Oleh :
Riska Nimas Pramesti 1604015065
Ilham Hoirurrozi 1604015207
AnnisaNurhayati 1604015168
Sinta Devianti 1604015264
Ahmad Rizki Iskandar 1604015163
Kelompok : 8
Kelas : 7D
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangMasalah
B. PerumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan, maka diperoleh perumusan
masalah yaitu “berapakah kadar senyawa α-mangostin yang terkandung
didalamkulit buah manggis (Garcinia mangostana L) dengan metode KLT
Densitometri dengan FT-IR?”
C. TujuanPenelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar senyawa α-
mangostin padakulit buah manggis (Garcinia mangostana L) dengan
metode FT-IR dan KLT Spektrofotometri Densitometri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DeskripsiTanaman
Divisi :Spermatophyta
Subdivisi :Angiospermae
Kelas :Dicotyledonae
Ordo :Guttiferanaless
Famili :Guttiferae
Genus :Garcinia
Species : GarciniamangostanaL.
(Rukmana, 1995)
1. NamaDaerah
Manggis disebut dengan berbagai macam nama lokal seperti manggu
(Jawa Barat), manggus (Lampung), manggusto (Sulawesi Utara),
manggista (Sumatera Barat) (Anonim, 2000).
2. MorfologiTanaman
Manggis termasuk tanaman tahunan (perennial) yang masa hidupnya
dapat mencapai puluhan tahun. Batang tanaman manggis berbentuk
pohonberkayu, tumbuh tegak ke atas hingga mencapai ketinggian 25 meter
atau lebih. Kulitbatangnyatidakratadanberwarnakecoklat-
coklatan.Percabangantanaman umumnya simetris membentuk tajuk yang
rimbun dan rindang mirip piramida. Daun manggis berbentuk bulat-telur
sampai bulat-panjang, tumbuhnya tunggal
danbertangkaipendeksekalitanpadaunpenumpu(stipulae).Strukturhelaidaun
tebal dengan permukaan sebelah atas berwarna hijau mengkilap, sedangkan
permukaansebelahbawahwarnanyahijaukekuning-kuningan(Rukmana,1995).
3. Senyawaα-mangostin
Senyawaα-
mangostinmerupakansenyawapalingbanyakyangditemukan dalam kulit
buah manggis (Gambar 1). Senyawa α-mangostin merupakan suatu kristal
amorf berwarna kuning yang memiliki titik lebur 180-182oC. Serapan
tertingginya pada daerah UV adalah pada panjang gelombang 215, 243
dan 317 nm (Ee et al., 2005). Senyawa α-mangostin cenderung bersifat
non polar, sehingga akan mudah larut dalam pelarut-pelarut yang bersifat
non polar, seperti heksan (Walker,2007).
BAB III
PEMBAHASAN
Jurnalke-1
Pengaruh Metode Isolasi a-mangostin dari Kulit Buah Manggis (Garcinia
mangostana L.) terhadap Rendemen α-mangostin
A. Pendahuluan
Metodeisolasi a-mangostin pada jurnal ini dengan menggunakan
spektrofotometri FT-IR dimana a-mangostin pada metodeIR diperoleh bilangan
gelombang (Vmaks) sebesar 3422, 2922, 1642, 1610 nm (Eedkk., 2008).
B. Prosedur
Berikut ini merupakan prosedur pembuatan metode isolasi a-mangostin dari buah
manggis, yaitu :
1. Pembuatan Simplisia
Kulit buah manggis matang dan segar sebanyak 1 kg dibersihkan, kemudian
dipotong-potong tipis dan dikering anginkan selama 8 hari hingga menjadi
simplisia (bahankering). Simplisia kulit buah manggis tersebut diblender dan
kemudian diayak. Serbuk kering disimpan dalam wadah kedap udara dan
terlindung dari cahaya.
2. Ekstraksi Metode Maserasi
Seratus gram serbuk kering kulit buah manggis dimaserasi dengan 500 ml etanol
96% pada suhu kamar selama 24 jam. Maserat disaring dan diremaserasi dengan
200 ml etanol 96% pada suhu kamar selama 24 jam. Ekstrak total yang
didapatkan dievaporasi pada suhu 700C dengan kecepatan 70 rpm hingga
diperoleh ekstrak kental.
3. Ekstraksi Metode Sokletasi
Seratus gram serbuk kering kulit buah manggis dimasukkan kedalam tabung
soklet dengan pelarut etanol 96% 500 ml pada suhu 60 0C selama 60 menit. Hasil
soklet diambil, kemudian dilakukan sokletasi ulang dengan menggunakan pelarut
etanol 96% 200 ml. Ekstrak total yang didapatkan dievaporasi pada suhu 600C
dengan kecepatan 70 rpm hingga diperoleh ekstrak kental.
C. Hasil
Selanjutnya diuji titik lelehnya menggunakan alat pengukur titik leleh (A.
KRUSS OPTRONIC Germany) dan dihasilkan nilai titik lelehnya adalah 179,7
ºC. Hal ini sesuai dengan yang dilaporkan oleh Shankaranarayan dkk. (1979)
bahwa titik leleh α-mangostin adalah 178-180 0C.
D. Kesimpulan
Penetapan Kadar Alfa Mangostin Dan Uji Aktivitas Atibakteri S. aureus Pada
Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)
A. Pendahuluan
Kandungan kimia yang terkandung pada kulit buah manggis meliputi saponin,
tanin, flavonoid, triterpenoid/steroid, xanthone dan zat warna kuning yang berasal
dari metabolit sekunder yaitu mangostin, α-mangostin dan β-mangostin.Karena
xanthone dari kulit buah manggis banyak memiliki khasiat, sehingga banyak
produkkesehatan yang telah memanfaatkan khasiat xhantone (terutama α-
mangostin) dengan menggunakan crude extract dari kulit buah manggis. Biasanya
pelarut yang digunakan pembuatan crude extractadalah etanol 96%, namun belum
dapat ditentukan apakah senyawa alfa mangostin yang terkandung pada kulit buah
manggis dapat terekstraksi seluruhnya dalam etanol 96%. Berdasarkan hal
tersebut maka perlu dilakukan penelitian mengetahui kadar α-mangostin pada
ekstrak etanol kulit manggis dan aktivitas antibakteri dari ekstrak tersebut
terhadap Staphylococcus aureus.
B. Prosedur
Berikut ini merupakan prosedur pembuatan penetapan kadar alfa mangostin dan
uji aktivitas atibakteri S. aureus Pada Ekstrak Etanol Kulit Buah manggis, yaitu
:
1. Pengumpulan dan Pengolahan Simplisia
Sampel dikumpulkan secara purposif dari Desa Luwus, Kecamatan Baturiti,
Kabupaten Tabanan, Bali. Sampel kemudian diidentifikasi di Pusat Penelitian
Determinasi Kebun Raya Eka KaryaBedugul, Tabanan, Bali. Simplisia dicuci
hingga bersih, kemudian dikeringkan pada temperaturruang, setelah kering
simplisia diserbuk menggunakan blender dan diayak. Hasil ayakan
dikeringkandalam oven dengan temperatur 40°C. Serbuk yang diperoleh,
kemudian ditetapkan kadar airnyamenggunakan moister analyzer (Shimadzu)
pada temperatur 105°C.
2. Proses Maserasi Serbuk Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)
Sampel dimaserasi dalam pelarut etanol 96% dengan perbandingan 1:10 b/v selama 3
hari. Ampasyang diperoleh diremaserasi menggunakan etanol 96% dengan
perbandingan 1:4 b/v selama 24 jam.Maserat kemudian diuapkan pelarutnya
dengan rotavapor temperatur 50°C, lalu dilanjutkan denganpenangas air
temperatur 50°C hingga diperoleh ekstrak kental.
3. Penetapan Kadar Air Ekstrak Etanol 96% Kulit Buah Manggis (Garcinia
mangostana L.)
Penetapan kadar air ekstrak etanol 96% kulit buah manggis dilakukan dengan
metode gravimetri padaMateria Medika Indonesia (Depkes RI, 1995).
4. Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol 96% Kulit Buah Manggis
Skrining fitokimia yang dilakukan terhadap ekstrak etanol 96% kulit buah
manggis meliputiidentifikasi saponin, flavonoid, alkaloid dan fenolik (Depkes RI,
1995; Farnworth, 1966)
5. Penetapan Kadar
a. Pembuatan larutan sampel ekstrak etanol 96% kulit buah manggis
Ditimbang 200 mg ekstrak kulit buah manggis dalam botol vial lalu dilarutkan
dalam 2 mL etanol96% dan disaring. Ekstrak yang diperoleh kemudian
diencerkan kembali dengan perbandiangan 1:100v/v dilarutkan dengan etanol PA
(larutan sampel).
b. Pengukuran Kadar alpha mangostin pada ekstrak etanol 96% kulit buah
manggis Seri standar baku alpha mangostin dibuat dengan larutan standar
konsentrasi 100 μg/mL. Larutanstandar ditotolkan sebanyak 1 μL, 4 μL, 8 μL dan
12 μL, 16 μL dan 20 μL. Larutan sampel ditotolkan sebanyak 4 μL. Plat dielusi
dengan kloroform : metanol (10:0,1) dengan jarak pengembangan 8 cm. Plat
dikeringkan dan spot diamati di bawah sinar Ultraviolet 254. Luas area dibawah
kurva alpha mangostin diukur dengan Spektrofoto- densitometer. Kadar alfa
mangostin dalam isolat ditentukan dari hasil regresi linier terhadap larutan standar
alpha mangostin.
c. Pembuatan Larutan Uji Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia
Mangostana L.). Ekstrak etanol kulit buah manggis dibuat konsentrasinya menjadi
10%, 1%, 0,1%, dan 0,01% b/v (g/ml). Konsentrasi tersebut dibuat dengan cara
melakukan pengenceran pada ekstrak etanol kulit buah manggis, yaitu dengan
menimbang ekstrak 100 mg kemudian dilarutkan dengan alkohol 70% hingga
volumenya menjadi 1 ml. Untuk konsentrasi 1% dibuat dengan cara diambil 1 ml
larutan uji konsentrasi 10% kemudian dilarutkan dengan alkohol 70% hingga
volumenya 10 ml dan seterusnya untuk pembuatan konsentrasi 0,1% dan 0,01%.
6. Pembuatan Suspensi Bakteri
Kultur murni bakteri Staphylococcus aureus yang telah diremajakan dalam media
Natural Broth (NB) diambil 1 ml dan disentrifuse dengan kecepatan 5.000 rpm
selama 10 menit. Bagian media yang terpisah dengan bakteri dicucikan dengan
menggunakan NaCl 0,9% higga volumenya 1 ml. Suspensi tersebut divortex
selama 5 menit hingga bakteri tersuspensi homogen.
7. Pengujian Aktivitas Antibakteri
Pengujian aktivitas antibakteri dari ekstrak kulit manggis menggunakan metode
disk difusion(tes Kirby & Bauer) dengan bakteri uji Staphylococcus aureus dan
media Muller Hilton Agar (MHA). Sebanyak 100 μl suspensi bakteri S. aureus
disebarkan ke dalam cawan petri yang telah berisi media MHA. Cakram difusi
yang terbuat dari kertas whatman, diisi dengan larutan uji untuk masing-masing
cakram, dibuat juga kontrol negatif berupa cakram yang diisi alkohol 70%,
kontrol positif berupa cakram yang diisi klindamisin konsentrasi 1%, dan kontrol
media berupa cakram tanpa perlakuan. Cakram tersebut ditempatkan ke dalam
media MHA yang telah disebar bakteri S. aureus kemudian diinkubasi pada
temperatur 370C selama 24 jam secara aerob. Pengamatan dilakukan terhadap
zona hambat yang terbentuk.
8. Penentuan Konsentrasi Hambat minimum (KHM) dan Konsentrasi Bunuh
minimum (KBM)
Penentuan nilai KHM dan KBM dari ekstrak etanol kulit buah manggis
menggunakan metode cakram difusi dengan konsentrasi larutan uji dibuat seri
0,1%, 0,08%, 0,06%, 0,04% dan 0,02% b/v (g/ml) media Muller Hilton Agar dan
bakteri S. aureus. Cakram difusi yang terbuat dari kertas whatman, diisi dengan
larutan uji untuk masing-masing cakram, dibuat juga kontrol negatif berupa
cakram yang diisi alkohol 70%, kontrol positif berupa cakram yang diisi
klindamisin konsentrasi 0,02%, dan kontrol media berupa cakram tanpa
perlakuan. Cakram tersebut ditempatkan ke dalam media MHA yang telah disebar
bakteri S. aureus kemudian diinkubasi pada temperatur 370C selama 24 jam
secara aerob. Pengamatan dilakukan terhadap zona hambat yang terbentuk dan
ada tidaknya
daerah bening.
C. Hasil
Hasil identifikasi terhadap olahan simplisia yang dilakukan di Pusat
Penelitian Determinasi Kebun Raya Eka Karya Bedugul, menunjukkan bahwa
tumbuhan ini termasuk ke dalam suku Clusiaceae, marga Garcinia dan spesies
Garcinia mangostana L.
Pada Proses Maserasi Serbuk Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)
Perolehan ekstrak kental dari hasil maserasi adalah 161,68 gram dengan rendemen
adalah 8,08 %.
Skrining Fitokimia Tabel 1. Hasil Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol 96%
Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)
No Skrining Hasil Positif Hasil yang Kesimpulan
Fitokimia menurut Pustaka diperoleh
1. Saponin Ada busa yang Tidak terbentuk Negatif
bertahan ± 10 menit busa
setinggi 1-10 cm
2. Flavonoid Fluoresensi kuning Terdapat Positif
intensif fluoresensi kuning
intensif
3. Alkaloid Terbentuk endapan Terbentuk warna Positif
oranye(Pereaksi oranye
Dragendorff) (dragendroff)
Terbentuk endapan Terbentuk
putih (Pereaksi endapan putih
Mayer) (Mayer)
4. Fenolik Terbentuk warna hijau Terbentuk warna Positif
kehitaman hijau kehitaman
Tabel 3. Hasil pengamatan sampel ekstrak etanol 96% kulit buah manggis
A B C D
1 4 785 1,864
2 4 792 1,922
3 4 795 1,955
Keterangan:
A : Replikasi sampel
B : Massa sampel dalam totolan (g)
C : Nilai AUC
D : Massa alfa mangostin dalam totolan (g)
KESIMPULAN