ABSTRACT
Mangosteen (Garcinia mangostana L) rind is one of natural antioxidants source, the name
is xanthone. Antioxidants of mangosteen rind can be extracted by methanol, ethanol and etil acetat.
The research’s aim to extracted of mangosteen rind to get the best yield and activity of antioxidants
using dpph methods.The research method was using explanatory research with regression analysis.
Based on characteristic observed known that all of treatment was show high antioxidant
activity. Methanol, etanol and etyl acetate solvent shown EC50 characteristic less than 50, whih
higher than blank solvent. Methanol solvent shown EC50 value at 8.00mg/L, it means that its
antioxidant activity higher than etanol solvent (9,26 mg/L) and etyl acetate (29,48 mg/L). methanol
solvent has higher yield (22,27%), follow by etanol solvent (18,99%) and etyl acetate (11,54%).
ABSTRAK
Kulit manggis merupakan cangkang yang dibuang oleh konsumen atau dapat disebut
dengan limbah hasil pertanian. Kulit buah Manggis diketahui mengandung senyawa xanthone
sebagai antioksidan, antiproliferativ, dan antimikrobial yang tidak ditemui pada buah-buahan
lainnya Untuk itu perlu dilakukan penelitian untuk mengkaji kandungan dan aktivitas antioksidan
yang terdapat dalam kulit buah manggis yang ada di Kabupeten Tasikmalaya yang merupakan
salah satu sentra produksi manggis di Indonesia, sehingga dapat menambah sumber antioksidan
alami yang sangat dibutuhkan untuk kesehatan manusia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
memperoleh ekstrak kasar kulit mangggis yang mengandung antioksidan dengan rendemen
ekstraksi serta aktivitas antioksidan yang tertinggi dari tiga pelarut yang digunakan yaitu pelarut
methanol, etanol dan etil asetat. Pengujian aktivitas antioksidan menggunakan metode dpph
Metode penelitian yang digunakan adalah deskritif atau explanatory research yang didekati dengan
analisis regresi. Percobaan terdiri dari 3 perlakuan pelarut yang diulang sebanyak tiga kali yaitu :
Pelarut metanol, pelarut etanol dan pelarut etil asetat.
Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa ekstrak kulit
manggis memiliki antioksidan sangat kuat hal ini dibuktikan pada semua frakssi pelarut baik fraksi
methanol, etanol dan etil asetat memiliki EC50% kurang dari 50. dan aktivitasnya lebih besar jika
dibandingkan dengan antioksidan yang menjadi balangko. Fraksi Metanol mempunyai nilai
EC50% yang lebih kecil yatiu 8,00 mg/L, berarti mempunyai aktivitas antioksidan yang lebih
besar dibanding dengan fraksi etanol dengan nilai EC50 sebesar 9,26 mg/L dan etit asetat yang
memberikan nilai EC50 sebesar 29,48 mg/L. Berdasarkan hasil penghitungan nilai rendemen
ekstrak kasar antioksidan yang dihasilkan terlihat bahwa pada fraksi methanol memiliki nilai
rendemen yang terbesar yaitu 22,27% kemudian diikuti oleh fraksi etanol (18,99%) dan etil asetat
(11,54)
% Inhibisi
60
memberikan peredaman DPPH sebesar 50%.
40
Harga EC umum digunakan untuk 20
menyatakan aktivitas antioksidan suatu bahan 0
uji dengan metode peredaman radikal bebas 0 5 10 15 20
DPPH (Molyneux, 2004). C sam pel (m g/L)
Gambar 1. Kurva Hubungan Konsentrasi
HASIL DAN PEMBAHASAN dengan % inhibisi pada Fraksi
Metanol
Aktivitas Antioksidan dengan
Menggunakan Pelarut Metanol (Fraksi Hasil pengujian menunjukkan bahwa
Metanol Ca=20ppm) semakin tinggi konsentrasi pelarut, maka
Persamaan regresi linear memiliki semakin tinggi persentase inhibisinya, hal ini
nilai b yang positif, sehingga menunjukkan disebabkan pada sampel yang semakin
bahwa kurva nilai penghambatan antioksidan banyak, maka semakin tinggi kandungan
merupakan kurva peningkatan. Koefisien b antioksidannya sehingga berdampak juga
merupakan koefisien arah regresi linier dan pada tingkat penghambatan radikal bebas
menyatakan perubahan rata-rata variabel y yang dilakukan oleh zat antioksidan tersebut.
untuk setiap perubahan variabel x sebesar
satu unit (Sudjana, 1996). Dari data terlihat Tabel 1. Nilai EC50% dan nilai %inhibisi
pada fraksi metanol, didapatkan nilai b = + masing-masing konsentrasi sampel
13,505, sehingga dapat dikatakan untuk pada fraksi metanol
setiap x (konsentrasi sampel) bertambah 1 C spl
ppm, maka y (%inhibisi) bertambah / Absorbansi (ppm) % Inhibisi
meningkat sebesar 13,505. 1.063
Kurva regresi juga menunjukkan 0.140 16 86.83
bahwa terdapat hubungan yang erat antara 0.543 8 48.92
konsentrasi dengan % inhibisi. Hal ini 0.718 4 32.46
diperlihatkan dengan nilai r (koefisien 0.940 3 11.57
korelasi), dan R2 (koefisien determinasi) 1.001 1 5.83
diatas 0,90. Nilai r menyatakan bahwa EC 50%=8,00 mg/L
terdapat korelasi antara konsentrasi sampel
dengan %inhibisi. Dari nilai R2 (R square) Pengujian aktivitas antioksidan
dapat diketahui bahwa terdapat keeratan ekstrak kulit manggis menggunakan metode
hubungan yang signifikan antara konsentrasi DPPH (2,2-diphenil-1- picrylhydrazil
pelarut dengan % inhibisi yang diamati radical) pada fraksi methanol memberikan
dengan derajat keeratan sebesar 0,9989. Hal nilai EC50 sebesar 8,00 mg/L. EC50 adalah
ini menunjukkan bahwa lebih dari 99% bilangan yang menunjukkan konsentrasi
derajat penghambatan dipengaruhi oleh ekstrak (mikrogram/mililiter) yang mampu
konsentrasi bahan, sedangkan kurang dari 1% menghambat proses oksidasi sebesar 50%.
dipengaruhi oleh factor lain. Kurva hubungan Semakin kecil nilai EC50 berarti semakin
antara konsteraqsi sampel ekastrak kulit tinggi aktivitas antioksidan. Secara spesifik,
manggis pada fraksi methanol dapat dilihat suatu senyawa dikatakan sebagai antioksidan
pada Gambar 1. sangat kuat jika nilai EC50 kurang dari 50,
kuat untuk EC50 bernilai 50-100, sedang jika
EC50 bernilai 100-150, dan lemah jika EC50
adalah 151-200. Aktivitas antioksidan fraksi
metanol ini menunjukkan bahwa ekstrak kulit
manggis memiliki antioksidan sangat kuat
dan aktivitasnya lebih besar jika
dibandingkan dengan antioksidan komersial
BHT (butyl hydrotoluen) dengan EC50 Aktivitas Antioksidan dengan
sebesar 60,82. Dari data ini dapat dikatakan Menggunakan Pelarut Etanol (Fraksi
bahwa ekstrak kulit manggis memiliki Etanol Ca=40ppm)
potensi sebagai antioksidan alami dan dapat Persamaan regresi linear juga
menggantikan kedudukan BHT sebagai memiliki nilai b yang positif, sehingga
antioksidan. menunjukkan bahwa kurva nilai
Antiradikal bebas (antioksidan) penghambatan antioksidan pada fraksi etanol
adalah bahan yang dalam kadar rendah dapat juga merupakan kurva peningkatan. Dari data
mencegah terjadinya oksidasi dari substrat terlihat pada fraksi metanol, didapatkan nilai
yang mudah teroksidasi. Metode uji b = + 16,645, sehingga dapat dikatakan untuk
antioksidan dengan DPPH (1,1-difenil-2- setiap x (konsentrasi sampel) bertambah 1
pikrilhidrazil) dipilih karena metode ini ppm, maka y (%inhibisi) bertambah /
adalah metode sederhana untuk evaluasi meningkat sebesar 16,645.
aktivitas antioksidan dari senyawa bahan Kurva regresi juga menunjukkan
alam (Fagliano 1999). Senyawa yang aktif bahwa terdapat hubungan yang erat antara
sebagai antioksidan mereduksi radikal bebas konsentrasi dengan % inhibisi. Hal ini
DPPH menjadi difenil pikril hidrazin diperlihatkan dengan nilai r (koefisien
(Conforti 2002). Besarnya aktivitas korelasi), dan R2 (koefisien determinasi)
penangkap radikal bebas dinyatakan dengan diatas 0,90. Nilai r menyatakan bahwa
EC50 yaitu besarnya konsentrasi larutan uji terdapat korelasi antara konsentrasi sampel
yang mampu menurunkan 50% absorbansi dengan %inhibisi. Dari nilai R2 (R square)
DPPH dibandingkan dengan larutan blanko dapat diketahui bahwa terdapat keeratan
(Minami 1996 ; Lannang 2003). Senyawa hubungan yang signifikan antara konsentrasi
fenol yang memiliki bioaktivitas, dan telah pelarut dengan % inhibisi yang diamati
banyak dilaporkan sebelumnya adalah dengan derajat keeratan sebesar 0,9941. Hal
banyak ditemukan pada senyawa santon ini menunjukkan bahwa 99% derajat
dengan gugus isopren (Peres dan Nagem penghambatan dipengaruhi oleh konsentrasi
2000), bahan, sedangkan kurang dari 1%
Sementara itu dibandingkan dengan dipengaruhi oleh factor lain. Kurva hubungan
fraksi yang lainnya, fraksi Metanol antara konsteraksi sampel ekastrak kulit
mempunyai nilai EC50% yang lebih kecil manggis pada fraksi methanol dapat dilihat
berarti mempunyai aktivitas antioksidan yang pada Gambar 2
lebih besar dibanding dengan fraksi lainnya. Fraksi Etanol
Radikal bebas adalah molekul yang
sangat reaktif karena memiliki elektron tidak 80
y = 3.6002x + 16.645
berpasangan pada orbital luarnya sehingga 70
R2 = 0.9941
60
dapat bereaksi dengan molekul sel tubuh
% Inhibisi
50
dengan cara mengikat elektron sel tersebut, 40
dan mengakibatkan reaksi berantai yang 30
20
menghasilkan radikal bebas baru (Ketaren, 10
1986). 0
0 5 10 15 20
Antioksidan bereaksi dengan radikal
C sam pel (m g/L)
bebas dengan cara mengurangi konsentrasi
oksigen, mencegah pembentukan singlet Gambar 2. Kurva Hubungan Konsentrasi
oksigen yang reaktif, mencegah inisiasi rantai dengan % inhibisi pada Fraksi
pertama dengan menangkap radikal primer Etanol
seperti radikal hidroksil, mengikat katalis ion
logam, mendekomposisi produk-produk Hasil pengujian menunjukkan bahwa
primer radikal semakin tinggi konsentrasi pelarut, maka
semakin tinggi persentase inhibisinya, hal ini
disebabkan pada sampel yang semakin
banyak, maka semakin tinggi kandungan
antioksidannya sehingga berdampak juga
pada tingkat penghambatan radikal bebas pelarut dengan % inhibisi yang diamati
yang dilakukan oleh zat antioksidan tersebut. dengan derajat keeratan sebesar 0,9994. Hal
ini menunjukkan bahwa 99% derajat
Tabel 2. Nilai EC50% dan nilai %inhibisi penghambatan dipengaruhi oleh konsentrasi
masing-masing konsentrasi sampel bahan, sedangkan kurang dari 1%
pada fraksi Etanol dipengaruhi oleh factor lain. Kurva hubungan
C spl antara konsteraksi sampel ekastrak kulit
Absorbansi (ppm) % Inhibisi manggis pada fraksi methanol dapat dilihat
0.682 pada Gambar 3.
0.042 32 93.84
0.180 16 73.61
Fraksi Etil asetat
0.359 8 47.36
0.479 4 29.77 60
y = 1.5134x + 5.3913
0.567 2 16.86 50
R2 = 0.9994
EC50%=9,26 mg/L 40
% Inhibisi
Pengujian aktivitas antioksidan 30
``
ekstrak kulit manggis menggunakan metode 20