ABSTRAK
ABSTRACT
7. Perhitungan Presentase Nilai IC50 batang dari bagian yang kurang baik.
Perhitungan nilai IC50 dilakukan Selanjutnya untuk menghilangkan pengotor
dengan membuat persamaan regresi linear yang ada pada kulit batang dilakukan
sehingga didapatkan nilai IC50 dari fraksi n- pencucian dengan air mengalir. Setelah itu,
heksan dan fraksi n-butanol kulit batang C. dilakukan proses perajangan menjadi
soulattri dan natrium diklofenak. bagian yang lebih kecil. Tahap selanjutnya
Ekstrak/konsentrasi obat untuk untuk mengurangi kadar air pada sampel,
penghambatan 50% (IC50) ditentukan dilakukan pengeringan dalam lemari
dengan memplot persentase penghambatan pengering pada suhu 50 oC sehingga tidak
sehubungan dengan kontrol terhadap mudah rusak oleh pertumbuhan bakteri atau
konsentrasi perlakuan (Chandra et al., jamur agar dapat disimpan dalam waktu
2012). Nilai IC50 menunjukkan konsentrasi yang lama. Selain itu, pengeringan yang
yang dapat menghambat sebanyak 50%. dilakukan bertujuan untuk mengurangi
(Novika et al., 2021). Aktivitas kadar air sampel dan menghentikan reaksi
antiinflamasi semakin besar apabila nilai enzimatik yang dapat mengakibatkan
IC50 yang didapatkan semakin kecil. perubahan kandungan senyawa kimia
sehingga penurunan mutu simplisia dapat
F. Analisis Data dihindari (Supriningrum et al., 2018).
Data hasil penelitian ini Simplisia yang sudah kering
dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. kemudian disortasi kering dan dihaluskan
Data kualitatif berupa hasil identifikasi menggunakan blender. Penghalusan
kandungan senyawa kimia yang terdapat simplisia bertujuan untuk memperkecil
fraksi n-heksana yang disajikan secara ukuran partikel simplisia sehingga saat
deskriptif. Data kuantitatif berupa hasil proses ekstraksi pelarut lebih mudah
penentuan aktivitas antiinflamasi berupa menyari kandungan kimia pada sampel C.
nilai IC50 dan uji signifikansi dengan uji t- soulattri dan persen rendemennya
test menggunakan SPSS versi 21 . meningkat (Supriningrum et al., 2018).
Sampel yang telah dihaluskan
III. HASIL DAN PEMBAHASAN menggunakan blender kemudian disaring
Simplisia kulit batang C. soulattri menggunakan ayakan mesh no. 14 untuk
diolah dari sampel segar kulit batang C. memperoleh serbuk kasar (Handarni et al.,
soulattri yang telah dikumpulkan dengan 2020). Penyaringan dilakukan
bobot sebesar 5 kg. Kemudian sampel segar menggunakan ayakan mesh no. 14
disortasi basah untuk memisahkan kulit bertujuan agar serbuk memiliki ukuran
yang seragam (Handarni et al., 2020). maserasi karena merupakan pelarut yang
Simplisia serbuk kulit batang C. soulattri dapat menarik senyawa-senyawa metabolit
yang dihasikan berupa serbuk kasar, aroma sekunder pada sampel baik senyawa non
khas batang, tidak berasa, dan berwarna polar maupun senyawa polar. Selain itu,
coklat tua (Gambar 1). etanol 96% sebagai cairan penyari ialah
lebih aman digunakan dan mudah menguap
(Voight, 1994). Proses ekstraksi dilakukan
selama 5 x 24 jam atau dilakukan 5x
remaserasi. Pergantian pelarut dilakukan
setiap 1 x 24 jam dengan pengadukan setiap
Gambar 1 .Serbuk kulit batang C. soulattri 6 jam sekali selama 5 menit. Pengadukan
dilakukan agar meningkatkan frekuensi
Metode ekstraksi yang digunakan kontak antara serbuk dengan larutan
dalam penelitian ini adalah metode penyari agar hasil yang lebih optimal
maserasi dengan menggunakan pelarut (Nurhasnawati et al., 2017). Pergantian
etanol 96%. Metode ini digunakan karena pelarut dilakukan agar menarik senyawa
mudah, sederhana dan tidak memerlukan kimia yang tidak dapat tertarik pada pelarut
proses pemanasan sehingga baik untuk sebelumnya sehingga dapat menghasilkan
senyawa-senyawa yang tidak tahan ekstraksi yang lebih maksimal. Pergantian
terhadap pemanasan. Proses maserasi pelarut dilakukan menggunakan kertas
dilakukan dengan merendam serbuk kulit saring. Penyaringan dilakukan agar ekstrak
batang C. soulattri ke dalam maserator cair terpisah dari ampas (Saadah &
dengan pelarut hingga proses ekstraksi Nuhasnawati, 2015). Ekstrak cair yang
sempurna ditandai dengan perubahan didapatkan diuapkan menggunakan
o
pelarut yang menjadi bening. Hal ini waterbath pada suhu 50 C sampai
dilakukan agar mendapatkan seluruh menunjukkan bobot tetap karena jika suhu
senyawa kimia yang ada pada kulit batang yang digunakan terlalu tinggi akan
C. soulattri. menyebabkan kerusakan senyawa yang
Serbuk simplisia kulit batang C. tidak tahan pemanasan (Arifin et al., 2018).
soulattri ditimbang sebanyak 500 gram. Bobot tetap diketahui dari hasil
Serbuk yang telah ditimbang kemudian penimbangan tidak menunjukkan
direndam dengan pelarut etanol 96%. perbedaan lebih dari 0,25% (Kemenkes RI,
Pemilihan pelarut etanol 96% pada proses 2017). Bobot ekstrak kental yang diperoleh
kemudian dihitung rendemennya terhadap
100.00
y = 0.2324x + 43.623
R² = 0.9033
75.00
% Inhibisi
50.00
25.00
0.00
0.0 50.0 100.0 150.0 200.0 250.0
Konsentrasi (ppm)
Gambar 2. Kurva hubungan konsentrasi (ppm) dengan %inhibisi fraksi n-heksan kulit
batang C. soulattri
Dari data persen inhibisi fraksi n- diukur pada panjang gelombang 660 nm
heksan kulit batang C. soulattri dapat karena panjang gelombang tersebut protein
diketahui bahwa pada konsentrasi yang dapat teridentifikasi (William et al., 2008;
dapat menghambat denaturasi protein dan Kanjikar & Londonkar, 2017). Tabel hasil
mempunyai aktivitas antiinflamasi adalah aktivitas antiinflamasi natrium diklofenak
12,5 ppm. Pada penelitian Mah et al (2018) dan fraksi n- dapat dilihat pada Tabel V.
data persen inhibisi larutan n-heksan kulit Nilai IC50 fraksi n-heksan kulit
batang C. soulattri sebesar 63,04%. batang C. soulattri yang didapat dari
Penentuan nilai IC50 natrium perhitungan adalah 27,43 ppm yang berarti
diklofenak bertujuan untuk mengetahui pada konsentrasi tersebut mampu
besarnya aktivitas antiinflamasi. Natrium menangkal atau menghambat inflamasi
diklofenak digunakan sebagai kontrol sebanyak 50%. Penelitian Mah et al (2018)
positif karena merupakan salah satu obat nilai IC50 n-heksan kulit batang C. soulattri
yang dapat digunakan sebagai antiinflamasi sebesar 204,95 ppm. Hasil analisis data
(Farida et al., 2018). Konsentrasi larutan dengan t-test menggunakan SPSS
natrium diklofenak yang digunakan adalah didapatkan hasil pada Tabel VI.
12,5; 25; 50; 100; dan 200 ppm. Absorbansi
Lower Upper