahun yang terinfeksi hepatitis B
pada periode perinatal, maka kemungkinan menjadi infeksi kronis sekitar 90%.

3. Riwayat Alamiah Hepatitis B


1. Masa Inkubasi dan Klinis
VHB ditularkan melalui darah dan cairan tubuh seperti air liur, air mani,
cairan vagina dan air susu ibu. Virus masuk ke tubuh lewat kulit atau selaput
lendir tubuh yang rusak. Masa inkubasi dari hepatitis B ini berkisar antar 45-180
hari dan lama masa inkubasi tergantung pada jumlah virus yang masuk ke dalam
tubuh dan cara penularan serta daya tahan pasien. Di daerah endemik penularan
sering terjadi pada waktu persalinan atau pada awal pemberian makanan bayi.
Penularan dari ibu ke bayi merupakan penyebab terpenting hepatitis menahun
yang mudah berkembang menjadi kanker hati.
Adapun cara penularan hepatitis B lainnya diantaranya adalah :
1. Melalui transfusi darah atau transplantasi
Biasanya karena darah yang ditransufsikan sudah terinfeksi virus hepatitis
B, sehingga orang yang sehat dapat tertular melalui transfusi darah.
2. Seringnya Berganti-ganti Pasangan Seksual
Selain HIV, seringnya berganti-ganti pasangan dapat menularkan penyakit
hepatitis B, belum lagi tertular penyakit menular seksual lainnya.
3. Menggunakan Barang Pribadi Secara Bersama-Sama
Pisau cukur, sikat gigi, handuk dan alat kebersihan lainnya, dapat
menularkan penyakit hepatitis B jika digunakan secara bersama-sama.
Karena itu biasakan menggunakan alat kebersihan pribadi hanya untuk
pribadi, bukan untuk bersama-sama.
4. Bayi Yang Tertular Ibunya
Ibu hamil yang terinfeksi penyakit hepatitis B, sudah tentu akan
menularkan penyakit ini kepada bayinya. Oleh karena itu, si bayi wajib
diimunisasi sebelum penyakit hepatitis B bertambah parah.
Virus hepatitis B (VHB) adalah virus DNA yang bentuknya kompleks,
mempunyai 2 lapis partikel di sebut partikel dane, merupakan lapisan permukaan
VHB yang di sebut HbsAg dan lapisan dalam pada intinya di dapatkan hepatitis B
core anti gen (HbsAg).Di dalam inti dari genome viral terdapat DNA yang
sirkuler dan double stranded.
2. Masa Laten dan Periode Infeksi
Pada masa laten, virus ditemukan pada tinja orang yang terinfeksi,
mencapai puncak 1-2 minggu sebelum timbulnya gejala dan berkurang cepat
setelah gejala disfungsi hati muncul bersamaan dengan timbulnya sirkulasi
antibodi HAV di dalam darah.
Pada tahap infeksi, infektivitas maksimum terjadi pada hari-hari terakhir
dari separuh masa inkubasi dan terus berlanjut beberapa hari hingga muncul
gejala ikterus.

4. Pencegahan Penyakit
Pencegahan dengan vaksinasi merupakan strategi terpenting untuk
menurunkan risiko infeksi virus hepatitis B kronis dan komplikasinya. Generasi
pertama adalah plasma derived vaccine yang tidak aktif yang diperkenalkan pada
tahun 1982. Generasi kedua merupakan rekombinan DNA yang dipergunakan
secara luas tahun 1986. kedua vaksin tersebut cukup aman dan efektif dalam
mencegah infeksi hepatitis B. Pada tahun 1991, World Health Organization
(WHO) telah merekomendasikan vaksinasi hepatitis B untuk seluruh negara.
Tahun 2002, 154 negara telah melakukan vaksinasi hepatitis B pada seluruh bayi
baru lahir.
Langkah efektif dalam pencegahan hepatitis B adalah dengan melakukan
vaksin. Di Indonesia sendiri, vaksin hepatitis B termasuk vaksin wajib dalam
imunisasi. Proses pemberian vaksin dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu saat anak
lahir, saat anak berusia 1 bulan, dan pada saat anak berusia 3-6 bulan. Meskipun
begitu, orang dewasa dari segala usia pun dianjurkan untuk menerima vaksin
hepatitis B, terutama apabila mereka berisiko tinggi tertular hepatitis B.
Contohnya seperti:
1. Orang yang memiliki lebihdari satu pasangan seksual.
2. Orang yang menggunakan obat suntik atau berhubungan seks dengan
pengguna obat suntik.
3. Petugas kesehatan (paramedis) yang berisiko terpapar virus hepatitis
B.
4. Orang yang tinggal serumah dengan penderita hepatitis B.
5. Penderita penyakit hati kronis.
6. Penderita penyakit ginjal.
Pemeriksaan hepatitis B juga diterapkan bagi ibu hamil. Jika sang ibu
mengidap penyakit ini, bayinya harus menerima vaksin pada saat lahir (12 jam
setelah persalinan) untuk mencegah penularan dari ibu ke bayi. Langkah lain yang
dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terkena hepatitis B di antaranya adalah:
1. Berhenti atau jangan menggunakan obat-obatan terlarang.
2. Hindari berbagi penggunaan barang seperti sikat gigi, anting-anting,
ataualat cukur.
3. Waspadalah saat ingin menindik atau menato tubuh.
4. Jangan berhubungan seks tanpa alat pengaman kecuali Anda yakin
pasangan Anda tidak memiliki hepatitis B atau penyakit kelamin
menular lainnya.
Apabila Anda telah melakukan kontak dengan salah seorang penderita
hepatitis B dalam rentang waktu 24 jam terakhir, segera periksakan diri ke dokter.
Risiko penularan penyakit ini dapat diturunkan dengan pemberian suntikan
imunoglobulin hepatitis B. Ini adalah larutan obat yang berisi antibodi guna
melawan virus hepatitis B.

5. Pengobatan
Tidak ada langkah khusus dalam pengobatan hepatitis B. Tujuan pengobatan
kondisi ini adalah untuk mengurangi gejala dengan obat pereda sakit, serta
menjaga kenyamanan sehari-hari si penderita dan keseimbangan gizinya.
Sementara itu, pengobatan untuk hepatitis B kronis tergantung pada tingkat
keparahan infeksi pada hati. Penanganan penyakit ini adalah menggunakan obat-
obatan yang berfungsi untuk menghambat produksi virus dan mencegah
kerusakan pada hati.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam epidemiologi, penyakit dipandang sebagai keadaan yang
disebabkan oleh banyak faktor, tidak hanya oleh karena adanya mikroorganisme
yang menganggu fungsi biologis tubuh, tetapi juga dipengaruhi oleh factor
lainnya seperti lingkungan fisik dan sosial. Dengan memandang keberadaan
penyakit secara lengkap maka penanganan akan akan dapat dilakukan dengan
lebih komprehensif. Terjadinya penyakit digambarkan dalam tiga konsep yaitu
konsep segitiga, jaring-jaring sebabakibat dan model roda. Dalam konsep segitiga
penanganan penyakit dapat dilakukan dengan menyeimbangkan interaksi antara
host, agent dan lingkungan. Dalam konsep jaring-jaring, penyakit dapat ditangani
dengan memutuskan salah satu rantai jaring-jaring. Dalam konsep roda, penyakit
dapat ditangani dengan adaptasi yang tepat sesuai pergeseran roda kondisi
lingkungan dan internal.

3.2 Saran
Berdasarkan pembahasan diatas kita sudah dapat melihat bahwa penyakit muncul
dikarenakan gaya hidup yang tidak sehat, maka dari itu, agar tubuh kita tidak
terserang penyakit kita harus menerapkan pola hidup sehat serta melakukan
pemeriksaan secara berkala.
DAFTAR PUSTAKA
Bustan, 2002, PengantarEpidemiologi, Jakarta, PT. RinekaCipta

Notoatmojo, 2003, IlmuKesehatanMasyarakat, PrinsipPrinsipDasar, Jakarta, PT.


RinekaCipta
Lacey SR, Bernstein DR, Talavera F, et al. 2005.Hepatitis D. eMedicine
specialties.
Lembar Fakta Hepatitis B http://who.int/mediacentre/factsheets/fs204/en/di akses
tanggal 12 Juni 2013
Manju Rani, Baoping Yang and Richard Nesbit. Hepatitis B controlled by 2012
inThe WHO Pacific Region: Rationale and
implications.http://www.who.int/bulletin/volume/87/9/08-059220/en/
Martin A and Lemon SM, 2006. Hepatitis A virus. From discovery to Vaccines.
Hepatology: Vol 45 No.2 Suppl 1, S164-S172.
Noer, Sjaifoellah H.M., Sundoro, Julitasari. 2007.Buku Ajar Ilmu Penyakit Hati
Edisi Pertama. Editor : H. Ali Sulaiman. Jakarta: Jayabadi.
Penyakit Hepatitis B http://www.infopenyakit.com di akses tanggal 12 Juni 2013

Anda mungkin juga menyukai