Anda di halaman 1dari 21

FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS SEDIAAN GEL ANTI LUKA

BAKAR EKSTRAK ETANOL 70% BIJI BUAH ALPUKAT (Persea


Americana Mill.) PADA MENCIT PUTIH JANTAN (Mus musculus)

In Rahmi Fatria Fajar1*, Virginia Neviany1


1
Program Studi Farmasi, Institut Sains dan Teknologi Al-Kamal
Jl. Raya Al-Kamal No.2, Kedoya Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520
*e-mail: Inrahmi14@gmail.com

Abstrak

Biji buah alpukat diketahui mengandung alkaloid, flavonoid, triterpenoid, saponin dan tanin. Salah satu kandungan
yang terdapat di dalam biji buah alpukat adalah flavonoid. Flvavonoid golongan kuersetin berfungsi sebagai anti-
inflamasi, antioksidan, dan antibakteri yang diperuntukkan untuk mengatasi pada luka bakar. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui pengaruh gel ekstrak etanol 70% biji buah alpukat terhadap penyembuhan luka bakar pada
mencit putih jantan (Mus musculus). Metode pembuatan ekstrak dilakukan dengan cara maserasi menggunakan
pelarut etanol 70%. Konsentrasi ekstrak yang digunakan adalah 5%,10% dan 15%, HPMC digunakan sebagai
kontrol negatif dan bioplacenton sebagai kontrol positif. Sampel penelitian adalah mencit putih jantan (Mus
musculus) dengan jumlah 25 ekor yang dipilih sesuai kriteria inklusi, kemudian dibagi menjadi 5 kelompok. Uji
efektitivitas ekstrak biji buah alpukat terhadap luka bakar dilakukan dengan cara melukai pada punggung mencit
menggunakan penginduksi panas berupa lempengan logam berukuran 1 x 1 cm selama 5 detik. Sampel uji dibagi
menjadi lima kelompok perlakuan, yaitu kontrol negatif (HPMC), kontrol positif bioplacenton dan tiga kelompok
ekstrak biji buah alpukat dengan konsentrasi 5%, 10% dan 15%. Hasil yang didapatkan yaitu gel berwarna coklat,
homogen, dengan rata-rata pH 5,71, daya sebar 5,91 cm, viskositas 2480 cps dan tidak menimbulkan iritasi, relative
stabil selama penyimpanan pada suhu 40C dan 400C. Kesimpulan ekstrak etanol 70% biji buah alpukat yang paling
baik yaitu pada formula 4 dengan konsentrasi 10% dan persentase kesembuhan sebesar 88% dengan nilai rata-rata
AUC sebesar 25,929 %.

Kata kunci: biji alpukat, luka bakar, kuersetin.

Abstract

Avocado seeds are known to contain alkaloids, flavonoids, triterpenoids, saponins and tannins. One of the
ingredients contained in avocado seeds is flavonoids. The quercetin group of flvavonoids work as anti-
inflammatory, antioxidant, and antibacterial which are intended to treat burns. The purpose of this study was to
determine the effect of 70% avocado ethanol extract gel on healing of burn in male white mice (Mus musculus).
The method of making the extract was carried out by maceration using 70% ethanol solvent. The extract
concentrations used were 5%, 10% and 15%, HPMC was used as a negative control and bioplacenton as a positive
control. The research sample is white mice (Mus musculus) with a total of 25 tails selected according to the
inclusion criteria, then divided into 5 groups. Test the effectiveness of avocado seed extract against burns is done by
injuring the back of mice using a heat inducer in the form of a metal plate measuring 1 x 1 cm for 5 seconds. The
test samples were divided into five treatment groups, namely negative control (HPMC), positive control
bioplacenton and three groups of avocado seed extract with a concentration of 5%, 10% and 15%. The results
obtained are brown gel, homogeneous, with an average pH of 5.71, spreadability of 5.91 cm, viscosity of 2480 cps
and does not cause irritation, relatively stable during storage at 4 0C and 400C. The conclusion is that the best 70%
ethanol extract of avocado seeds is 10% concentration with 88% healing percentage with an average AUC value of
25,929%.
Keywords: avocado seeds, burns, quercetin.

PENDAHULUAN saponin, triterpenoid, dan tanin. Berdasarkan

Ketika jaringan hilang dikarenakan hasil penelitian uji kuantitatif menunjukkan

adanya kontak pada sumber panas berupa bahwa dari hasil ekstrak etanol biji alpukat

bahan yang bersifat kimia, radiasi, ataupun mengandung kadar flavonoid total 0,1084 %

listrik merupakan pengertian dari luka bakar. dihitung sebagai kuersetin (Rivai & Putri,

Luka bakar bisa muncul karena syok listrik, 2019).

bahan kimia, maupun kulit terpejan suhu Penggunaan bahan alami dengan

tinggi. Kerusakan yang terjadi dibagian efek antioksidan, antibakteri dan anti-

lapisan epidermis, dermis ataupun pada inflamasi dapat dilakukan pada

bagian subkutan disebabkan karena lamanya penyembuhan luka bakar yang terkandung

kulit berhubungan langsung dengan sebuah dalam kuersetin. Kuersetin merupakan kelas

sumber panas sehingga kulit akan flavonoid golongan flavonol yang berkhasiat

mengalami luka bakar. Luka bakar mampu sebagai antioksidan yang tinggi dengan

menghancurkan kulit dan jaringan lainnya produksi kolagen dan peningkatan Vascular

dan beresiko menimbulkan infeksi. Endothelial Growth Factor (VEGF)

(Anggraeni & Bratadiredja, 2018) (Sutrisno et al., 2017).

Persea americana Mill. merupakan Mekanisme kerja antibakteri dengan

familia Lauraceae yang biasa dikenal menghambat pertumbuhan bakteri melalui

dengan alpukat, telah dianjurkan dalam hydrolytic enzyme bakteri, sedangkan

pengobatan tradisional. Dari hasil penelitian mekanisme dari anti-inflamasi dengan

skrining fitokimia ekstrak etanol biji buah mengurangi gejala sakit pada luka bakar.

alpukat mengandung flavonoid, alkaloid, Anti-inflamasi pada kuerstin mampu


menghambat enzim cyclo-oxygenase pencukur bulu (Gitlettoz), krim

sehingga prostaglandin tidak melepaskan penghilang bulu (veet), plat besi 1x1

mediator kimia. Pada penelitian ini cm, alat – alat gelas.

mengevaluasi kuersetin pada penyembuhan 2. Bahan

luka bakar dalam memproduksi kolagen a. Bahan Tanaman

pada pembentukan sel-sel kulit baru Tanaman yang digunakan dalam

(Kristanti, 2016). penelitian ini yaitu biji buah

Pada penelitian uji aktifitas alpukat (Persea americana Mill.).

antiinflamasi infusa biji alpukat pada mencit b. Hewan Uji Coba

jantan, infusa biji alpukat terbukti memiliki Mencit putih dengan kelamin jantan

aktivitas sebagai antiinflamasi. Berdasarkan sebagai hewan uji coba dalam

Penelitian tersebut, akan dilanjutkan penelitian ini dengan usia 2 sampai

penelitian dengan pembuatan formulasi gel 3 bulan dengan berat badan ± 25 g,

untuk mengetahui efektivitas sediaan gel sebanyak 25 ekor mencit yang

luka bakar biji buah alpukat terhadap mencit diperoleh dari Animal Vet

putih jantan (Souza, 2016). Laboratory Bogor.

METODE c. Bahan Kimia

Bahan & Alat Etanol sebanyak 70% sebagai

bahan kimia yang dipergunakan


1. Alat
dalam penelitian ini ysng biasa
Pada penelitian ini menggunakan alat
disebut (Ika Alcohol), bioplacenton,
yaitu timbangan (Goto Hardware),
basis gel (HPMC) (Luxchem)
wadah gel, kapas (Selection), kasa
carbomer (PT Dwilab Mandiri),
steril (kasahusada), gunting (Joyko),
gliserin (PT Indochemical Citra Prosedur Penelitian

Kimia), methyl paraben (Surya 1. Pengambilan Sampel

Kimia), propilenglikol (PT Sampel yang digunakan pada penelitian

Samiraschem), TEA (PT Chanson ini berupa biji buah alpukat (Persea

Indonesia) dan Aquadest (PT americana Mill.).

Brataco). 2. Determinasi

Penelitian ini menggunakan biji buah


Metode Penelitian
alpukat mentega (Persea americana
Desain Penelitian
Mill.). Sebelum dilakukan penelitian biji
Dengan menggunakan metode
buah alpukat di determinasi terlebih
eksperimental dalam penelitian ini, dengan
dahulu dengan tujuan untuk memastikan
mengumpulkan dan juga mengolah sampel,
kebenaran dari identifikasi tanaman
pembuatan ekstrak, perbandingan metode
tersebut. Determinasi dilakukan di
ekstraksi, dan pengujian efektivitas gel anti
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
luka bakar ekstrak etanol 70 % biji buah
(LIPI) di Bogor.
alpukat (Persea americana Mill.) pada
3. Ekstraksi Dengan Maserasi
mencit putih jantan (Mus musculus).

Waktu dan Tempat Penelitian Sampel biji buah alpukat yang

Penelitian ini dilakukan pada bulan sudah di ambil selanjutkan dilakukan

Oktober 2020 – April 2021. Adapun tempat pembersihan pada kotoran ada, kemudian

dari penelitian ini Penelitian ini dilakukan di dicuci menggunakan air mengalir

laboratorium sediaan solida dan sebanyak 2 kali, tiriskan. Simplisia biji

laboratorium farmakologi Institut Sains dan buah alpukat disortasi dan dipotong

Teknologi Al-Kamal Jakarta. kecil-kecil, lalu dijemur (diangin-


anginkan). Potongan kecil biji alpukat rotary evaporator untuk memperoleh

yang sudah kering dimasukkan dalam ekstrak kental sehingga tidak ada lagi

toples kaca dan diberi larutan etanol 70% sisa pelarut pada hasil ekstrak yang

sebanyak 11 liter dan ditutup dengan diperoleh. Hasil dari proses pemekatan

alumunium foil (maserasi pertama). ekstrak biji buah alpukat dihitung

Dilakukan pengadukan setiap hari selama rendemennya (A & EK, 2017)

3 hari, kemudian dilakukan penyaringan

dengan menggunakan kertas penyaring

kemudian dimasukkan dalam toples kaca. 4. Skrining Fitokimia Ekstrak

a. Uji Alkaloid
Biji buah alpukat yang sudah
Menyediakan satu ml ekstrak larutan
selesai di saring ditambahkan kembali
yang selanjutnya dilakukan pengujian
etanol 70% sebanyak 8 liter dalam toples
alkaloid, kemudian ditambahkan
kaca dan tutup dengan alumunium foil
beberapa tetes reagen mayer, amati
(maserasi kedua). Lakukan pengadukan
perubahan warnanya. Apabila berubah
setiap hari selama 3 hari. kemudian
warna menjadi kuning, maka positif
saring dengan menggunakan kertas
mengandung alkaloid. Ambil 1 ml
saring dan masukkan ke dalam toples
ekstrak larutan, uji dengan reagen
kaca. Ulangi kembali proses di atas untuk
bouchardat. Tambahkan 2-3 tetes, amati
maserasi ketiga dengan menambahkan
perubahan warnanya. Dinyatakan positif
etanol 70% sebanyak 8 liter dalam toples
terdapat alkaloid apabila terjadi
kaca. Dilakukan proses maserasi hingga
perubahan warna menjadi coklat
tidak berwarna bening pada maserat.
kemerahan.
Hasil maserat dimasukkan ke dalam
b. Uji Triterpenoid dan Steroid tambahkan 1-2 tetes HCL, digojok dan

Uji triterpenoid dan steroid diamati perubahan warnanya. Apabila

dilakukan dengan mengambil 1 ml terjadi perubahan warna merah jingga

ekstrak larutan, kemudian ditambahkan maka positif mengandung flavonoid.

1-2 kloroform dan 2 tetes asam sulfat e. Uji Saponin

atau H2SO4 pekat. Amati perubahan Uji saponin dilakukan dengan

mengambil 5 ml ekstrak larutan,


warnanya. Apabila berubah menjadi
tambahkan air, masukkan ke dalam
warna merah, merah jambu atau unggu,
tabung reaksi dan digojok selama 1
hal tersebut membuktikan adanya
menit. Akan muncul buih setelah
triterpenoid. Dan apabila berubah warna
penggojokan, kemudian tambahkan 1
dari kuning kehijauan menjadi hijau
tetes HCL. Jika buih tidak hilang, maka
pekat, maka positif mengandung steroid.
positif mengandung saponin (B, 1987).
c. Uji Tanin
5. Pengujian Parameter Spesifik Dan
Uji tanin dilakukan dengan
Non Spesifik
mengambil 1 ml ekstrak larutan,
a. Parameter Spesifik
kemudian ditambahkan 1-2 tetes FeCl3.
Terdiri dari identitas deskripsi tata
Amati perubahan warna, jika terbentuk
nama dan organoleptik. Identitas tata
warna biru atau hijau kehijauan, hal
nama yang terdiri atas penamaan
tersebut berarti positif mengandung tanin.
ekstrak, penamaan lain dari
d. Uji Flavonoid
tumbuhan, serta bagian pada
Uji flavonoid dilakukan dengan
tumbuhan yang dipakai dan juga
mengambil 5 ml ekstrak larutan,
penamaan Indonesia tumbuhan.
kemudian tambah 0,1 gram serbuk Mg,
Sedangkan organoleptik meliputi Formulasi standar basis gel

bentuk, warna, bau dan rasa. Hydroxypropyl methylcellulose (HPMC)

b. Parameter Non Spesifik (Abril DW., 2016).

1) Penetapan kadar air 7. Prosedur Pembuatan Gel

Ekstrak biji alpukat sebanyak 2 Setarakan timbangan, timbang semua

gram dimasukkan ke dalam oven bahan sesuai dengan formulasi. Larutkan

dengan suhu 1050C, setelah 3 jam HPMC dalam 30 ml aquadest pada suhu

keluarkan dan dinginkan selama 800C dan aduk sampai terbentuk basis

30 menit. Timbang berat sampel, gel. Kemudian tambahkan ekstrak etanol

lakukan sampai mencapai berat biji buah alpukat 5% dalam mortir,

yang konstan. tambahkan HPMC yang sudah larut

2) Penetapan kadar abu sedikit demi sedikit, aduk sampai

Krusibel porselin kosong homogen. Tambahkan carbomer, gliserin

dipanaskan pada suhu 1000C, dan propilenglikol aduk sampai

kemudian dinginkan. Hitung berat homogen. Masukkan methyl paraben dan

poeselin kosong (W0), berat TEA dengan perlahan-lahan pada mortir,

porselin dengan ekstrak (W1) dan lakukan pengadukan secara kontinyu

berat porselin dengan ekstrak sampai gel terbentuk. Tuangkan pada

setelah diabukan (W2). Kemudian tempat gel dan tambahkan label/etiket.

hitung kadar abu dalam ekstrak. Selanjutnya pada bagian membuat gel

6. Formulasi Sediaan Gel dengan menggunakan konsentrasi 10%,

Dengan menggunakan 3 variasi 15% dengan menggunakan prosedur yang

konsentrasi yakni 5%, 10%, serta 15%. serupa


8. Uji Evaluasi Sediaan Gel kemudian membiarkannya dengan selang

a. Organoleptis waktu 1 menit. Langkah selanjutnya

Pengamatan dilakukan dengan melihat melakukan pengukuran pada diameter

bentuk, bau, dan warna pada gel. sebar gel tersebut. Tahap selanjutnya

b. Uji Homogenitas dengan menambahkan beban 50 gr, 50 gr,

Pengujian ini bertujuan mengetahui dan 50 gr secara berturut. Pada beban

persediaan gel untuk menghasilkan yang telah ditambahkan didiamkan

pencampuran dengan baik atau tidak. Uji dengaan selang waktu 1 menit kemudian

tersebut dengan melakukan pengolesan dilakukan pengukuran diameter yang

gel sebanyak 1 gram di kaca kemudian bersifat konstan.

letakkan kaca lain diatasnya. kemudian d. Viskositas

diamati apakah gel tercampur seragam Adanya penahanan pada cairan yang

atau tidak. sedang mengalir merupakan pengertian

c. Evaluasi Daya Sebar dari viskositas. Viscometer NDJ-8S

Dengan menguji dengan tujuan untuk adalah alat dalam melakukan pengukuran

tahu kemampuan dari gel dalam viskositas untuk sediaan gel.

melakukan penyebaran apbila diterapkan Menambahkan 100 gr gel pada

pada kulit itulah yang dinamakan uji daya viscometer, kemudian dilakukan

sebar . Hal tersebut dengan melakukan pemasangan spindle nomer 3 dan

penimbangan 1 gram gel, kemudian dicelupkan ke dalam gel, kemudian di

meletakkan diatas kaca yang memiliki amati di layar viskositasnya.

diameter 15 cm, selanjutnya untuk kaca e. Uji pH

yang lain ditempatkan diatasnya,


Pada pengujian ini dengan bantuan pH setiap minggunya serta

meter yang dilakukan dengan mencelup dilakukan pemeriksaan adanya

pH meter tersebut pada sediaan gel. perubahan.

Diamkan beberapa saat dan bandingkan b. Uji Cycling Test

dengan pH standard (NA Sayuti, 2015). Dengan melakukan penyimpanan

9. Uji Stabilitas Sediaan pada sampel di suhu 4 derajat

Uji stabilitas sediaan gel terdiri dari: dengan selang waktu 24 jam,

a. Stabilitas Dipercepat kemudian dikeluarkan dan

1) Suhu rendah dipindahkan pada suhu 400C selama

Stabilitas sediaan meliputi 24 jam. Kedua perlakuan ini

organoleptis, homogenitas, daya dihitung satu siklus, lakukan selama

sebar, viskositas, dan pH. Waktu 6 siklus dan amati ada tidaknya

yang diperlukan pada evaluasi pemisahan fase dan kristal.

ini selama 4 minggu, dan c. Uji Iritasi

dilakukan pengamatan setiap Untuk uji ini, dilakukan pencukuran

minggunya serta dilakukan pada bagian tengah punggung

pemeriksaan adanya perubahan. rambut mencit, kemudiaan

2) Suhu tinggi dilakukan pembuatan kotak diarea

Stabilitas sediaan meliputi untuk mengoleskan gel dengan

organoleptis, homogenitas, daya menggunakan luasan 1 kali 1 cm

sebar, viskositas, dan pH. pada setiap daerah pengujian.

Dievaluasi selama 4 minggu, Dilakukan pengolesan untuk setiap

dan dilakukan pengamatan tanda berbentuk kotak sebesar 0,25


gr, kemudian dilakukan penutupan ditunggu selama beberapa saat hingga

plester serta dilakukan perekatan. mencit pingsan. Melakukan pencukuran

Kemudian plester tersebut dibuka dibagian punggung mencit dengan

ketika sudah didiamkan selama 24 memakai pisau cukur, dilanjutkan

jam. Dilanjutkan dengan melakukan dengan membuat luka bakar dibagian

pengamatan jika sudah 40 menit. punggung mencit memakai plat besi

Adapun kondisi yang diamati seperti 1x1 cm yang sudah dipanaskan

adanya oedema, rasa gatal maupun menggunakan api dengan selang waktu

eritema. Selanjutnya dilakukan 1 menit. Dilakukan perawatan pada

pengamatan pada jam ke 48, apabila masing-masing luka bakar yang ada

sudah diberikan perlakuan. Dan pada punggung mencit.

terakhir dilaakukan analisis untuk 11. Uji Efikasi

mendapatkan indeks iritasi yang Ada beberapa tahapan yang diamati

bersifat primer kulit atau bisa dalam penyembuhan luka untuk sediaan

disebut pH(AF & dkk, 2020). gel etanol 70% biji buah alpukat

10. Persiapan Hewan Coba (Persea ameriana Mill) pada luka bakar

mencit putih jantan. Secara alami


Hewan coba yang digunakan dalam
penyembuhan luka dapat berjalan secara
penelitian ini yaitu mencit putih jantan
normal tanpa adanya bantuan. Tetapi
sebanyak 5 ekor mencit setiap
untuk mempercepat serta memberikan
kelompok yang ada.
batuan dalam penyembuhan luka maka
Melakukan anestesi dari eter yang
diberikan perawatan pada luka tersebut
sudah dibasahi dikapas. Mencit
sehingga dapat mengurangi dalam
dimasukkan pada toples kemudian
mobilitas untuk menghindari kerugian bakar yang terdapat lepuhan pada

yang bisa ditimbulkan disebabkan lapisan bagian dermis dan epidermis.

karena luka. Luka kronis bisa dihindari HASIL DAN PEMBAHASAN

dengan hal tersebut. Ada 3 fase yang a. Hasil Determinasi

dalam menyembuhkan luka yaitu Determinasi dilakukan di Lembaga Ilmu

inflamasi, proliferasi, serta penyudahan. Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor.

Pada fase tersebut berlangsung secara Dari hasil determinasi tersebut

kompleks, saling tumpang tindih dan menunjukkan bahwa tanaman yang

dinamis. Waktu penyembuhan pada digunakan adalah benar tanaman buah

setiap durasi fase ditentukan oleh besar alpukat (Persea americana Mill.)

luka, tempat terjadi, kondisi fisiologi, b. Hasil Ekstraksi

dan pengaruh dari luar yang Pada penelitian ini, dilakukan

ditunjukkan untuk penyembuhan. Pada pengukuran dari mulai berat basah, berat

semua kelompok dalam penelitian kering dan berat ekstrak, sehingga

seperti besar luka bakar, tempat luka, menghasilkan ekstrak etanol biji buah

kondisi kandang, jenis makan, jenis alpukat sebanyak 290,34 gram. Hasil

kelamin, dan juga lingkungan. ekstraksi berkaitan dengan hasil

Selanjutnya pemisahan dilakukan pada rendeman ekstrak. Semakin tinggi nilai

mencit. Tujuan dari hal tersebut untuk ekstrak yang didapatkan maka akan

melakukan penghindaran dari pengaruh semakin tinggi juga nilai rendemannya.

faktor disaat dilakukan pengamatan c. Hasil Rendeman Ekstrak

penyembuhan luka. Untuk semua Berdasarkan hasil rendeman dari

kelompok yang sudah diberikan luka penelitian yang sudah dilakukan


sebelumnya yaitu 5,305 %. Sedangkan Evaluasi spesifik ekstrak terdiri dari

hasil yang diperoleh yaitu 1,93%, lebih identitas dan organoleptik. Berisi tentang

sedikit dari hasil penelitian yang senyawa identitas dan tata nama

sebelumnya sudah dilakukan yang tumbuhan/ekstrak. Tata nama terdiri dari

diduga karena pengaruh ukuran dari nama ekstrak, nama lain tumbuhan, dan

simplisia yang di maserasi. Bahwa bagian tumbuhan yang digunakan.

semakin kecil ukuran simplisia , maka Sedangkan organoleptik bertujuan dalam

semakin besar rendeman ekstrak yang mengenal bau, rasa, bentuk maupun

diperoleh. Nilai rendeman berkaitan warna simpilisia yang diuji serta

dengan banyaknya kandungan zat aktif pengenalan awal yang seobyektif

yang terdapat pada tumbuhan. Bahwa mungkin dan mengidentifikasi ekstrak

semakin tinggi rendeman ekstrak yang yang menandakan ciri khas dari ekstrak

diperoleh, jika zat aktif yang dikandung tersebut. Hasil evaluasi spesifik ini

semakin tinggi maka yang tertarik pada ditentukan dengan menggunakan panca

sampel. indera. Dari hasil di atas diperoleh hasil

d. Hasil Uji Fitokimia ekstrak berbau khas, memiliki rasa yang

Pengujian fitokimia bertujuan untuk pahit dan berbntuk setengah padat/kental.

mengetahui kandungan senyawa f. Hasil Evaluasi Non Spesifik Ekstrak

metabolit pada tumbuhan. Uji fitokimia Tujuan penetuan dari kadar air yaitu

meliputi flavonoid, alkaloid, mengetahui kandungan dari air pada

steroid/triterpenoid, saponin dan tannin bagian ekstrak, sehingga dapat

(Rivai & Putri, 2019) meminimalisir pertumbuhan jamur dan

e. Hasil Evaluasi Spesifik Ekstrak kapang dapa ekstrak yang dihasilkan.


Sedangkan penentuan kadar abu seluruh bahan yang digunakan dalam

bertujuan untuk mengetahui kontaminasi pembuatan gel larut dengan baik serta

selama proses awal sampai terbentuknya memiliki permukaan halus dan merata.

ekstrak. Dengan menggunakan parameter Uji ini mempunyai tujuan dalam

didapatkan Kadar air sebesar 8,94% dan mengetahui adanya keseragaman pada

Kadar abu sebesar 7,86%. Dari hasil partikel disediaan gel sehingga

tersebut dimana kandungan aairnya memberikan kualitas yang maksimal

kurang dari 10% serta kanudngan abu ketika digunakan.

yang tidak lebih dari 16,6%, sehingga hal 2) Uji Daya Sebar

tersebut telah memenuhi persyaratan Uji daya sebar sediaan dilakukan

pada ekstrak yang dihasilkan. untuk mengetahui besarnya gaya yang

g. Hasil Uji Fisik Sediaan diperlukan gel untuk menyebar pada

1) Uji Homogenitas kulit atau untuk mengetahui

Uji ini didapatkan dari pengolesan kemampuan sediaan untuk menyebar

sampel gel dibagian sekeping kaca saat dioleskan pada kulit. Dari hasil

maupun bahan yang lain yang sesuai, yang diperoleh menunjukkan formula

tidak terdapat butiran yang bersifat gel yang diuji daya sebar dari

kasar serta bersifat homogen pada masingmasing sediaan mempunyai

sediaan. Didapatkan hasil formula gel daya sebar yang baik untuk sediaan

yang dihasilkan mempunyai gel dengan rentang 5-7 cm.

homogenitas yang baik. Karena pada Kemudahan diperoleh karena

saat sediaan dioleskan pada kaca objek kemampuan dalam penyebaran yang

tidak terlihat adanya partikel kasar dan baik untuk mengaplikasikan pada
permukaan kulit. Selain itu, dapat yang baik pada gel yaitu 2.000-4.000

menyebabkan penyebaran bahan aktif cps.

secara merata sehingga efek yang 4) Uji pH

ditimbulkan menjadi lebih optimal. Uji pH dilakukan dengan

3) Uji Viskositas menggunakan pH meter dan catat pH

Uji viskositas dilakukan dengan yang ditunjukkan. Harus mengukuran

menggunakan alat viskometer NDJ-8s. harus menunjukkan target pH kulit

Pasang spindle nomer 3 pada gel yang yang baik.

akan di uji viskositasnya. Spindle Dari tabel pengamatan menunjukkan

harus terendam dalam sediaan uji. formula gel yang dibuat memiliki nilai

Pengujian viskositas merupakan syarat pH yang sesuai untuk sediaan topikal

penting dari sediaan gel. Apabila suatu dengan rentang 4,5 – 6,5.

sediaan memiliki viskositas yang h. Hasil Uji Iritasi

tinggi, maka akan semakin kental Uji iritasi diperlukan untuk mengetahui

bentuk sediaan tersebut. Viskositas formulasi gel yang dibuat mengiritasi

kulit mencit atau tidak.

Gambar 1. Hasil Pengamatan Iritasi

Hasil Pengamatan

Kelompok Eritema (jam ke 24 dan 48) Oedema (jam ke 24 dan 48)

1
2

Pada pengamatan luka awal (t0) diamati

i. Pengamatan Pada Hewan Uji Saat adanya rubor (merah), kalor (panas) dan

Luka Bakar tumor (bengkak).

Gambar 2. Hasil Pengamatan Awal Luka Bakar

Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 5

t0

mengetahui yang mana konsentrasi gel

j. Pengamatan Luka Bakar yang cepat dalam penyembuhan luka

Dalam mengetahui proses berkurangnya bakar. Dimana didapatkan hasil bahwa

luka bakar dihari-1 sampai dengan hari pada kelompok 4 yang formula paling

ke-14. Dari pengamatan yang dilakukan cepat dalam menyebuhkan luka bakar

akan memberikan kemudahan dalam yaitu sebesar 0,88 cm. Menggunakan


konsentrasi 10% pada kelompok 4 dalam (konsentrasi 5%) dan kelompok 5

menggunakan gel. (konsentrasi 15%) , gel dengan

k. Persentase Penyembuhan Luka Bakar konsentrasi 10% mendapatkan persentase

Pengamatan ini dilalukan untuk penyembuhan yang lebih tinggi.

mengetahui konsentrasi gel yang baik l. Uji One Way ANOVA

pada penyembuhan mencit selama empat Sesuai dengan tabel dimana p = 0,007

belas hari. Dilakukan perbandingan dari yaitu p lebih kecil dari 0,05 dengan

ke lima formula. Dari tabel di atas demikian ada perbedaan dari nilai rata-

didapatkan hasil bahwa kelompok mencit rata yang signifikan diantara kelompok.

nomer 2 mendapatkan persentase paling Sehingga formulasi sediaan gel dari

tinggi yaitu 90% dan untuk kelompok 4 ekstrak etanol 70% memberikan

mendapatkan persentase 88%. Kelompok pengaruh pada penyembuhan luka bakar

2 menggunakan bioplacenton sedangkan mencit putih jantan. Dimana dengan

kelompok 4 menggunakan gel dengan memberikan formulasi kontrol positif

konsentrasi 10%. Bioplacenton dengan nilai 55,71 dan untuk

mendapatkan persentase penyembuhan memberikan formulasi kontrol negatif

tertinggi jika dibandingakn dengan gel dengan nilai 26,64. Dibawah ini grafik

konsnetrasi 10%. Tetapi jika dari nilai rata-rata AUC.

dibandingkan dengan kelompok 3


Nilai Rata-rata AUC
60.00 55.71
50.57
50.00 47.86
45.36
40.00

30.00 24.64
20.00

10.00

0.00

Kontrol Negatif Kontrol Positif Konsentrasi 5%


Konsentrasi 10% Konsentrasi 15%

Gambar 3. Nilai Rata-rata AUC


2. Untuk konsentrasi 10% dengan nilai

m. Uji Lanjut LSD perbedaan rata-rata untuk kontrol

Dalam mengetahui kelompok yang negatif dimana p < 0,05, dimana

mempunyai nilai rata yang berbeda menunjukkan bahwa kelompok

dengan memakai uji lanjut LSD yaitu: tersebut memberikan efek untuk

1. Untuk konsentrasi 5% dengan nilai menyembuhkan luka bakar pada

perbedaan rata-rata untuk kontrol mencit putih jantan, dengan nilai

negatif dimana p < 0,05, dimana rata-rata yaitu 25,929.

menunjukkan bahwa kelompok 3. Untuk konsentrasi 15% dengan nilai

tersebut memberikan efek untuk perbedaan rata-rata untuk kontrol

menyembuhkan luka bakar pada negatif dimana p < 0,05, dimana

mencit putih janta, dengan nilai rata- menunjukkan bahwa kelompok

rata yaitu 23,214. tersebut memberikan efek untuk

menyembuhkan luka bakar pada


mencit putih jantan, dengan nilai n. Pengamatan Penyembuhan Luka

rata-rata yaitu 20,714. Bakar

Sehingga dapat disimpulkaan formulasi Pengamatan ini dilakukan pada hari

dengan sediaan gel ekstrak etanol 70% terakhir yaitu hari ke 14. Diamati

memberikan pengaruh terbesar untuk perubahannya dari awal terjadinya fase

menyembuhkan luka bakar yaitu inflamasi sampai di fase penyembuhan.

kelompok dengan konsentrasi 10%.

Gambar 4. Hasil Pengamatan Luka Bakar (hari ke 14)

Kelompok
Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 4 Kelompok 5
3

Hasil

Pengamatan

anestesi, kemudian dicukur bagian

o. Uji Efikasi Penyembuhan Luka punggungnya dengan menggunakan pisau

Tujuan uji efikasi adalah untuk cukur dan veed untuk mempermudah

mengetahui pengaruh dari sediaan gel mencukur bulu pada punggung mencit,

yang dibuat terhadap penyembuhan luka kemudian dibuat kebas dengan

bakar hewan uji menggunakan ethyl chloride. Kemudian

Dibagi dalam lima kelompok yang panaskan plat besi 1x1 cm, dan

terdiri atas lima ekor mencit putih yang ditempelkan pada punggung mencit,

jantan dalam satu kelompok. Mencit yang hingga terjadi luka melepuh (luka bakar

akan digunakan diberikan eter sebagai derajat II).


Gambar 5. Hasil Makroskopik Pada Hewan Uji

Formulasi Sebelum Perlakuan (t0) Setelah Perlakuan (hari ke 14)

F0 (Basis Gel)

F1( Bioplacenron)

F2 (5%)

F3 (10%)

F4 (15%)

1. Ekstrak etanol biji alpukat (Persea

KESIMPULAN americana Mill.) dapat diformulasikan

Sesuai dengan hasil penelitian yang dalam bentuk sediaan gel, dengan

diperoleh, maka dapat disimpulkan : menggunakan basis gel HPMC, dan telah
memenuhi uji stabilitas fisik meliputi uji AF, T., & & dkk. (2020). Optimasi

organoleptis, uji homogenitas, uji daya carbomer , propilen glikol , dan

sebar, uji pH dan uji viskositas. trietanolamin dalam formulasi sediaan

2. Sediaan gel ekstrak biji alpukat gel ekstrak etanol daun kembang bulan

(Persea americana Mill.) mempunyai (Tithonia diversifolia). Maj Farm, 16,

efektivitas pada penyembuhan luka 1–8.

bakar. Hal ini dapat dilihat dari Anggraeni, L., & Bratadiredja, marline

penyempitan luka bakar. abdassah. (2018). Tanaman Obat Yang

3. Ekstrak etanol 70% biji buah alpukat Memilki Aktivitas Terhadap Luka

yang berkhasiat paling baik yaitu pada Bakar. Farmaka Universitas

formula 3 dengan konsentrasi 10%, dan Padjadjaran, 16(2), 222–230.

persentase kesembuhan sebesar 88%. B, H. J. (1987). Metode fitokimia. Penerbit

REFERENCES ITB.

A, P., & EK, S. (2017). Uji aktivitas ekstrak Kristanti, C. D. (2016). Uji Aktivitas Anti-

etanol biji alpukat (Persea americana Inflamasi Infusa Biji Alpukat (Persea

Mill.) terhadap gambaran histopatologi americana Mill.) pada Mencit Putih

hepar dan limpa pada mencit (Mus Jantan.

musculus) yang diifeksi NA Sayuti. (2015). Formulasi dan uji

Staphylococcus aureus. 5, 1–8. stabilitas fisik sediaan gel ekstrak daun

Abril DW. (2016). Optimasi formula gel ketepeng cina (Cassia alata L.).

hand sanitezer minyak atsiri jeruk Kefarmasian Indonesia, 5, 74–82.

bergamot dengan eksipien hpmc dan Rivai, H., & Putri, Y. T. (2019). Analisis

gliserin. 9, 10. Kualitatif dan Kuantitatif Kandungan


Kimia dari Ekstrak Heksan, Aseton,

Etanol dan Air dari Biji Alpukat

(Persea americana Mill.). March, 1–12.

https://doi.org/10.13140/RG.2.2.22758.

47687

Souza, M. A. de. (2016). Uji Aktivitas anti-

inflamasi infusa biji alpukat (persea

americana mill.) pada mencit putih

jantan.

Sutrisno, T., Huda, N., Nurlely, N., Cahaya,

N., & Srikartika, V. M. (2017).

Efektivitas Gel Kuersetin pada

Penyembuhan Luka Bakar Derajat IIA.

MPI (Media Pharmaceutica

Indonesiana), 1(1), 1–11.

https://doi.org/10.24123/mpi.v1i1.22

Anda mungkin juga menyukai