Anda di halaman 1dari 11

I.

Herbal medicine

Obat-obat alami yang berasal dari tumbuhan berupa herba yaitu: bagian

tumbuhan berupa batang, ranting, daun, bunga dan buah. Obat tradisonal bahan

atau ramuan bahan berupa tumbuhan, hewan, mineral, sari, atau campuran yang

secara turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan

sesuai norma yang berlaku di masyarakat. (UU No. 36, Th 2009, Tentang

Kesehatan). Obat yang aman merupakan obat yang memiliki khasiat atau efek

terapeutik serta tidak memiliki efek toksik. Obat terbagi atas 3 yaitu:

1. Obat alam

2. Modern

3. Kosmetik

Pola penelitian dan pengembangan OT

1. Fitoteraphy : kearah pemanfaatan herbal menjadi Herbal terstandar dan

fitofarmaka ( uji klinik tahap 3).

2. Kemoteraphy , kearah pemanfaatan kandungan senyawa aktif melalui

proses isolasi, pembuktian khasiat, maupun senyawa semi sintetis (berlaku

persyaratan obat modern).

3. Pengembangan Fitoteraphy lebih mudah dan murah minimal sampai

Herbal terstandard.

SUMBER SIMPLSIA

1. Tumbuhan liar

2. Tanaman budidaya
SYARAT SIMPLISIA NABATI/HEWANI

1. Harus bebas serangga, fragmen hewan, kotoran hewan

2. Tidak boleh menyimpang dari bau, warna

3. Tidak boleh mengandung lendir, cendawan, menunjukkan tanda-tanda

pengotoran lain

4. Tidak boleh mengandung bahan lain yang beracun atau berbahaya

5. Kadar abu yang tidak larut dalam asam maksimal

PELIKAN: Harus bebas dari pengotoran tanah ,batu, hewan, fragmen

hewan dan bahan asing lainnya.

TAHAPAN PENYIAPAN SIMPLISIA

1. Pengumpulan bahan baku (panen)

a. Bagian tanaman

b. Usia tanaman

c. Waktu panen

d. Teknik pengumpulan

2. Sortasi basah

3. Pencucian

4. Perajangan

5. Pengeringan

6. Sortasi kering

7. Pengepakan dan penyimpanan

8. Pemeriksaan mutu
Faktor pendorong upaya pengembangan & pemanfaatan Obat Herbal

Indonesia :

Potensi kekayaan hayati Indonesia : megacenter utama keanekaragaman

hayati dunia, belum dimanfaatkan secara optimal dan budidaya masih

terbatas

Jumlah penduduk yang tinggi merupakan potensi pasar yang prospektif

Kecenderungan pola hidup negara2 maju ke arah kembali ke alam,

membuka peluang ekspor

Industri Obat tradisional di Indonesia cukup banyak

Banyaknya perguruan tinggi & lembaga2 penelitian mengenai tanaman

obat

Political Will dari pemerintah terkait

Kondisi ekonomi memaksa setiap orang untuk mengambil pilihan

ekonomis

Aspek dalam Pengobatan Tradisional terbagi atas 3:

Cara / metode

Pengobat / Pembatra

Obat, sarana / alat


Obat bahan alam Indonesia terbagi atas 3:

1. JAMU

KRITERIA:

 Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.

 Khasiat dibuktikan dengan data impiris.

 Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku.

2. OBAT HERBAL TERSTANDART

Sediaan obat bahan alam yg telah dibuktikan keamanannya,khasiat secara

ilmiah, uji praklinis, bahan baku telah distandarisasi

KRITERIA:

 Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan

 Klaim khasiat dibuktikan secara ilmiah/praklinik

 Telah dilakukan standarisasi bahan baku yang digunakan.

3. FITOFARMAKA

Sediaan obat bahan alam yg telah dibuktikan keamanannya, Khasiat nya

secara ilmiah dengan uji praklinis, uji klinis. Bahan baku dan produk jadi telah

distandarisasi.

KRITERIA:

 Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan

 Klaim khasiat dibuktikan secara uji klinik

 Telah dilakukan standarisasi bahan baku yang digunakan.


 Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku.

Beberapa aspek yang dapat di jadikan sebagai ukuran untuk herbal medicine yang

baik dan aman terdiri atas:

• Aspek bahan baku

• Aspek kandungan kimia

• Aspek Farmakologi

• Aspek Formulasi

• Aspek Pengemasan

• Aspek Penyimpanan

Saintifikasi OBA adalah Pembuktian ilmiah OBA melalui penelitian berbasis

pelayanan kesehatan, dengan tujuan :

1. Memberikan landasan ilmiah (evidence based)

2. Mendorong terbentuknya jejaring dokter, dokter gigi dan Nakes lainnya

sebagai peneliti

3. Meningkatkan penelitian kualitatif

4. Penyediaan OBA yang aman dan memiliki khasiat nyata yang teruji secara

ilmiah
Peraturan Menkes RI tentang Saintifikasi jamu atau OBA

No.003/Menkes/PER/I/2010

Ruang lingkup :

1. Diutamakan untuk upaya preventif, promototif, rehabilitatif, dan paliatif

2. Dalam rangka upaya kuratif atas permintaan pasien sebagai komplementer

– alternatif

Produk Jamu/OBA Saintifik :

1. Aman sesuai persyaratan khusus

2. Klaim berdasarkan data empiris yang ada

3. Memenuhi persyaratan yang khusus

4. Sudah terdaftar dalam vademecum atau merupakan bahan yang ditetapkan

Komnas Saintifikasi Jamu/OBA

Produk akhir Saintifikasi Jamu/OBA :

• Ramuan jamu atau OBA di uji terlebih dahulu keamanannya melalui uji

toksisitas secara preklinik utuk mencapai ramuan jamu atau OBA yang

dapat dijadikan untuk pengobatan berbagai jenis penyakit yang memiliki

khasiat secara klinik dan teruji keamanannya.

• Seluruh Ramuan Jamu/OBA yang teruji dimuat di dalam Vademecum

Jamu yang akan menjadi pedoman bagi seluruh praktisi herbal medik
untuk digunakan pada fasilitas pelayanan kesehatan di Rumah sakit dan

Puskesmas.

TANAMAN OBAT UNTUK PENYAKIT DEGENERATIF

Penyakit degeneratif merupakan penyakit yang disebabkan karena

terjadinya kerusakan dari sel-sel atau jaringan/kelenjar tertentu sehingga tidak

dapat berfungsi sebagimana mestinya. Sel-sel penderita penyakit degeneratif yang

rusak sulit mengalami perbaikan atau hampir tidak dapat mengalami regenerasi

kembali. Sejauh ini penyakit degeneratif hanya dapat dilakukan sampai pada tahap

pengendalian dan belum dapat disembuhkan. Beberapa macam penyakit

degeneratif yaitu:

1. Hiperglikemia

Penyakit ini merupakan merupakan suatau keadaan terjadinya peningkatan

glukosa darah pada rentang kadar gula puasa 80-90 mg/dL atau rentang

non puasa sekitar 140-160 mg/ 100 mL darah. Kadar glukosa darah

bervariasai sebelum dan sesudah makan, dengan tingkat kronis 125

mg/dL. Beberapa contoh tanaman yang dapat digunakan sebagai

antihiperglikemia seperti : Daun Salam, Herba Sambiloto, Buah Pare,

Daun Afrika, Biji mahoni, Buah Petai Cina, Kedondong pagar, biji

Alpokat

2. Hiperkolesterolemia

Hiperkolesterolemia adalah suatu keadaan dimana kadar kolesterol

didalam darah yang melebihi batas normal. Meningkatnya kadar kolesterol

merupakan faktor utama penyebab perkembangan penyakit aterosklerosis


yang akan meningkatkan resiko penyakit kardiovaskuler, stroke dan infark

miokardium. Beberapa contoh tanaman yang dapat digunakan sebagai

antihipergkolesterolemia seperti: Sambiloto, Daun Salam, Dadap, Bawang

putih, Jati Belanda, Rosella, Mengkudu, Belimbing wuluh.

3. Hiperurisemia

• Hiperuriseia adalah tingginya kadar purin akibat proses pembentukan

asam urat karena terjadi pemecahan purin yang diuraikan menjadi

hipoxanthin oleh enzim xanthin oksidase, lalu diubah menjadi asam urat.

Kadar asam urat normal wanita 2,4-5,7 mg/dL pria 3,4-7 mg/dL. Beberapa

contoh tanaman yang dapat digunakan sebagai antihiperurisemia seperti:

Sidaguri, Salam, Anting-anting, Kepel, Salam + Kunyit, Cocor bebek.

Interaksi Herbal Medicine dengan Obat modern

Interaksi yang terjadi antara (herbal-drug) lebih rumit dibandingkan

interaksi yang terjadi antara sesama obat modern ( drug-drug) karena hanya

mengandung senyawa tunggal. Herbal drug memiliki senyawa kimia terkandung.

Obat herbal dan obat modern dapat berinteraksi baik secara farmakokinetik atau

farmakodinamik. Beberapa contoh interaksi yang terjadi herbal-drug:

1. Terjadinya pendarahan pada pemberian warfarin bersama-sama

dengan obat herbal Ginkgo biloba, bawang putih ( Allium sativum).

2. Penurunan bioavaibilitas dari obat digoxin, theophylin, siklosporin,

bila obat-obat ini dikombinasikan dengan obat Herbal dari Hypericum

perforatum.
3. Peningkatan resiko hipertensi pada penggunaan secara bersama obat

antidepresan trisiklis dengan obat herbal Yohimbin ( Pausinystalia

yohimbe )

4. Terjadinya potensiasi baik pada penggunaan oral atau topikal dari obat

predinisolon yang digunakan bersama dengan radix Liquiritae

( Glycyrrhiza glabra)

TANAMAN OBAT ANTI INFEKSI DAN ANTI MALARIA

INFEKSI adalah suatu peristiwa masuknya kuman penyakit (mikroba)

kedalam tubuh sehingga menimbulkan berbagai penyakit infeksi. Infeksi dapat

terjadi di berbagai bagian di tubuh seperti kulit, saluran pencernaan, saluran

pernafasan dll. Telah banyak dilakukan penelitin terkait kandungan senyawa obat

herbal dari tumbuhan sebagai agen anti infeksi seperti:

1. Tanin

KHASIAT TANIN :

 Anti diare yang disebabkan baik oleh bakteri maupun gangguan

saluran pencernaan lainnya. Juga aktif thd Bateri penyebab

disentri

 Anti infeksi kulit Terutama terhadap bakteri Staphylococcus aureus

danSt.epidermidis

 Mikroba pada mulut , terutama terhadap bakteri Streptococcus

mutans dan jamur Candida albicans.

 Penyamakan kulit, karena tanin dapat membentuk ikatan silang

dengan protein membentuk kopolimer yang mantap


 Obat luka bakar

 Antidotum keracunan alkaloid dan Logam berat

 Obat pelangsing

 Agen Antivirus terhadap HIV/Aids dan DBD

Tanaman yang mengandung tanin antara lain: kunyit, daun teh, jambu biji, lidah

buaya, lengkuas, cengkeh, ceplukan, pegagan dll.

MALARIA adalah penyakit tropis yang disebabkan oleh gigitan nyamuk

malaria anopheles, yang mengandung parasit jenis Plasmodium sp. Terdapat 4

jenis Plasmodium masing2 menimbulkan jenis malaria yang berbeda yaitu:

1. Plasmodium vivax à malaria tertiana

2. Plasmodium malariae à malaria quartana

3. Plasmodium falsiparum à malaria tropika

4. Plasmodium ovale terutama pada burung

Telah diketahui beberapa tanaman yang dapat digunakan sebagai agen anti

malaria antara lain: sambiloto, brotowali, Daun Johar, Kulit batang Langsat, Biji

Mahoni, Daun Sembung, Kulit Kayu susu, Daun Lamburung meit (Maluku)

Anda mungkin juga menyukai