1
2
BAB I
PENDAHULUAN
doa dan pijat. Tapi cara-cara tersebut tidak dicatat dengan baik karena teknik
kuno yang hilang atau terlupakan. Oleh karena itu, jenis tumbuhan obat dan
pulau Jawa. Temu giring mempunyai khasiat obat yang sangat membantu dan
menjaga kesehatan serta daya tahan tubuh terhadap penyakit. Masih dalam
Plantae dan mempunyai nama latin atau ilmiah Curcuma heyneana. Salah satu
kegunaan temu giring (Curcuma heyneana Valeton & Zijp) ini dapat sebagai
mukosa lambung, flavonoid dapat mengurangi sekresi histamin dari sel mast
memiliki peranan yang penting dalam pembentukan ulkus dan erosi pada saluran
heyneana Valeton & Zijp) pada marmut dengan metode pengikatan pilorus.
1. Apakah ekstrak n-heksana, air dan etanol rimpang temu giring (Curcuma
heyneana Valeton & Zijp), memiliki efek gastroprotektif pada marmut dengan
2. Pada dosis berapa ekstrak n-heksana, air dan etanol temu giring (Curcuma
etanol temu giring (Curcuma heyneana Valeton & Zijp) dapat memberikan
pilorus.
1.4. Hipotesis
2. Pada konsentrasi tertentu ekstrak n-heksan, air dan etanol dapat memberikan
pengikatan pilorus.
mengenai efek gastroprotektif dari ekstrak n-heksana, air dan etanol rimpang temu
giring (Curcuma heyneana Valeton & Zijp) terhadap perlindungan pada lambung
heyneana Valeton & Zijp) sebagai obat alternatif untuk menangani penyakit
terkait lambung
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
terutama pada hutan jati. Herba temu giring mempunyai rimpang yang tumbuh
menyebar kekiri dan kekanan batang secara memanjang sehingga terlihat lurus
dan bengkok kebawah. Rimpang bagian samping umumnya memiliki rasa yang
lebih pahit, dan bila terlihat dagingnya yang berwarna kuning dan berbau aromatis
Herba dengan akar rimpang memanjang, bagian luar kuning pucat, bagian
tumbuh pada tunas yang baru, daun gagang berwarna hijau pucat, dengan
sumbang merah muda pucat dengan ujung gelap, mahkota putih, bibir bunga
5
6
putih,dengan pita median kuning tua sampai kuning (Hidayat dan Rodame,
2015).
dan penyakit kulit. Temu giring diketahui sangat bermanfaat untuk kecantikan, m
2.2. Lambung
dalam rongga peritoneum yang terletak diantara esofagus dan usus halus. Dalam
keadaan kosong, lambung menyerupai tabung bentuk J, dan bila penuh, berbentuk
seperti buah pir raksasa. Lambung terdiri dari antrum kardia (yang menerima
esofagus), fundus besar seperti kubah, badan utama atau korpus dan pylorus (Price
& Wilson, 2006). Bagian yang mirip kubah disebut fundus, daerah pusat yang
luas disebut korpus, dan bagian distal yang menyempit disebut pylorus. Lambung
mempunyai dua lubang yaitu ostium cardiacum dan ostium pyloricum . Curvatura
minor terdapat pada lambung sebelah kanan sedangkan Curvatura mayor terdapat
otot daerah saluran pencernaan makanan yang bermandikan cairan lambung asam
pepsin, dengan batas tajam dan bersifat jinak. Tukak lambung banyak terdapat
BAB III
METODE PENELITIAN
eksperimental.
3.3. Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah rimpang temu giring
(Curcuma heyneana Valeton & Zijp) yang diperoleh dari pasar Sambu Medan.
Adapun sampel yang diambil adalah rimpang temu giring yang segar dengan
berumur 2-3 bulan dan berat badan 150-200 gram berjumlah 24 ekor. Hewan uji
diperoleh dari salah satu pet shop yang terdapat pada desa Helvetia Kecamatan
Sunggal Medan.
3.5.1. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat bedah hewan,
3.5.2. Bahan
Bahan yang digunakan adalah ekstrak n-heksana, air dan etanol temu
ranitidin.
Sampel yang digunakan adalah rimpang temu giring yang masih segar
yang diperoleh dari pasar Sambu Medan. Pengambilan sampel dilakukan secara
purposif, yaitu tanpa membandingkan dengan tumbuhan serupa dari daerah lain.
dari kotoran. Kemudian dicuci di bawah air yang mengalir dan ditiriskan
tertutup.
selapis cairan penyari, perkolator ditutup dan dibiarkan selama 24 jam. Keran
tidak lebih dari 50°C menggunakan alat rotary evaporator hingga diperoleh
freeze dryer pada suhu -40°C tekanan 2 atm selama 24 jam, diperoleh ekstrak
kering (Depkes RI, 1984) yang selanjutnya disebut ekstrak n-heksana temu
Ditimbang CMC 0,5 gram dan ditaburkan ke dalam lumpang yang berisi
ekstrak kedalam lumpang yang berisi sedikit larutan CMC 0,5% , gerus hingga
ranitidin yang telah digerus kemudian ditambahkan larutan CMC 0,5% sedikit
mengadaptasikan hewan uji dengan lingkungan yang baru. Tahap ini dilakukan
pengamatan terhadap keadaan umur hewan uji, meliputi berat badan dan keadaan
fisiknya. Trikus dipuasakan namun tetap diberi minum selama 26 jam sebelum
diberi perlakuan. Tikus yang diikut sertakan dalam percobaan adalah tikus sehat
dengan ciri-ciri bulu tidak berdiri, meningkatnya berat badan dan aktif.
pilorus (mg/kgBB)
I ✔ 100 Dosis I
II ✔ 200 Dosis II
IV ✔ 0.5% Pembawa
VI ✔ - kontrolnegatif
pilorus sebagai penginduksi tukak lambung. Pilorus pada Tikus diikat sehingga
kandang untuk menghindari saling menggigit satu sama lain dan memakan
kembali vesesnya. Sepuluh hewan digunakan per dosis dan dikontrol. Sebelum di
bedah di bagian tengah perut. Pilorus diikat, dilakukan perawatan agar tidak
terjadi kerusakan pada suplai darah atau traksi pada pilorus. Perut di genggam
dengan menggunakan klem dengan baik, hindari kerusakan ulserasi akan selalu
Setelah itu, hewan dikorbankan menggunakan anestesi dietil eter. Perut dibuka
besar lambung dibuka dan disematkan diatas pelat gabus. Mukosa diperiksa
dengan stereomikroskop. Pada tikus, dua perlima bagian atas perut membentuk
13
antrum. oleh karena itu, lesi terjadi terutama di rumen dan di antrum. jumlah ulkus
1 = ulkus superfisial
2 = ulkus dalam
3 = perforasi
Evaluasi:
Inhibisi ulcer
ekstrak n-heksana temu giring terhadap tukak lambung yang disebabkan karena
penggunaan AINS jangka waktu panjang. Persen inhibisi ditentukan dengan cara
berikut :
Keterangan :
a. Fiksasi
kemudian difiksasi dengan larutan Bouin dan direndam selama 24 jam dalam
Formalin 4% 25 ml
direndam dalam alkohol 70% selama 24 jam, kemudian dalam alkohol 96%
dilakukan untuk menarik air dan dehidran lainnya yang terdapat didalam jaringan
agar nantinya seluruh ruang-ruang antar sel dalam jaringan dapat diisi oleh
c. Infiltrasi
paraffin cair dalam dua tahap. Pertama, jaringan lambung dimasukkan ke dalam
15
dalam suatu inkubator atau oven dengan suhu <60°C. Hal ini dimasudkan agar
jaringan mendapatkan suatu lingkungan paraffin yang betul-betul murni, selain itu
karena akan menyebabkan jaringan menjadi lunak dan sukar diiris. Suhu incubator
ini tidak boleh terlalu tinggi karena kebanyakan enzim menjadi tidak aktif pada
suhu 57 °C. Selain itu, waktu yang dibutuhkan untuk memanaskan tidak boleh
terlalu lama karena akan menyebabkan jaringan menjadi keras dan sukar diiris.
d. Penananman
berupa kotak-kotak kertas yang berisi paraffin cair hingga terendam. Paraffin yang
digunakan pada penanaman mempunyai titik cair yang sama dengan paraffin yang
digunakan pada infiltrasi. Kemudian jaringan dibiarkan pada suhu kamar hingga
dingin dan membeku. Setelah paraffin menjadi keras, maka blok paraffin yang
berisi jaringan dapat dilepaskan dari kotak kertas. Kelebihan paraffin disekitar
jaringan dipotong dan dirapikan lalu direkatkan pada kayu pemegang dengan
pemanasan.
e. Penyayatan
dan pisau mikrotom diatur agar dapat dihasilkan sayatan dengan tebal 6µm.
Penempelan dilakukan pada gelas objek bersih yang telah diolesi sedikit
albumin Mayer (campuran albumin telur dan gliserin dengan perbandingan 1:1,
campuran tersebut ditetesi dengan fenol atau timol agar tidak terjadi penjamuran
16
dan lebih tahan lama) untuk merekatkan jaringan pada gelas objek. Kemudian
pada gelas objek tersebut dipanaskan diatas paraffin stretcher dengan kisaran suhu
45-50 °C sampai jaringan mengembang dengan baik, proses ini bertujuan untuk
g. Melarutkan parafin
merendam gelas objek didalam larutan xilol selama lebih kurang 15 menit. Jika
proses ini tidak sempurna, maka paraffin yang tertinggal didalam jaringan dapat
sesuai diharapkan.
h. Hidrasi
i. Pewarnaan
eosin selama 4 menit. Kemudian gelas objek dicuci dengan air mengalir hingga
bagian diluar jaringan bersih dari zat warna. Jika pewarnaan dengan
j. Dehidrasi
dalam larutan alkohol dengan konsentrasi menaik yaitu alkohol 70% selama 2
k. penjernihan
gelas objek yang telah didehidrasi direndam dalam larutan xilol sebanyak
i. Penutupan
telah ditetesi dengan Canada balsam. Usahakan agar tidak terdapat gelembung
udara.
18
Daftar Pustaka
Jakarta: Agriflo.
Rahmaniyah, Syafaatur Nur. 2015. Uji Efek Penyembuhan Ulkus dari Perasan
Daging Buah Mangga Podang Urang (Mangifera Indica L.) Pada
Lambung yang di Induksi Aspirin. Jurnal Wiyata. Nomor 2 volume 2.
Putra, Aditya Maulana perdana., Rustifah., Arsyad, Muhammad. (2015). Uji daya
hambat ekstrak etanol temu giring (Curcuma Heyneana VAL.) Terhadap
Pertumbuhan Escherichia Coli Secara In Vitro. Jurnal Ilmiah Manuntung:
1 (1) 68-74.