BAB I
PENDAHULUAN
Kulit atau cutis dalam bahasa latin, merupakan organ yang terletak
paling luar sehingga membungkus seluruh tubuh manusia, maka kulit selalu
sinar ultraviolet (UV), kelembaban udara dan juga suhu. Paparan-paparan ini
dapat mengganggu keseimbangan kulit terutama kadar air dan dapat mengganggu
satu hal yang esensial dalam perawatan kulit adalah melindungi kulit dari
dehidrasi. Kulit yang mengalami dehidrasi akan cepat berkerut dan tampak
dehidrasi, sehingga kulit pun tambak lembut, segar dan cerah. Menggunakan
produk pelembab adalah salah satu cara menjaga kelembababn kulit (Mulyawan
Kosmetik dikenal manusia sejak berabad-abad yang lalu. Pada abad ke-
19, pemakaian kosmetik mulai mendapat perhatian, yaitu selain untuk kecantikan
dimulai secara besar-besaran pada abad ke-20. Kosmetik menjadi salah satu
bagian dunia usaha. Bahkan sekarang teknologi kosmetik begitu maju dan
merupakan paduan antara kosmetik dan obat (pharmaceutical) atau yang disebut
bertujuan untuk mempertahankan struktur dan fungsi kulit dari berbagai pengaruh
seperti udara kering, sinar matahari terik, angin keras, umur lanjut, berbagai
penyakit kulit maupun penyakit dalam tubuh yang mempercepat peguapan air
pengguna lotion adalah efek emolien dan menenangkan. Namun ada beberapa
sifat lain yang di inginkan yang dibangun ke dalam banyak produk dari jenis ini
seperti efek menyegarkan kulit, sifat pemutih dan obat (Thomssen, 1917).
Indonesia. Jenis teripang yang dapat dimakan dan mempunyai khasiat sebagai
bahan alam untuk pembuatan kosmetik dan teripang juga banyak dikonsumsi
masyarakat sampai saat ini terbatas, yaitu pada famili Holothuriidae dan
radikal bebas, baik dari hasil metabolisme maupun faktor luar seperti polusi dan
akibat radikal bebas dan menangkal radikal bebas. Antioksidan dalam bahan
kulit tidak hanya terjaga kelembabannya namun terlihat lebih cerah (Fauzi, dkk.,
2012).
mauritiana), yang akan digunakan dalam bentuk sediaan setengah padat yaitu
lotion. Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan
sediaan lotion mampu mengurangi penguapan air dari kulit dan tidak
mengiritasi kulit?
1.3 Hipotesa
lotion mampu mengurangi penguapan air dari kulit dan mengiritasi kulit.
Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk meningkatkan daya dan hasil
guna dari ekstrak etanol teripang bilalo (Actinopyga mauritiana) serta diperoleh
BAB II
METODE PENELITIAN
lotion pelembab kulit dengan berbagai konsentrasi ekstrak etanol teripang bilalo
emulsi, uji stabilitas, uji pH, uji iritasi terhadap kulit sukarelawan dan uji
2.3.1 Bahan
(Actinopyga mauritiana), bahan kimia pro analis yaitu etanol 96% dan bahan
kimia selain pro analis yaitu asam Stearat, setil alkohol, adepslanae, metil
2.3.2 Alat
2.4 Sukarelawan
Sukarelawan yang dijadikan panelis pada uji iritasi berjumlah 12 orang dan
1. Wanita
sehingga lebih mudah diawasi dan diamati bila ada reaksi yang terjadi pada
2.5 Sampel
dari daerah lain. Hewan yang dipergunakan adalah teripang bilalo (Actinopyga
a. Pencucian
Isi perut dan air dalam tubuh teripang segar dikeluarkan dengan cara
perut dan air keluar, dan tubuh teripang menjadi gepeng, teripang
penyari etanol 96%. Perbandingan sampel dengan pelarut penyari yaitu 25 bagian
sampel berbanding dengan 75 bagian pelarut. Bejana kemudian ditutup rapat dan
disimpan pada suhu kamar selama 3 hari terlindungi dari cahaya matahari sambil
hari terlindungi dari cahaya matahari sambil sesekali diaduk, kemudian diserkai
8
dipekatkan dengan alat rotary avaporator pada temperatur 450C sampai diperoleh
2.6.1. Alkaloid
klorida 2N dan 9 ml, panaskan diatas tangas air selama 2 menit, dinginkan dan
saring.
LP. Jika pada kedua percobaan tidak terjadi endapan, maka sampel tidak
mengandung alkaloid.
diamkan. Pisahkan lapisan benzena dan disaring. Lapisan benzen dikocok dengan
2 ml NaOH 2 N, didiamkan. Jika lapisan air berwarna merah dan lapisan benzena
2.6.3. Flavonoid
lapisan metanol, lalu diuapakan pada suhu 400C, sisanya dilarutkan dalam 5 ml
asam klorida pekat P, jika terjadi warna merah jingga sampai merah ungu,
2.6.4. Steroid
tetes asam asetat anhidrat dan 1 tetes asam sulfat pekat (pereaksi Liebermann-
2.6.5. Saponin
dikocok kuat-kuat selama 10 detik. Jika terbentuk busa yang mantap selama tidak
kurang dari 10 menit setinggi 1-10 cm dan pada penambahan 1 tetes asam klorida
2 N busa tidak hilang maka menunjukkan adanya saponin (Depkes R1, 1989).
10
lotion minyak dalam air. Formulasi dasar lotion yang digunakan sebagai berikut
(Balsam, 1972) :
R/ Asam stearat 3
Setil alkohol 1
Gliserin 2
Adeps lanae 1
` Nipasol 0,10
Nipagin 0,15
Trietanolamin 0,75
Aquades ad 100 ml
R/ Asam stearat 3
Setil alkohol 1
Adeps lanae 1
` Nipasol 0,10
Nipagin 0,15
Trietanolamin 0,75
Pewangi qs
Aquades ad 25 ml
Keterangan :
digunakan dalam sediaan lotion pelembab kulit berbagai konsentrasi yaitu: 2,5%,
5%, 7,5%, 10% dan lotion pelembab tanpa ektrak etanol teripang bilalo
cawan penguap dimasukkan asam stearat, setil alkohol, dan adeps lanae,
kemudian panaskan di atas penangas air sampai meleleh sempurna, didapat massa
dengan air panas, maka didapat masa II. Di dalam lumpang, campurkan massa I
dan massa II yang masih panas sambil digerus secara konstan, tambahkan akuades
panas sedikit demi sedikit sampai habis lalu gerus hingga homogen, maka didapat
menunjukkan susunan yang homogen dan tidak terlihat adanya butiran kasar
standar netral (pH 7,01) dan larutan dapar pH asam (pH 4,01) hingga alat
1 gram sedian dan dilarutkan dengan akuades hingga 100 ml, kemudian elektroda
dilakukan tiga kali pada sediaan terhadap masing – masing konsentrasi. Nilai pH
kaca secara merata, kemudian tetesi dengan sedikit metil biru lalu diaduk, bila
warna biru larut merata dengan sediaan, maka sediaan tersebut adalah tipe M/A.
13
tahun. Caranya: terlebih dahulu, diberi tanda lingkaran dengan diameter 3cm pada
bagian belakang telinga sukarelawan, lalu kosmetika dioleskan pada bagian yang
telah diberi tanda, kemudian di biarkan selama 24 jam dan dilihat reaksi yang
terjadi berupa kemerahan pada kulit, gatal dan pengkasaran (Wasitaatmaja, 1997).
4. Dibiarkan satu jam hingga sediaan lotion benar-benar meresap pada kulit.
pada kulit.
dikulit. Skala hedonik yang dihasilkan berkisar 1-5, yaitu (1) tidak suka, (2)
kurang suka, (3) cukup suka, (4) suka, (5) sangat suka. Uji hedonik yang
yaitu:
semakin baik.
3. Berbadan sehat
organoleptik.
16
BAB III
Telah diperoleh hasil dari penelitian yang dilakukan pada bahan uji
Beberapa pemeriksaan mutu fisik sediaan yaitu terdiri dari uji homogenitas
sediaan, uji pH sediaan, uji tipe emulsi sediaan, uji stabilitas sediaan, uji iritasi
terhadap sediaan dan uji kemampuan sediaan untuk melembabkan kulit memakai
Data hasil skrining fitokimia dapat dilihat pada tabel 3.1 dan gambar hasil uji
Keterangan :
(+) positif : mengandung golongan senyawa
(-) negatif : tidak mengandung senyawa
17
pemeriksaan mutu fisik sediaan yaitu terdiri dari uji homogenitas sediaan, uji pH
sediaan, uji tipe emulsi sediaan, uji stabilitas sediaan, dan uji kemampuan untuk
melembabkan kulit.
pada sekeping kaca atau bahan transparan lain, lalu diratakan, jika tidak ada butir-
butiran-butiran, maka dapat dinyatakan bahwa lotion pelembab kulit dari ekstrak
Gambar hasil uji homogenitas dapat dilihat pada lampiran 8, halaman 41.
telah di lakukan, diperoleh data. Data pengukuran pH sediaan pada saat sesaat
Tabel 3.2 Data pengukuran pH sediaan pada sesaat selesai dibuat dan setelah
penyimpanan selama 12 minggu
Ph
Formula
Sesaat Selesai
A 6.2
B 6,1
C 6,0
D 6,1
E 6,0
Keterangan:
LEETB : Lotion Ekstrak Etanol Teripang Bilalo
A : Lotion blanko
B : LEETB 2,5 %
C : LLETB 5 %
D : LEETB 7,5 %
E : LEETB 10 %
F : Pembanding (Citra)
dibuat sebesar 6,2, pada formula B (Konsentrasi 2,5%) diperoleh pH sesaat dibuat
sebesar 6,1, pada formula C (Konsentrasi 5%) diperoleh pH sesaat dibuat sebesar
6,0, pada formula D (Konsentrasi 7,5%) diperoleh pH sesaat dibuat sebesar 6,1,
Hal ini ini menunjukkan sediaan lotion pelembab kulit ekstrak etanol
dengan menggunakan metil biru. Data tipe emulsi sediaan dapat dilihat pada
Tabel 3.3.
Keterangan:
LEETB : Lotion Ekstrak Etanol Teripang Bilalo
A : Lotion blanko
B : LEETB 2,5 %
C : LLETB 5 %
D : LEETB 7,5 %
E : LEETB 10 %
(+) : Metil biru larut
(-) : Metil biru tidak larut
formula sediaan lotion pelembab kulit dari ektrak etanol teripang bilalo
yang mempunya tipe M/A karena semua metil biru tersebar merata dan larut pada
sediaan tersebut. Gambar hasil uji tipe emulsi sediaan dapat dilihat pada lampiran
9, halaman 42.
Tabel 3. 4 Data pengamatan terhadap kestabilan sediaan pada saat selesai dibuat
dan pada penyimpanan 1, 4, 8 dan 12 minggu.
Pengamatan setelah
Setelah 1 4 8
No Formula
Dibuat Minggu Minggu Minggu
w Y z W Y Z w y y W y Z
1 A - - - - - - - - - - - -
2 B - - - - - - - - - - - -
3 C - - - - - - - - - - - -
4 D - - - - - - - - - - - -
5 E - - - - - - - - - - - -
Keterangan:
LEETB : Lotion Ekstrak Etanol Teripang Bilalo
A : Lotion blanko
B : LEETB 2,5 %
C : LLETB 5 %
D : LEETB 7,5 %
E : LEETB 10 %
w : Perubahan warna
y : Perubahan bau
z : Pemisahan fase
(-) : Tidak terjadi perubahan
(+) : Terjadi perubahan
8 memberikan hasil yang baik. Stabilitas dari suatu sediaan farmasi dapat dilihat
dari ada tidaknya perubahan warna, dan bau selama penyimpanan. Perubahan-
perubahan tersebut dapat terjadi jika bahan-bahan yang terdapat dalam sediaan
berbagai reaksi (efek samping), Untuk mengetahui ada atau tidaknya efek
samping tersebut maka dilakukan uji iritasi terhadap kulit, uji iritasi terhadap
21
Bedasarkan data pada Tabel 3.5 di atas menunjukkan bahwa, uji kulit
dilakukan untuk mengetahui terjadinya efek samping pada kulit, dengan memakai
kosmetik di bagian belakang telinga dan dibiarkan selama 24 jam, tidak terlihat
adanya efek samping berupa kemerahan, gatal atau pengkasaran pada kulit yang
ditimbulkan oleh sediaan. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh formulasi sediaan
lotion pelembab kulit dari ektrak etanol teripang bilalo (Actinopyga mauritiana)
tidak menyebabkan efek kemerahan pada kulit, gatal pada kulit, dan kulit menjadi
kasar yang berarti sediaan tidak menyebabkan iritasi pada kulit (wasitaatmadja).
Gambar hasil uji iritasi terhadap salah satu sukarelawan dapat dilihat pada
berupa data uji kelembaban dengan menggunakan alat skin moisture analyzer
Tabel 3. 6 Data uji kelembaban dengan menggunakan alat Skin moisture analyzer
Keterangan:
LEETB : Lotion Ekstrak Etanol Teripang Bilalo
A : Lotion blanko
B : LEETB 2,5 %
C : LLETB 5 %
D : LEETB 7,5 %
E : LEETB 10 %
F : Lotion pembanding (Citra)
23
kulit yang diperoleh sebesar 60,0%, untuk konsentrasi 2,5% rata-rata yang
Skala
Rata-
kelembaban Rata-rata Skala
rata kulit
alat Skin setelah kelembaban alat
Formula sebelum
Moisture menggunakan Skin Moisture
dioleskan
Analyzer lotion (%) Analyzer FCM-1
sediaan
FCM-1
A Lembab 60,0% Lembab
B Lembab 61,0% Lembab
C Lembab 61,8% Sangat lembab
41,7
D Lembab 62,4% Sangat lembab
E Lembab 63,0% Sangat lembab
F Lembab 62,5% Sangat lembab
Keterangan:
LEETB : Lotion Ekstrak Etanol Teripang Bilalo
A : Lotion blanko
B : LEETB 2,5 %
C : LLETB 5 %
D : LEETB 7,5 %
E : LEETB 10 %
F : Lotion pembanding (Citra)
< 40% : Kurang lembab
40-60% : Lembab
>60% : sangat lembab
24
referensi alat Skin moisture analyzer (FCM-1) dinyatakan jika lebih kecil dari
40% kurang lembab, 40-60% lembab dan lebih besar 60% sangat lembab. Pada
blanko, lotion pelembab dengan konsentrasi 2,5% dan lotion pembanding (citra)
terlihat bahwa kemampuan pada level lembab sedangkan pada sediaan ekstrak
kemampuan yang lebih tinggi yaitu pada level sangat lembab. Syarat kemampuan
Hasil data statistik uji keseluruhan rata-rata kelembaban kulit sebelum dan
dilihat pada lampiran 11, halaman 44 dan data persentase kulit sukarelawan dapat
Kelembaban Kulit
63.0%
62.0%
Nilai Pengukuran
61.0%
60.0%
Tingkat Kelembaban
59.0%
58.0%
Gambar 3. 1 Grafik hasil data statistik uji keseluruhan tara-rata kelembaban kulit
sebelum dan sesudah menggunakan lotion pelembab.
25
Dari data tabel uji anova yag dilakukan dapat disimpulkan terdapat
perbedaan statistik yang signifikan dengan probabilitas lebih kecil dari 0.05 antara
menunjukan adanya perubahan kondisi kulit menjadi lebih baik. Hasil data
0.000
sediaan yaitu :
akhir kesukaan diambil nilai terkecil yaitu 2,06 dan dibulatkan menjadi 2
(Kurang Suka).
penulisan nilai akhir kesukaan diambil nilai terkecil yaitu 2,73 dan
nilai akhir kesukaan diambil nilai terkecil yaitu 4,58 dan dibulatkan
penulisan nilai akhir kesukaan diambil nilai terkecil yaitu 2,89 dan
penulisan nilai akhir kesukaan diambil nilai terkecil yaitu 2,52 dan
penulisan nilai akhir kesukaan diambil nilai terkecil yaitu 2,54 dan
Berdasarkan hasil uji kesukaan diketahui bahwa lotion yang sangat disukai
disukai sukarelawan adalah lotion LEETB 2,5%, LEETB 7,5%, LEETB 10%, dan
lotion pembanding (Citra). Lotion yang kurang disukai sukarelawan adalah lotion
blanko. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa yang paling banyak disukai
5%. Data hasil uji hedonik/kesukaan sukarelawan dapat dilihat pada tabel 3.8.
28
BAB IV
4.1 Kesimpulan
6,2 pada saat selesai dibuat, dan lotion pelembab ekstrak etanol teripang
4.2 Saran
seperti uji mikrobiologi atau formulasi sediaan pelembab dalam bentuk sediaan
lain seperti, krim, gel, atau masker dari ekstrak etanol Teripang Bilalo
(Actinopyga mauritiana).
30
DAFTAR PUSTAKA
Balsam, M.S. 1972. Cosmetic Science and Technology. Edisi II. New York: John
Wiley and Son, Inc. Hal 179
Barel, A.O., Paye, M., dan Meibach, H.I. 2011. Handbook of Cosmetic Science
And Technology. New York : Marcel Dekter, Inc. Hal 115.
DepKes RI, 1989. Materia Medika Indonesia. Jilid V. Jakarta. Hal. 549, 553, 552.
Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta. Hal. 33.
Fauzy, A R, dan Nurmalina. 2012. Merawat kulit dan wajah. Jakarta: PT. Elex
Komputindo. Hal. 72
Harborne, B.J. 1983. Metode Fitokimia. Terbitan ke 2. ITB. Bandung. Hal. 152-
153.
Marjoni, R., 2016. Dasar-Dasar Fitokimia. Trans Info Media. Jakarta. Hal. 15-16.
Martoyo, Z., Aji, M., dan Winanto, T. J. 2006. Budidaya Teripang. Edisi revisi.
Jakarta : Penebar Swadaya. Hal. 27.
Thomssen, G.E., 1947. Modern Cosmetic. New York: Drug & Cosmetic Industry.
Hal. 205.
Tranggono, R.I. dan Latifah, F., 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan
Kosmetik. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. Hal. 11.
Tranggono, R.I. dan Latifah, F., 2014. Buku Pegangan dasar Kosmetologi.
Jakarta: Penerbit Sagung Seto. Hal. 1.
Maserat II Ampas
Di campur
Ekstrak cair
Massa I Massa II
Gerus homogen
Dasar lotion
Lampiran 10. Gambar hasil uji iritasi terhadap salah satu sukarelawan
Lampiran 12. Data Pengukuran pH Sediaan pada Saat Selesai Dibuat, dan
Sampai Pada Penyimpanan mimggu ke 10 (minggu berjalan).
pH rata-rata selama 12 minggu
N
Formula VII
o I II III IV V VI VII IX X XI XII
I
1 A 6,2 6,2 6,3 6,3 6,3 6,3 6,1 6,1 6,1 6,1
2 B 6,1 6,1 6,1 6,1 6,2 6,1 6,0 6,0 6,0 6,0
3 C 6,0 6,0 6,0 6,0 6,0 6,1 6,1 6,0 6,0 6,0
4 D 6,1 6,1 6,0 6,0 6,0 6,0 5,9 5,8 5,8 5,8
5 E 6,0 6,1 6,1 6,1 6,0 6,0 6,0 5,8 5,8 5,7
6 F 6,0 6,0 6,0 6,0 6,1 6,1 6,0 6,0 6,0 6,0
Keterangan:
LEETB : Lotion Ekstrak Etanol Teripang Bilalo
A : Lotion blanko
B : LEETB 2,5 %
C : LLETB 5 %
D : LEETB 7,5 %
E : LEETB 10 %
F : Pembanding (Citra)
46
2. Sukarelawan II
3. Sukarelawan III
4. Sukarelawan IV
5. Sukarelawan V
6. Sukarelawan VI
7. Sukarelawan VII
8. Sukarelawan VIII
9. Sukarelawan IX
10. Sukarelawan X
11. Sukarelawan XI
15. Sukarelawan XV
20. Sukarelawan XX
Lampiran 14.Hasil analisis Normalitas, analisis (ANOVA) dan Post Hoc Tests
(Tukey) untuk kemampuan sediaan meningkatkan kdar air
(kelembaban) dari kulit bagian punggung tangan sukarelawan.
Tabel normalitas
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Formula Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
*
Konsentrasi Formula0 .131 20 .200 .980 20 .928
Formula1 .212 20 .019 .875 20 .014
*
Formula2 .124 20 .200 .964 20 .632
Formula3 .114 20 .200* .974 20 .845
Formula4 .101 20 .200* .983 20 .965
Formula5 .181 20 .086 .940 20 .235
Formula6 .145 20 .200* .940 20 .243
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
54
Lampiran 14. (lanjutan) Hasil analisis Normalitas, analisis (ANOVA) dan Post
Hoc Tests (Tukey) untuk kemampuan sediaan meningkatkan kdar
air (kelembaban) dari kulit bagian punggung tangan sukarelawan.
ANOVA
Konsentrasi
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 7168.520 6 1194.753 390.472 .000
Within Groups 406.949 133 3.060
Total 7575.469 139
55
Lampiran 14. (lanjutan) Hasil analisis Normalitas, analisis (ANOVA) dan Post
Hoc Tests (Tukey) untuk kemampuan sediaan meningkatkan kdar
air (kelembaban) dari kulit bagian punggung tangan sukarelawan.
Multiple Comparisons
Konsentrasi
Tukey HSD
Mean 95% Confidence Interval
(I) Formula (J) Formula Difference (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound
*
Formula0 Formula1 -18.5150 .5532 .000 -20.171 -16.859
Formula2 -19.4450* .5532 .000 -21.101 -17.789
Formula3 -20.3150* .5532 .000 -21.971 -18.659
Formula4 -20.9300* .5532 .000 -22.586 -19.274
Formula5 -21.4450* .5532 .000 -23.101 -19.789
Formula6 -20.9950* .5532 .000 -22.651 -19.339
Formula1 Formula0 18.5150* .5532 .000 16.859 20.171
Formula2 -.9300 .5532 .630 -2.586 .726
Formula3 -1.8000* .5532 .024 -3.456 -.144
Formula4 -2.4150* .5532 .000 -4.071 -.759
Formula5 -2.9300* .5532 .000 -4.586 -1.274
Formula6 -2.4800* .5532 .000 -4.136 -.824
Formula2 Formula0 19.4450* .5532 .000 17.789 21.101
Formula1 .9300 .5532 .630 -.726 2.586
Formula3 -.8700 .5532 .700 -2.526 .786
Formula4 -1.4850 .5532 .110 -3.141 .171
Formula5 -2.0000* .5532 .008 -3.656 -.344
Formula6 -1.5500 .5532 .083 -3.206 .106
Formula3 Formula0 20.3150* .5532 .000 18.659 21.971
Formula1 1.8000* .5532 .024 .144 3.456
Formula2 .8700 .5532 .700 -.786 2.526
Formula4 -.6150 .5532 .924 -2.271 1.041
Formula5 -1.1300 .5532 .393 -2.786 .526
Formula6 -.6800 .5532 .882 -2.336 .976
Formula4 Formula0 20.9300* .5532 .000 19.274 22.586
Formula1 2.4150* .5532 .000 .759 4.071
Formula2 1.4850 .5532 .110 -.171 3.141
Formula3 .6150 .5532 .924 -1.041 2.271
Formula5 -.5150 .5532 .967 -2.171 1.141
Formula6 -.0650 .5532 1.000 -1.721 1.591
Formula5 Formula0 21.4450* .5532 .000 19.789 23.101
Formula1 2.9300* .5532 .000 1.274 4.586
Formula2 2.0000* .5532 .008 .344 3.656
Formula3 1.1300 .5532 .393 -.526 2.786
Formula4 .5150 .5532 .967 -1.141 2.171
Formula6 .4500 .5532 .983 -1.206 2.106
Formula6 Formula0 20.9950* .5532 .000 19.339 22.651
Formula1 2.4800* .5532 .000 .824 4.136
Formula2 1.5500 .5532 .083 -.106 3.206
Formula3 .6800 .5532 .882 -.976 2.336
Formula4 .0650 .5532 1.000 -1.591 1.721
Formula5 -.4500 .5532 .983 -2.106 1.206
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
56
Lampiran 14. (lanjutan) Hasil analisis Normalitas, analisis (ANOVA) dan Post
Hoc Tests (Tukey) untuk kemampuan sediaan meningkatkan kdar
air (kelembaban) dari kulit bagian punggung tangan sukarelawan.
Konsentrasi
TukeyHSDa
Subset for alpha = 0.05
Formula N 1 2 3 4
Formula0 20 41.560
Formula1 20 60.075
Formula2 20 61.005 61.005
Formula3 20 61.875 61.875
Formula4 20 62.490 62.490
Formula6 20 62.555 62.555
Formula5 20 63.005
Sig. 1.000 .630 .083 .393
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 20.000.
57
Nama :
Umur :
Penilaian
Sediaan
SS S CS KS TS
Blanko
LEETB 2,5%
LEETB 5%
LEETB 7,5%
LEETB 10%
Pembanding
(Citra)
Keterangan:
Nilai 5 : Sangat Suka (SS)
Nilai 4 : Suka (S)
Nilai 3 : Cukup Suka (CS)
Nilai 1 : Kurang Suka (KS)
Blanko : Sediaan lotion tanpa ekstrak
Panbanding : sedian lotion ekstrak mutiara kerang (Citra)
LEETB : Sediaan lotion ekstrak etanol teripang bialolo (Actynopyga
mauritiana)
58
𝑥̅ = ∑𝑛𝑖 𝑋𝑖
n
𝑆 2 =∑𝑛𝑖(𝑋𝑖 − 𝑥̅ )2
n
S =√𝑆 2
P(𝑥̅ -(1,96.S∕√𝑛)≤ 𝜇 ≤(𝑥̅ +(1,96.S∕√𝑛) ≅ 95%
Keterangan:
n : Banyak sukarelawan
P : Tingkat kepercayaan
𝜇 : Rentang nilai
59
𝑥̅ = ∑𝑛𝑖 𝑋𝑖
n
4+5+4+⋯5
=
20
95
= 20
= 4,75
𝑆 2 = ∑𝑛𝑖(𝑋𝑖 − 𝑥̅ )2
N
= 0,18
S =√𝑆 2
= √0,18
= 0,4
P(𝑥̅ -(1,96.S∕√𝑛)≤ 𝜇 ≤(𝑥̅ +(1,96.S∕√𝑛) ≅ 95%
P(4,75-(1,96.0,4∕√20)≤ 𝜇 ≤(4,75+(1,96.0,4∕√20) ≅ 95%
P (4,75-0,17) ≤ 𝜇 ≤ (4,75+0,17)
P (4,58≤ 𝜇 ≤ 4,92)
60
Lampiran 17. Contoh format surat pernyataan persetujuan uji iritasi sukarelawan
SURAT PERNYATAAN
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Menyatakan bahwa saya bersedia menjadi suka relawan untuk uji iritasi dalam
penelitian Dea Anggreini NPM 144301049 dengan judul Formulasi Sediaan Lotion
Apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan selama uji iritasi, saya tidak akan menuntut
ke peneliti.
(Nama Lengkap)