Metode Penelitian
1. Pengambilan dan Pengolahan sampel
Bahan penelitian berupa pisang
ambon
(Musa acuminata
Colla)
diperoleh dari salah satu pasar
tradisional kota Makassar. Daging buah
pisangnya
dikonsumsi
kemudian
kulitnya
disortasi
basah
untuk
menghilangkan kotoran yang melekat
lalu dikeringkan secara tradisional yaitu
dengan cara diangin-anginkan tanpa
terkena sinar matahari. Selanjutnya
diekstraksi dengan metode maserasi.
2. Pembuatan Sampel
Sampel berupa kulit pisang ambon
(Musa acuminata Colla) segar sebanyak
1000 gram dimasukkan ke dalam wadah
maserasi, lalu ditambahkan pelarut
etanol 70% sebanyak 1000 mL hingga
simplisia tersebut terendam, dibiarkan
selama 3 hari dalam bejana tertutup dan
terlindung
dari
cahaya
matahari
langsung sambil diaduk secara periodik,
setelah 3 x 24 jam dilakukan
penyaringan dan ampasnya dimaserasi
kembali dengan cairan penyari yang
baru. Maserasi dilakukan sebanyak 3
kali dan diperoleh ekstrak etanol cair.
Hasil
penyarian
yang
diperoleh
kemudian
diuapkan
dengan
menggunakan rotavapor sehingga akan
diperoleh ekstrak kental. Ekstrak etanol
kental kemudian dikeringkan hingga
diperoleh ekstrak etanol kering.
3. Uji Kualitatif Flavonoid
Untuk uji kualitatif flavonoid
dilakukan dengan analisis KLT ekstrak
untuk melihat profil bercaknya. Ekstrak
etanol kulit pisang ambon (Musa
acuminata Colla) dilarutkan dengan
etanol, kemudian ditotolkan pada
lempeng KLT. Lempeng dimasukkan
dalam chamber yang berisi eluen. Bercak
diamati dibawah UV 254 dan UV 366
nm. Kemudian disemprotkan dengan
reagen AlCl3 dan sitroborat yang akan
Tabel 1. Hasil perhitungan persen rendamen ekstrak etanol pisang ambon (Musa acuminata
Colla).
Sampel
Bobot
Jumlah
Hasil
Rendamen
simplisia
(g)
pelarut
etanol 96%
(mL)
ekstrak (g)
ekstrak
(%)
1000
3000
46,159
4,616
Tabel 2. Hasil uji kualitatif flavonoid pada ekstrak etanol kulit pisang ambon (Musa acuminata
Colla).
Sampel
Ekstrak etanol
kulit pisang
ambon (Musa
acuminata Colla)
Penyemprotan pereaksi
spesifik
Nilai Rf
AlCl3/UV
366 nm
Sitroborat/UV
366 nm
AlCl3/UV
366 nm
Sitroborat/U
V 366 nm
Warna
kuning
(+)
Warna kuning
kehijauan
(+)
0,727
0,763
(a)
(b)
Gambar 1. Hasil uji kualitatif flavonoid ekstrak etanol kulit pisang ambon (Musa acuminata
Colla) secara KLT dibawah sinar UV 366 nm
Keterangan: Fase diam = Silika gel F254 (7x1 cm)
Fase gerak = n-butanol : etil asetat : aquadest (4 : 1 : 5)
(a) Menggunakan pereaksi golongan AlCl3
(b) Menggunakan pereaksi spesifik sitroborat
Selanjutnya dilakukan uji kuantitatif
ekstrak etanol ekstrak etanol kulit pisang
ambon
(Musa
acuminata
Colla)
menggunakan spektrofotometri UV-Vis.
Spektrum serapan ultraviolet dan serapan
tampak merupakan cara yang bermanfaat
untuk mengidentifikasi struktur flavonoid
(Markham, 1988). Flavonoid mengandung
sistem aromatis yang terkonjugasi yang
dapat menunjukkan pita serapan kuat pada
daerah UV-Vis (Harbone, 1987). Analisis
dilakukan dengan tahapan pembuatan
larutan standar flavonoid rutin.
Penentuan kadar flavonoid ekstrak
etanol kulit pisang ambon (Musa acuminata
Colla) menggunakan metode kolorimetri
Chang et al., 2002, dengan baku standar
f(x) = 0x - 0.02
Rutin
R = 0.99
0.2
Linear (Rutin)
0.1
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90 100 110
Konsentrasi (ppm)
Tabel 3. Hasil pengukuran kadar flavonoid total ekstrak etanol kulit pisang ambon (Musa
acuminata Colla).
Rata-rata
Flavonoid kandungan
Kandungan
Absorbansi
total
flavonoid
% kadar
Sampel
Replikasi
flavonoid
410 nm
(mgQE/g
total
flavonoid
awal (mg/ml)
ekstrak)
(mgQE/g
ekstrak)
Ekstrak etanol
kulit pisang
ambon (Musa
acuminata Colla)
1
2
3
0,065
0,067
0,082
29,0
29,66
34,66
29,0
29,66
34,66
31,10
3,11
Wildah,Dj.,
2001,
Isolasi
dan
Identifikasi Flavonoid Pada Daun Kemuning
[Skripsi]. Jurusan Farmasi Fakultas MIPA.
Universitas Hasanuddin : Makassar.