ABSTRAK
Kata kunci: daun kratom, sedatif, ekstrak etanol, traction test, fireplace test.
SEDATIVE EFFECT OF ETHANOL EXTRACT OF KRATOM LEAF (Mitragyna
speciosa Korth.) ON MALE BALB/C STRAIN MICE
ABSTRACT
Keywords: kratom leaves, sedatives, ethanol extract, traction test, fireplace test.
PENDAHULUAN nenek moyang yang belum
Stres dapat menyebabkan semuanya teruji secara ilmiah.
seseorang mengalami gangguan tidur, Kratom (Mitragyna speciosa
yaitu insomnia. Insomnia adalah suatu Korth.) merupakan salah satu tanaman
keadaan dimana seseorang tidak mampu endemik di Asia Tenggara seperti,
tidur dengan nyaman disertai gejala- Thailand, Malaysia dan Indonesia yang
gejala selalu merasa letih dan lelah telah digunakan untuk mengobati
sepanjang hari dan secara terus menerus berbagai penyakit. Daun kratom sudah
mengalami kesulitan untuk tidur atau digunakan di Thailand untuk efek
selalu terbangun di tengah malam dan seperti opium dan coca yang memiliki
tidak dapat kembali tidur1,2. Insomnia kemampuan stimulan untuk melawan
dapat menyebabkan seseorang menjadi rasa letih dan meningkatkan daya tahan
kurang produktif, karena kehilangan terhadap sinar matahari serta digunakan
waktu tidur diketahui sebagai penyebab untuk mengobati diare dan untuk
tidak tercapainya target-target pekerjaan, menghentikan pecandu morfin5. Daun
tugas-tugas akedemik, dan lain-lain. kratom apabila digunakan dalam dosis
Kurang tidur juga dapat memicu yang rendah (2-10 gram) dapat
terjadinya kecelakaan yang serius memberikan efek stimulan, sementara
bahkan fatal dan menyebabkan dosis yang lebih tinggi dapat
gangguan keseimbangan hormon1,3. memberikan efek seperti opium, selain
Obat-obat golongan hipnotik efek penenang dan euforia6. Kandungan
utama dari daun kratom ini adalah
sedatif dapat digunakan untuk
alkaloid indol, yaitu mitraginin (66,2%)
mengatasi insomnia, yaitu dan 7-hidroksimitraginin (2,0%)7.
merupakan obat depressan SSP yang Mitraginin menunjukkan secara
berguna untuk menenangkan, signifikan penurunan aktivitas
membuat kantuk, dan menidurkan lokomotor pada tikus8. 7-
pemakainya hingga menyebabkan hidroksimitraginin bekerja pada ujung
hilangnya kesadaran, keadaan saraf dan menghambat pelepasan
anestesi, koma dan mati, bergantung neurotransmitter5. Selain alkaloid,
pada besar kecilnya dosis obat. flavonoid, saponin, triterpenoid saponin
Namun demikian, penggunaan obat- dan derivat glikosida juga pernah
obatan tersebut perlu diawasi dilaporkan terdapat pada daun
kratom9,10.
karena efek sampingnya yang cukup
Penelitian ini bertujuan untuk
berbahaya, seperti habituasi, mengetahui efek sedatif dan dosis
4
toleransi bahkan adiksi . Oleh karena efektif ekstrak etanolik daun kratom
itu, kebanyakan masyarakat mulai pada mencit BALB/c, serta pontensinya
kembali menggunakan tanaman obat jika dibandingkan dengan diazepam
sebagai alternatif dengan sebagai kontrol positif.
memanfaatkan kekayaan alam
Indonesia yang didasarkan pada METODE PENELITIAN
pengalaman serta warisan nenek Alat dan Bahan
moyang yang dikenal dengan back to
nature. Akan tetapi selama ini Alat-alat yang digunakan adalah
rotary evaporator, hot plate, alat-alat
pengetahuan tentang khasiat obat
gelas, stopwatch, ball filler, sonde oral,
tradisional dan keamanan tanaman Spuit 1 mL, termometer, Traction Test
obat hanya diperoleh melalui termodifikasi, Fireplace Test
informasi secara turun temurun dari termodifikasi, penangas air, oven,
bejana maserasi dan timbangan,
sedangkan bahan-bahan yang digunakan pelarut tiap 1 x 24 jam, yaitu hari
adalah daun kratom, etanol 70% pertama sebanyak 1300 ml dan hari
(teknis), CMC, larutan basa ammonia 1 kedua dan ketiga masing-masing 1000
%, HCl 2 N, kloroform, pereaksi Mayer, ml. Maserat kemudian dipekatkan
Pereaksi Dragendrof, serbuk Mg, gelatin dengan evaporator pada suhu 60oC yang
1%, pereaksi Lieberman-Burchard, eter, dilanjutkan dengan water bath hingga
larutan FeCl3, tablet diazepam, kertas diperoleh ekstrak kental.
saring, dan aquadest.
Penetapan Susut Pengeringan
Hewan Uji
Susut pengeringan adalah kadar
Hewan uji yang digunakan bagian yang menguap suatu zat. Suhu
dalam penelitian ini adalah mencit penetapan adalah 1050C dan susut
jantan galur BALB/c . pengeringan ditetapkan sebagai berikut:
ditimbang seksama ±1 gram sampel
Cara Kerja dalam krusibel yang sebelumnya telah
dipanaskan pada suhu penetapan selama
Pengambilan dan Pengolahan Sampel
30 menit dan telah ditara. Dimasukkan
Sampel yang digunakan pada ke dalam ruang pengering, dibuka
penelitian ini adalah daun tanaman tutupnya, keringkan pada suhu
kratom yang tumbuh liar dengan daun penetapan hingga bobot tetap.
berwarna hijau dan tulang daun
berwarna merah, berasal dari desa Sibau Skrining Fitokimia
Hilir, Kecamatan Putusibau Utara, Uji Alkaloid
Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan
Barat. Sampel diambil pada tempat Ekstrak etanol ditambahkan
yang sama, dimusim hujan pada bulan dengan larutan basa amonia 1% dan
Juni dan pada pukul sekitar 10 pagi. kloroform di dalam tabung reaksi,
Daun kratom dikumpulkan dan dikocok, kemudian lapisan kloroform
ditimbang sebanyak 4 Kg (berat basah), (lapisan bawah) dipipet dan
disortasi basah kemudian dicuci dengan ditambahkan HCl 2 N lalu dikocok.
air bersih. Daun kratom yang sudah Larutan yang didapat dibagi tiga, yaitu
dicuci kemudian ditiriskan dan sebagai blangko, dan sisanya
dikeringkan dengan cara dioven dengan direaksikan masing-masing dengan
suhu 40oC. Setelah kering, daun kratom pereaksi Mayer dan Dragendorf. Hasil
dihancurkan untuk membuat ekstrak. positif, yaitu campuran dengan pereaksi
dengan mesin penghalus (grinder) Mayer menimbulkan endapan putih dan
hingga berbentuk serbuk kasar. campuran dengan pereaksi Dragendorf
menimbulkan kekeruhan dan endapan
Pemeriksaan Makroskopis Simplisia berwarna jingga.
Kelompok Perlakuan
Grafik 1. Lamanya waktu balik badan. Mencit dipuasakan selama 18 jam, diberikan perlakuan ekstrak etanol
daun kratom dan diuji menggunakan metode traction test. Hasil data waktu balik badan diuji
secara statistik menggunakan One Way Anova yang dilanjutkan dengan post hoc test. Ket: huruf
yang berbeda menunjukkan perbedaan secara signifikan.
0
Kontrol (+) Dosis II Dosis III
Kelompok Perlakuan
Grafik 2. Lamanya waktu jatuh. Mencit dipuasakan selama 18 jam, diberikan perlakuan ekstrak etanol daun
kratom dan diuji menggunakan metode traction test. Hasil data waktu jatuh mencit diuji secara
statistik menggunakan One Way Anova yang dilanjutkan dengan post hoc test. Ket: huruf yang
berbeda menunjukkan perbedaan secara signifikan.
Waktu Loncat
70 e
Kontrol positif (Diazepam)
60
Kelompok Perlakuan
Grafik 3. Lamanya waktu loncat. Mencit dipuasakan selama 18 jam, diberikan perlakuan ekstrak etanol daun
kratom dan diuji menggunakan metode fireplace test. Hasil data waktu loncat mencit diuji secara
statistik menggunakan One Way Anova yang dilanjutkan dengan post hoc test. Ket: huruf yang
berbeda menunjukkan perbedaan secara signifikan.
Data kualitatif berupa refleks GABA (gamma-aminobutyric acid).
korena dan balik badan yang diperoleh GABA yang dilepaskan dari terminal
dari hasil penelitian juga menunjukkan saraf terikat pada reseptor GABA,
adanya penurunan aktivitas. Kelompok pengikatan ini akan menyebabkan
perlakuan kontrol negatif tidak pembukaan saluran klorida. Membran
memberikan perubahan pada parameter sel saraf secara normal tidak permeabel
tersebut hingga menit ke-120, namun terhadap ion klorida, tapi bila saluran
pada masing-masing kelompok klorida terbuka, memungkinkan
perlakuan kontrol positif, dosis I, dosis masuknya ion klorida, meningkatkan
II, dan dosis III menunjukkan adanya potensial elektrik sepanjang membran
perubahan. sel, menyebabkan sel sukar tereksitasi
Kelompok kontrol positif serta menimbulkan efek sedatif
menunjukkan bahwa terjadi perubahan hipnotik14. Namun tidak menutup
refleks kornea dan balik badan setelah kemungkinan bahwa senyawa lain selain
menit ke-10. Hal ini menandakan pada alkaloid juga dapat menyebabkan efek
kelompok ini, obat mulai berefek sedatif sedatif, seperti krisin (Flavonoid) dalam
pada menit ke-10. herba Passiflora incarnata L. pada
Hasil pengamatan pada perrcobaan secara in vitro dapat
kelompok perlakuan dosis I, terjadi berikatan dengan reseptor
perubahan refleks kornea setelah menit benzodiazepine, mengurangi aktivitas
ke-15, tetapi tidak terjadi perubahan lokomotorik dan meningkatkan efek
refleks balik badan hingga menit ke-120. hipnosis pada hewan yang diinduksi
Hal ini menandakan bahwa hewan uji dengan pentobarbitalum15. Saponin
berada pada fase perpindahan dari efek berikatan dengan reseptor GABA
stimulan ke efek sedatif, sehingga sehingga meningkatkan aktifitas
penurunan aktivitas tonus otot hanya reseptor GABA yang menyebabkan
terjadi pada daerah mata saja. hiperpolarisasi dan menurunkan
Hasil pengamatan untuk eksitasi16. Senyawa terpenoid dalam
kelompok perlakuan dosis II dan dosis minyak atsiri pada akar Valeriana
III menunjukkkan bahwa perubahan officinale L. dalam percobaan in vivo
refleks kornea terjadi antara menit ke-10 memberikan efek lemah terhadap sistem
sampai menit ke-15, sedangkan saraf, merelaksasi otot dan mengurangi
perubahan refleks balik badan terjadi aktivitas motorik yang menyebabkan
pada menit ke-60. Ini berarti ekstrak timbulnya efek sedatif dan minyak atsiri
sudah mulai berefek pada rentang waktu dari batang Litsea cubeba yang
10-15 menit. diberikan secara inhalasi terbukti
Komponen utama dari daun menekan aktivitas lokomotor pada
kratom adalah alkaloid indol, yaitu mencit15,17.
mitraginin (66.2%) dan 7-
hidroksimitraginin (2.0%)5,7. Kesimpulan
Mitraginin menunjukkan secara
Berdasarkan hasil penelitian
signifikan penurunan aktifitas lokomotor
yang telah dilakukan maka dapat
pada tikus, sedangkan 7-
disimpulkan bahwa Ekstrak etanol daun
hidroksimitragininbekerja pada ujung
kratom memiliki efek sedatif pada
saraf dan menghambat pelepasan
mencit jantan galur BALB/c. Dosis
neurotransmitter8,5. Hal tersebut sangat
efektif ekstrak etanol daun kratom
memungkinkan bahwa senyawa alkaloid
adalah dosis 48.57 mg/ 20gBB. Efek
yang terkandung di dalam daun kratom
sedatif yang dihasilkan ekstrak etanol
memiliki aktivitas sedatif. Alkaloid
daun kratom memiliki potensi yang
memiliki pengaruh agonis pada reseptor
lebih besar jika dibandingkan dengan Analgesic Indole Alkaloids from the
diazepam sebagai kontrol positif. Rubiaceous Plant, Mitragyna
spesiosa. Journal. Pharmaceutical
Daftar Pustaka Society Of Japan. Japan.
8. Moklas, M.A.M., Nurul, R.A.R.,
1. Putro, M. C., dan Dr. Tamsil, M.
taufik, H,M., Sharida, F., Farah,
2013. Penerapan Strategi
I.N., Zulkhaiti, A., Shamima, A.R.
Pengelolaan Diri Untuk Mengurangi
2008. A Preliminary Toxicity Study
Insomnia Pada Siswa Kelas VIII A
of Mitragynine, An Alkaloid from
DI SMP PGRI 7 Sedati Sidoarjo.
Mitragyna spesiosa Korth. And its
Jurnal Mahasiswa Bimbingan
Effects on Locomotor Actuvity in
Konseling. Fakultas Ilmu
Rats. Artikel. Advances in Medical
Pendidikan Universitas Negeri
and Dental Sciences, 2(3). Malaysia.
Surabaya. Surabaya.
9. León, F., Habib E., Adkins JE., Furr
2. Sportindo, 2008. Free Fitness and
EB., McCurdy CR., Cutler SJ. 2009.
Nutrition Magazine; Kupas Tuntas
Phytochemical Characterization of
Insomnia Gangguan Tidur yang
The Leaves of Mitragyna speciosa
Berakibat Fatal. Edisi 10. Free
grown in U.S.A. Nat Prod Commun
Magazine Sportindo.com.
4(7).
3. Syaiful, A. 2009. Pengaruh Ekstrak
10. Kapp, F.G., Hans H., Volker A.,
Herba Putri Malu (Mimosa pudica
Martin W., Maren H.C. 2011.
Linn.) Terhadap Efek Sedasi pada
Intrahepattic Cholestatis Following
Mencit Balb/C. Karya Tulis Ilmiah.
Abuse of Powdered Kratom
Diajukan untuk memenuhi tugas dan
(Mitragyna spesiosa). Journal. J.
melengkapi syarat dalam menempuh
Med. Toxicol. Germany.
Program Pendidikan Sarjana.
11. Laurence, D.R dan Alfred L.B.
Fakultas Kedokteran Universitas
1964. Evaluation of Drug Activities:
Diponegoro Semarang.
Pharmacometrics. Edisi 2.
4. Purnomo, L., Lusiana D., Slamet S.
Academic Press. New York.
2004. Efektivita Infusa Kayu Ules
12. Voigt, R. 1994. Buku Pelajaran
(Helicteres isora L) Sebagai Obat
Teknologi Farmasi. Gadjah Mada
Hipnotik Sedatif. Jurnal. JKM, Vol
University Press. Yogyakarta.
3(2).
13. Gong, F., Hai-peng Gu, Qi-tai Xu,
5. Matsumoto, K., Syunji, H., Hayato,
Wen-yi Kang. 2012. Genus
I., Hiromitsu, T., Norio, A.,
Mitragyna: Ethnomedical Uses and
Dhavadee, P., Kazuo, W. 2004.
Pharmacological Studies. Journal
Antinociceptive effect of 7
Phytopharmacology. Inforesights
hydroxymitragynine in mice:
Publishing, 3(2). China.
Discovery of an orally active opioid
analgesic from the Thai medicinal 14. Ikawati, Z. 2006. Pengantar
herb Mitragyna speciosa. Jurnal. Farmakologi Molekuler. UGM
Life Sciences. Press. Yogyakarta.
6. Drug Enforcement Administration, 15. Mun’im, A. & Hanani, E. 2011.
2013, KRATOM (Mitragyna Fitoterapi Dasar. Penerbit Dian
speciosa korth.) (Street Names: Rakyat. Jakarta.
Thang, Kakuam, Thom, Ketum, 16. Sinta, M.S.W & Handoko, T.
Biak), Office of Diversion Control, 2001. Hipnotik Sedatif dan
Drug & Chemical Evaluation Alkohol Dalam : Sulistia G.
Section. Ganiswara, editors : Farmakologi
7. Takayama, Hiromitsu. 2004.
Chemistry and Pharmacology of
dan Terapi. 4th.ed. Bagian
Farmakologi FK UI. Jakarta.
17. Muchtaridi, Anton, p., Anas. S.,
Slamet. B. 2005. Analisis
senyawa minyak atsiri kulitt
batang ki lemo (Litsea cubeba
lour. Pers) yang menekan
aktivitas lokomotor mencit.
Journal. Majalah Farmasi
Indonesia 16(1).