PROPOSAL
Oleh:
MUSDALIFAH
NIM. 70100116001
2020
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
salah satu sumber energi yang bermanfaat bagi manusia. Matahari dapat
memancarkan sinar, baik yang dapat dilihat (visible) maupun yang tidak dapat
dilihat (Isfardiyana & Safitri, 2014). Kulit merupakan bagian tubuh yang paling
banyak terpapar sinar ultraviolet yang dipancarkan oleh matahari dan dapat
yang memberikan warna cokelat atau cokelat kehitaman sehingga kulit menjadi
kanker kulit dan juga penyakit kulit lainnya dan penyakit kulit ini berhubungan
langsung dengan aktivitas enzim tirosinase yang merupakan enzim utama dalam
melanin sangat dipengaruhi oleh enzim tirosinase. Enzim ini dapat mengkatalisis
dua reaksi biosintesis melanin yaitu O-hidroksilasi dari asam amino L-tirosin
dan membuat kulit tampak lebih cerah. Penelitian lainnya melaporkan bahwa
(substrat L-DOPA), dengan arbutin dan asam kojat yang digunakan sebagai
kontrol positif. Salah satu senyawa kimia yang dapat menghambat aktivitas enzim
dengan sifat antimikroba dan antioksidan yang berasal dari tanaman. Daun seribu
atau dikenal dengan nama latin Achillea millefolium merupakan tanaman yang
kaya akan manfaat yang dapat digunakan dalam bidang kesehatan, khususnya
dalam bidang farmasi. Tanaman ini mengandung asam askorbat dan tokoferol,
dan kaya akan flavonoid, apigenin, kuarsetin dan juga asam fenol (Barut. 2017:
1). Hasil penelitian yaitu Uji HPLC-DPPH menunjukkan bahwa daun seribu
ditemukan bahwa komponen utama diantara yang teridentifikasi pada daun seribu
dan asam klorogenat disertai dengan penghambat yang kurang yaitu rutin dan
al., 2011) . Menurut (Kurniasari et al., 2018) salah satu senyawa kimia yang dapat
4
tirosinase.
aktivitas antioksidan. Namun belum ada penelitian yang menguji aktivitas dan
potensi tersebut. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui
enzim tirosinase.
B. Rumusan Masalah
millefolium) ?
1. Defenisi Operasional
b. Ekstrak adalah suatu bahan atau sediaan yang diperoleh dari hasil
pigmentasi kulit.
D. Kajian Pustaka
dengan judul penelitian Potensi ekstrak biji coklat (Theobroma cacao Linn)
memanfaatkan biji coklat (Theobroma cacao Linn) sebagai salah satu bahan yang
eksperimental dengan beberapa pengujian antara lain kadar flavonoid total dan uji
tirosinase pada ekstrak biji coklat. Aktivitas tersebut dilihat dari nilai IC 50 untuk
−1
reaksi monofenolase dan difenolase masing-masing adalah 352,05 µg mL dan
−1
836,20 µg mL . Nilai tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan asam kojat,
−1 −1
untuk monofenolasi sebesar 2,38 µg mL dan difenolasi 10,74 µg mL . Selain
itu, juga terdapat kandungan senyawa flavonoid total sebanyak 0,05 % b/b.
biji coklat (Theobroma cacao Linn) berpotensi untuk digunakan dalam formulasi
6
dilakukan oleh (Kurniasari et al., 2018) dengan penelitian yang akan dilakukan
terhadap daun seribu (Achillea millefolium L.) yaitu adanya persamaan bahan
yang digunakan sebagai kontrol positif yaitu asam kojat, sedangkan perbedaannya
terletak pada metode kerja dan alat yang digunakan pada penelitian yang
judul penelitian Uji aktivitas antioksidan dan penghambatan tirosinase serta uji
manfaat gel ekstrak kulit batang taya (Nauclea subdita) terhadap kulit , penelitian
ini memanfaatkan kulit batang taya (Nauclea subdita) sebagai antioksidan dan
penghambatan tirosinase dengan membuat sediaan gel ekstrak batang taya yang
stabil serta melakukan uji keamanan dan manfaat terhadap kulit. Uji
µg/mL pada L-tyrosine dan 1374,69 µg/mL pada L-DOPA. Peneliti menjadikan
serta uji manfaat gel yang mengandung ekstrak kulit batang taya (Nauclea
(Charissa et al., 2017) dengan penelitian yang akan dilakukan terhadap daun
dilakukan (Charissa et al., 2017), peneliti membuat gel dari ekstrak kulit batang
kelor sebagai sebagai antioksidan yang kuat juga memiliki aktivitas antitirosinase
yang kuat. Daun kelor mengandung senyawa flavonoid yang dapat menghambat
untuk menentukan aktivitas penghambat tirosinase dari ekstrak kasar dan ekstrak
ekstrak terpurifikasi daun kelor lebih aktif sebagai penghambat tirosinase daripada
ekstrak kasarnya tapi lebih kurang aktif daripada hidrokuinon. Adapun hubungan
penelitian yang dilakukan oleh (Abidin et al., 2019) dengan penelitian yang akan
dilakukan terhadap daun seribu (Achillea millefolium L.) yaitu adanya persamaan
Sedangkan perbedaan dilihat dari sampel yang digunakan yaitu daun kelor
(Moringa oleifera L.), perbedaan lainnya juga dilihat dari pembanding (kontrol
memanfaatkan ekstrak etanol daun pepaya (Carica papaya L.) sebagai inhibisi
dilakukan dengan L-DOPA sebagai substrat, ekstrak etanol daun pepaya dengan
kosentrasi 20000, 10000, 5000, 2500, 1250, 625, dan 312.5 µg/mL dengan control
positif asam kojat lalu diukur serapannya dengan menggunakan microplate reader
pada panjang gelombang 490 nm. Peneliti menjadikan penelitian ini sebagai
pembuktian secara ilmiah bahwa ekstrak daun pepaya memiliki aktivitas inhibitor
tirosinase dengan nilai IC 50 sebesar 12158,8751 µg/mL dan potensi relatif besar
−3
6,879 x10 kali asam kojat. Adapun hubungan penelitian yang dilakukan oleh
(Sagala et al., 2019) dengan penelitian yang akan dilakukan terhadap daun seribu
(Achillea millefolium L.) yaitu adanya persamaan dengan alat yang digunakan
E. Tujuan Penelitian
(Achillea millefolium).
F. Manfaat Penelitian
tirosinase dan data ilmiah nilai IC 50 inhibitor tirosinase serta nilai persen aktivitas
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Regnum : Plantae
Subdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnolophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Achillea
2. Deskripsi
bervariasi dari 0,2 hingga 1 m. Daun memiliki rambut dan berbulu, ujung daun
runcing tersusun pada pangkal batang, panjangnya 5-20 cm, bunga menempel
pada batang. Kepala bunga memiliki diameter 3-5 cm, setiap kapitulum berisi
10
lima kuntul luar dengan mahkota pipa yang dikompres. Warna bunga berkisar
3. Nama Daerah
4. Kandungan Kimia
mengandung flavonoid, gula, nilai energi, protein, asam lemak jenuh, lipid,
asam organik dan fenolik, dan senyawa kimia seperti asam isovaleric,
asparagine, sterol, dan asam salisilat, telah di isolasi dari tumbuhan ini. Daun
seribu atau biasa disebut Yarrow lebih banyak mengandung lemak dan asam
lemak jenuh, itu artinya tumbuhan ini memiliki kalori yang lebih tinggi. Daun
ini juga merupakan sumber vitamin C dan mineral yang bagus seperti
B. Kulit
Kulit yang didalamnya terdapat ujung saraf peraba mempunyai banyak fungsi,
antara lain membantu mengatur suhu dan mengendalikan hilangnya air dari
(Pearce, 2011) .
Kulit dibagi menjadi tiga lapisan utama yaitu, lapisan epidermis atau
kutikula, dan lapisan dermis atau korium dan endodermis. Ketiga lapisan
terebut berbeda dari segi anatomi, morfologi, senyawa penyusun, sifat dan
1. Lapisan Epidermis
bervariasi antara 50µm – 1,5 mm, tersusun dari 15-25 sel. Epidermis terbentuk
dari lima lapisan sel epitelial squamosa, diantaranya yang paling umum adalah
pembentukan keratin, protein struktural dari kulit, rambut dan kuku. Sel-sel ini
elektrolit dan atau nutrient tubuh, serta menahan masuknya senyawa asing dari
luar. Lapisan epidermis terdiri dari non-viablee epidermis dan viable epidermis
lapisan sel basal ke atas memulai semua lapisan-lapisan sel epidermis yang
dan tersusun atas tiga lapisan sel yang membentuk epidermis. Stratum
Stratum lusidum, selnya mempunyai batas tegas tetapi tidak ada intinya.
Stratum granulosum, selapis sel yang jelas tampak berisi inti dan
granulosum. Zona germinalis, terletak di bawah lapisan tanduk dan terdiri atas
dua lapisan epitel yang berbentuk tegas . Sel berduri, yaitu sel dengan fibril
halus yang menyambung sel yang satu dengan yang lainnya di dalam lapisan
ini, sehingga disetiap sel seakan-akan berduri. Sel basal, sel ini terus menerus
memproduksi sel epidermis baru. Sel ini disusun dengan teratur, berderet
dengan rapat membentuk lapisan pertama atau lapisan dua sel pertama dari sel
berjalan sesuai dengan papil dermis di bawahnya. Garis-garis ini berbeda; pada
ujung jari berbentuk ukiran yang jelas, yang pada setiap orang berbeda. Maka
atas hal ini studi sidik jari dalam kriminalogi dilandaskan (Pearce, 2011) .
2. Lapisan Dermis
Korium atau dermis tersusun atas jaringan fibrus dan jaringan ikat
yang elastis. Pada permukaan, dermis tersusun papil-papil kecil yang berisi
Lapisan korium atau dermis ini merupakan lapisan lapisan kulit yang
terletak antara epidermis dan jaringan lemak subkutan. Tebal lapisan sekita 1-4
Pada dermis terdapat sel-sel mast dan fibroblast. Sel mast memiliki situs
seperti zat yang bereaksi lambat pada proses anafilaksis, prostaglandin E, dan
13
kolagen, reticulum, dan elastin yang disimpan dalam kelenjar dasar amorf dari
serat ini yang memberi sifat elastisitas pada kulit. Komponen utama dari serat
lekukan halus yang disebut pori. Ada beberapa kelenjar keringat yang berubah
sifat yang dapat dijumpai di kulit sebelah dalam telinga, yaitu kelenjar serumen
(Pearce, 2011) .
pembuluh limfa, kelenjar keringat, folikel rambut, dan kelenjar sebasea (Ismail,
2013) .
seperti botol dan bermuara di dalam folikel rambut. Kelenjar ini paling banyak
terdapat di kepala dan wajah, yaitu sekitar hidung, mulut, dan telinga, dan sama
sekali tak terdapat dalam kulit telapak tangan dan telapak kaki. Kelenjarnya
dan salurannya dilapisi sel epitel. Perubahan di dalam sel ini berakibat sekresi
garam dan beberapa komponen lain (95% keringat berupa air) tertanam pada
bagian leher tiap folikel. Kelenjar ini mensekresikan material minyak dengan
kelenjar sebum ini dapat menjadi rute absorpsi obat untuk obat-obat yang larut
tergantung pada umur, ras dan daerah tubuh, merupakan kelanjutan dari
dermis, terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak, penghubung
antara dermis dengan jaringan lain di bawahnya seperti otot. Hipodermis kaya
beberapa bagian tubuh tertentu terdapat otot polos. Lapisan ini yang
2. Sawar kulit juga mencegah penguapan air yang berlebih dari dalam
lainnya.
sisa metabolisme.
sel lainnya.
darah.
sebagai tambahan pada kulit. Rambut dan kuku adalah sel epidermis yang
dalam epidermis. Folikel rambut dibatasi sel epidermis dan di atas dasarnya
terdapat papil tempat awal rambut tumbuh. Dalam keadaan sehat, bila sehelai
rambut rontok maka akan diganti sehelai lain yang akan tumbuh dari papil
yang sama. Akar rambut berada di dalam folikel. Pada ujung paling dalam,
rambut sedikit lebih tebal dan ujungnya bulat. Bagian pangkal yang bulat ini
menjepit sebuah papil pembuluh darah, dan pertumbuhan rambut berasal dari
sel lunak yang terdapat di daerah ini. Bagian yang keluar dari permukaan
adalah batang rambut. Warna rambut disebabkan oleh jumlah pigmen di dalam
epidermis. Berhubungan dengan folikel rambut terdapat otot polos kecil, yaitu
erektor pilorum atau “penegak rambut”, terdapat juga kelenjar sebaseus yang
mengeluarkan secret yang disebut sebu. Sebum ini memelihara kulit supaya
empuk dan halus, sedangkan untuk di rambut agar bisa mengilat (Pearce, 2011)
C. Melanin
jaringan kulit dari hamburan sinar uv. Proses pembentukan melanin pada
tirosin, bahkan bila produksi melanin berlebih dapat mengarah pada terjadinya
reaksi enzimatis berupa ion atau molekul yang disebut tirosinase (Putri &
Supriyanti, 2010) .
al., 2013) :
1. Eumelanin
Pigmen ini memberikan warna coklat atau coklat gelap dan hitam.
Tidak larut dalam semua macam larutan, mempunyai berat molekul tinggi,
karboksil.
2. Feomelanin
Selain itu juga dikenal tipe pigmen yang lain, yaitu oksimelanin,
et al., 2013) .
19
D. Enzim Tirosinase
memiliki berat molekul sebesar 113.000 dalton. Enzim ini terdapat pada
dilakukan pada tahun 1895 pada jamur Russula nigricans, yang dagingnya
hitam karena terpapar udara. Sejak penelitian ini, enzim telah ditemukan
alam yang baik dan memenuhi syarat-syarat mutu yang dikehendaki. Dasar
1. Teknik Pengumpulan
dan kuantitas hasil tanaman. Oleh karena itu, waktu dan cara panen serta
kualitas dan kuantitas. Setiap jenis tanaman memiliki waktu dan cara
panen yang berbeda. Tanaman yang dipanen buahnya memiliki waktu dan
cara panen yang berbeda dengan tanaman yang dipanen berupa bijinya,
rimpang, daun, kulit dan batang. Begitu juga tanaman yang mengalami
stres lingkungan akan memiliki waktu panen yang berbeda meskipun jenis
misalnya dikehendaki daun yang muda, maka daun yang tua jangan dipetik
2. Waktu Pengumpulan
menggunakan pisau yang bersih atau gunting stek. Pemanenan yang terlalu
bahan-bahan aktifnya juga rendah, seperti tanaman jati dapat dipanen pada
2014) .
3. Teknik pengolahan
tua dengan bahan yang muda atau bahan yang ukurannya lebih besar atau
lebih kecil. Bahan nabati yang baik memiliki kandungan campuran bahan
organik asing tidak lebih dari 2%. Proses penyortiran pertama bertujuan
22
untuk memisahkan bahan yang muda dan tua untuk mengurangi jumlah
b. Pencucian
Pencucian menggunakan air bersih seperti air dari mata air, sumur atau
perhatikan air cucian dan air bilasannya, jika masih terlihat kotor ulangi
(Mukhriani, 2014) .
c. Perajangan
dilakukan pada bahan yang ukurannya agak besar dan tidak lunak seperti
yang dihasilkan. Perajangan terlalu tipis dapat mengurangi zat aktif yang
kadar air dalam bahan agak sulit dan memerlukan waktu yang lama dalam
(Mukhriani, 2014) .
23
d. Pengeringan
terstandar, tidak mudah rusak dan tahan disimpan dalam waktu yang lama.
Dalam proses ini, kadar air dan reaksi-reaksi zat aktif dalam bahan akan
umumnya suhu pengeringan adalah antara 40-60ºC dan hasil yang baik
dari proses pengeringan adalah simplisia yang mengandung kadar air 10%
(Mukhriani, 2014) .
ataupun bunga. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam proses pengeringan
kelembaban udara, aliran udara, dan tebal bahan (tidak saling menumpuk).
alat pengering seperti oven, rak pengering, blower ataupun dengan fresh
ditimbang untuk mengetahui rendamen hasil dari proses pasca panen yang
f. Pengemasan
dan tidak bereaksi dengan isi dan kalau boleh mempunyai bentuk dan rupa
yang menarik. Berikan label yang jelas pada setiap kemasan tersebut yang
g. Penyimpanan
kamar) ataupun ruang ber AC. Ruang tempat penyimpanan harus bersih,
udaranya cukup kering dan berventilasi. Ventilasi harus cukup baik karena
F. Ekstraksi
dari sampel dengan penyaringan. Ekstrak awal sulit dipisahkan melalui teknik
ekstrak awal perlu dipisahkan kedalam fraksi yang memiliki polaritas dan
bahan dan senyawa yang akan diisolasi. Sebelum memilih suatu metode, target
secara struktural.
sumber tetapi tidak dihasilkan oleh sumber lain dengan kontrol yang
berbeda, misalnya dua jenis dalam marga yang sama atau jenis yang
b. Pemilihan pelarut :
sebagainya.
a. Maserasi
digunakan. Cara ini sesuai, baik untuk skala kecil maupun skala industri.
yang sesuai kedalam wadah inert yang tertutup rapat pada suhu kamar.
mungkin saja sulit diekstraksi pada suhu kamar. Namun di sisi lain,
bersifat termolabil.
pada sel hingga menghasilkan rongga pada sampel. Kerusakan sel dapat
c. Perkolasi
sampel dan dibiarkan menetes perlahan pada bagian bawah. Kelebihan dari
metode ini adalah sampel senantiasa dialiri oleh pelarut baru. Sedangkan
pelarut akan sulit menjangkau seluruh area. Selain itu, metode ini juga
d. Soxhlet
yang terhubung dengan kondensor. Kerugian dari kedua metode ini adalah
G. Tinjauan Islam
Terjemahannya:
“Dan dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu kami tumbuhkan
dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan Maka kami keluarkan dari
tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma
(Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak
(Departemen, 2014) .
29
selain-Nya yang telah menurunkan air, yakni dalam bentuk hujan yang
deras dan banyak dari langit, lalu kami, yakni Allah subhānahu wata’āla,
pada saat mencapai fase kematangan itu, suatu jenis buah mengandung
komposisi zat gula, minyak, protein, berbagai zat karbohidrat, dan zat
tepung. Semua itu terbentuk atas bantuan cahaya matahari yang masuk
melalui klorofil pada umumnya terdapat pada bagian pohon yang berwarna
hijau terutama pada daun. Daun itu ibarat pabrik yang mengolah
Lebih dari itu, ayat ini menerangkan bahwa air hujan adalah
Terjemahannya:
merenungi hal itu niscaya mereka akan mendapat petunjuk. Kamilah yang
mendatangkan manfaat. Dan itu semua hanya dapat dilakukan oleh Allah
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
2. Lokasi Penelitian
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar dan
Hasanuddin.
B. Pendekatan Penelitian
1. Populasi
millefolium L.) .
2. Sampel
32
Luwu.
bejana maserasi, cawan porselin, desikator, erlenmeyer, gelas kimia, gelas arloji,
gelas ukur, hot plate, mikropipet, mikro plate reader 96 well, oven, pH meter,
pipet mikro, sendok besi, tabung ependorf, tabung reaksi, rotavapor, timbangan
analitik, vial.
asetat anhidrat (AC2O), asam klorida (HCL) 2 N, asam kojic, asam sulfat pekat
(H2SO4), besi (III) klorida (FeCl3), ekstrak daun seribu (Achillea millefolium L.),
a. Pengambilan Sampel
b. Pengolahan Sampel
kemudian dilakukan sortasi basah dengan cara sampel dibersihkan dan dicuci,
setelah itu dilakukan sortasi kering, lalu dilakukan perajangan pada sampel
c. Ekstraksi Sampel
penyari etanol 70% hingga terendam, kemudian ditutup dan didiamkan selama 1
hari, dan dilakukan pengadukan tiap 6 jam sekali. Setelah sampel larut sempurna,
didiamkan, kedua lapisan air dan toluen akan memisah, kemudian lapisan air di
pisahkan, dan diambil lapisan toluen. Sebanyak 1 gram simplisia, setelah itu
dimasukkan kedalam labu alas bulat dan ditambahkan toluen yang telah
dijenuhkan dengan air. Alat dipasang dan dipanaskan dengan hati-hati selama 15
Setelah semua toluen mendidih, tabung pendingin dicuci dengan toluen sambil
temperatur kamar. Setelah lapisan air dan toluen memisah sempurna, dihitung
kadar air dalam % terhadap berat simplisia semula (Handayani et al., 2017) .
x1− y
% Kadar Air = x x 100%
Keterangan :
a. Alkaloid
tabung reaksi. Tabung reaksi (I) ditambahkan dragendorf yang hasilnya endapan
merah jingga, tabung reaksi (II) ditambahkan mayer menghasilkan endapan putih
b. Flavanoid
c. Glikosida
Ekstrak daun seribu (Achillea millefolium L.) ditimbang 0,2 gram, lalu
larutan besi (III) klorida 0,3 M sehingga akan terbentuk cincin warna merah
cokelat pada batas cairan. Setelah beberapa menit, cincin akan berwarna biru
hijau, ini menunjukkan adanya glikosida dan glikon gula 2-deoksi (Dasopang,
2017) .
d. Saponin
dikocok dengan kuat dan didiamkan selama 10 detik pula. Hasil positif
mengandung saponin apabila terbentuk buih setinggi 1-10 cm dan buih tidak
e. Terpenoid
Ekstrak daun seribu (Achillea millefolium L.) sebanyak 0,5 gram ditambah
anhidrat kedalam residu dan asam sulfat pekat 2 mL. Apabila filtratnya
f. Fenol
dilarutkan dalam aquadest, dipanaskan 5 menit dan disaring, filtrat yang terbentuk
sedikit demi sedikit hingga mencukupi volume 400 mL. Diukur pH larutan
menggunakan pH meter. Ditimbang 5,6 gram KOH dan dilarutkan dalam 1000
mencapai pH 6,8. Disimpan larutan dapar fosfat dilemari pendingin (Hartanti &
Setiawan, 2009) .
Volumenya dicukupkan hingga 100 mL dengan larutan dapar fosfat (Noor &
Magdalena, 2018) .
didinginkan. Diletakkan larutan enzim tirosinase pada wadah yang telah di isi es
agar suhu enzim tetap stabil pada suhu dingin saat pengerjaan (Hartanti &
Setiawan, 2009) .
larutan stok 1000 ppm. Kemudian, larutan stok diencerkan sesuai dengan
dilarutkan dengan 0,05 M dapar fosfat (pH 6,5). Kemudian larutan asam kojat
diencerkan hingga diperoleh larutan asam kojat dengan konsentrasi yang sama
dengan larutan uji yaitu 100 ppm, 80 ppm, 60 ppm, 40 ppm, dan 20 ppm (Sagala
et al., 2019) .
dapar fosfat (pH 6,8), 20 µl larutan enzim tirosinase dan 100 µl larutan sampel
(ELISA) pada panjang gelombang 490 nm. Dilakukan pengujian blanko tanpa
penambahan enzim yaitu digunakan sebanyak 170 µl larutan dapar fofat (pH 6,8),
penambahan sampel dan untuk kontrol positif menggunakan asam kojat sebagai
rumus :
A−B
% Penghambatan tirosinase = A x 100 %
Keterangan :
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Z., Khaeriah, U., Zuhrina, Z., Pratama, M., & Baits, M. (2019).
Tyrosinase Inhibitor Activity Measurement of Crude and Purified Extract of
Moringa Leaves (Moringa oleifera L.). Indonesian Journal of
Pharmaceutical Science and Technology, 1(1).
https://doi.org/10.24198/IJPST.V1I1.19152
39
Barros, M. R., Menezes, T. M., da Silva, L. P., Pires, D. S., Princival, J. L.,
Seabra, G., & Neves, J. L. (2019). Furan inhibitory activity against tyrosinase
and impact on B16F10 cell toxicity. International Journal of Biological
Macromolecules, 136, 1034–1041.
https://doi.org/10.1016/j.ijbiomac.2019.06.120
Chang, T. S. (2009). An updated review of tyrosinase inhibitors. International
Journal of Molecular Sciences, 10(6), 2440–2475.
https://doi.org/10.3390/ijms10062440
Charissa, M., Djajadisastra, J., & Elya, B. (2017). Uji Aktivitas Antioksidan dan
Penghambatan Tirosinase serta Uji Manfaat Gel Ekstrak Kulit Batang Taya
(Nauclea subdita) terhadap Kulit. Jurnal Kefarmasian Indonesia, 6(2), 98–
107. https://doi.org/10.22435/jki.v6i2.6224.98-107
Dasopang, E. S. (2017). SKRINING FITOKIMIA DAN UJI AKTIVITAS
ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN SANGITAN (Sambucus
javanica Reinw) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Eschericia coli
DAN Salmonella thypi. BIOLINK (Jurnal Biologi Lingkungan, Industri,
Kesehatan), 4(1), 54. https://doi.org/10.31289/biolink.v4i1.966
Departemen, A. R. (2014). Al-Qur’an dan Terjemahannya. PT Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri.
Eghdami, A., Fateh, V., Asli, D. E., & Houshmandfar, A. (2011). Antioxidant
activity, total phenolic and flavonoids contents in methanolic and aqueous
extract of Achillea millefolium L. Advances in Environmental Biology, 5(5),
929–932.
Handayani, S., Najib, A., & Wati, N. P. (2018). UJI AKTIVITAS
ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN DARUJU (Acanthus ilicifolius L.)
DENGAN METODE PEREDAMAN RADIKAL BEBAS 1,1-DIPHENYIL-
2-PICRYLHIDRAZIL (DPPH). Jurnal Fitofarmaka Indonesia, 5(2), 299–
308. https://doi.org/10.33096/jffi.v5i2.414
Handayani, S., Wirasutisna, K., & Insanu, M. (2017). Penapisan Fitokimia Dan
Karakterisasi Simplisia Daun Jambu Mawar ( Syzygium jambos Alston)
Selpida. Jf Fik Uinam, 5(3), 177–179.
Hartanti, L., & Setiawan, H. K. (2009). INHIBITORY POTENTIAL OF SOME
SYNTHETIC CINNAMIC ACID DERIVATIVES TOWARDS TYROSINASE
ENZYME Daya Hambat Beberapa Turunan Asam Sinamat SintetikTerhadap
Enzim Tirosinase. 9(1), 158–168.
Isfardiyana, S., & Safitri, S. (2014). Pentingnya melindungi kulit dari sinar
ultraviolet dan cara melindungi kulit dengan sunblock buatan sendiri. Jurnal
Inovasi Dan Kewirausahaan, 3(2), 126–133.
Ismail, I. (2013). Formulasi kosmetik: Produk Perawatan Kulit dan rambut. UIN
Pres.
Kurniasari, A., Anwar, E., & Djajadisastra, J. (2018). Potensi Ekstrak Biji Coklat
(Theobroma cacao Linn) sebagai Inhibitor Tirosinase untuk Produk Pencerah
Kulit. Jurnal Kefarmasian Indonesia, 8(1), 34–43.
https://doi.org/10.22435/jki.v8i1.7722.34-43
Mamoto, N., Kalangi, S., & Karundeng, R. (2013). Peran Melanokortin Pada
Melanosit. Jurnal Biomedik (Jbm), 1(1).
https://doi.org/10.35790/jbm.1.1.2009.805
Mukhriani. (2014). Farmakognosi Analisis (Dr. Andi Suarda (ed.)). Alauddin
University Press.
Noor, S. U., & Magdalena, P. (2018). Uji Aktivitas Inhibisi Enzim Tirosinase In-
Vitro Krim Ekstrak Akar Manis ( Glycyrrhiza glabra L .) ( In Vitro Enzyme
Tyrosinase Inhibitory Activity Test on Liquorice Root Extract Cream
( Glycyrrhiza glabra L .). 16(2), 150–158.
40