Anda di halaman 1dari 5

PENETAPAN KADAR FLAVONOID TOTAL EKSTRAK ETANOL KULIT

BUAH ALPUKAT (Persea americana Mill.) DENGAN METODE


SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

Aminah1, Nurhayati Tomayahu, Zainal Abidin


Fakultas Farmasi, Universitas Muslim Indonesia 1aminah.aminah@umi.ac.id

ABSTRACT
Avocado plant (Persea americana Mill.), belongs to Lauraceae family which have medicinal properties.
Avocado peel contains flavonoid compounds that can be used to protect and reduce the skin damage against UV rays.
This study aimed to determine the total flavonoids content of the ethanol extract of the avocado peel using UV-Vis
spectrophotometry. The ethanol extract of avocado peel was obtained by maceration with ethanol. The qualitative
analysis used FeCl3 by forming green complex. The determination of total flavonoids content is conducted based on
AlCl3 method with total flavonoids expressed in QE (Quercetin equivalent) at the maximum wavelength of 435 nm. The
result showed that the average content of flavonoid total is 4.0122 mgQE/g extract.

Keywords: Flavonoid Total, Caucasian avocado (Persea americana Mill.), UV-Vis spectrophotometry
Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu
I. PENDAHULUAN dilakukan penelitian yang lebih intensif mengenai
Indonesia merupakan negara yang memiliki pengujian kadar flavonoid total dari ekstrak etanol
kekayaan alam dengan berbagai jenis tanaman yang kulit buah alpukat (Persea americana Mill.), sehingga
dapat berkhasiat sebagai obat tradisional. Obat potensi tumbuhan ini sebagai bahan baku obat untuk
tradisional semakin banyak diminati oleh masyarakat pencegahan maupun pengobatan berbagai penyakit
karena bahan nabatinya mudah didapat, mudah dapat lebih dikembangkan dengan maksimal.
diracik dan harganya terjangkau, sehingga bahan yang
digunakan harus ditingkatkan mutu dan kualitasnya II. METODE PENELITIAN
sesuai dengan kebutuhan masyarakat. A. Pengambilan dan Pengolahan Sampel
Salah satu tumbuhan yang menarik untuk Pengambilan Sampel buah alpukat (Persea
diteliti adalah buah alpukat dari family Lauraceae americana Mill.) dilakukan pada pagi hari sekitar
yang merupakan tanaman yang dapat berkhasiat pukul 10.00 WITA di Malino, Sulawesi selatan.
sebagai obat, tanaman ini dapat tumbuh di daerah Kemudian disortasi basah untuk menghilangkan tanah
tropis dan subtropis (Katja, Suryanto & Wehantouw dan pengotor lainnya yang masih menempel pada
2009, h. 58). sampel. Kemudian buah alpukat dipisahkan dari
Alpukat secara empiris berkhasiat daging buah dan kulit buahnya lalu di bersihkan. Kulit
mengobati penyakit seperti sariawan, kencing batu, buah alpukat (Persea americana Mill.) yang telah
sakit gigi, muka kering, bengkak karena peradangan dibersihkan dilakukan pengubahan bentuk dengan cara
dan juga kencing manis (Katja, Suryanto & dipotong-potong kecil, selanjutnya dikeringkan
Wehantouw 2009, h. 58). Kulit alpukat mengandung dengan cara diangin-anginkan selama beberapa hari
senyawa flavonoid yang dapat digunakan untuk pada udara terbuka dengan tidak terkena sinar matahari
melindungi kulit terhadap sinar UV atau mampu langsung. Setelah kering sampel ditimbang dan dicatat
mengurangi kerusakan kulit, karena senyawa ini berat keringnya kemudian diserbukkan setelah itu
bekerja sebagai bahan aktif tabir surya (Mokodompit, ditimbang kembali berat sampel serbuk yang di
Edy dan Wiyono 2013, h. 85). peroleh (Dahlia & Ahmad 2016, h. 16).
Flavonoid merupakan salah satu senyawa
golongan fenol alam terbesar yang terdapat dalam B. Proses ekstraksi kulit alpukat (Persea americana
semua tumbuhan hijau (Markham, K.R 1988). Mill.)
Menurut (Pourmorad, F 2006, h. 1143) mengemukkan Sebanyak 50 gram sampel kulit buah alpukat
bahwa salah satu golongan senyawa polifenol ini (Persea americana Mill.) dimasukkan kedalam wadah
diketahui memiliki sifat sebagai penangkap radikal maserasi. Kemudian ditambahkan dengan etanol 96%
bebas, penghambat enzim hidrolisis, oksidatif, dan 200 mL sampai seluruh sampel terendam, kemudian
juga bekerja sebagai antiinflamasi. ditutup dan dibiarkan selama 24 jam. Maserat disaring
Jurnal Fitofarmaka Indonesia, Vol. 4 No.2 226
dengan menggunakan kertas saring. Filtrat diperoleh ppm. Dari larutan tersebut dipipet 1 mL kemudian
melalui penyaringan dengan corong, kemudian ampas ditambahkan 1 mL larutan AlCl3 2% dan 1 mL kalium
dimaserasi kembali dengan etanol 96% 200 mL, asetat 120 mM. Sampel diinkubasi selama satu jam
sehingga filtrat hampir tidak berwarna. pada suhu kamar. Absorbansi ditentukan
Semua filtrat disatukan dan dipekatkan dengan menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis pada
menggunakan rotavapor sampai tidak ada lagi cairan panjang gelombang maksimum 435 nm. Sampel
yang menetes sehingga diperoleh ekstrak etanol kulit dibuat dalam tiga replikasi untuk setiap analisis dan
buah alpukat (Persea americana Mill.). Ekstrak diperoleh nilai rata-rata absorbansi (Stankovic, M.S.,
kental kulit buah alpukat (Persea americana Mill.) 2011, h. 65).
yang didapatkan digunakan untuk dianalisis lebih
lanjut (Gustandy, M dan Soegihardjo, C,J 2016). III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tumbuhan alpukat (Persea americana Mill.)
C. Analisis Kuantitatif Kandungan Flavonoid yang digunakan dalam penelitian ini yaitu hanya pada
Sebanyak 1 mg ekstrak etanol kulit buah bagian kulit buahnya. Kulit buah alpukat (Persea
alpukat (Persea americana Mill.) ditambahkan americana Mill.) dapat digunakan sebagai bahan aktif
dengan 2 tetes FeCl3. Terbentuknya warna hijau atau tabir surya yaitu untuk melindungi kulit terhadap sinar
hijau biru menunjukkan adanya senyawa flavonoid UV atau mampu mengurangi kerusakan kulit, karena
dalam bahan (Harborne, J.B 1987). mengandung senyawa flavonoid (Mokodompit, Edy
dan Wiyono 2013, h. 85).
D. Analisis Kualitatif Kandungan Flavonoid 1. Flavonoid hampir terdapat pada semua bagian
Penentuan panjang gelombang maksimum tumbuhan termasuk buah, akar, daun, dan kulit luar
(ƛmaks) kuersetin batang. Flavonoid merupakan senyawa alam yang
Penentuan panjang gelombang maksimum berpotensi sebagai antioksidan yang dapat menangkal
kuersetin dilakukan dengan running larutan kuersetin radikal bebas yang berperan pada timbulnya penyakit
pada range panjang gelombang 400 - 450 nm. Hasil degeneratif melalui mekanisme perusakan sistem
running menunjukkan panjang gelombang imunitas tubuh, oksidasi lipid dan protein (Rais, I.R
maksimum standar baku kuarsetin berada pada 2015, h. 103).
panjang gelombang 435 nm. Panjang gelombang Pada penelitian ini buah alpukat yang
maksimum tersebut yang digunakan untuk mengukur digunakan diperoleh dari Malino, Sulawesi selatan.
serapan dari sampel ekstrak etanol kulit buah alpukat Kotoran ataupun serangga yang menempel pada buah
(Persea americana Mill.). alpukat harus dibersihkan karena dapat mengganggu
proses dan hasil ekstraksi. Kulit buah alpukat (Persea
2. Pembuatan kurva standar kuarsetin americana Mill.) dilakukan pengubahan bentuk
Ditimbang sebanyak 25 mg baku standar dengan cara dipotong-potong kecil untuk
kuersetin dan dilarutkan dalam 25 mL etanol. Larutan mempercepat proses pengeringan. Proses pengeringan
stok dipipet sebayak 1 mL dan dicukupkan ini dimaksudkan untuk mengurangi kadar air yang
volumenya sampai 10 mL dengan etanol sehingga terdapat pada sampel, sehingga dapat mencegah
diperoleh konsentrasi 100 ppm. Dari larutan standar pembusukan oleh bakteri.
kuersetin 100 ppm, kemudian dibuat beberapa Proses ekstraksi dilakukan bertujuan untuk
konsentrasi yaitu 6 ppm, 8 ppm, 10 ppm, 12 ppm dan mengambil senyawa kimia yang terkandung dalam
14 ppm. Dari masing-masing konsentrasi larutan sampel. Prinsip ekstraksi didasarkan pada perpindahan
standar kuersetin dipipet 1 mL. Kemudian masa komponen zat yang terlarut ke dalam pelarut
ditambahkan 1 mL AlCl3 2% dan 1 mL kalium asetat sehingga terjadi perpindahan pada lapisan antar muka
120 mM. Sampel diinkubasi selama satu jam pada dan berdifusi masuk ke dalam pelarut (Harborne, J.B
suhu kamar. Absorbansi ditentukan menggunakan 1987). Pelarut yang digunakan pada penelitian ini
metode spektrofotometri UV-Vis pada panjang adalah etanol 96% sebagai pelarut polar. Dalam hal
gelombang maksimum 435 nm (Stankovic, M.S., penyarian, etanol memiliki kelebihan dibandingkan
2011, h. 65). dengan air dan metanol. Senyawa kimia yang mampu
disari dengan etanol lebih banyak dari pada penyari
3. Penetapan kadar flavonoid total ekstrak etanol metanol dan air (Azizah dan Salamah 2013, h. 24).
kulit buah alpukat (Persea americana Mill.) Untuk mendapatkan senyawa kimia yang
Ditimbang 15 mg ekstrak, dilarutkan dalam diinginkan digunakan metode ekstraksi
yang merupakan metode penyarian zat berkhasiat atau
10 mL etanol, sehingga diperoleh konsentrasi 1500

Jurnal Fitofarmaka Indonesia, Vol. 4 No.2 227


zat aktif dari bagian tanaman dengan menggunakan Spektrofotometri UV-Vis karena flavonoid
pelarut yang sesuai (Yuliani & Satuhu, 2012). mengandung sistem aromatik yang terkonjugasi
Metode ekstraksi yang digunakan pada sehingga menunjukkan pita serapan kuat pada daerah
penelitian ini adalah maserasi, karena metode ini spektrum sinar ultraviolet dan spektrum sinar tampak
lebih sederhana, mudah dan tanpa pemanasan. (Harborne, J.B 1987).
Karena jika menggunakan pemanasan dapat Pada penelitian ini untuk menentukan kadar
membuat kadar flavonoid berkurang. Proses flavonoid total pada sampel digunakan kuarsetin
maserasi menggunakan 3 replikasi dengan etanol sebagai larutan standar dengan deret konsentrasi 6, 8,
96% 200 mL selama 24 jam. Penambahan pelarut 10, 12 dan 14 ppm. Digunakan deret konsentrasi
etanol dilakukan sampai 3 kali proses ekstraksi. karena metode yang di pakai dalam menentukan kadar
Ekstrak yang diperoleh dipekatkan dengan rotavapor adalah metode yang menggunakan persamaan kurva
sampai diperoleh ekstrak kental yang berwarna hijau baku, untuk membuat kurva baku terlebih dahulu
tua. Kemudian dilakukan perhitungan rendamen, dibuat beberapa deret konsentrasi untuk mendapatkan
sehingga diperoleh rata-rata persen rendamen yaitu persamaan linear yang dapat digunakan untuk
17,28 %. Penentuan rendamen ini berfungsi untuk menghitung persen kadar. Digunakan kuarsetin
mengetahui kadar metabolit sekunder yang terbawa sebagai larutan standar karena kuersetin merupakan
oleh pelarut namun tidak dapat menentukan jenis flavonoid golongan flavonol yang mempunyai gugus
senyawa yang terbawa oleh pelarut (Ahmad, Juwita keto pada C-4 dan memiliki gugus hidroksil pada
dan Malik 2016, h. 6). Dapat dilihat pada tabel 1. atom C-3 atau C-5 yang bertetangga dari flavon dan
flavonol (Azizah dan Faramayuda 2014, h. 48).
Tabel 1. Hasil ekstrak etanol dari kulit buah alpukat Pengukuran serapan panjang gelombang maksimum
(Persea americana Mill.) dilakukan running dari panjang gelombang 400 – 450
nm. Hasil running menunjukkan panjang gelombang
maksimum standar baku kuarsetin berada pada
panjang gelombang 435 nm. Panjang gelombang
maksimum tersebut yang digunakan untuk mengukur
serapan dari sampel ekstrak etanol kulit buah alpukat
(Persea americana Mill.). Dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Hasil pengukuran absorbansi larutan standar


kuersetin pada panjang gelombang maksimum 435
Analisis kualitatif dilakukan untuk nm
mengetahui komponen kimia pada tumbuhan dengan
menggunakan reagen besi (III) klorida (FeCl3).
Diamati perubahan warna yang terbentuk yaitu warna
hijau (Harborne, J.B 1987). Hasil identifikasi
menunjukkan ekstrak etanol kulit buah alpukat
(Persea americana Mill.) positif mengandung
flavonoid yang dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Hasil analisis kualitatif ekstrak etanol kulit


buah alpukat (Persea americana Mill.)

Analisis kuantitatif senyawa flavonoid total


dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis
dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kadar
flavonoid total yang terkandung pada ekstrak etanol Gambar 1. Kurva kalibrasi kuersetin pada panjang
kulit buah alpukat (Persea americana Mill.). Analisis gelombang maksimum 435 nm
flavonoid dilakukan dengan menggunakan

Jurnal Fitofarmaka Indonesia, Vol. 4 No.2 228


Dari pengukuran tersebut, dapat disimpulkan IV. KESIMPULAN
bahwa semakin tinggi konsentrasi yang digunakan Berdasarkan hasil penelitian yang telah
maka semakin tinggi pula absorban yang di peroleh. dilakukan dapat disimpulkan bahwa kadar flovonoid
Hasil baku kuersetin yang diperoleh diplotkan antara total dari ekstrak etanol kulit buah alpukat (Persea
kadar dan absorbannya, sehingga diperoleh persamaan americana Mill.) yaitu 4,0122 mgQE/g ekstrak.
regresi linear yaitu y = 0,0438x + 0,0177 dengan nilai
R2 yang diperoleh sebesar 0,9944 dan nilai r adalah DAFTAR PUSTAKA
0,997. Persamaan kurva kalibrasi kuersetin dapat Ahmad, A.R., Juwita, J., Ratulangi, S.A.D. dan Malik,
digunakan sebagai pembanding untuk menentukan A., 2016. Penetapan Kadar Fenolik Dan
konsentrasi senyawa flavonoid total pada ekstrak Flavonoid Total Ekstrak Metanol Buah Dan
sampel. Daun Patikala (Etlingera Elatior (Jack) Rm
Pengujian analisis kuantitatif Sm) Menggunakan Spektrofotometri UvVis.
dengan spektrofotometri UV-Vis digunakan larutan Pharmaceutical Sciences And Research
blanko sebagai kontrol yang berfungsi sebagai (Psr), 2(1), Pp.1-10.
pemblank (mengkali nol-kan) senyawa yang tidak Azizah, B. dan Salamah, N., 2013. Standarisasi
perlu dianalisis (Basset,1994). Parameter Non Spesifik dan Perbandingan
Pada pengukuran senyawa flavonoid total, Kadar Kurkumin Ekstrak Etanol dan Ekstrak
larutan sampel ditambahkan AlCl3 yang dapat Terpurifikasi Rimpang Kunyit.
membentuk kompleks, sehingga terjadi pergeseran Pharmaciana, 3(1).
panjang gelombang ke arah visible (tampak) yang Azizah, D.N. dan Faramayuda, F., 2014. Penetapan
ditandai dengan larutan menghasilkan warna yang Kadar Flavonoid Metode AlCl3 Pada Ekstrak
lebih kuning. Dan penambahan kalium asetat yang Metanol Kulit Buah Kakao (Theobroma
bertujuan untuk mempertahankan panjang gelombang Cacao L.). Kartika Jurnal Ilmiah
pada daerah visible (tampak) (Chang et al, 2002). Farmasi, 2(2).
Perlakuan inkubasi selama 1 jam sebelum pengukuran Basset, J., R. C. Denney, G.H Jeffrey, J. Mendhom.,
dimaksudkan agar reaksi berjalan sempurna, sehingga 1994. Buku Ajar Vogel Kimia Analisis
intensitas warna yang dihasilkan lebih maksimal Kuantitatif Anorganik, Jakarta : EGC.
(Azizah dan Faramayuda 2014, h. 48). Sehingga dari Chang C. Yang M, Wen Hand Chern J. 2002.
hasil penelitian ini diperoleh kadar flavonoid total Estimation of Total Flavonoid Content in
Propolis by Two Complementary
ekstrak etanol kulit buah alpukat (Persea americana
Colorimetric Methods, J. Food Drug Anal.
Mill.) sebesar 4,0122 mgQE/g ekstrak yang dapat
Dahlia, A.A. dan Ahmad, A.R., 2016. Penetapan Kadar
dilihat pada tabel 3.
Flavonoid Total Dari Ekstrak Etanolik
Daun Benalu Mangga (Dendrophthoe
Tabel 4. Hasil penetapan kadar flavonoid total %
Pentandra L. Miq). Jurnal Fitofarmaka
(b/b) pada ekstrak etanol kulit buah alpukat (Persea
Indonesia, 1(1). pp.14-17.
americana Mill.)
Gustandy, M, dan Soegihardjo, C,J 2016,‘Uji Aktivitas
Antioksidan Menggunakan Radikal 1, 1-
Difenil-2-Pikrihidrazil dan Penetapan
Kandungan Fenolik Total Fraksi Etil Asetat
Ekstrak Etanol Buah Anggur Bali (Vitis
vinifera L.)’, Jurnal Farmasi Sains dan
Komunitas, 10(2).
Harborne, J.B., 1987, Metode Fitokimia; Penuntun
Cara Modern Menganalisa Tumbuhan,
Terbitan Kedua, Terjemahan Kosasih
Menurut penelitian yang telah dilakukan
oleh kurniasari (2006) menyatakan bahwa sejumlah Padmawinata dan Iwang Soediro ITB,
tanaman obat yang mengandung flavonoid telah Bandung.
dilaporkan memiliki aktivitas Katja, D. G., Suryanto, E., dan Wehantouw, F., 2009.
antioksidan, antibakteri, antivirus, Potensi daun alpukat (persea Americana
antiradang, antialergi dan antikanker. Mill.) sebagai sumber antioksidan alami.
Chemistry Progress, 2(1), pp. 58-64.
Kurniasari, I. 2006. Metode cepat penentuan flavanoid
total meniran (Phyllantus niruri L) berbasis

Jurnal Fitofarmaka Indonesia, Vol. 4 No.2 229


teknik spektrofotometri inframerah
dan kemometrik. Bogor: IPB
Markham, K.R. 1988. Cara
Mengidentifikasi Flavonoid.
Penerjemah Kosasih
Padmawinata.Bandung: ITB.
Mokodompit, AN, Edy, HJ dan Wiyono, W 2013,
Penentuan nilai sun protective factor (spf)
secara in vitro krim tabir surya ekstrak etanol
kulit alpukat. Pharmacon, 2(3), pp. 83-85.
Pourmorad, F., Hosseinimehr, S.J. and Shahabimajd,
N., 2006. Antioxidant activity, phenol and
flavonoid contents of some selected Iranian
medicinal plants. African journal
of biotechnology, 5(11). pp 1142-1145
Rais, I. R., 2015. Isolasi dan penentuan kadar
flavonoid ekstrak etanolik herba sambiloto
(andrographis paniculata (burm.
F.) Ness). Pharmaciana, pp 100:106.
Stankovic, M.S., 2011. Total phenolic content,
flavonoid concentration and antioxidant activity of
Marrubium peregrinum L. extracts. Kragujevac J Sci,
33(2011), pp.6372.
Yuliani, S. dan Satuhu, S., 2012. Panduan lengkap
minyak atsiri. Penebar swadaya: Jakarta. Hal,
46.

Jurnal Fitofarmaka Indonesia, Vol. 4 No.2 230

Anda mungkin juga menyukai