Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL

NUTRASEUTIKAL
“Kripik Jahe Merah Sebagai Immunomodulator”

Oleh :
Nama : Muhammad Akmil Apriandy
NIM : 70100117032
Kelas : Farmasi B
Dosen Pembimbing : Dra. Hj. Faridha Yenny Nonci, M.Si., Apt.

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN ALAUDDIN MAKASSAR

ROMANGPOLONG
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan sumber tanaman obat terbesar kedua di dunia setelah Brasil.
Untuk mendapatkan nutrasetikal dalam bentuk tanaman obat, Indonesia tak akan
mengalami kesulitan. Kecenderungan masyarakat lebih memilih nutrisi untuk mencegah
dan mengobati penyakit daripada memilih obat-obat modern. Dunia kefarmasian terus
berkembang. Setelah era suplemen, kini muncul nutraseutikal yang berasal dari kata
nutra = nutrisi, dan seutikal = fungsi obat. Produk nutrasetikal didefinisikan sebagai zat
yang memiliki manfaat fisiologis atau memberikan perlindungan terhadap penyakit
kronis, menunda proses penuaan dan meningkatkan harapan hidup. Saat ini nutrasetikal
mendapat banyak perhatian karena memiliki potensi nutrisi, keamanan dan efek terapi.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa nutrasetikal dapat mencegah dan
mengatasi berbagai penyakit seperti diabetes, aterosklerosis, osteoporosis, penyakit
kardiovaskular, kanker dan penyakit neurologis. Sebagian besar senyawa nutrasetikal
memiliki aktivitas sebagai antioksidan. Beberapa nutraseutikal yang populer seperti
ginseng, jahe, Echinacea, teh hijau, glukosamin, omega-3, lutein, asam folat dan minyak
ikan telah terbukti melalui riset ilmiah memiliki sifat terapeutik.
Beberapa penelitian menjelaskan bahwa Jahe merah memiliki aktivitas sebagai
immunomodulator untuk meningkatkan daya tahan tubuh manusia. Kandungan jahe
merah khususnya gingerol dan shogaol merupakan senyawa yang bertanggung jawab atas
efek immunomodulator. Selain itu, jahe merah juga memiliki efek antiinflamasi dan
antioksidan. Jahe merah dapat menjadi langkah pencegahan penyakit melalui peningkatan
daya tahan tubuh.
Imunomodulator adalah semua obat yang dapat memodifikasi respons imun
dengan menstimulasi mekanisme pertahanan alamiah dan adaptif, dan dapat berfungsi
baik sebagai imunosupresan maupun imunostimulan. Imunostimulan atau
imunostimulator adalah substansi (obat atau nutrien) yang dapat meningkatkan
kemampuan system imun untuk melawan infeksi dan penyakit, dengan meningkatkan
aktivitas komponen sistem imun. Berbagai penyakit kulit misalnya infeksi virus dan non-
virus, dan tumor kulit dapat diterapi dengan imunostimulan.
Dengan penelitian tersebut dapat dihubungkan bahwa jahe merah dapat dijadikan
sebagai bahan nutraseutikal yang berfungsi sebagai immunomodulatory bagi tubuh. Oleh
karena itu dalam percobaan kali ini akan dibuat produk nutraseutikal jahe merah dalam
bentuk kripik.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sifat jahe merah sebagai imunomodulator?
2. Bagaimana cara membuat produk nutraseutikal kripik jahe merah?
3. Bagaimana hasil akhir produk nutraseutikal kripik jahe merah?

C. Tujuan & Manfaat


Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi masyarakat sebagai
pedoman dalam pembuatan prdosuk nutraseutikal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
1. Nutraseutikal
Nutrasertikal adalah jenis makanan yang memiliki manfaat untuk kesehatan
secara medis, termasuk pencegahan dan pengobatan penyakit. Meskipun seluruh
makanan bermanfaat karena menyediakan zat gizi, nutrisetikal mengandung bahan –
bahan yang meningkatkan kesehatan atau komponen – komponen alamiah yang
memiliki manfaat kesehatan potensial terhadap tubuh. Atribut “fungsional” sejumlah
makanan tradisional telah ditemukan, saat produk – produk makanan baru sedang
dikembangkan dan mengandung komponen yang bermanfaat.
Konsep nutrisetikal bukanlah suatu yang baru. Meskipun telah berkembang
selama bebrapa tahun. Diawal tahun 1900an, pabrik makanan Amerika Serikat mulai
menambahkan yodium ke garam sebagai upaya untuk mencegah gondok (pelebaran
kelenjar teroid), sebagai salah satu upaya untuk mencimpatakan komponen fungsional
melalui fortifikasi. Saat ini, para peneliti telah menemukan ratusan nyawa yang
memiliki kualitas fungsional, dan mereka terus menciptakan temuan – temuan baru
seputar manfaat fitokimia (zat kimia tanaman non – nutritive yang memiliki khasiat
perlindungan atau khasiat pencegah penyakit ) didalam makanan.
Dibidang pengembangan obat, pertanada seperti kadar protein dan ekspresi gen
menunjukkan reaksi terhadap obat, petanda ini dapat diukur untuk menguji efek obat
terhadap kesehatan. Peran teknologi Nutrigenomika adlaah untuk menguji efek
makanan dan komposisi makanan terhadap kesehatan, dengan menghubungkan ke
biomaker ditahap awal pada level ekspresi gen dan protein. Saat ini, kita bisa
mengetahui petanda untuk setiap fungsi fisiologis yang berkaitan dengan penyakit
yang mesti dihindari sebagai upaya untuk mempelajari mekanisme pencegahan
penyakit dan untuk mengetahui jumlah makanan yang diperlukan oleh seseorang,
sehingga makanan `tersebut memberikan dampak pencegahan penyakit. Saat ini,
Nutrigenomik adalah satu – satunya teknologi yang tersedia untuk penilai Nutrisetikal
secara individu . sementara itu , jika kita bias menunjukkan biomaker sasaran untuk
mencegah penyakit yang sama untuk menstandarisasi penilainan sehingga terdapat
kriteria yang seragam, maka hasil penilaian akan lebih objektif.
Nutrisetikal adalah terapi biologi non – spesifik yang digunakan untuk
meningkatkan kesehatan, mencegah proses penyakit maglinan, dan mengendalikan
gejala. Nutrisetikal dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori umum :
a. Zat dengan fungsi nutrisi yang telah diakui, seperti vitamin, mineral, asam
amino, dan asam lemak – Nutrien.
b. Produk tumbuhan atau botani, seperti konsentrat dan ekstrak – Herbal.
c. Reagen yang diperoleh dari sumber lain (mis, pyruvate, chondroitin sulphate,
streroid hormone precursors) dengan fungsi – fungsi khusus, seperti utrisi
untuk olah raga, suplemen penurun berat badan, dan pengganti makanan –
Suplemen Makanan
Jenis – jenis produk bahan alam yang digunakan sebgai nutrisetikal :
a. Produk bahan alam yang distandarisasi dengan kemampuan dan marker yang
telah diketahui. Standarisasi berdasarkan kepada kandungan fitokimia dengan
metode – metode analitik untuk mendukungnya.
b. Produk bahan alam dengan kemampuan dan marker yang telah diketahui ,
namun belum ada standarisasi.
c. Produk bahan alam popular dari pengobatan rakyat, dengan kemampuan yang
telah diketahui namun tanpa marker. Strandarisasi didasarkan kepada
formulasi dan proses ekstraksi atas dasar penggunaan secara tradisional.
2. Immunomodulator
Imunomodulator yang dikenal pula sebagai biological respons modifier,
imunoaugmentor adalah berbagai macam bahan baik rekombinan, sintetik, maupun
alamiah yang merupakan obat-obatan yang
3. Jahe Merah
Jahe biasa digunakan masyarakat sebagai obat masuk angin, gangguan
pencernaan, sebagai analgesik, antiinflamasi, dan lain-lain. Berbagai penelitian
membuktikan bahwa jahe mempunyai sifat antioksidan. Beberapa komponen utama
dalam jahe seperti gingerol dan shogaol memiliki aktivitas antioksidan (Winarti et
al., 2005).
Jahe merah mengandung gingerol dan shogaol yang terbukti memiliki
kemampuan meningkatkan kekebalan tubuh supaya tidak terserang penyakit, bakteri
dan virus berbahaya. Selain berfungsi sebagai antioksidan, tanaman rimpang
bernama latin Zingiber officinale ini juga berfungsi sebagai antiemetik hingga
antibakteri dan peradangan (Dugasani.2010).
Gingerol pada jahe bersifat antikoagulan, yaitu mencegah penggumpalan darah,
sehingga mencegah tersumbatnya pembuluh darah, yang merupakan penyebab utama
stroke, dan serangan jantung. Selain itu, gingerol dan shogaol mempunyai aktivitas
antireumatik (Winarti et al., 2005).
BAB III
METODE KERJA
A. Alat dan Bahan
1. Alat
Adapun alat yang digunakan yaitu mangkok, piring, blender, sendok, pisau,
kompor, wajan, spatula, talenan, rol, plastik
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan yaitu Jahe merah, Ketumbar, Bawang Putih,
Kemiri, Daun Jeruk, Tepung Terigu, Tepung Tapioka/Kanji, Telur Ayam, Gula,
Garam, Air, minyak goreng
B. Cara Kerja
1. Disiapkan alat & bahan
2. Dibuat bumbu halus dengan cara diblender dengan memasukkan 1 buah jahe merah,
3 sdm Ketumbar, 5 siung Bawang Putih, 3 butir Kemiri, 3 lembar Daun Jeruk
3. Disimpan bumbu halus dalam wadah mangkok
4. Dimasukkan 1/2 kg Tepung Terigu, 3 sdm Tepung Tapioka/Kanji, 1 butir Telur
Ayam, 1 sdm Gula & Garam, Air secukupnya, dan bumbu halus
5. Dicampur hingga membentuk adonan
6. Disiapkan talenan dan ditaburi dengan terigu terlebih dahulu
7. Dipipihkan adonan menggunakan rol
8. Dipotong adonan menjadi ukuran sesuai selera
9. Disiapkan minyak panas diatas penggorengan
10. Digoreng adonan hingga berwarna kecoklatan
11. Ditiriskan kripik diatas piring
12. Dikemas kripik dalam kemasan
BAB IV
HASIL & PEMBAHASAN
A. Hasil
Nama produk R.G.Crispy
Cita rasa Asin, Gurih, Pedas, Hangat
Tekstur Renyah, tipis
Aroma Bau khas jahe merah
Warna Kuning kecoklatan
Kemasan Plastik bening

B. Pembahasan
Jahe biasa digunakan masyarakat sebagai obat masuk angin, gangguan
pencernaan, sebagai analgesik, antiinflamasi, dan lain-lain. Berbagai penelitian
membuktikan bahwa jahe mempunyai sifat antioksidan. Beberapa komponen utama
dalam jahe seperti gingerol dan shogaol memiliki aktivitas antioksidan (Winarti et al.,
2005).
Jahe merah mengandung gingerol dan shogaol yang terbukti memiliki
kemampuan meningkatkan kekebalan tubuh supaya tidak terserang penyakit, bakteri dan
virus berbahaya. Selain berfungsi sebagai antioksidan, tanaman rimpang bernama latin
Zingiber officinale ini juga berfungsi sebagai antiemetik hingga antibakteri dan
peradangan (Dugasani.2010).
Dalam proses pembuatan kripik jahe merah digunakan beberapa alat mangkok,
piring, blender, sendok, pisau, kompor, wajan, spatula, talenan, rol, plastik. Dan juga
digunakan beberapa bahan yaitu Jahe merah, Ketumbar, Bawang Putih, Kemiri, Daun
Jeruk, Tepung Terigu, Tepung Tapioka/Kanji, Telur Ayam, Gula, Garam, Air, minyak
goreng.
Adapun cara pembuatannya yaitu Disiapkan alat & bahan, Dibuat bumbu halus
dengan cara diblender dengan memasukkan 1 buah jahe merah, 3 sdm Ketumbar, 5 siung
Bawang Putih, 3 butir Kemiri, 3 lembar Daun Jeruk, Disimpan bumbu halus dalam
wadah mangkok, Dimasukkan 1/2 kg Tepung Terigu, 3 sdm Tepung Tapioka/Kanji, 1
butir Telur Ayam, 1 sdm Gula & Garam, Air secukupnya, dan bumbu halus, Dicampur
hingga membentuk adonan, Disiapkan talenan dan ditaburi dengan terigu terlebih dahulu,
Dipipihkan adonan menggunakan rol, Dipotong adonan menjadi ukuran sesuai selera,
Disiapkan minyak panas diatas penggorengan, Digoreng adonan hingga berwarna
kecoklatan, Ditiriskan kripik diatas piring, Dikemas kripik dalam kemasan.
Setelah dilakukan proses pembuatan kripik jahe merah didapatkan hasil
organoleptik yaitu Cita rasa Asin, Gurih, Pedas, Hangat, Teksturnya Renyah, tipis,
Aromanya Bau khas jahe merah, Warnanya Kuning kecoklatan.
Adapun hasil penjualan kepada masyarakat mendapatkan respon yang cukup baik
dan mendapatkan kritikan ataupun masukan. Produk ini mendapat banyak dukungan
positif dalam pemanfaatan produk sebagai immunomodulator yang sangat cocok
dikonsumsi bagi semua kalangan masyarakat. Produk ini juga mendapatkan nilai plus
karena dapat diketahui bahwa keripik ini adalah cemilan yang murah meriah dikalangan
masyarakt. Hasil penjualan yang didapatkan sebesar Rp. 30.000,- dengan harga
perbungkus Rp.5.000,-.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil produksi kripik jahe merah didapatkan hasil yang cukup baik
dimana menghasilkan sifat fisik serta cita rasa yang cukup disukai di kalngan masyarakat
serta manfaat yang terkandung dalam jahemerah sebagai bahan utama yaitu bersifat
immunomodulator. Dari hasil penjualan dan respon masyarakat mendapatkan hasil
yangbaik dimana didapatkan respon yang cukup puas serta didapatkan berbagain saran
dalam pengembangan produk kedepnnya dan didapatkan pula hasil penjualan kripik jahe
merah yaitu Rp. 30.000,-.
B. Kritik & Saran
Diharapkan kedepannya produksi kripik jahe merah ini terus dilakukan mengingat
menfaat dari bahn utamanya sangat bermanfaat terhadap kondisi sekarang.
DAFTAR PUSTAKA
Winarti, et.al. Gingerol Pada Rimpang Jahe Merah (Zingiber Officinale, Roscoe) Dengan
Metode Perkolasi Termodifikasi Basa. 2005.
Dugasani. Optimalisasi Pemanfaatan Jahe (Zingiber Officinale) Dan Rosella (Hibiscus
Sabdarifa) Sebagai Minuman Kesehatan Di Madrasah Muallimin Muhammadiyah
Yogyakarta. 2010
LAMPIRAN
A. Gambar
Gambar Keterangan
Disiapkan bahan

Diblender bumbu halus

Dcampurkan semua bahan

Dicampur hingga menjadi adonan

Dibuat adonan menjadi pipih dan


dpotong-potong menjadi kecil
Disiapkan minyak panas

Digoreng kripik

Ditiriskan kripik ketika sudah


berwarna kuning kecoklatan, lalu
dikemas.
B. Kuisioner

Anda mungkin juga menyukai