Anda di halaman 1dari 5

www.lppm-mfh.

com ISSN-e: 2541-1128


lppm-politeknikmfh@gmail.com ISSN-p: 2407-8603

ISOLASI α-MANGOSTIN DARI KULIT BUAH MANGGIS


(Garcinia mangostana L.) DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI
TERHADAP Bacilus cereus.

Sri Idawati1), Aliefman Hakim2), Yayuk Andayani3)


1
Prodi Farmasi, Politeknik Medica Farma Husada Mataram
2
Prodi Pascasarjana Pendidikan IPA, Universitas Mataram
3
Prodi Pascasarjana Pendidikan IPA, Universitas Mataram
E-mail: sriidawatiqk@gmail.com

Abstract

One of the fruit plants that has the potential as a drug is mangosteen, especially on the skin of the fruit.
The main bioactive compound and become a major compound in the mangosteen plant, namely α-mangostin.
This research has succeeded in isolating α-mangostin through the extraction process using reflux method using
ethanol 96%. Purification done by the recrystallization method with solvent ethanol:aquades (1:1). The result of
extraction yield 29,93% and the result of purification obtained the yield of α-mangostin from the weight of the
extract was 2,81%. Initial identification of isolates using thin layer Chromatography (TLC) and melting point
test. This yellow powder isolate has a melting point of 179,7 ºC. Next, structural elucidation is carried out using
FT-IR spectroscopy data. Antibacterial activity test isolate compound (α-mangostin) of Bacilus cereus bacteria
have the power inhibitory with MIC 0,031 µg/ml.

Keywords: Isolation, α-mangostin, Garcinia mangostana, Antibacterial

PENDAHULUAN

Tanaman manggis (Garcinia Peres, dkk., 2000). Senyawa bioaktif utama


mangostana L.) merupakan salah satu dan merupakan senyawa mayor dari derivat
tanaman yang memiliki potensi sebagai santon yang terdapat dalam kulit buah
obat. Potensi terutama ada pada bagian
manggis adalah α-mangostin. Senyawa α-
kulit buah manggis. Pemanfaatan kulit buah
manggis secara tradisional digunakan untuk mangostin berupa zat berwarna kuning,
pengobatan penyakit sariawan, disentri, tidak larut dalam air, larut dalam metanol,
cystitis, diare, gonorea dan eksim (Putri, etanol, eter, aseton, etil asetat, dan
2015). Selain itu, Jindarat (2014) kloroform (Syamsudin, dkk., 2008).
menyatakan bahwa kulit buah manggis
mampu memberikan efek farmakologi Isolasi senyawa α-mangostin pada
seperti antioksidan, antijamur, antibakteri, kulit buah manggis telah banyak dilakukan
dan antikanker. Efek farmakologi tersebut dengan prosedur yang berbeda-beda. Isolasi
berkaitan dengan kandungan senyawa adalah suatu cara untuk mengambil satu
kimianya. senyawa aktif yang terdapat di dalam
Heyne (1987) dalam (Miryanti, dkk., tanaman untuk mengetahui senyawa yang
2011), mengatakan bahwa secara umum berkhasiat dalam tanaman tersebut. Isolasi
kulit buah manggis mengandung senyawa metabolit sekunder dari suatu tumbuhan
terdiri atas tahapan penyiapan
metabolit sekunder yaitu santon, flavonoid,
simplisia/sampel, ekstraksi, fraksinasi,
dan tanin. Senyawa bioaktiv mayor dari pemurnian, dan karakterisasi senyawa
Garcinia mangostana adalah isolat. Isolasi metabolit sekunder dari
derivat/turunan santon (Jung, dkk., 2006; berbagai bagian tumbuhan memiliki tingkat

Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik“Medica Farma Husada” Mataram 118
Volume 4. No. 2 – Oktober 2018
www.lppm-mfh.com ISSN-e: 2541-1128
lppm-politeknikmfh@gmail.com ISSN-p: 2407-8603

kesulitan yang berbeda-beda. Beberapa merupakan bakteri penyebab keracunan


faktor yang mempengaruhi tingkat pada makanan atau foodbourne bacteria.
kesulitan tersebut adalah ada tidaknya 1. METODE PENELITIAN
metabolit sekunder mayor dalam sampel Bahan dan Alat
dan jauh dekatnya Rf antara berbagai Bahan yang digunakan dalam penelitian ini
komponen dalam sampel. Faktor-faktor adalah simplisia kulit buah manggis,
inilah yang harus dipertimbangkan sebelum pelarut etanol 96%, aquades, kertas saring,
merancang sebuah prosedur isolasi (Hakim,
plat silica untuk KLT, senyawa isolat α-
2016).
Bioaktivitas antibakteri dari derivat mangostin, bakteri uji Bacillus cereus,
santon telah terbukti dari beberapa hasil media Nutrient Agar (NA) dan Muller
penelitian. Suksamrarn, dkk (2003) Hinton Agar (MHA), kontrol negatif
melakukan uji aktivitas senyawa derivat (aquades steril), dan kontrol positif
santon terprenilasi dari kulit buah manggis (siprofloksasin). Peralatan yang digunakan
terhadap Mycobacterium tuberculosis. adalah blender, ayakan, toples, penyaring,
Diantara senyawa derivat santon tersebut,
batang pengaduk, peralatan soklet, gelas
α-mangostin, β-mangostin dan garsinon B
memiliki daya hambat tinggi dengan nilai ukur, tabung erlenmeyer, rotary evaporator,
MIC (Minimum Inhibitory concentration) inkubator, rak dan tabung reaksi, cawan
6,25 µg/ml sedangkan demetilcalabasanton petri , gelas beker, pipet, mikro pipet, jarum
dan trapezifolisanton nilai MICnya 12,5 ose, lampu bunsen, Autoklaf, lampu
µg/ml, sementara itu γ-mangostin, garsinon ultraviolet (UV) dengan λ 254 dan 366 nm,
D, mangostanin, mangostenon A dan spektrofotometer FT-IR.
topovilin B nilai MIC 25 µg/ml. Derivat
santon yang daya antituberkulosanya Metode Isolasi α-mangostin
rendah adalah mangostenol dan Pembuatan Simplisia
mangostanol dengan nilai MIC 100 µg/ml Kulit buah manggis matang dan
dan 200 µg/ml. Selain itu, α-mangostin segar sebanyak 1 kg dibersihkan, kemudian
juga aktif terhadap bakteri Enterococci dan dipotong-potong tipis dan dikeringanginkan
Staphylococcus aureus yang masing- selama 8 hari hingga menjadi simplisia
masing resisten terhadap vancomisin dan (bahan kering). Simplisia kulit buah
metisilin dengan nilai MIC 6,25 µg/ml dan manggis tersebut diblender dan kemudian
12,5 µg/ml (Ibrahim, dkk., 2016). Bahkan diayak. Serbuk kering disimpan dalam
dari penelitian Chomnawang, dkk (2005) wadah kedap udara dan terlindung dari
dalam (Chaverri, dkk., 2008) dilaporkan cahaya.
bahwa senyawa pada Garcinia mangostana
L. memiliki daya hambat terhadap bakteri Ekstraksi Refluk
Staphylococcus epidermidis dan Seratus gram serbuk kering kulit
Propionibacterium acnes dengan nilai MIC buah manggis dengan 500 ml etanol 96%
0,039 µg/ml. dimasukkan ke dalam labu ekstraksi pada
Pada penelitian ini, uji aktivitas suhu 75ºC selama 2 jam. Hasil refluk
antibakteri dilakukan terhadap bakteri disaring, rafinat (ampas) direfluk ulang
Bacillus cereus. Bakteri Bacillus cereus dengan menggunakan pelarut etanol 96%
merupakan bakteri Gram-positif berbentuk 200 ml. Ekstrak total yang didapatkan
batang yang mampu membentuk spora dievaporasi pada suhu 70ºC dengan
(Cos, dkk., 2006). Spora yang dihasilkan kecepatan 70 rpm hingga diperoleh ekstrak
oleh bakteri ini tahan terhadap pasteurisasi kental.
(Widodo, 2010). Bacillus cereus

Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik“Medica Farma Husada” Mataram 119
Volume 4. No. 2 – Oktober 2018
www.lppm-mfh.com ISSN-e: 2541-1128
lppm-politeknikmfh@gmail.com ISSN-p: 2407-8603

Pemurnian Ekstrak Kulit Buah Manggis hingga berbentuk serbuk untuk memperluas
Ekstrak kulit buah manggis yang permukaan dari sampel. Serbuk kulit buah
diperoleh dimurnikan menggunakan manggis tersebut selanjutnya diekstraksi
metode rekristalisasi. Ekstrak dilarutkan menggunakan metode refluks. Pada proses
dengan etanol kemudian ditambahkan refluk, pelarut berkondensasi dengan
aquades (perbandingan etanol:aquades adanya pendingin dalam kondensor yang
adalah 1:1), dan membentuk suspensi, dilalui oleh uap pelarut. Metode refluk
dinginkan dalam lemari pendingin pada dapat mengekstraksi sampel-sampel dengan
suhu 4ºC selama 24 jam. Antara Kristal dan tekstrur kasar dan tahan pemanasan
cairan dipisahkan dengan cara disaring langsung (Hakim, 2016).
menggunakan kertas saring. Isolat Proses ekstraksi menggunakan
dimonitoring dengan kromatografi lapis pelarut etanol yang merupakan pelarut
tipis (KLT), dilakukan uji titik leleh dan universal yang dapat melarutkan hampir
kemudian dilanjutkan dengan identifikasi semua zat aktif baik yang bersifat non
spektrofotometri FT-IR. polar, semi polar maupun polar. Etanol juga
dapat mengendapkan protein serta mampu
Uji Aktivitas Antibakteri menghambat kerja enzim sehingga dapat
Uji aktivitas antibakteri α- terhindar dari proses hidrolisis dan
mangostin ini dilakukan terhadap bakteri oksidasi. Selain itu, keuntungan etanol
Bacillus cereus dengan menggunakan sebagai pelarut pengekstraksi adalah
metode difusi sumuran. Sampel (α- sifatnya yang tidak toksik (aman), mudah
mangostin ) dibuat larutan dengan didapatkan dan harganya terjangkau.
konsentrasi 2 µg/ml, 1µg/ml, 0,5 µg/ml, Ekstraksi secara refluk ini
0,25 µg/ml, 0,125 µg/ml, 0,0625 µg/ml, menghasilkan rendemen ekstrak etanol
0,03125 µg/ml dan 0,01563 µg/ml. kulit buah manggis sebesar 2,81%.
Inokulum bakteri diinkubasi pada Mueller Selanjutnya ekstrak yang diperoleh
Hinton Broth pada suhu 37ºC selama 18 dimurnikan/purifikasi dengan cara
jam, setelah itu diencerkan dengan 0,9% rekristalisasi menggunakan pelarut etanol :
larutan NaCl steril sehingga mencapai aquades (1:1). Pemilihan pelarut tersebut
kekeruhan setara dengan standar didasarkan pada prinsip rekristalisasi yaitu
McFarland no 0,5. Setiap inokulum bakteri melarutkan senyawa yang akan dimurnikan
disebarkan perlahan-lahan pada cawan petri kemudian ditambahkan pelarut yang tidak
yang berisi media Mueller Hinton Agar dapat melarutkan senyawa tersebut.
(MHA) padat dan dibuat sumuran dengan Awalnya sampel dilarutkan dengan etanol
diameter 5 mm. Sebanyak 100 µl larutan dan terbentuk larutan bening, kemudian
sampel dari masing-masing konsentrasi larutan tersebut ditambahkan aquades
diisikan pada tiap sumuran, dengan ulangan sebagai unsolvent (tidak melarutkan) dan
sebanyak tiga kali. Media tersebut membentuk suspensi, selanjutnya
diinkubasikan pada suhu 37ºC selama 24 didinginkan pada suhu 4ºC untuk
jam, selanjutnya diukur zona mempercepat dan memperbanyak
penghambatan pertumbuhan bakteri (zona terbentuknya kristal, lalu kristal dan cairan
bening) di sekitar sumuran. dipisahkan dengan cara disaring
menggunakan kertas saring.
2. HASIL DAN PEMBAHASAN Kristal yang terbentuk dimonitoring
Kulit buah manggis matang dan dengan kromatografi lapis tipis (KLT)
segar dirajang hingga menjadi potongan- menggunakan eluen kloroform. Setelah
potongan kecil dan dikeringanginkan untuk terbentuk satu spot/bercak pada KLT,
menghilangkan kadar air dalam dalam kristal dikeringkan lalu ditimbang.
sampel tersebut. Sampel kering diblender Rendemen α-mangostin yang dihasilkan

Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik“Medica Farma Husada” Mataram 120
Volume 4. No. 2 – Oktober 2018
www.lppm-mfh.com ISSN-e: 2541-1128
lppm-politeknikmfh@gmail.com ISSN-p: 2407-8603

dari ekstrak adalah 2,81%. Senyawa isolat Diinkubasi selama waktu tertentu dan amati
berupa serbuk kuning tersebut selanjutnya adanya hambatan pertumbuhan bakteri uji.
diuji titik lelehnya menggunakan alat Agar yang terlihat jernih merupakan zona
pengukur titik leleh dan dihasilkan nilai terang (clear zone) pada permukaan media
titik lelehnya adalah 179,7 ºC. Selanjutnya agar mengindikasikan adanya hambatan
diidentifikasi menggunakan data pertumbuhan mikroorganisme oleh agen
spektroskopi FT-IR. Pada spektrum IR antibakteri. Pengukuran zona terang (zona
(Infra Red) menunjukkan serapan-serapan hambat) dengan millimeter pada perlakuan
yang khas untuk beberapa gugus fungsi, bakteri Bacillus cereus menghasilkan zona
diantaranya adalah pada bilangan hambat 9,89 mm pada konsentrasi hambat
-1
gelombang (Vmaks) 3423 cm menunjukkan minimal (KHM) atau minimum inhibitory
adanya hidroksil bebas, sedangkan serapan concentration (MIC) 0,031µg/ml. Hal ini
pada bilangan gelombang (Vmaks) 2990 cm- membuktikan bahwa senyawa yang
1
, 2962 cm-1, 2923 cm-1 dan 2854 cm-1 diisolasi memiliki potensi sebagai
menunjukkan adanya gugus C-H alifatik. antibakteri.
Serapan dengan bilangan gelombang
(Vmaks) 1643 cm-1 menunjukkan adanya 3. KESIMPULAN
satu karbonil yang terkhelat oleh gugus Berdasarkan isolasi yang telah
hidroksi, sedangkan serapan pada bilangan dilakukan terhadap kulit buah manggis
gelombang (Vmaks) 1612 cm-1 dan 1584 cm- dihasilkan satu senyawa yaitu α-mangostin
1
menunjukkan kekhasan –C=C- aril sp2 dengan rendemen 2,81% dan rendemen
pada sistem aromatik dan serapan pada ekstraknya 29,93%. Pemurnian secara
bilangan gelombang (Vmaks) 1280 cm-1 rekristalisasi menghasilkan isolat berupa
menunjukkan adanya satu gugus –C-O eter. serbuk berwarna kuning dengan titik leleh
Berdasarkan analisa data IR dapat 179,7ºC dan elusidasi struktur
diketahui bahwa senyawa isolat memiliki menggunakan data spektroskopi IR. Uji
gugus karbonil terkhelat, gugus hidroksil aktivitas antibakteri dengan metode difusi
bebas, gugus C-H alifatik dan sistem sumuran memberikan hasil bahwa senyawa
aromatik yang sesuai dengan kerangka α-mangostin memiliki aktivitas antibakteri
santon dan senyawa tersebut memiliki terhadap Bacillus cereus dengan MIC 0,031
kesamaan struktur dengan senyawa α- µg/ml.
mangostin (Ahmat, dkk., 2010).
4. REFERENSI
H3C CH3

Ahmat, N., Azmin, N.F.N., Ab Ghani, N.,


CH3

O
O OH Aris, S.R.S. 2010. Bioactive Xanthones
CH3
H3C
from the Pericarp of Garcinia
HO O OH
mangostana. Middle-East Journal of
Gambar 1. Struktur kimia α-mangostin Scientific Research: 6(2), Malaysia,
Uji aktivitas antibakteri senyawa 123-127.
isolat (α-mangostin) menggunakan metode
difusi sumuran (Tes Kirby & Bauer). Chaverri, Pedraza J., Cardenas, Rodriquez
Metode ini merupakan metode yang umum N., Orozco, Ibarra M., Perez, Rojaz
digunakan di laboratorium dimana didapat J.M. 2008. Medicinal Properties of
kepekaan suatu organisme terhadap Mangosteen (Garcinia mangostana
senyawa atau obat. Zat yang akan diuji L.). Food and Chemical Toxicology.
berdifusi dari pencadang (reservoir) ke 46: 3900-3227.
dalam medium agar yang telah Cos, P., Vlietinck, A.J., Berghe, D.V.,
diinokulasikan dengan bakteri uji. Maes, L. 2006. Anti-Infective Potential
Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik“Medica Farma Husada” Mataram 121
Volume 4. No. 2 – Oktober 2018
www.lppm-mfh.com ISSN-e: 2541-1128
lppm-politeknikmfh@gmail.com ISSN-p: 2407-8603

of Natural Product: How to Develop A xanthones. Phytochemistry, 55: 683-


Stronger In Vitro ‘Proof of Concept’. J. 710.
of Etnopharm. 106 (20) : 290-302.
Putri, I.P. 2015. Effectivity of Xanthone Of
Hakim, A. 2016. Meningkatkan Kualitas Mangosteen (Garcinia mangostana L.)
Pembelajaran Kimia Bahan Alam Rind As Anticancer. J Majority.
Melalui Praktikum. Mataram: Arga 4(1):33-38
Puji Press.
Suksamrarn, S., Suwannapoch, N.,
Hardani, Cari, Agus Supriyanto. 2018. Pakhodee, W., Thanuhiranlert, J.,
Efficiency of Dye-Sensitized Solar Ratnanukul, P., Chimnoi, N and
Cell (DSSC) Improvement as a Light Suksamrarn, A. 2003.
Party TiO2-Nano Particle With Extract Antimycrobacterial Activity of
Pigment Mangosteen Peel (Garcinia Prenylatedxanthones From the Fruits
mangostana). AIP Conference of Garcinia mangostana. Chem Pharm
Proceedings 2014, 020002 (2018); doi: Bull (Tokyo). 51(7):857-859.
10.1063/1.5054406. American Institute
of Physics. Syamsudin., Farida., Widowati, D.,
Faizatun. 2008. Profil Distribusi dan
Ibrahim, M.Y., Hashi,, N.H., Maroid, A.A., Eliminasi Senyawa α-Mangostin
Abdulla, M.A., Abdelwahab, S.I., setelah Pemberian Oral pada Tikus.
Arbab, S.A. 2016. Α-Mangostin From Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi.
Garcinia mangostana Linn: An 13(2):53-58.
updated review of its pharmacological
properties. Arabian journal of Widodo, S. 2010. Bakteri Yang Mencemari
Chemistry. 9:317-329. Susu : Deteksi, Patogenesis,
Epidemiologi, dan Cara
Jindarat, Sarawut. 2014. Xanthones from
Pengendaliannya. Jurnal Litbang
Mangosteen (Garcinia mangostana):
Multi-targeting Pharmcological Pertanian. 29 (3) : 96-100.
Properties. J Med Assoc Thai. 97
(2):196-201).
Jung, H.A., Su, B.N., Keller, W.J., Mehta,
R.G., Konghorn, A.D. 2006.
Antioxidant xantones from the pericarp
of Garcinia mangostana L.
(mangosteen). J Agric Food Chem.,
54(6):2077-2082.
Miryanti, A., Sapei, L., Budiono, K., Indra,
S. 2011. Ekstraksi Antioksidan Dari
Kulit Buah Manggis (Garcinia
mangostana L.) Lembaga Penelitian
dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Universitas Katolik Parahyangan
Bandung.
Peres, V., Nagem, T.J., Oliveira, F.F. 2000.
Tetraoxygenated naturally occurring

Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik“Medica Farma Husada” Mataram 122
Volume 4. No. 2 – Oktober 2018

Anda mungkin juga menyukai