Anda di halaman 1dari 3

Instalasi Sterilisasi Pusat/Central Sterile Supply Department (CSSD)

Central Sterile Supply Department (CSSD) atau Instalasi Pusat Pelayanan Sterilisasi

merupakan satu unit atau department dari rumah sakit yang menyelenggarakan peroses

pencucian, pengemasan, sterilisasi terhaap semua alat atau bahan yang membutuhkan kondisi

steril. Rumah sakit sebagai institusi penyedia pelayanan kesehatan berupya untuk mencegah

resiko terjadinya infeksibagi pasien dan petugas rumah sakit. Salah satu indikator

keberhasilan dalam pelayann rumah sakit adalah rendahnya angka infeksi nasokomial di

rumah sakit. Untuk mencapai keberhasilan tersebut maka perlu dilakukan pengendalian

infeksi di rumah sakit (Depkes RI, 2009).

Berdirinya CSSD di ruah sakit di latar belakangi oleh:

a. Besarnya angka kematian akibat infeksi nasokomial.

b. Kuman mudah mneyebar, mengkontaminasi benda dan menginfeksi manusia di

lingkungan rumah sakit.

Dengan adanya CSSD di rumah sakit bertujuan:

1. Mencegah infeksi nasokomial dengan menyediakan peralatan yang telah mengalami

pensortiran, pencucian dan sterilisasi dengan sempurna.

2. Memutuskan mata rantai penyebaran kuman di lingkungan rumah sakit.

3. Menyediakan dan menjamin kualitas hasil sterilisasi terhadap produk yang dihasilkan.

Tugas CSSD di rumah sakit adalah:

1. Menyediakan peralatan medis untuk perawatan pasien.

2. Melakukan proses sterilisasi alat/bahan.

3. Mendistribusikan alat-alat yang dibutuhkan oleh ruangan perawatan, kamar operasi

maupun ruangan lainnya.

4. Memilih peralatan dan bahan yang aman dan efektif serta bermutu.
5. Mendokumentasikan setiap aktivitas pembersihan, disinfeksi maupun sterilisasi

sebagai bagian dari program upaya pengendalian mutu.

6. Melakukan penelitian terhadap hasil sterilisasi dalam rangka pencegahan dan

pengendalian infeksi bersama dengan panitia pengendalian infeksi nasokomial.

7. Memberikan peyuluhan tentang hal-hal yang berkaitan dengan sterilisasi.

8. Mengevaluasi hasil sterilisasi (Depkes RI, 2009).

Alur aktivitas fungsional CSSD dimulai dari proses pembilasan,

pembersihan/dekontaminasi, pengeringan, inspeksi dan pengemasan, memberi label,

sterilisasi, penyimpanan samai proses distribusi (Depkes RI, 2009).

Perendaman Pembersihan Pengeringan

Pemberian label Inspeksi dan pengemasan

Sterilisasi Penyimpanan Pendistribusian

Lokasi CSSD sebaiknya berdekatan dengan ruangan pemakai alat/bhan steril

terbesar di rumah sakit. Dengan pemilihan lokasi seperti ini maka selain meningkatkan

pengendalian infeksi dengan meminimalkan resiko kontaminasi silang, serta meminimalkan

lalu lintas transportasi alat steril (Depkes RI, 2009). Ketersediaan ruangan CSSD yang

memadai merupakan suatu keharusanuntuk keefesienan dan keoptimalan fungsi kerja CSSD.

Untuk menghindari terjadinya kontaminasi silang dari ruang kotor ke ruang bersih, maka

ruangan CSSD dibagi menjadi 5 bagian (Depkes RI, 2009):

1. Ruangan dekontaminasi: terjadi proses penerimaan barang kotor, melakukan

dekontaminasi dan pembersihan. Ruang dekontaminasi harus direncanakan,


dipelihara, dan dikontrol untuk medukung efisiensi proses dekontaminasi dan untuk

melindungi pekerja dari benda-benda yang dapat menyebabkan infeksi, racun dan hal-

hal bebahaya lainnya. Sistem ventilasi harus di desain sedemikian rupa sehingga

udara di ruang dekontaminasi harus: dihisap keluar atau ke sistem sirkulasi udara

yang mempunya filter, tekanan udara harus negatif tidak mendekontaminasi udara

ruangan lannya, tiadak dianjurkan menggunakan kipas angin.

2. Ruangan pengemasan alat: untuk melakukan pengemasan dan penyimpanan

alat/barang bersih. Pada ruang ini dianjurkan ada tempat penyimpanan tertutup.

3. Ruang produksi dan prossesing: linen diperiksa, dilipat, dan dikemas untuk persiapan

sterilisasi. Selain linen, pada daerah ini dipersiapkan pula bahan-bahan seperti kain

kasa, cotton swab, dan lain-lain.

4. Ruang sterilisasi: tempat dimana proses sterilisasi dilakukan. Untuk sterilisasi Etilen

Oksida, sebaiknya dibuatkan di ruang khusus yang terpisah tetapi masih dalam satu

unit pusat sterilisasi dan dilengkapi exhaust.

5. Ruang penyimpanan barang steril. Ruang ini sebaiknya dekat dengan ruang sterilisasi.

Apabila digunakan mesin sterilisasi dua pintu, maka pintu belakang langsung

berhubungan dengan ruang penyimpanan. Dinding dan lantai ruangan terbuat dari

bahan yang halus, kuat sehingga mudah dibersihkan, alat steril disimpan pada jarak

19-24 cm dari lantai dan minimum 43 cm dari langit-langit serta 5 cm dari dinding

serta diupayakan untuk menghindari terjadinya penumpukan debu pada kemasan,

serta alat-alat steril tidak disimpan dekat wastafel atau saluran pipa lainnya. Akses ke

ruang penyimpanan steril dilakukan oleh petugas pusat sterilisasi yang terlatih, bebas

dari penyakit menular dan menggunakan pakaian yang sesuai dengan persyaratan.

Anda mungkin juga menyukai