Anda di halaman 1dari 13

355

Jurnal Pharmascience, Vol. 9, 2, Oktober 2022, hal: 355-367


ISSN-Print. 2355 – 5386
ISSN-Online. 2460-9560
https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/pharmascience
Research Article

Identifikasi Fitokimia dan Uji Aktivitas


Antiinflamasi In Vitro Fraksi n- heksana Kapur
Naga (Calophyllum soulattri Burm F) dengan
Metode Uji Penghambatan Denaturasi Protein
Menggunakan Spektrofotometer UV-Vis
Fadlilaturrahmah1*, Jariyah Amilia1, Yuana Sukmawaty2, Nashrul Wathan1
1
Program Studi Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Lambung Mangkurat, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Indonesia
2
Program Studi Statistik, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Lambung Mangkurat, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Indonesia
Email: fadlilaturrahmah@ulm.ac.id

ABSTRAK

Tumbuhan kapur naga (Calophyllum soulattri Burm F) merupakan salah satu


spesies dari keluarga Calophyllum yang terdapat di hutan Kalimantan khususnya
daerah lahan basah. Secara empiris dimasyarakat memanfaatkan kulit batang C.
soulattri untuk mengobati penyakit kulit yang salah satu mekanisme proses
penyembuhan melawati tahap inflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan
penulusuran kandungan fitokimia dari fraksi n-heksana kulit batang C. soulattri dan
melakukan uji aktivitas antiinflamasi in vitro dengan metode uji penghambatan
denaturasi protein menggunakan spektrofotometer uv-vis. Metode penelitian diawali
dengan tahapan pembuatan simplisia, ekstraksi dengan etanol 96%, dan difraksinasi
menggunakan n-heksana. Setelah itu dilakukan uji penelusuran kandungan fitokimia
menggunakan uji tabung dan pengujian antiinflamasi menggunakan spektrofotometri
uv-vis menggunakan metode penghambatan denaturasi protein secara kuantitatif
dengan natrium diklofenak sebagai kontrol positif. Hasil dari identifikasi fitokimia
diperoleh bahwa fraksi n-heksana mengandung alkaloid, fenol, tanin, flavonoid, saponin,
dan triterpenoid. Uji aktivitas antiinflamasi fraksi n-heksana kulit batang C. soulattri
menghasilkan nilai IC50 sebesar 27,43±0,74 ppm dan natrium diklofenak dengan nilai
IC50 sebesar 39,17±0,86 ppm. Berdasaran uji t-test diperoleh hasil yang menunjukkan
berbeda bermakna dengan IC50 Natrium diklofenak (sig = 0,00). Kesimpulan dari
penelitian ini yaitu fraksi n-heksana kulit batang C. soulattri memiliki aktivitas
antiinflamasi yang lebih baik dari natrium diklofenak.

Kata Kunci: Bovine Serum, Albumin, IC50, Natrium Diklofenak, Kuantitatif

Volume 9, Nomor 2 (2022) Jurnal Pharmascience


356

ABSTRACT

Kapur naga (Calophyllum soulattri Burm F) is a species of the Calophyllum family


that found in the forests of Kalimantan, especially in wetland areas. Empirically, the
community uses the bark of C. soulattri to treat skin diseases, which is one of the
mechanisms of the healing process through the inflammatory stage. The purpose of this
study was to investigate the phytochemical content of the n-hexane fraction of the stem bark
of C. soulattri and to test its anti-inflammatory activity in vitro with the protein denaturation
inhibition test method using uv-vis spectrophotometer. The research method begins with the
steps of making simplicia, extraction with 96% ethanol, and fractionation using n-hexane.
After that, a test for tracing the phytochemical content was carried out using a tube test and
an anti-inflammatory test using uv-vis spectrophotometry using a quantitative protein
denaturation inhibition method with diclofenac sodium as a positive control. The results of
the phytochemical identification showed that the n-hexane fraction contained alkaloids,
triterpenoids, phenols, tannins, flavonoids, and saponins. The anti-inflammatory activity test
of the n-hexane fraction of C. soulattri stem bark produced an IC50 value of 27.43±0.74
ppm and diclofenac sodium with an IC50 value of 39.17±0.86 ppm. Based on the t-test, the
results showed that it was significantly different from the IC50 of diclofenac sodium (sig =
0.00). The conclusion of this study is that the n-hexane fraction of the stem bark of C.
soulattri has better anti-inflammatory activity than diclofenac sodium.

Keywords: Bovine Serum, Albumin, IC50, Diclofenac Sodium, Quantitative

I. PENDAHULUAN Inflamasi merupakan suatu respon


Salah satu tumbuhan yang dapat proteksi jaringan yang disebabkan oleh
digunakan untuk pengobatan tradisional bakteri, zat kimia, trauma mekanik dan
oleh masyarakat adalah tumbuhan trauma fisik yang ditandai dengan adanya
Calophyllum soulattri Burm F (kapur pembengkakan, rasa nyeri, kemerahan, dan
naga). Tumbuhan C. soulattri merupakan peningkatan denaturasi protein (Novika et
salah satu jenis dari keluarga Calophyllum al., 2021). Senyawa yang dapat
yang terdapat di hutan Kalimantan menghambat denaturasi protein dapat
(Wahidin et al., 2020). Secara empiris dijadikan obat anti-inflamasi. Penggunaan
masyarakat di Kalimantan Barat obat antiinflamasi steroid (AIS) dan obat
memanfaatkan kulit batang pohon C. antiinflamasi nonsteroid (AINS) ini jika
soulattri untuk mengobati penyakit kulit diminum dalam jangka panjang dapat
seperti koreng dan borok (Sangat et al., menimbulkan efek samping berupa iritasi
2000). Penyakit kulit seperti borok pada lambung. Untuk mengatasi efek samping
proses penyembuhan lukanya melewati diperlukan pengobatan alternatif yaitu
beberapa tahap salah satunya adalah tahap dengan memanfaatkan tanaman herbal
inflamasi. (Hidayah et al., 2021).

Volume 9, Nomor 2 (2022) Jurnal Pharmascience


357

Pengujian antiinflamasi dilakukan penghambatan denaturasi protein pada


dengan metode in-vitro. Kelebihan dari fraksi n-heksana.
metode in-vitro yaitu tidak menggunakan
banyak sampel, tidak menghabiskan waktu II. METODE
yang lama, dan tidak perlu menggunakan A. Preparasi Sampel
hewan uji (Ikrom, 2014). Secara in-vitro uji Kulit batang C. soulattri diperoleh
aktifitas antiinflamsi dapat menggunakan dari Kecamatan Karang Intan, Kabupaten
metode penghambatan denaturasi protein Banjar, Kalimantan Selatan. Kulit batang
secara kuantitatif pada umumnya C. soulattri yang telah terkumpul sebanyak
menggunakan spektrofotomerti uv-vis. Uji 5 kg dilakukan sortasi basah untuk
ini merupakan skrining awal untuk aktivitas menghilangkan kotoran yang menempel
antiinflamasi. Denaturasi protein dibagian permukaannya. Sortasi basah
merupakan salah satu penyebab dari dilakukan dengan cara mencuci sampel
inflamasi yang mengakibatkan kerusakan dengan air yang mengalir. Kulit batang C.
pada struktur sekunder, tersier dan soulattri dipotong kecil-kecil untuk
kuartener dari protein. Kerusakan tersebut memudahkan proses pengeringan.
disebabkan adanya pemanasan dan zat Kemudian sampel yang sudah dipotong-
pendenaturan sehingga fungsi biologis potong dikeringkan menggunakan oven
protein menjadi berkurang (Farida et al., pada suhu 40-50 oC. Sampel yang sudah
2018). kering disortasi kering untuk
Penelitian Septiana & Simanjuntak membersihkan kotoran yang mungkin
(2020), metabolit sekunder yang terdapat masih menempel. Kemudian sampel yang
pada ekstrak etanol kulit batang C. soulattri sudah disortasi kering dihaluskan
mengandung alkaloid, flavonoid, menggunakan blender sampai terbentuk
triterpenoid, saponin, tanin. Menurut simplisia serbuk. Untuk mendapatkan
Fridiana (2012), senyawa flavonoid, tanin, bobot akhir, simplisia serbuk diayak
dan steroid berpotensi digunakan sebagai dengan ukuran 14 mesh. Serbuk simplisia
antiinflamasi karena mampu menghambat yang diperoleh kemudian ditimbang dan
denaturasi protein dalam tubuh sebagai disimpan di tempat yang kering dengan
pemicu mekanisme peradangan (inflamasi) wadah tertutup rapat dalam ruangan yang
dengan merangsang pelepasan mediator harus terhindar dari sinar cahaya matahari
inflamasi. Maka perlu dilakukan penelitian langsung (Luginda et al., 2018; Handayani
terkait identifikasi fitokimia dan pengujian et al., 2019).
antiinflamasi dengan metode

Volume 9, Nomor 2 (2022) Jurnal Pharmascience


358

B. Pembuatan ekstrak etanol corong pisah. Setelah itu, corong pisah


Serbuk kulit batang C. soulattri ditegakkan dan didiamkan sampai
sebanyak 500 gram sampel serbuk, lalu terbentuk dua lapisan. Lapisan bawah yang
dimasukan kedalam maserator dan berupa fase air dan lapisan atas yang berupa
ditambahkan pelarut etanol 96% hingga fase pelarut organik dikeluarkan dari
serbuk terendam seluruhnya dengan tinggi corong pisah. Selanjutnya, fase air
pelarut 1-2 cm di atas permukaan serbuk. dimasukkan kembali ke dalam corong pisah
Ekstraksi dilakukan selama 5 x 24 jam. dan ditambahkan pelarut n-heksana yang
Sesekali dilakukan pengadukan setiap 6 baru. Refraksinasi dilakukan hingga lapisan
jam. Pelarut diganti tiap 1 x 24 jam. Ekstrak n-heksana bening.
cair dan ampas ekstraksi dipisahkan dengan
cara disaring menggunakan kertas saring D. Identifikasi Fitokimia
Whatman No. 1. Ekstrak cair yang Identifikasi fitokimia dilakukan
diperoleh selanjutnya diuapkan untuk senyawa alkaloid, tanin, fenol,
menggunakan waterbath pada suhu 55 oC flavonoid, saponin, terpenoid, dan steroid
hingga diperoleh ekstrak kental dengan (Vernanda et al., 2019; Samodra, 2019;
bobot tetap. Ekstrak yang telah didapat Wirasti, 2019).
selanjutnya disimpan di wadah yang
tertutup rapat. Ekstrak yang didapat E. Uji In Vitro Aktivitas Antiinflamasi
ditimbang dan hasilnya dinyatakan dalam 1. Pembuatan Larutan TBS (Tris Buffer
persen rendemen. Saline)
Larutan TBS dibuat dengan cara
C. Pembuatan fraksi n-heksana melarutkan 4,35 gram NaCl ke dalam
Ekstrak kulit batang C. soulattri aquadest 200 mL, selanjutnya ditambahkan
selajutnya di fraksinasi dengan metode 605 mg Triss buffer, serta 200 mL
cair-cair menggunakan corong pisah. aquadest. Kemudian untuk mengatur pH
Ekstrak kental yang didapat disuspensikan ditambahkan asam asetat glasial untuk
dengan aquades dengan perbandingan 1:2 mendapatkan pH patologis 6,2-6,5
dan diaduk hingga homogen. Suspensi kemudian ditambahkan 100 mL aquadest
kemudian dimasukkan ke dalam corong (Reynaldi & Yani, 2021).
pisah lalu ditambahkan dengan pelarut n-
heksana 100 mL. Corong pisah ditutup lalu
digojok selama 15 menit sambil
dikeluarkan gas dengan membuka kran dari

Volume 9, Nomor 2 (2022) Jurnal Pharmascience


359

2. Pembuatan 0,2% BSA (Bovine Serum 5. Pengujian Aktivitas Antiinflamasi


Albumin) Larutan uji dan natrium diklofenak
Pembuatan BSA 0,2% dilakukan diambil sebanyak 500 µL dari setiap
dengan cara melarutkan 0,2 gram BSA konsentrasi larutan kemudian ditambahkan
(Bovine Serum Albumin) dengan 100 mL 0,2% BSA hingga volume mencapai 5 mL.
larutan Triss buffer saline (Reynaldi & Masing-masing konsentrasi akan
Yani, 2021). menghasilkan konsentrasi 12,5; 25; 50;
100; dan 200 ppm. Kemudian diinkubasi
3. Pembuatan Larutan Kontrol Negatif pada suhu 37 °C selama 15 menit.
Sebanyak 50 µL n-heksana Selanjutnya dilakukan pemanasan selama 5
ditambahkan 0,2% BSA hingga diperoleh menit di suhu 70 °C, lalu didiamkan hingga
volume 5 mL (Farida et al., 2018). dingin. Larutan dikocok dengan kuat alasan
dilakukan pengocokan agar pada tabung
4. Pembuatan Larutan Uji dan Kontrol tidak terjadi penggumpalan sehingga
Positif memudahkan saat pembacaan di
Sebanyak 50 mg fraksi n-heksana spektrofotometri dan dilakukan
dilarutkan dengan n-heksana sebanyak 25 pengukuran absorbansi dengan panjang
mL. Natrium diklofenak diambil sebanyak gelombang 660 nm. Panjang gelombang
50 mg dilarutkan pada pelarut etanol maksimum dari protein adalah 660 nm
sebanyak 25 mL. Larutan induk yang (William et al., 2008; Kanjikar &
digunakan adalah 2000 ppm. Kemudian Londonkar, 2017).
larutan induk masing-masing diencerkan
menjadi 12,5; 25; 50; 100; dan 200 ppm 6. Perhitungan Presentase
(Kanjikar & Londonkar, 2017). Penghambatan Denaturasi Protein
Penggunaan natrium diklofenak sebagai Perhitungan presentase
kontrol positif karena memiliki efek yang penghambatan denaturasi protein dihitung
cepat dalam menghilangkan inflamasi menggunakan rumus sebagai berikut:
(peradangan) selain itu juga merupakan % inhibisi = AKN - ALU x 100%
AKN
obat antiinflamasi non steroid yang aksinya
Keterangan :
secara non selektif dan memiliki kelarutan
AKN = Absorbansi Kontrol Negatif
yang baik di dalam air dan pelarut organik
ALU = Absorbansi Larutan Uji
(Novika et al., 2021).

Volume 9, Nomor 2 (2022) Jurnal Pharmascience


360

7. Perhitungan Presentase Nilai IC50 batang dari bagian yang kurang baik.
Perhitungan nilai IC50 dilakukan Selanjutnya untuk menghilangkan pengotor
dengan membuat persamaan regresi linear yang ada pada kulit batang dilakukan
sehingga didapatkan nilai IC50 dari fraksi n- pencucian dengan air mengalir. Setelah itu,
heksan dan fraksi n-butanol kulit batang C. dilakukan proses perajangan menjadi
soulattri dan natrium diklofenak. bagian yang lebih kecil. Tahap selanjutnya
Ekstrak/konsentrasi obat untuk untuk mengurangi kadar air pada sampel,
penghambatan 50% (IC50) ditentukan dilakukan pengeringan dalam lemari
dengan memplot persentase penghambatan pengering pada suhu 50 oC sehingga tidak
sehubungan dengan kontrol terhadap mudah rusak oleh pertumbuhan bakteri atau
konsentrasi perlakuan (Chandra et al., jamur agar dapat disimpan dalam waktu
2012). Nilai IC50 menunjukkan konsentrasi yang lama. Selain itu, pengeringan yang
yang dapat menghambat sebanyak 50%. dilakukan bertujuan untuk mengurangi
(Novika et al., 2021). Aktivitas kadar air sampel dan menghentikan reaksi
antiinflamasi semakin besar apabila nilai enzimatik yang dapat mengakibatkan
IC50 yang didapatkan semakin kecil. perubahan kandungan senyawa kimia
sehingga penurunan mutu simplisia dapat
F. Analisis Data dihindari (Supriningrum et al., 2018).
Data hasil penelitian ini Simplisia yang sudah kering
dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. kemudian disortasi kering dan dihaluskan
Data kualitatif berupa hasil identifikasi menggunakan blender. Penghalusan
kandungan senyawa kimia yang terdapat simplisia bertujuan untuk memperkecil
fraksi n-heksana yang disajikan secara ukuran partikel simplisia sehingga saat
deskriptif. Data kuantitatif berupa hasil proses ekstraksi pelarut lebih mudah
penentuan aktivitas antiinflamasi berupa menyari kandungan kimia pada sampel C.
nilai IC50 dan uji signifikansi dengan uji t- soulattri dan persen rendemennya
test menggunakan SPSS versi 21 . meningkat (Supriningrum et al., 2018).
Sampel yang telah dihaluskan
III. HASIL DAN PEMBAHASAN menggunakan blender kemudian disaring
Simplisia kulit batang C. soulattri menggunakan ayakan mesh no. 14 untuk
diolah dari sampel segar kulit batang C. memperoleh serbuk kasar (Handarni et al.,
soulattri yang telah dikumpulkan dengan 2020). Penyaringan dilakukan
bobot sebesar 5 kg. Kemudian sampel segar menggunakan ayakan mesh no. 14
disortasi basah untuk memisahkan kulit bertujuan agar serbuk memiliki ukuran

Volume 9, Nomor 2 (2022) Jurnal Pharmascience


361

yang seragam (Handarni et al., 2020). maserasi karena merupakan pelarut yang
Simplisia serbuk kulit batang C. soulattri dapat menarik senyawa-senyawa metabolit
yang dihasikan berupa serbuk kasar, aroma sekunder pada sampel baik senyawa non
khas batang, tidak berasa, dan berwarna polar maupun senyawa polar. Selain itu,
coklat tua (Gambar 1). etanol 96% sebagai cairan penyari ialah
lebih aman digunakan dan mudah menguap
(Voight, 1994). Proses ekstraksi dilakukan
selama 5 x 24 jam atau dilakukan 5x
remaserasi. Pergantian pelarut dilakukan
setiap 1 x 24 jam dengan pengadukan setiap
Gambar 1 .Serbuk kulit batang C. soulattri 6 jam sekali selama 5 menit. Pengadukan
dilakukan agar meningkatkan frekuensi
Metode ekstraksi yang digunakan kontak antara serbuk dengan larutan
dalam penelitian ini adalah metode penyari agar hasil yang lebih optimal
maserasi dengan menggunakan pelarut (Nurhasnawati et al., 2017). Pergantian
etanol 96%. Metode ini digunakan karena pelarut dilakukan agar menarik senyawa
mudah, sederhana dan tidak memerlukan kimia yang tidak dapat tertarik pada pelarut
proses pemanasan sehingga baik untuk sebelumnya sehingga dapat menghasilkan
senyawa-senyawa yang tidak tahan ekstraksi yang lebih maksimal. Pergantian
terhadap pemanasan. Proses maserasi pelarut dilakukan menggunakan kertas
dilakukan dengan merendam serbuk kulit saring. Penyaringan dilakukan agar ekstrak
batang C. soulattri ke dalam maserator cair terpisah dari ampas (Saadah &
dengan pelarut hingga proses ekstraksi Nuhasnawati, 2015). Ekstrak cair yang
sempurna ditandai dengan perubahan didapatkan diuapkan menggunakan
o
pelarut yang menjadi bening. Hal ini waterbath pada suhu 50 C sampai
dilakukan agar mendapatkan seluruh menunjukkan bobot tetap karena jika suhu
senyawa kimia yang ada pada kulit batang yang digunakan terlalu tinggi akan
C. soulattri. menyebabkan kerusakan senyawa yang
Serbuk simplisia kulit batang C. tidak tahan pemanasan (Arifin et al., 2018).
soulattri ditimbang sebanyak 500 gram. Bobot tetap diketahui dari hasil
Serbuk yang telah ditimbang kemudian penimbangan tidak menunjukkan
direndam dengan pelarut etanol 96%. perbedaan lebih dari 0,25% (Kemenkes RI,
Pemilihan pelarut etanol 96% pada proses 2017). Bobot ekstrak kental yang diperoleh
kemudian dihitung rendemennya terhadap

Volume 9, Nomor 2 (2022) Jurnal Pharmascience


362

bobot awal simplisia serbuk yang pengambilan sampel (Salamah &


digunakan. Hasil rendemen dari serbuk, Widyasari, 2015; Tambunan et al., 2017).
ekstrak, dan fraksi kulit batang C.soulattri
dapat dilihat pada Tabel I. A. Identifikasi Fitokimia
Identifikasi fitokimia dilakukan
Tabel I. Hasil Rendemen untuk menentukan kandungan golongan-
Sampel Rendemen (%) golongan senyawa metabolit sekunder yang

Serbuk 10 terdapat pada sampel. Selain itu,


identifikasi juga dapat menunjukkan
Ekstrak 7,67
senyawa identitas yang menjadi ciri
Fraksi 31,5
spesifik dari suatu tanaman. Hasil dari
Persen rendemen ekstrak adalah identifikasi senyawa ini dapat digunakan
perbandingan bobot ekstrak yang untuk pengujian lebih lanjut, seperti
didapatkan dari proses ekstraksi terhadap identifikasi senyawa aktif yang yang dapat
bobot simplisia serbuk yang digunakan berperan dalam pengobatan suatu penyakit
dalam proses ekstraksi (Dewatisari et al., (Indriyanti et al., 2018; Maliangkay et al.,
2017). Rendemen menggunakan satuan 2019). Hasil identifikasi fitokimia fraksi n-
persen (%), semakin tinggi nilai rendemen heksana dapat dilihat pada Tabel II.
yang dihasilkan menandakan nilai ekstrak
semakin banyak (Maulida & Guntarti, Tabel II. Hasil identifikasi fitokimia
2015). Tujuan dari perhitungan rendemen Golongan Senyawa Hasil
ini adalah untuk mengetahui persentase Alkaloid +
perolehan hasil ekstrak sehingga nantinya Fenol +
bisa diketahui jumlah simplisia yang Tanin +
digunakan untuk membuat sejumlah Flavonoid +
ekstrak kental tertentu. Hal-hal yang dapat Saponin +

mempengaruhi besarnya persen rendemen Triterpenoid +


Steroid -
ekstrak adalah ukuran partikel serbuk,
metode ekstraksi, waktu dan kondisi B. Uji Aktivitas Antiinflamasi
penyimpanan, lama waktu ekstraksi, Uji aktivitas antiinflamasi fraksi n-
perbandingan jumlah pelarut terhadap heksana kulit batang C. soulattri dilakukan
jumlah sampel yang digunakan, jenis dengan metode penghambatan denaturasi
pelarut yang digunakan, lokasi protein. Kontrol positif yang digunakan
pengambilan sampel, dan lingkungan adalah natrium diklofenak yang diketahui

Volume 9, Nomor 2 (2022) Jurnal Pharmascience


363

memiliki aktivitas antiinflamasi. Persen bahwa pada konsentrasi 25 ppm dapat


inhibisi dari natrium diklofenak dapat menghambat denaturasi dan memiliki
dilihat pada Tabel III. aktivitas antiinflamasi. Penelitian Farida et
Tabel III. Nilai Persentase Natrium al (2018) data persen inhibisi larutan
Diklofenak
kontrol positif (natrium diklofenak) dapat
Konsentra % Inhibisi
si (ppm) diketahui bahwa larutan kontrol positif
pada konsentrasi 12,5 ppm sudah dapat
12,5 13,69
menghambat denaturasi protein.
25 45,72
Uji aktivitas antiinflamasi fraksi n-
50 68,78 heksana kulit batang C. soulattri dilakukan
100 78,28 pada konsentrasi 12,5 ppm, 25 ppm, 50
200 96,72 ppm, 100 ppm, dan 200 ppm. Hasil
Nilai persen inhibisi larutan kontrol aktivitas antiinflamasi fraksi n-heksana
positif (natrium diklofenak) dapat diketahui dapat dilihat pada Tabel IV dan Gambar 2.

Tabel IV. Aktivitas antiinflamasi fraksi n-heksan kulit batang C. soulattri

Konsentrasi (ppm) % Inhibisi


12,5 42,28
25 45,42
50 65,09
100 67,08
200 88,30

100.00
y = 0.2324x + 43.623
R² = 0.9033
75.00
% Inhibisi

50.00

25.00

0.00
0.0 50.0 100.0 150.0 200.0 250.0
Konsentrasi (ppm)
Gambar 2. Kurva hubungan konsentrasi (ppm) dengan %inhibisi fraksi n-heksan kulit
batang C. soulattri

Volume 9, Nomor 2 (2022) Jurnal Pharmascience


364

Dari data persen inhibisi fraksi n- diukur pada panjang gelombang 660 nm
heksan kulit batang C. soulattri dapat karena panjang gelombang tersebut protein
diketahui bahwa pada konsentrasi yang dapat teridentifikasi (William et al., 2008;
dapat menghambat denaturasi protein dan Kanjikar & Londonkar, 2017). Tabel hasil
mempunyai aktivitas antiinflamasi adalah aktivitas antiinflamasi natrium diklofenak
12,5 ppm. Pada penelitian Mah et al (2018) dan fraksi n- dapat dilihat pada Tabel V.
data persen inhibisi larutan n-heksan kulit Nilai IC50 fraksi n-heksan kulit
batang C. soulattri sebesar 63,04%. batang C. soulattri yang didapat dari
Penentuan nilai IC50 natrium perhitungan adalah 27,43 ppm yang berarti
diklofenak bertujuan untuk mengetahui pada konsentrasi tersebut mampu
besarnya aktivitas antiinflamasi. Natrium menangkal atau menghambat inflamasi
diklofenak digunakan sebagai kontrol sebanyak 50%. Penelitian Mah et al (2018)
positif karena merupakan salah satu obat nilai IC50 n-heksan kulit batang C. soulattri
yang dapat digunakan sebagai antiinflamasi sebesar 204,95 ppm. Hasil analisis data
(Farida et al., 2018). Konsentrasi larutan dengan t-test menggunakan SPSS
natrium diklofenak yang digunakan adalah didapatkan hasil pada Tabel VI.
12,5; 25; 50; 100; dan 200 ppm. Absorbansi

Tabel V. Nilai IC50 natrium diklofenak dan fraksi n-heksana


Kelompok IC50 x IC50 ± SD RSD (%)
Natrium diklofenak 48,32 48,14±0,32 0,66
48,34
47,78
Fraksi n-heksana 26,65 27,43±0,74 2,69
27,51
28,12

Tabel VI. Uji t-test


Levene's Test t-test

F Sig. t df Sig. (2-tailed) 95% CI of the Difference

Lower Upper

1.45 .295 44.639 4 .000 19.43 22.01

44.639 2.72 .000 19.15 22.29

Volume 9, Nomor 2 (2022) Jurnal Pharmascience


365

Berdasarkan hasil uji t-test dengan IV. KESIMPULAN


taraf kepercayaan 95% dapat disimpulkan Kesimpulan dari penelitian ini
bahwa nilai IC50 dari kelompok fraksi n- adalah identifikasi fitokimia pada fraksi n-
heksana dan natrium diklofenak berbeda heksan kulit batang C. Soulattri
bermakna karena memiliki nilai mengandung alkaloid, fenol, tanin,
signifikansi 0,00 (<0,05). Fraksi n-heksan flavonoid, saponin, dan triterpenoid. Fraksi
kulit batang C. soulattri memiliki nilai IC50 n-heksana kulit batang C. soulattri
lebih kecil dibandingkan dengan natrium memiliki aktivitas antiinflamasi yang lebih
diklofenak sehingga fraksi n-heksan baik dari natrium diklofenak.
memiliki aktivitas antiinflamasi lebih baik
dibandingkan natrium diklofenak Aktivitas KONFLIK KEPENTINGAN
antiinflamasi semakin baik apabila nilai Seluruh penulis menyatakan bahwa
IC50 yang didapatkan semakin kecil tidak ada konflik kepentingan dalam
(Novika et al., 2021). Fraksi n-heksan penelitian ini.
memiliki kandungan senyawa kimia yang
memiliki aktivitas antiinflamasi seperti UCAPAN TERIMA KASIH
triterpenoid, flavonoid, fenolik dan tanin. Ucapan terima kasih kepada proyek
Menurut Hidayah et al (2021) sampel yang PDWM LPPM ULM dengan nomor SK :
mengandung senyawa metabolit sekunder 023.126/UN8.2/PL/2022 yang telah
flavonoid, fenolik dan steroid/triterpenoid mendanai penelitian ini.
dapat menghambat denaturasi protein
sehingga memiliki aktivitas antiinflamasi DAFTAR PUSTAKA
karena struktur senyawa tersebut Arifin, H., S. Oktavia & S. Chania. (2019).
Efek Toksisitas Sub Akut Fraksinasi
mengandung gugus hidroksil dan ikatan
Air Ekstrak Etanol Daun Bandotan
rangkap terkonjugasi yang dapat berikatan (Ageratum conyzoides (L.)) terhadap
Beberapa Parameter Darah Mencit
dengan residu asam amino pada struktur
Putih Jantan. Jurnal Farmasi Higea.
bovine serum albumin. Adanya ikatan 11: 166-174.
Chandra, S., P. Chatterjee., P. Dey & S.
tersebut mengakibatkan stabilnya struktur
Bhattacharya. (2012). Evaluation of
protein menjadi, sehingga jika dipanaskan in vitro anti-inflammatory activity of
coffee against the denaturation of
protein yang berikatan dengan senyawa
protein. Asian Pacific Journal of
aktif dalam ekstrak tidak mengalami Tropical Biomedicine. 1:178-180.
Dewatisari, W.F., L. Rumiyanti & I.
denaturasi.
Rakhmawati. (2017). Rendemen dan
Skrining Fitokimia pada Ekstrak

Volume 9, Nomor 2 (2022) Jurnal Pharmascience


366

Daun Sanseviera sp. Jurnal Penelitian Mahasiswa (JOM) Bidang Farmasi.


dan Terapan. 17: 197-202. 1: 1-9.
Farida, Y., Rahmat, D., Amanda, A, W. Maliangkay, H. P., R. Rumondor & M.
(2018). Uji Aktivitas Antiinflamasi Kantohe. (2019). Skrining Fitokimia
Nanopartikel Ekstrak Etanol dan Potensi Antidiabetes Ekstrak
Rimpang Temulawak (Curcuma Etanol Herba Ciplukan (Physalis
xabthorriza Roxb)Dengan Metode angulata L.) pada Tikus Putih (Rattus
Penghambatan Denaturasi Protein. novergicus) yang Diinduksi Aloksan.
Jurnal Farmasi. 2: 225-230. Jurnal Pendidikan Biologi. 4: 98-107.
Handayani, F., Apriliana, A., & Natalia, H. Maulida, R & A. Guntara. (2015). Pengaruh
(2019). Karakterisasi dan skrining Ukuran Partikel Beras Hitam (Oryza
fitokimia simplisia daun Selutui Puka sativa L.) Terhadap Rendemen
(Tabernaemontana macracarpa Ekstrak Dan Kandungan Total
Jack). Jurnal Ilmiah Ibnu Sina. 1: 49- Antosianin. Pharmaciana. 5: 9-16.
58. Novika, D. S., Ahsanunnisa, R., & Yani, D.
Hidayah, N., Daniel, D., & Marliana, E. F. (2021). Uji Aktivitas Antiinflamasi
(2021). Aktivitas Ekstrak Metanol Ekstrak Etanol Daun Belimbing
Daun Keledang (Artocarpus Wuluh (Averrhoa bilimbi L.)
lanceifolius Roxb) Sebagai Terhadap Penghambatan Denaturasi
Antiinflamasi. In Prosiding Seminar Protein. Stannum: Jurnal Sains Dan
Kimia. 05:126-131. Terapan Kimia. 1:16-22.
Indriyanti, E., Y. Purwaningsih & D. Reynaldi, R., & Yani, D. F. (2021). Potensi
Wigati. (2018). Skrining Fitokimia Anti-Inflamasi Ekstrak Etanol Daun
dan Standardisasi Ekstrak Kulit Buah Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata L)
Labu Kuning (Cucurbita moschata). Terhadap Denaturasi Protein Secara
Jurnal Ilmiah Cendikia Eksakta. 3: In Vitro. Spin Jurnal Kimia &
20-25. Pendidikan Kimia. 1: 12-21.
Kanjikar, A. P., Aruna, L. H., & Salamah, N & E. Widyasari. (2015).
Londonkar, R. (2017). A novel Aktivitas Antioksidan Ekstrak
investigation of in-vitro anti- Metanol Daun Kelengkeng (Euphoria
inflammatory and antioxidant longan (L.) Steud.) dengan Metode
activity of Ficus krishnae. European Penangkapan Radikal 2,2’-Difenil-1-
journal of biomedical and Pikrilhidrazil. Pharmaciana. 5: 25-34.
pharmaceutical sciences. 10:313- Samodra, G. (2019). Standardisasi
317. Parameter Spesifik Dan Non Spesifik
Kemenkes RI. (2017). Farmakope Herbal Ekstrak Etanol Buah Asam Gelugur
Indonesia Edisi 2. Kementerian (Garcinia atroviridis Griff.). Jurnal
Kesehatan Republik Indonesia, Kesehatan, Kebidanan, dan
Jakarta. Keperawatan. 11:16-26.
Kemenkes RI. (2020). Farmakope Sa’adah, H & H. Nurhasnawati. (2015).
Indonesia Edisi Keenam Departemen Perbandingan Pelarut Etanol dan Air
Kesehatan Republik Indoensia, pada Pembuatan Ekstrak Umbi
Jakarta. Bawang Tiwai (Eleutherine
Luginda, R.A., B.L. Sari & L. Indriani. americana Merr) menggunakan
(2018). Pengaruh Variasi Konsentrasi Metode Maserasi. Jurnal Ilmiah
Pelarut Etanol terhadap Kadar Manuntung. 1: 149-153.
Flavonoid Total Daun Beluntas
(Pluchea indica (L.) Less) dengan Sangat, H. M., Zuhud, E. A. M., &
Metode Microwave – Assisted Damayanti, E. K. (2000). Kamus
Extraction (MAE). Jurnal Online Penyakit dan Tumbuhan Obat

Volume 9, Nomor 2 (2022) Jurnal Pharmascience


367

Indonesia (Etnofitomedika). Pustaka (Calophyllum soulattri Brum. f.) Asal


Populer Obor, Indonesia. Makbon Kota Sorong. Jurnal
Supriningrum, R., N. Fatimah., & S. N. Agrohut. 2:54-63.
Wahyuni. (2018). Penetapan Kadar Williams, L. A. D., A. O. Connar., L
Flavonoid Ekstrak Etanol Daun Pacar Latore., O, Dennis., S. Ringer., J. A,
Kuku (Lawsonia inermis L.) Whittaker., J. Conrad., B. Vogler., H.
berdasarkan Perbedaan Cara Rosner & W. Kraus. (2008). The in
Pengeringan. Jurnal Ilmiah vitro anti-denaturation effects
Manuntung. 2: 156-161. induced by natural products and non-
Tambunan, B.Y., S. Ginting & L.M. Lubis. steroidal compounds in heat treated
2017. Pengaruh Suhu dan Lama (immunogenic) bovine serum
Pengeringan terhadap Mutu Bubuk albumin is proposed as a screening
Sate Padang. Jurnal Rekayasa Pangan assay for the detection of anti-
dan Pertanian. 5: 258-266. inflammatory compounds, without
Vernanda, R.Y., M.R. Puspitasari, & H.N. the use of animals, in the early stages
Satya. (2019). Standarisasi Spesifik of the drug discovery process. West
dan Non Spesifik Simplisia Dan Indian Medical Journal. 04: 327-331.
Ekstrak Etanol Bawang Putih Wirasti. (2019) . Penetapan Kadar Fenolik
Tunggal 31 Terfermentasi (Allium Total, Flavonoid Total, dan Uji
sativum Linn.). Journal of Aktivitas Antioksidan EKstrak Daun
Pharmacey Science and Practice. Benalu Petai (Scurrula atropurpurea
6:74-83. Dans.) Beserta Penapisan Fitokimia.
Wahidin, W., Ponisri, P., & Ohorella, S. Journal of Pharmaceutical and
(2020). Sifat Fisis Kayu Bintangur Medicinal Sciences. 4: 1-5.

Volume 9, Nomor 2 (2022) Jurnal Pharmascience

Anda mungkin juga menyukai