Anda di halaman 1dari 4

1. Jelaskan mengenai jamu dan OHT ?

Jamu adalah obat tradisional yang berdasarkan dari pengalaman empiris secara turun
temurun, yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya dari generasi ke generasi. bentuk
obat umumnya disediakan dalam berbagai bentuk serbuk, minuman, pil, cairan dari berbagai
tanaman. Jamu umumnya terdiri dari 5-10 macam tumbuhan bahkan lebih, bentuk jamu tidak
perlu pembuktian ilmiah maupun klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris saja.
Contoh : jamu buyung upik, jamu nyonya menier

Obat Herbal Terstandar adalah obat tradisional yang telah teruji berkhasiat secara pra-
klinis (terhadap hewan percobaan), lolos uji toksisitas akut maupun kronis, terdiri dari bahan
yang terstandar (Seperti ekstrak yang memenuhi parameter mutu), serta dibuat dengan cara
higienis. Contoh : Tolak angin

1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pemanfaatan Tanaman Obat, Departemen


Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. 1985

2. Program pemerintah dalam pengembangan fitofarmaka ?

Untuk penggejalaan pemanfaatan khasiat Fitofarmaka, tentunya dibutuhkan peran dan


kontribusi banyak kalangan terutama Pemerintah Indonesia dalam hal ini Kementerian
Kesehatan. Kenapa hal ini harus dilakukan karena ada beberapa sebab:
1. Fitofarmaka secara khasiat dan manfaat aman serta kualitasnya sejajar dengan
pengobatan konvensional.
2. Proses pengobatan Fitofarmaka juga sudah melalui uji medis ilmiah yang juga sama
dengan pengobatan konvensional.
3. Secara Nilai Keekonomian, industri pengobatan alami terutama Fitofarmaka
merupakan salah satu simpul industry Ekonomi Kerakyatan yang melakukan kerja-
kerja keekonomiannya secara tradisional dan banyak menyerap tenaga kerja rakyat di
pedesaan. Yang artinya dari sisi bisnis harus diberikan proteksi terhadap
keberlangsungan usaha pengobatan alami.
4. Dilihat dari sisi potensi produksi Fitofarmaka juga dapat menghasilkan sebuah produk
pengobatan sustainable, sebab ragam habitat tumbuhannya banyak di Indonesia,
sehingga ke khawatiran akan ketidakmampuan untuk memenuhi permintaan pasar
bisa diatasi.
5. Sebagai usaha kerja rakyat kebanyakan industry pengobatan alami merupakan jenis
usaha home industry di pedesaan, jadi sesungguhnya produksi Fitofarmaka
merupakan urat nadi perekonomian di pedesaan Indonesia, sehingga menjadi wajar
apabila Pemerintah Indonesia didorong keberpihakannya terhadap Fitofarmaka.

Oleh sebab itu kebutuhan untuk menjadikan pengobatan alami di Indonesia sebagai
salah satu bentuk upaya meningkatkan atau menjaga perekonomian rakyat Indonesia perlu
diperhatikan dan didukung oleh berbagai kalangan. Dan sebagai salah satu ciri khas
tradisional yang berkembang di masyarakat tetap terjaga kelestariannya, juga agar
Fitofarmaka menjadi tuan rumah di bidang kesehatan masyarakat di Indonesia. Sehingga di
masa yang akan datang ketergantungan masyarakat Indonesia atas pengobatan konvensional
yang bersifat kimiawi dapat teratasi dengan baik.

1. Badan Pengawasan Obat dan Makanan.Pedoman Cara Pembuatan Obat Tradisional yang
Baik, Badan Pengawas Obat dan Makanan, Jakarta. 2005

3.sudut pandang dokter terhadap pengobatan herbal ?

Bentuk obatan-obatan tradisional yang paling menguntungkan secara finansial adalah


obat-obatan herbal yang memang oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO telah
dinyatakan dapat mengobati penyakit kronis. Salah satunya adalah obat malaria yang
dikembangkan dari penemuan zat artimisinin yang ditemukan dari tumbuhan Artemisia
annua L, tanaman yang telah digunakan oleh masyarakat Cina sejak 2000 tahun lalu.

Bahkan, negara-negara berkembang di seluruh dunia mulai menggunakan obat


tradisional termasuk didalamnya akupuntur. Saat ini, sebesar 70%-80% dari total populasi di
negara-negara berkembang telah menggunakan pengobatan alternatif. Obat tradisional
menurut WHO adalah keseluruhan dari pengetahuan, keterampilan, dan praktek berdasarkan
teori, kepercayaan, dan pengalaman asli setempat yang digunakan untuk pemeliharaan
kesehatan dan pengobatan penyakit fisik dan mental. Obat tradisional termasuk di dalamnya
obat-obatan herbal, pijat, akupuntur, dan lainnya. Obat-obatan herbal telah mendapat tempat
tersendiri di hati masyarakat dunia. Ini dibuktikan dengan banyaknya pendapatan dari adanya
perdagangan obat-obatan herbal di Eropa Barat, Cina, dan Brazil. Obat herbal dapat
mengobati berbagai keluhan yang mereka adukan kepada dokter. Masalah yang meliputi
kesehatan jantung dan sirkulasi darah termasuk didalamnya angina, tekanan darah tinggi, dan
varises bisa dirawat dengan obat-obatan herbal. Begitu juga dengan penyakit yang
berhubungan dengan ginekologi seperti menstruasi dan menopause. Di samping itu, obatan-
obatan herbal tanpa bahan kimia juga dapat menanggulangi penyakit seperti insomnia,
migrain, influenza, asma, demam, dan reaksi alergi lainnya. Masyarakat umumnya
menganggap bahwa obat-obatan herbal berasal dari tumbuhan sehingga obat-obat ini tidak
memiliki efek samping. Namun, faktanya obat-obatan herbal bisa saja berbahaya dan
memiliki efek buruk jika kualitas obat-obatan herbal sangat rendah. Dunia medis menolak
penggunaan obat-obatan herbal akibat belum adanya banyak penelitian tentang kandungan
obat-obatan herbal dan efeknya bagi tubuh. Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO telah
membuat strategi untuk mendukung dan mengintegrasikan pengobatan tradisional termasuk
didalamnya obat-obatan herbal ke dalam sistem kesehatan nasional bagi negara-negara
anggota WHO. WHO juga akan memastikan bahwa pengobatan tradisional yang dipasarkan
memiliki kualitas yang baik serta penggunaanya aman bagi masyarakat dunia. Selain itu,
WHO juga akan mengakui pengobatan tradisional sebagai bagian dari perawatan kesehatan
primer.
1. Dewoto, H. R. Pengembangan Obat Tradisional Menjadi Fitofarmaka, Majalah
Kedokteran Indonesia, 57(7), 205-211. 2007.
2. Menteri Kesehatan RI, 2007, Kebijakan Obat Tradisional Nasional Tahun 2007, Depkes
RI, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai