Anda di halaman 1dari 10

JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 8(1), 14-23, 2022 p-ISSN.

2443-115X
e-ISSN. 2477-1821

UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL


DAUN KAYU MANIS (Cinnamomum burmanni) PADA
MENCIT PUTIH JANTAN
Submitted : 9 Juni 2021
Edited : 23 Mei 2022
Accepted : 30 Mei 2022

Rahmila Yuni Astika, Fathnur Sani K*, Elisma

Jurusan Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi


Alamat Kontak: Jl. Jambi-Ma Bulian KM 15 Mendalo Darat Jambi 36361
Email : fathnursanik@unja.ac.id

ABSTRAK
Ekstrak daun kayu manis mengandung senyawa metabolit sekunder seperti flavonoid,
saponin, tanin, alkaloid, steroid/terpenoid dan fenol. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
melihat aktivitas antiinflamasi ekstrak etanol daun kayu manis secara topikal dan untuk
mengetahui konsentrasi terbaik pada perlakuan inflamasi. Penelitian ini merupakan jenis
penelitian eksperimental dengan pendekatan post test only control group design. Kelompok
perlakuan dibagi menjadi 5 kelompok dimana tiap perlakuan terdiri dari 7 ekor hewan uji.
Perlakuan yang dilakukan meliputi kontrol positif (hidrokortison asetat 2,5%), kontrol negatif
(vaselin flavum), ekstrak etanol daun kayu manis konsentrasi 5%, 10% dan 20%. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun kayu manis memiliki efek antiinflamasi secara statistic
memiliki perbedaan bermakna antar kelompok perlakuan (p<0,05). Konsentrasi terbaik adalah
20% kemudian diikuti dengan 10% dan 5%.

Kata kunci : Daun Kayu Manis, Anti inflamasi, Topikal, Hidrokortisone

ABSTRACT
Cinnamon (Cinnamomum burmannii) leaves extract contains secondary metabolites such
as flavonoids, saponins, tannins, alakloids, steroids/terpenoids and phenols. The aims of this
study was to examine the anti-inflammatory activity of the ethanolic extract of cinnamon leaves
topically and to determine the best concentration for the treatment of inflammation. This research
is an experimental research with a post test only control group design approach. The treatment
group was devided into 5 groups where each treatment consisted of 7 test animals The treatments
included positive control (hydrocortisone acetate 2.5%), negative control (vaselin flavum),
ethanol extract of cinnamon leaves with concentrations of 5%, 10% and 20%. The results showed
that the ethanolic extract of cinnamon leaves had an anti-inflammatory effect statistically had a
significant difference between the treatment groups (p<0.05). The best concentration is 20% then
followed by 10% and 5%.

Keywords : Cinnamon Leaves, Anti-inflammatory, Topical, Hydrocortisone

PENDAHULUAN inflamasi atau radang terjadi karena adanya


Inflamasi merupakan reaksi lokal kerusakan sel yang disebabkan oleh
pada jaringan vaskular terhadap cedera yang mikroba, cedera fisik atau kimia(1).
ditandai dengan gejala seperti rubor Pengobatan inflamasi biasanya dilakukan
(kemerahan), kalor (panas), dolor (nyeri), dengan mengkonsumsi obat-obatan anti
dan tumor (pembengkakan). Proses inflamasi golongan steroid maupun non

14 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SAMARINDA


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 8(1), 14-23, 2022 FATHNUR SANI K

steroid. Namun, obat antiinflamasi golongan pipet tetes, spuit injeksi (1,0 mL dan 5,0
non steroid memiliki efek samping yang mL), gelas objek, cover gelas, timbangan
dapat mengiritasi lambung, sedangkan hewan, mikroskop, kandang hewan
pemakaian obat golongan steroid dalam percobaan, alat bedah mencit, pembakar
jangka panjang dapat menyebabkan spiritus, batang pengaduk, oven, waterbath
hipertensi(2). Oleh karena itu, dalam dan timbangan analitik.
penanggulangan efek samping dari obat
tersebut perlu adanya pengembangan untuk Bahan
terapi inflamasi sebagai alternatif salah Bahan yang digunakan dalam
satunya menggunakan senyawa penelitian adalah daun kayu manis
antiinflamasi yang bertujuan untuk (Cinnamomum burmanni), vaselin flavum,
mencapai efek farmakologis yang tinggi hidrokortison asetat 2,5%, veet® dan
dengan efek samping yang rendah. Salah karagenan 1%. Bahan lainnya yang
satu tanaman yang dapat dimanfaatkan digunakan dalam penelitian adalah etanol
adalah daun Kayu Manis (Cinnamomum 70%, aquadest, pereaksi Mayer, Wagner,
burmanni). dan Dragendorff, serbuk Mg, HCl pekat,
Bagian tanaman kayu manis yang HCl 2 N, etanol 96%, FeCl3, kloroform,
banyak dimanfaatkan oleh masyarakat asam asetat anhidrat, asam sulfat pekat,
adalah kulit batangnya sedangkan daun kayu methanol, n-heksan, dietil eter, NaOH, NaCl
manis saat ini belum dimanfaatkan secara fisiologis 0,9%, reagen giemsa, minyak
optimal. Kulit batang, daun, dan akarnya emersi dan kertas saring.
dapat dimanfaatkan sebagai antirematik,
peluruh keringat (diaphoretik), peluruh Hewan Percobaan
kentut (carminative), meningkatkan nafsu Hewan uji yang digunakan dalam
makan (istomachica), dan menghilangkan penelitian adalah mencit putih jantan yang
sakit(3). Salah satu senyawa pada daun kayu sehat dengan umur antara 2-3 bulan, dan
manis yaitu flavonoid dapat berperan berat badan antara 20-30 gram. Sebelum
sebagai antiinflamasi dengan cara pengujian hewan percobaan dilakukan
menghambat enzim siklooksigenase dan aklimatisasi selama 7 hari. Hewan uji yang
lipooksigenase yang berperan mengatasi digunakan sebanyak 25 ekor mencit putih
gejala peradangan dan alergi(4). Berdasarkan jantan yang dikelompokkan menjadi 5
uraian diatas maka urgensi dari penelitian ini kelompok dimana tiap-tiap kelompok terdiri
yaitu perlu dilakukan penelitian untuk dari 5 ekor mencit. Tiap kelompok mencit
mengetahui efek antiinflamasi ekstrak mendapatkan 5 perlakuan yang berbeda (K-
etanol daun kayu manis yang diberikan , K+, P1, P2 dan P3). Untuk menghindari hal
secara topikal pada kulit punggung mencit yang tidak diinginkan selama proses
putih jantan dengan menggunakan metode penelitian maka hewan uji dilakukan
kombinasi pembentukan kantung udara dan penambahan sebanyak 2 ekor masing-
edema buatan pada punggung mencit masing perlakuan. Sehingga hewan uji yang
dengan larutan karagenan secara subkutan. digunakan untuk penelitian ini adalah 7 ekor
untuk masing-masing kelompok perlakuan.
METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan secara Rancangan
Alat Acak Lengkap dengan pendekatan Post Test
Botol gelap maserasi, pisau, corong, Control Only Group Design dengan 5
rotary evaporator, tabung reaksi, cawan perlakuan. Perlakuan yang diberikan adalah
petri, erlenmeyer, gelas piala, gelas ukur, 3 jenis konsentrasi ekstrak daun kayu manis

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SAMARINDA 15


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 8(1), 14-23, 2022 FATHNUR SANI K

dan 2 perlakuan sebagai kontrol yang dirajang, sampel daun dikeringkan di dalam
diaplikasikan secara topikal pada kulit oven pada suhu 40oC.
punggung mencit.
Pembuatan Ekstrak
Determinasi Tanaman Pembuatan ekstrak dari serbuk kering
Determinasi merupakan tahap awal simplisia dengan cara maserasi
yang dilakukan sebelum menuju tahap lebih menggunakan pelarut etanol 70%. Ekstrak
lanjut pada proses penelitian. Tujuan dibuat dengan memasukkan simplisia ke
dilakukannya determinasi tanaman adalah dalam bejana, kemudian ditambahkan
untuk memastikan kebenaran simplisia dari pelarut etanol 70% sampai simplisia
tanaman yang akan digunakan dalam terendam sempurna. Rendam selama 6 jam
penelitian. Determinasi tanaman daun kayu pertama sambil sesekali diaduk, kemudian
manis dilakukan di Herbarium Universitas diamkan selama 18 jam. Pisahkan maserat
Andalas. dengan cara fitrasi. Kemudian dilakukan
remaserasi sebanyak 3 kali hingga diperoleh
Pengambilan Sampel maserat. Kemudian meserat diuapkan
Sampel yang digunakan dalam menggunakan rotary evaporator dengan
penelitian ini yaitu daun kayu manis suhu 60oC hingga diperoleh ekstrak kental.
(Cinnamomum burmanni) diambil dari Ekstrak yang diperoleh dihitung
daerah Desa Ujung Ladang Kecamatan rendemennya menggunakan rumus :
Gunung Kerinci Kabupaten Kerinci. Daun
kayu manis diambil sebanyak 5 kg. Rendemen ekstrak (%) =
Pengambilan sampel dilakukan pada pagi ( )
( )
x 100%
hari, sampel diambil dengan cara memotong
bagian daun dari tanaman kayu manis
Skrining Fitokimia
menggunakan pisau atau alat pemotong
Uji fitokimia yang dilakukan pada
lainnya. Kemudian daun disortir dengan
ekstrak daun kayu manis yaitu :
cara memisahkan daun dari batangnya
ataupun daun yang telah rusak yang
Uji Alkaloid
disebabkan oleh hama atau serangga.
Sebanyak 0,5 gr sampel dilarutkan
dalam 5 ml HCl 2 N. Larutan yang
Pembuatan Simplisia
didapatkan dibagi menjadi 2 bagian,
Daun kayu manis yang berwarna hijau
masing-masing bagian ditambah dengan
tua diambil secara langsung (pemetikan)
pereaksi Meyer dan Dragendorff. Hasil
atau menggunakan alat dalam keadaan
positif alkaloid ditandai terbentuk endapan
segar. Pembuatan simplisia melalui tahapan
berwarna berturut-turut yaitu putih dan
yaitu sortasi basah untuk memisahkan
cokelat muda hingga kuning(5).
kotoran-kotoran atau bahan-bahan asing
lainnya. Kemudian dilakukan pencucian
Uji Flavonoid
dengan air mengalir untuk menghilangkan
Sebanyak 1 gr ekstrak dimasukkan ke
tanah dan pengotor lainnya yang masih
dalam tabung reaksi dan ditambahkan etanol
menempel pada bahan yang sudah disortasi
96%. Campuran dikocok dan dipanaskan
basah. Selanjutnya dilakukan perajangan
dalam penangas selama 10 menit, kemudian
untuk mempermudah proses pengeringan,
disaring. Filtrat yang diperoleh ditambahkan
pengepakan dan penggilingan. Setelah
0,2 g serbuk Mg, dan beberapa tetes HCl

16 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SAMARINDA


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 8(1), 14-23, 2022 FATHNUR SANI K

pekat. Campuran dikocok dan dibiarkan buatan pada punggung mencit dengan
memisah. Adanya flavonoid ditunjukkan larutan karagenan secara subkutan(6).
dengan terbentuknya warna merah, kuning Ekstrak daun kayu manis yang digunakan
atau jingga pada lapisan etanol(5). yaitu konsentrasi 5%, 10% dan 20%.

Uji Saponin Pembuatan Konsentrasi Ekstrak


Sebanyak 0,5 gr ekstrak dimasukkan Pembuatan konsentrasi ekstrak dibuat
ke dalam tabung pereaksi ditambahkan 10 dengan gradient konsentrasi mulai dari 5%,
ml air panas dan didinginkan, kemudian 10% dan 20% yaitu masing-masing 0,5 gr, 1
dikocok selama 10 detik. Jika terbentuk busa gr dan 2 gr ekstrak ditambahkan vaselin
setinggi 1-10 cm yang stabil tidak kurang flavum ad 10 gr.
dari 10 menit dan tidak hilang dengan
penambahan 1 tetes HCl 2 N memberikan Pembuatan Larutan Karagenan 1%
indikasi adanya saponin(5). Larutan karagenan 1% dibuat dengan
melarutkan 1 gram karagenan dalam 100 ml
Uji Tanin larutan NaCl fisiologis 0,9%.
Sejumlah 1 gr ekstrak ditambahkan 2
ml aquadest didihkan selama 15 menit. Pemberian Sediaan Uji
Filtratnya disaring dan direaksikan dengan Sediaan uji diberikan secara topikal
1-2 tetes FeCl3. Hasil positif tanin apabila sebanyak 0,1 gr masing-masing perlakuan
terbentuk warna biru tua kehitaman(5). yang diberikan segera setelah diinjeksikan
karagenan 1% sebanyak 0,5 ml secara
Uji Steroid/Triterpenoid subkutan. Sediaan uji diberikan selama 4
Sebanyak 1 gr ekstrak ditambahkan 2 hari pada masing-masing kelompok dimana:
ml kloroform dan dikocok. Kemudian a. Kelompok kontrol negatif (K-)
ditambahkan asam asetat anhidrat dan asam sebanyak 5 ekor mencit. Kelompok ini
sulfat pekat masing-masing sebanyak 2 diberi vaselin flavum dan diinjeksikan
tetes. Hasil positif terpenoid apabila karagenan 1%.
terbentuk cincin berwarna jingga kemerahan b. Kelompok kontrol positif (K+)
pada larutan, sedangkan positif steroid sebanyak 5 ekor mencit. Kelompok ini
apabila terjadi perubahan warna merah pada diberi hidrokortison asetat 2,5% dan
larutan pertama kali kemudian berubah injeksi karagenan 1%.
menjadi biru hijau(5). c. Kelompok perlakuan 1 (P1) sebanyak 5
ekor mencit. Kelompok ini diberikan
Uji Fenol ekstrak daun kayu manis 5% ad
Sebanyak 1 gr ekstrak ditambahkan vaseline flavum 10 g dan diinjeksi
10 ml metanol, kemudian direaksikan karagenan 1%.
dengan 1-2 tetes FeCl3. Hasil positif fenol d. Kelompok perlakuan 2 (P2) sebanyak 5
apabila terbentuk warna biru tua ekor mencit. Kelompok ini diberikan
kehitaman(5). ekstrak daun kayu manis 10% ad
vaseline flavum 10 g dan diinjeksi
Uji Aktivitas Antiinflamasi karagenan 1%.
Uji aktivitas antiinflamasi pada e. Kelompok perlakuan 3 (P3) sebanyak 5
ekstrak daun kayu manis yaitu ekor mencit. Kelompok ini diberikan
menggunakan metode kombinasi ekstrak daun kayu manis 20% ad
pembentukan kantung udara dan edema

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SAMARINDA 17


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 8(1), 14-23, 2022 FATHNUR SANI K

vaseline flavum 10 g dan diinjeksi c. Perhitungan jumlah jenis sel leukosit


karagenan 1%. dilakukan pada hari ke-8, darah dari
ekor mencit yang telah diambil,
Induksi Inflamasi diteteskan pada gelas objek dan
Hewan uji terlebih dahulu dicukur diratakan dengan gelas objek lain.
bulu punggungnya dengan gunting, Gelas objek kedua didorong ke depan
kemudian dioleskan Veet® untuk hingga membentuk apusan yang tipis.
merontokkan bulu yang belum tercukur Setelah kering preparat apus tersebut
sempurna. Kulit punggung mencit yang difiksasi dengan metanol selama 3-5
telah dicukur dibiarkan selama 24 jam, menit kemudian dibiarkan hingga
tujuannya untuk menghindari adanya mengering. Setelah kering, preparat
inflamasi yang disebabkan oleh pencukuran diwarnai dengan larutan giemsa yang
dan pemberian Veet®. Pada hari pertama telah diencerkan dengan aquadest (1:3)
pengujian bagian punggung yang telah selama 15-20 menit. Selanjutnya
dicukur diinjeksi dengan udara sebanyak 5 preparat dicuci dengan aquadest dan
ml secara subkutan sehingga terbentuk dibiarkan mengering. Preparat
kantung udara. Pada hari ke-3, di injeksi diteteskan minyak emersi untuk
udara kembali sebanyak 3 ml secara memperjelas pengamatan. Selanjutnya
subkutan. Selanjutnya pada hari ke-4 di dilakukan perhitungan diferensial
injeksi 0,5 ml larutan karagenan 1% ke leukosit. Perhitungan sel dilakukan
dalam kantung udara untuk menghasilkan menggunakan perbesaran 100x pada
respons inflamasi. mikroskop.

Pengujian Antiinflamasi Perhitungan Persentase Inhibisi Radang


Pada hari ke-4 pengujian setelah Total volume cairan eksudat pada
diinjeksi larutan karagenan 1% pada mencit kantung udara kulit punggung mencit yang
perlakuan, dioleskan segera secara merata diambil menggunakan spuit dan dihitung
masing-masing sebanyak 0,1 gr sediaan persentase inhibisi inflamasi (radang) rata-
ekstrak perlakuan, vaselin flavum pada rata untuk setiap perlakuan menggunakan
kelompok kontrol negatif dan hidrokortison rumus :
asetat 2,5% pada kelompok kontrol positif. % Inhibisi radang = (a-b) / a ×100%
Pengujian dilakukan pada hari ke-4, 5, 6, 7 Keterangan :
dioleskan dua kali sehari(6). a. volume cairan eksudat rata-rata
kelompok kontrol negatif.
Pengukuran Parameter b. volume cairan eksudat rata-rata
a. Pengukuran volume eksudat dilakukan kelompok perlakuan bahan uji dan
pada hari ke-8, mencit dikorbankan kontrol positif.
dengan cara dislokasi leher. Kantung
udara pada kulit punggung mencit Analisis Data
dibedah dan dipotong terbuka untuk Data kandungan metabolit sekunder
menyedot volume eksudat dianalisis secara deskriptif. Data volume
menggunakan jarum suntik. eksudat dan jumlah jenis sel leukosit
b. Pengukuran diameter radang pada kulit dianalisis menggunakan analisis variansi
punggung mencit menggunakan jangka satu arah (one way ANOVA). Jika terdapat
sorong dilakukan pada hari ke-4 dari pengaruh secara nyata (p<0,05) antar
awal mencit radang hingga hari ke-8. perlakuan dilanjutkan dengan uji Duncan.

18 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SAMARINDA


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 8(1), 14-23, 2022 FATHNUR SANI K

Interpretasi data diferensial leukosit mencit dilakukan proses remaserasi selama 3 hari
mengacu pada data hematologi normal pada yang bertujuan untuk mengambil senyawa
mencit(7). yang masih tertinggal pada filtrat. Maserat
yang diperoleh di evaporasi menggunakan
HASIL DAN PEMBAHASAN rotary evaporator pada suhu 600C yang
Determinasi Tanaman bertujuan untuk memisahkan ekstrak dari
Tanaman yang digunakan pada pelarut sehingga diperoleh ekstrak kental.
penelitian ini adalah daun kayu manis Ekstrak kental yang diperoleh pada
(Cinnamomum burmanni) yang diperoleh penelitian ini adalah 91,50 gram dan
dari Desa Ujung Ladang Kecamatan rendemen ekstrak yang diperoleh yaitu
Gunung Kerinci Kabupaten Kerinci. 8,32%.
Determinasi merupakan tahap awal yang
dilakukan sebelum menuju tahap lebih lanjut Uji Skrining Fitokimia
pada proses penelitian. Determinasi Pada penelitian ini dilakukan uji
tanaman merupakan proses dalam skrining fitokimia yang bertujuan untuk
menentukan nama atau jenis tumbuhan mengetahui kandungan metabolit sekunder
secara spesifik. Pada penelitian ini proses yang terdapat pada ekstrak etanol daun kayu
determinasi tanaman daun kayu manis manis. Data hasil uji skrining fitokimia
dilakukan di Herbarium Universitas. dapat dilihat pada Tabel 1.

Pembuatan Ekstrak Tabel 1. Skrining Ekstrak Etanol Daun


Sebelum dilakukan proses pembuatan Kayu Manis
ekstrak kental, sampel terlebih dahulu dibuat No. Pengujian Ket
menjadi simplisia. Adapun hasil rendemen 1. Alkaloid +
simplisia daun kayu manis yang diperoleh 2. Flavonoid +
adalah 29%. Tujuan penetapan rendemen 3. Saponin +
simplisia untuk mengetahui perkiraan 4. Tanin +
jumlah simplisia yang diperlukan dalam 5. Steroid/Triterpenoid +
pembuatan ekstrak kental selain itu nilai 6. Uji Fenol +
rendemen juga berkaitan dengan banyaknya Keterangan : + = mengandung golongan
kandungan bioaktif yang terkandung pada senyawa
simplisia(8). Berdasarkan hasil uji fitokimia yang
Proses pembuatan ekstrak etanol dilakukan, dapat dilihat bahwa ekstrak daun
daun kayu manis menggunakan metode kayu manis mengandung senyawa alkaloid,
maserasi. Metode maserasi dipilih karena flavonoid, saponin, tanin,
metode ini tidak menggunakan pemanasan steroid/triterpenoid dan fenol.
yang dapat menyebabkan terjadinya
kerusakan senyawa metabolit sekunder, Aktivitas Antiinflamasi
membutuhkan alat yang relatif sederhana, Berdasarkan hasil yang didapatkan
dan pengerjaannya yang mudah(9). Simplisia maka rata-rata volume eksudat yang
yang digunakan 1 kg, dimaserasi selama diperoleh dapat dilihat pada Tabel 2.
empat hari menggunakan pelarut etanol 70%
hingga simplisia terendam. Selanjutnya

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SAMARINDA 19


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 8(1), 14-23, 2022 FATHNUR SANI K

Tabel 2. Rata-rata Volume Eksudat ± SEM dan Persen Inhibisi Radang


Rata-rata Volume Eksudat Persen Inhibisi
Kelompok Perlakuan
(ml) ± SEM Radang(%)
a
Kontrol Positif 0,016 ± 0,004 91,92%
b
Kontrol Negatif 0,198 ± 0,078 -
P1 0,136a,b ± 0,026 31,31%
P2 0,076a ± 0,010 61,62%
P3 0,040a ± 0,016 79,80%
Keterangan :
a. Superskrip dengan huruf kecil yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan
yang nyata (p<0,05).
b. K+ = Hidrokortison Asetat 2,5%; K- = vaseline flavum; P1 = Ekstrak etanol daun kayu manis
5%; P2 = Ekstrak etanol daun kayu manis 10%; P3 = ekstrak etanol daun kayu manis 20%.

100,%

80,%

60,%
Persen Inhibisi
40,% Radang (%)
20,%

0,%
K(+) K(-) P1 P2 P3

Gambar 1. Hubungan Persen Inhibisi Radang dan Kelompok Perlakuan

Berdasarkan hasil analisis statistik Berdasarkan Tabel 2 setiap perlakuan


dengan analisis variansi satu arah (One Way ini memberikan aktivitas yang baik, namun
ANOVA) menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi terbaik pada penelitian ini adalah
pemberian ekstrak etanol daun kayu manis dosis perlakuan 3 (20%) dengan hasil volume
berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap rata- eksudat sebanyak 0,040 ml dan persen
rata volume eksudat. Hasil uji lanjut Duncan inhibisi radang sebesar 79,80%, dimana
menunjukkan bahwa pada perlakuan ekstrak nilainya mendekati kontrol positif. Hal ini
daun kayu manis (P1, P2, P3) dan kontrol menunjukkan bahwa aktivitas dari P3
positif nyata lebih rendah (p<0,05) memenuhi syarat sebagai antiinflamasi
dibandingkan kelompok kontrol negatif. dengan daya hambat > 50%. Dimana suatu
Pengamatan yang dilakukan pada hari ke-8 ekstrak dikatakan efektif dalam menurunkan
terhadap kelompok perlakuan menunjukkan inflamasi jika hewan uji yang diinduksi
bahwa dengan meningkatnya konsentrasi karagenan mengalami penurunan persentase
ekstrak daun kayu manis yang diberikan penghambatan radang sebesar 50% atau
maka dapat memberikan efek penurunan lebih(10).
volume eksudat yang lebih signifikan Dosis perlakuan yang memberikan
(p<0,05) dan semakin meningkatnya persen efek berikutnya adalah perlakuan 2 (10%)
inhibisi radang. Dimana dari seluruh dengan volume eksudat sebanyak 0,076 ml
konsentrasi tidak ada yang melebihi aktivitas
dan persen inhibisi radang sebesar 61,62%
dari kontrol positif dengan rata-rata volume
eksudat 0,016 ml dan persen inhibisi radang kemudian diikuti kelompok perlakuan 1 (5%)
sebesar 91,92%. dengan volume eksudat 0,136 ml dan persen
inhibisi radang sebesar 31,31%.

20 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SAMARINDA


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 8(1), 14-23, 2022 FATHNUR SANI K

Tabel 3. Rata-rata Diameter Radang


Kelompok Perlakuan Rata-rata Diameter Radang (cm) ± SEM
Kontrol Positif 6,842a ± 0,319
Kontrol Negatif 9,893d ± 0,179
P1 8,565c ± 0,178
P2 8,226b,c ± 0,200
P3 7,734b ± 0,126
Keterangan :
a. Superskrip dengan huruf kecil yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan
yang nyata (p<0,05).
b. K+ = Hidrokortison Asetat 2,5%; K- = vaseline flavum; P1 = Ekstrak etanol daun kayu manis
5%; P2 = Ekstrak etanol daun kayu manis 10%; P3 = ekstrak etanol daun kayu manis 20%.

Pengukuran diameter radang pada Berdasarkan hasil yang diperoleh


punggung mencit diukur menggunakan dapat dilihat bahwa adanya penurunan
jangka sorong dari hari ke-4 sampai hari ke- diameter radang pada punggung mencit hal
8. Dimana pada hari ke-4 telah terbentuk tersebut mengindikasikan adanya efek
radang pada kantung udara setelah antiinflamasi.
diinduksi karagenan 1%. Berdasarkan hasil Berdasarkan Tabel 4 hasil
analisis statistik variansi satu arah (One perhitungan diferensiasi leukosit dari darah
Way ANOVA) menunjukkan bahwa ekor mencit setelah pemberian ekstrak
perlakuan pemberian ekstrak etanol daun etanol daun kayu manis (Cinnamomum
kayu manis berpengaruh nyata (p<0,05) burmanni) secara topikal didapatkan hasil
terhadap diameter radang. Kemudian bahwa nilai rata-rata neutrofil batang pada
dilanjutkan dengan uji Duncan untuk kelompok K+, K-, P1, P2 dan P3 secara
melihat perbedaan antar kelompok dimana berturut-turut yaitu 10,60; 32,60; 30,80;
kelompok perlakuan ekstrak daun kayu 23,20; 12,00. Sedangkan nilai rata-rata
manis (P1, P2, P3) dan kontrol positif untuk neutrofil segmen pada kelompok K+,
memiliki perbedaan nyata lebih rendah K-, P1, P2 dan P3 secara berturut-turut
(p<0,05) dibandingkan dengan kelompok yaitu 16,60; 38,40; 32,60; 22,60; 18,40.
kontrol negatif. Berdasarkan Gambar 3 dari Hasil penelitian yang telah dilakukan dan
ketiga perlakuan konsentrasi yang analisa data secara statistik ternyata
diberikan, terlihat bahwa perlakuan 3 menunjukkan bahwa dari seluruh
merupakan konsentrasi terbaik dengan rata- konsentrasi yang diberikan dapat
rata diameter paling kecil yaitu sebesar menurunkan jumlah neutrofil segmen dan
7,734 cm, dimana nilainya tidak melebihi neutrofil batang, namun konsentrasi terbaik
kontrol positif yaitu sebesar 6,842 cm. pada penelitian ini adalah dosis perlakuan 3
Kemudian diikuti dengan perlakuan 2 karena dapat menurunkan jumlah neutrofil
dimana nilai rata-rata diameter radang batang dan segmen menjadi 12,00 dan
sebesar 8,226 cm. Konsentrasi berikutnya 18,40 dimana nilainya mendekati kontrol
yang memberikan efek adalah perlakuan 1 positif.
dimana nilai rata-rata diameter radang yang
dihasilkan sebesar 8,565 cm.

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SAMARINDA 21


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 8(1), 14-23, 2022 FATHNUR SANI K

Tabel 4. Jumlah Rata-rata Jenis Sel Leukosit Ekstrak Daun Kayu Manis
Jumlah Rata-rata Jenis Sel Leukosit
Neutrofil Batang Neutrofil Segmen Monosit Limfosit
a a a
K+ 10,60 ± 0,812 16,60 ± 0,245 2,80 ± 0,800 85,20e ± 0,735
c e c
K- 32,60 ± 1,077 38,40 ± 0,600 7,20 ± 0,663 35,40a ± 0,872
P1 30,80c ± 0,663 32,60d ± 0,509 6,80c ± 0,735 42,20b ± 1,157
P2 23,20b ± 0,969 22,60c ± 0,509 5,20b,c ± 0,735 71,80c ± 0,583
a b a,b
P3 12,00 ± 1,000 18,40 ± 0,509 3,20 ± 0,374 79,60d ± 0,509
Keterangan :
a. Superskrip dengan huruf kecil yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan
yang nyata (p<0,05).
b. K+ = Hidrokortison Asetat 2,5%; K- = vaseline flavum; P1 = Ekstrak etanol daun kayu manis
5%; P2 = Ekstrak etanol daun kayu manis 10%; P3 = ekstrak etanol daun kayu manis 20%.

Sedangkan nilai rata-rata monosit pada beberapa jalur dengan penghambatan


kelompok K+, K-, P1, P2 dan P3 secara aktivitas siklooksigenase (COX) dan
berturut-turut yaitu 2,80; 7,20; 6,80; 5,20; lipooksigenase, penghambatan akumulasi
3,20. Adanya pemberian ekstrak etanol daun leukosit, penghambatan degranulasi
kayu manis dapat menurunkan jumlah sel neutrofil, penghambatan histamin. Selain itu
monosit sehingga pada penelitian ini sel flavonoid dapat menghambat pembentukan
monosit dapat dijadikan indikator adanya asam arachidonat dan sekresi enzim lisosom
radang dikarenakan adanya penurunan dan endothelial sehingga proliferasi dan
jumlah monosit dalam darah tepi. eksudasi dari proses radang terhambat(12).
Adapun nilai rata-rata limfosit yang Selain flavonoid senyawa bioaktif lain
dihasilkan pada kelompok K+, K-, P1, P2 dan yang berpotensi sebagai antiinflamasi adalah
P3 secara berturut-turut yaitu 85,20; 35,40; saponin. Mekanisme antiinflamasi saponin
42,20; 71,80; 79,60. Berdasarkan yaitu dengan cara menghambat pembentukan
pengamatan yang telah dilakukan terhadap eksudat dan menghambat permeabilitas
kelompok perlakuan menunjukkan bahwa vaskular(13). Selain itu kandungan steroid
semakin meningkatnya konsentrasi ekstrak yang terdapat pada ekstrak daun kayu manis
etanol daun kayu manis yang diberikan maka juga dapat menghambat enzim fosfolipase
dapat meningkatkan rata-rata jumlah limfosit sehingga asam arachidonat dan prostaglandin
yang lebih signifikan (p<0,05). Adanya tidak terbentuk dengan cara merintangi
kenaikan jumlah limfosit menandakan bebasnya enzim, menstabilkan membran
adanya aktivitas antiinflamasi ekstrak etanol lisosom, menghambat pelepasan mediator-
daun kayu manis. Kenaikan jumlah limfosit mediator inflamasi dan menghambat migrasi
pada daerah radang berguna untuk serta infiltrasi leukosit(14).
menghancurkan bakteri atau antigen lainnya Berdasarkan hasil skrining fitokimia
dengan cara memfagositosis bahan-bahan yang diperoleh bahwa kandungan metabolit
tersebut(11). sekunder pada ekstrak etanol daun kayu
Berdasarkan data tersebut diduga manis yaitu flavonoid, saponin, steroid/
bahwa kandungan metabolit sekunder yang triterpenoid, tanin, alkaloid dan fenol diduga
terdapat pada ekstrak daun kayu manis senyawa tersebut dapat dikaitkan adanya efek
memiliki aktivitas antiinflamasi salah sinergis sehingga pada konsentrasi tertentu
satunya yaitu flavonoid. Mekanisme kerja dapat menurunkan respon inflamasi.
flavonoid sebagai antiinflamasi dapat melalui Berdasarkan hal tersebut dapat dilihat bahwa

22 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SAMARINDA


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 8(1), 14-23, 2022 FATHNUR SANI K

ekstrak etanol daun kayu manis memiliki of anti-inflammatory properties of


efek sebagai antiinflamasi yang diberikan isoorientin isolated from tubers of
secara topikal. pueraria tuberosa. Hindawi Oxidative
Medicine and Celluler Longevity. 2017.
SIMPULAN 7. University Animal Care. Normal
Berdasarkan hasil penelitian yang Hematology Values (online) (diakses
telah dilakukan dapat diperoleh kesimpulan pada 9 Feb 2020). Diunduh dari
bahwa pemberian secara topikal ekstrak URL:http://uac.arizona.edu/sites/uac/fil
etanol daun kayu manis (Cinnamomum es/reference_value_chart_2014_website
burmanni) dengan konsentrasi 5%, 10% dan _2.pdf.
20% mempunyai aktivitas antiinflamasi yang 8. Dewitasari WF, Rumiyanti L,
ditandai dengan adanya penurunan jumlah Rakhmawati I. Rendemen dan skrining
volume eksudat, diameter radang dan jumlah fitokimia pada ekstrak daun Sanseviera
sp. Jurnal Penelitian Pertanian Terapan.
jenis leukosit yang meliputi neutrofil segmen,
2017; (1)17:22-25.
neutrofil batang dan monosit. Konsentrasi 9. Depkes RI. Sediaan Galenik. Jakarta:
terbaik dalam mengatasi inflamasi adalah Departemen Kesehatan Republik
konsentrasi 20% (P3) dengan persen inhibisi Indonesia; 1986.
sebesar 79,80% yang mendekati efek obat 10. Maifitriani, Sjahid LR, Nuroh, Acepa
antiinflamasi kontrol positif. Kemudian RAM, Murti WD. Aktivitas
diikuti dengan konsentrasi 10% dan 5%. antiinflamasi fraksi-fraksi ekstrak etanol
95% dari daun kersen (Muntingia
DAFTAR PUSTAKA calabura L.) pada tikus putih jantan.
1. Ramadhiani AR, Tari M, Zalia M. Uji Pharmaceutical Journal Indonesia. 2019;
aktivitas antiinflamasi ekstrak etanol
(1)16:1-16.
daun karamunting (Rhodomyrtus
tomentosa (Aiton.) (Hassk) terhadap 11. Ifora, Arifin H, Silvia R. Efek
tikus putih jantan galur wistar yang antiinflamasi krim ekstrak etanol daun
diinduksi karagenan. J ’Aisyah Medika. kirinyuh (Chromolaena odorata (l) r.m.
2019 Ags; 4(3):398-405. king & h. rob) secara topikal dan
2. Kee JL , Hayes ER. Farmakologi: penentuan jumlah sel leukosit pada
mencit putih jantan. Jurnal Farmasi
pendekatan proses keperawatan. Jakarta:
Higea. 2017; (9)1:68-76.
EGC; 1996. 12. Jafar G, Eriska A, Deny P.
3. Rismunandar, Paimin FB. Kayu manis Pengembangan formulasi solid lipis
budidaya dan pengolahan. Jakarta: nanoparticles (SLN) hidrokortison
Penebar Swadaya; 2001. asetat. Journal Pharmascience. 2021;
4. Hidayati NA, Listyawati S, Setyawan (1)6:83-96.
AD. Kandungan kimia dan uji
13. Audina M, Khaerati K. Efektivitas
antiinflamasi ekstrak etanol lantana
cemara L. pada tikus putih (Rattus antiinflamasi ekstrak etanol daun
novergicus L.) jantan. Bioteknologi. sumambu (Hyptis capitata Jacq.) pada
2008; (14). tikus putih jantan (Rattus novergicus
5. Depkes RI. Materia medika indonesia. (L.)). Biocelebes. 2018; (2)12:17-23.
Edisi ke- 4. Jakarta: Departemen 14. Aria M, Verawati, Afdhill A, Monika.
Kesehatan Republik Indonesia; 1989. Uji efek antiinflamasi fraksi daun
6. Anilkumar K, Gorla VR, Rajaram A, piladang (solenostemonscutellarioides
Nagendra SY, Gangappa D, Anand S, (l.) codd) terhadap mencit putih betina.
Scientia. 2015 Ags; (2)5:84-91.
Mohammad AK, Reddana P. Evaluation

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SAMARINDA 23

Anda mungkin juga menyukai