PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pergeseran kebutuhan makanan terjadi lagi, mengingat tetjadi peningkatan
penyakit seperti kanker, diabetes mellitus,jantung dan sebagainya (Nugraheni, 2014).
Saat ini, kebutuhan makanan bergeser menjadi makanan fungsional. Makanan
fungsional adalah makanan yang memiliki tiga fungsi yaitu fungsi primer, artinya
makanan re.rsebut dapat memenuhi kebutuhan gizi (karbohidrat, protein, lemak,
vitamin dan mineral); fungsi sekunder artinya makanan tersebut dapat diterima oleh
konsumen secara sensoris dan fungsi tersier artinya makanan tersebut memiliki fungsi
untuk menjaga kesehatan, mengurangi tetjadinya suatu penyakit dan menjaga
metabolisme tubuh (Nugraheni, 2014). Jadi makanan fungsional dikonsumsi bukan
berupa obat (serbuk) tetapi dikonsumsi berbentuk makanan.
Pangan fungsional adalah pangan yang kandungan komponen aktifnya dapat
memberikan manfaat bagi kesehatan, di luar manfaat yang diberikan oleh zat-zat gizi
yang terkandung di dalamnya. Bawang putih merupakan salah satu jenis rempahrempah yang biasa dijadikan bumbu masakan. Bawang putih ternyata memiliki
manfaat yang sangat besar bagi kesehatan. Hal ini tidak lepas dari berbagai senyawa
yang terkandung di dalamnya. Bawang putih mengandung lebih dari I 00 bahan kimia
biologis yang bermanfaat. Bawang putih juga memiliki berbagai anti-bakteri, antivirus, sifat anti-jamur dan anti-oksidan. Bawang putih mengandung rninyak atsiri,
yang bersifat anti bakteri dan antiseptik. Kandungan allicin dan aliin berkaitan dengan
daya anti kolesterol. Daya ini mencegah penyakit jantung koroner, tekanan darah
tinggi dan lain-lain. Oleh karena itu bawang putih sebagai makanan fungsional sangat
baik untuk meningkatkan kesehatan.
Dari berita maupun informasi perkembangan kesehatan yang ada tersebut,
tidak salah bila upaya yang dilakukan berupa preventif maupun kuratif dapat
dilaksanakan dengan tindakan dengan istilah Back too nature atau kembali ke alam
karena Indonesia masih kaya dengan tanaman yang dapat digunakan untuk
pencegahan dan pengobatan, salah satunya adalah bawang putih.
Sebagai bumbu dapur, bawang putih (Allium sativum Linn) mempunyai
peranan penting dalam melezatkan dan menimbulkan aroma yang sedap pada
masakan. Akan tetapi selain sebagai bumbu, bawang putih memiliki khasiat yang luar
biasa bagi kesehatan. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengetahui khasiat
1
bawang putih, namun keterbatasan informasi yang diterima masyarakat dan adanya
pergeseran pola hidup masyarakat ke arah modern mengakibatkan khasiat bawang
putih mulai dilupakan masyarakat.
Louis Pasteur menyatakan bahwa terdapat daya antimikroba pada bawang
putih mentah atau pada jus bawang putih. Sudah sejak zaman dahulu, bawang putih
telah digunakan masyarakat secara luas untuk mengobati infeksi. Bawang putih
mempunyai spektrum antimikroba yang lebar sehingga dapat membunuh bakteri gram
negative dan bakteri gram positif. Hasil riset telah membuktikan hal-hal sebagai
beriku, yaitu jus bawang putih diteliti dapat membunuh bakteri flora normal intestinal
yang menjadi pathogen, bawang putih dapat mengatasi bakteri-bakteri yang telah
resisten terhadap antibiotik, kombinasi bawang putih dan antibiotik dapat bekerja
secara sinergis sebagian atau menyeluruh, secara sempurna dapat mengurangi
resistensi bakteri telah terbukti dalam penelitian berulangkali, bahkan toksin yang
dihasilkan bakteri dapat dihambat oleh bawang putih. Oleh karena itu makalah
iniakanmembahas makanan fungsional dari bawang putih.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari makanan fungsional ?
2. Bagaimana bawang putih berperan sebagai makanan fungsional ?
C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui definisi dari makanan fungsional
2. Mahasiswa dapat mengetahui peran bawang putih sebagai makanan fungsional
BAB II
ISI
A. Tinjauan Tentang Makanan Fungsional
1. Pengertian Makanan Fungsional
Saat ini pangan telah diandalkan untuk menjaga kesehatan dan kebugaran
tubuh,
bahkan
bila
dimungkinkan,
pangan
dapat
dimanfaatkan
untuk
memenuhi kebutuhan dasar tubuh (yaitu bergizi dan lezat), tetapi juga dapat
bersifat fungsional. Meski belum ada satu definisi yang baku, secara umum
makanan fungsional diartikan sebagai makanan yang mampu memberikan
efekmenguntungkan bagi kesehatan disamping efek nutrisi yang secara prinsip
memang dimiliki oleh makanan (Winarti, 2010).
Sebagai perkembangan lebih lanjut, kini muncul produk pangan yang secara
nutrisi telah dimodifikasi, dan secara terbuka (dalam labelnya) diklaim memiliki
khasiat kesehatan tertentu. Produk pangan jenis ini dikenal sebagai makanan
fungsional (fungsional food), yang antara lain mencakup makanan yang
mengandung mineral (kalsium), vitamin dan serat terlarut (soluble fibre), termasuk
cookies rendah kalori yang diperkaya dengan serat (dietary fibre), (Winarti, 2010).
Makanan fungsional harus memenuhi kriteria yang berkaitan dengan dasar
(ilmiah) klaim kesehatan, takaran dan keamanan konsumsi, serta bentuk penyajian
yang tertentu saja, harus berbeda dengan produk obat-obat. Dalam negara regulasi
FDA (Food and Drug Administration) Amerika serikat, yang di introdusikan
duatahun yang lalu, telah diijinkan beberapa jenis klaim kesehatan untuk produk
pangan. Pangan yang disetujui pelabelannya harus mengandung nutrien yang bila
dikonsumsi dalam jumlah tertentu memiliki pengaruh positif terhadap resiko
penyakit (misalnya : kalsium), atau nutrient yang dikhawatirkan (misalnya :
lemak) dibawah kadar tertentu.
Pangan fungsional dibedakan dari suplemen makanan atau obat berdasarkan
penampakan dan pengaruhnya terhadap kesehatan.Kalau obat fungsinya terhadap
penyakit bersifat kuratif, maka pangan fungsional hanya bersifat membantu
pencegahan suatu penyakit (Badan POM, 2001).
Menurut Winarti (2010:3) istilah pangan fungsional dipilih dari sederet istilah
yang pernah dipopulerkan sebelumnya seperti pharmafoods, disegner foods,
nutraceutical food, healt food, therapeutic food, dan banyak lagi, Secara mudah
dapat dikatakan bahwa pangan fungsional adalah pangan yang berpengaruh positif
terhadap kesehatan seseorang, jadi dalam hal ini beberapa faktor plus bagi
kesehatan yang diperoleh karena adanya komponen aktif pada bahan pangan
tersebut adalah merupakan keharusan.
Menurut Winarti (2010) komponen bioaktif yang terdapat pada makanan
fungsional adalah serat pangan (dietary fiber), Probiotik, prebiotik, synbiotik,
antioksidan, asam lemak omega-3,omega 6, omega 9, dan senyawa fitokimia.
Makanan fungsional dibuat dengan cara-cara yang umum digunakan dalam
pembuatan produk makanan pada umumnya. Hanya saja dalam formulasi dan
3
Daunnya berbentuk pita(pipih memanjang), tepi rata, ujung runcing, beralur, panjang
60 cm dan lebar 1,5 cm, berakar serabut, bunganya berwarna putih, bertangkai
panjang dan bentuknya payung. Bawang putih termasukdalam klasifikasidivisio :
Spermatophyta,Sub divisio : Angiospermae, Kelas : Monocotyledonae, Bangsa :
Liliales, Suku : Liliaceae, Marga : Allium, danJenis : Allium sativum (Syamsiah dan
Tajudin, 2003).
Menurut AAK (1998) bawang putih bermanfaat bagi kesehatan karena
mengandung unsur-unsur aktif, memiliki daya bunuh terhadap bakteri, sebagai bahan
antibiotik, merangsang pertumbuhan sel tubuh, dan sebagai sumber vitamin B1.
Bawang putih mempunyai nilai gizi yang cukup tinggi, dan mengandung sejumlah
komponen kimia yang diperlukan untuk hidup manusia.
Bawang putih sebenarnya berasal dari Asia Tengah, di antaranya Cina dan Jepang
yang beriklim subtropik. Dari sini bawang putih menyebar ke seluruh Asia, Eropa,
dan akhirnya ke seluruh dunia. Di Indonesia, bawang putih dibawa oleh pedagang
Cina dan Arab, kemudian dibudidayakan di daerah pesisir atau daerah pantai. Seiring
dengan berjalannya waktu kemudian masuk ke daerah pedalaman dan akhirnya
bawang putih akrab dengan kehidupan masyarakat Indonesia. Peranannya sebagai
bumbu penyedap masakan modern sampai sekarang tidak tergoyahkan oleh penyedap
masakan modern yang banyak kita temui di pasaran yang dikemas sedemikian
menariknya (Syamsiah dan Tajudin., 2003). Bawang putih (Allium sativum) adalah
herba semusim berumpun yang mempunyai ketinggian sekitar 60 cm. Tanaman ini
banyak ditanam di ladang-ladang di daerah pegunungan yang cukup mendapat sinar
matahari. Batangnya batang semu dan berwarna hijau. Bagian bawahnya bersiungsiung, bergabung menjadi umbi besar berwarna putih. Tiap siung terbungkus kulit
tipis dan kalau diiris baunya sangat tajam. Daunnya berbentuk pita (pipih
memanjang), tepi rata, ujung runcing, beralur, panjang 60 cm dan lebar 1,5 cm.
berakar serabut. bunganya berwarna putih, bertangkai panjang dan bentuknya payung.
B.
Nama binomial Allium sativum, Linn. Klasifikasi ilmiah. Kerajaan: Plantae.
Divisi: Magnoliophyta. Kelas: Liliopsida. Ordo: Asparagales. Famili: Alliaceae.
Upafamili: Allioideae. Bangsa: Allieae. Genus: Allium. Spesies: A. Sativum.
Tanaman dengan nama latin Allium sativum ini termasuk bumbu dapur yang
sangat popular di Asia. Ia memberikan rasa harum yang khas pada masakan, sekaligus
menurunkan kadar kolesterol yang terkandung dalam bahan makanan yang
mengandung lemak. Maka jangan heran jika pada masakan Cina, Korea dan Jepang
banyak menggunakan bawang sebagai bumbu utamanya (Tim Redaksi, 2007 : 15-16).
Bawang putih (Allium sativum) termasuk genus afflum atau di Indonesia lazim
disebut bawang putih. Bawang putih termasuk klasifikasi tumbuhan terna berumbi
lapis atau siung yang bersusun. Bawang putih tumbuh secara berrumpun dan berdiri
tegak sampai setinggi 30 -75 cm, mempunyai batang semu yang terbentuk dari
pelepah-pelepah daun. Helaian daunnya mirip pita, berbentuk pipih dan memanjang.
Akar bawang putih terdiri dari serabut-serabut kecil yang bejumlah banyak. Dan
setiap umbi bawang putih terdiri dari sejumlah anak bawang (siung) yang setiap
siungnya terbungkus kulit tipis berwarna putih.
Bawang putih yang semula merupakan tumbuhan daerah dataran tinggi, sekarang
di Indonesia, jenis tertentu dibudidayakan di dataran rendah. Bawang putih
berkembang baik pada ketinggian tanah berkisar 200-250 meter di atas permukaan
laut.
Ada lagi varietas bawang putih yang disebut bawang lanang. Ini adalah bawang
yang hanya terdiri dari satu siung. Sesungguhnya, bawang lanang ini merupakan
bawang putih biasa yang tumbuh di lingkungan yang tak sesuai. Alhasil, bawang ini
tak berkembang dengan baik, dan hanya berkembang satu siung.
1. Habitus
Herba, semusim, tinggi 50-60 cm. Semu, beralur, hijau. Tunggat, berupa reset
akar bentuk lanset, tepi rata, ujung runcing, beralur, panjang 60 cm, lebar 1,5
cm, menebal dan berdaging serta mengandung persediaan makanan yang terdiri
atas subang yang dilapisi daun sehingga menjadi umbi lapis, hijau. Majernuk,
bentuk payung, bertangkai panjang, putih.
2. Taksonomi
Garlic atau bawang putih telah digunakan sebagai obat dalam herbal medicine
sejak ribuan tahun yang lalu. Pada tahun 27001900 sebelum Masehi bawang
putih telah digunakan oleh pekerja-pekerja bangunan piramid sebagai obat
penangkal penyakit dan rasa letih. Sekitar tahun 460 sebelum Masehi khasiatnya
telah dipuji oleh Hippocrates dan pada tahun 384 sebelum Masehi oleh Aristotle.
Saat Perang Dunia tahun 19141918 bawang putih digunakan oleh tentara
Perancis untuk mengobati luka, dan pada serangan wabah penyakit mulut dan
kuku pada tahun 1968 para istri petani di Cheshire percaya bahwa bawang putih
dapat berkhasiat melindungi ternak mereka dari wabah penyakit tersebut (Sunarto
& Susetyo, 1995).
Kedudukan bawang putih secara botani (Hutapea, 2000)
7
Divisi
: Spermatophyta
Sub divisi
: Angiospermae
Kelas
: Monocotyledonae
Bangsa
: Liliales
Suku
: Liliaceae
Marga
: Allium
Jenis
yang bersusun. Bawang putih tumbuh secara berumpun dan berdiri tegak sampai
setinggi 30-75 cm, mempunyai batang semu yang terbentuk dari pelepah-pelepah
daun. Helaian daunnya mirip pita, berbentuk pipih dan memanjang. Akar bawang
putih terdiri dari serabut-serabut kecil yang bejumlah banyak. Setiap umbi bawang
putih terdiri dari sejumlah anak bawang (siung) yang setiap siungnya terbungkus
kulit tipis berwarna putih. Bawang putih yang semulamerupakan tumbuhan daerah
dataran tinggi, sekarang di Indonesia, jenis tertentu dibudidayakan di dataran
rendah. Bawang putih berkembang baik pada ketinggian tanah berkisar 200-250
meter di atas permukaan laut (IPTEKnet, 2005).
Bawang putih bermanfaat bagi kesehatan karena mengandung unsur-unsur
aktif, memiliki daya bunuh terhadap bakteri, sebagai bahan antibiotik, merangsang
pertumbuhan sel tubuh, dan sebagai sumber vitamin B1. Selain itu, bawang putih
mempunyai nilai gizi yang cukup tinggi, dan mengandung sejumlah komponen
kimia yang diperlukan untuk hidup manusia. Dewasa ini, bawang putih
dimanfaatkan sebagai penghambat perkembangan penyakit kanker karena
mengandung komponen aktif, yaitu selenium dan germanium (AAK, 1998).
3. Kandungan Kimia Bawang Putih
Menurut Yuhua & Eddy (Hal 7-8), kandungan kimia dari umbi bawang putih
per 100 gram adalah: Alisin 1,5% merupakan komponen penting dengan efek
antibiotik, Protein sebesar 4,5 gram, Lemak 0,20 gram, Hidrat arang 23,10 gram,
Vitamin B 1 0,22 miligram, Vitamin C 15 miligram, Kalori 95 kalori, Posfor 134
miligram, Kalsium 42 miligram, Zat besi 1 miligram, Air 71 gram.
Di samping itu dari beberapa penelitian umbi bawang putih mengandung zat
aktif alicin, awn, enzim alinase, germanium, sativine, sinistrine, selenium,
scordinin, nicotinic acid.
Bahan yang terkandung dalam beberapa jenis bawang kadar airnya cukup
tinggi, yaitu antara 63 ml 90 ml, sedangkan komponen utamanya berupa protein,
8
karbohidrat dan lemak. Komponen ini merupakan zat organik yang diperlukan
untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh manusia serta untuk kelangsungan
hidupnya. Disamping itu, sebagian besar bawang mengandung zat-zat seperti :
kalsium, besi serta unsur kimia lainnya : bahkan jenis bawang tertentu
mengandung vitamin A dan serat (crude fibre). Kandungan zat gizi yang
terkandung pada berbagai jenis bawang disajikan pada table berikut :
dapat
menurunkan
kolesterol
darah.
Data
epidemiologis
juga
10
sakit gigi, infeksi jamur pada kaki, infeksi telinga, mengobati panu, kadas,
kurap dan lain sebagainya (Syamsiah dan Tajudin., 2003).
Masyarakat banyak yang percaya akan khasiat dan manfaat bawang
putih, tetapi baru sedikit diantara mereka yang mengetahui alasan ilmiah
dibalik kemanjurannya. Mereka tahu bawang putih sebatas pada bentuknya,
baunya yang menyengat, dan warnanya yang putih. Pemanfaatan secara umum
untuk kehidupan sehari-hari, hanya sebagai bumbu penyedap masakan.
Bahan yang terkandung dalam beberapa jenis bawang kadar airnya
cukup tinggi, yaitu antara 63 ml 90 ml, sedangkan komponen utamanya
berupa protein, karbohidrat dan lemak. Komponen ini merupakan zat organik
yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh manusia serta
untuk kelangsungan hidupnya. Disamping itu, sebagian besar bawang
mengandung zat-zat seperti : kalsium, besi serta unsur kimia lainnya : bahkan
jenis bawang tertentu mengandung vitamin A dan serat (crude fibre).
(sirossiris, 2010.www.google.co.id).
Menurut Yongki (2009), beberapa komponen bioaktif yang terdapat
pada bawang putih, senyawa sulfida adalah senyawa yang banyak jumlahnya.
Senyawa-senyawa tersebut antara lain adalah dialil sulfida atau dalam bentuk
teroksidasi disebut dengan alisin. Sama seperti senyawa fenolik lainnya,
alisinmempunyai fungsi fisiologis yang sangat luas, termasuk di antaranya
adalah antioksidan, antikanker, antitrombotik, antiradang, penurunan tekanan
darah, dan dapat menurunkan kolesterol darah. Data epidemiologis juga
menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara konsumsi bawang putih dengan
penurunan penyakit kardiovaskuler, seperti aterosklerosis (penumpukan
lemak), jantung koroner, dan hipertensi. (Wikipedia, 2009). Kandungan kimia
lain yang ada dalam bawang putih per 100 g sebagai berikut :
11
Dari umbi bawang putih per 100 gram mengandung (Oey, 1998) :
1) Energi 112 kkal (477 KJ)
2) Air 71 g
3) Protein 4,5 g
4) Lemak 0,20 g
5) Hidrat arang 23,10 g
6) Mineral 1,2 g
7) Kalsium 42 mg
8) Fosfor 134 mg
9) Besi 1 mg
10) Vitamin B1 0,22 mg
11) Vitamin C 15 mg
Di samping itu dari beberapa penelitian umbi bawang putih mengandung
zat aktif awcin, awn, enzim alinase, germanium, sativine, sinistrine, selenium,
scordinin, nicotinic acid (IPTEKnet, 2005).
Bawang putih digunakan sejak ribuan tahun yang lalu, sehingga tercatat di
dalam buku Mesir Kuno bahwa bawang putih ini dapat menghilangkan nyeri
gigi. Digunakan dalam bentuk pasta, kemudian dioleskan pada daerah yang
sakit untuk menghilangkan nyeri.
Komponen utama bawang putih tidak berbau, disebut komplek sativumin,
yang diabsorbsi oleh glukosa dalam bentuk aslinya untuk mencegah proses
dekomposisi. Dekomposisi kompleks sativumin ini menghasilkan bau khas
yang tidak sedap dari allyl sulfide, allyl disulfate, allyl mercaptane, alun
allicin dan alliin. Komponen kimia ini mengandung sulfur. Sulfur merupakan
12
antiplasmodik,
antiseptik,
bakteriostatik,
antiviral,
dan
Units
Proximates
Water
Energy
Energy
Protein
Total lipid (fat)
Carbohydrate, by difference
Fiber, total dietary
Sugars, total
Minerals
Calcium, Ca
Iron, Fe
Magnesium, Mg
13
g
kcal
kJ
g
g
g
g
g
58.58
149
623
6.36
0.50
33.06
2.1
1.00
mg
mg
mg
181
1.70
25
Phosphorus, P
Potassium, K
Sodium, Na
Zinc, Zn
Copper, Cu
Manganese, Mn
Selenium, Se
Vitamins
Vitamin C, total ascorbic acid
Vitamin B-6
Carotene, beta
Vitamin A, IU
Vitamin E (alpha-tocopherol)
Vitamin K (phylloquinone)
Amino acids
Tryptophan
Threonine
Isoleucine
Leucine
Lysine
Methionine
Cystine
USDA National Nutrient Database
mg
mg
mg
mg
mg
mg
mcg
153
401
17
1.16
0.299
1.672
14.2
mg
mg
mcg
IU
mg
mcg
31.2
1.235
5
9
0.08
1.7
g
0.066
g
0.157
g
0.217
g
0.308
g
0.273
g
0.076
g
0.065
for Standard Reference, Release 23
(2010)
4. Senyawa Aktif dalam Bawang Putih
Bawang putih mengandung lebih dari 200 senyawa kimia. Beberapa
diantaranya sangat penting, salah satunya termasuk : volatile oil (0,1-0,36 %) yang
mengandung sulfur, termasuk didalamnya adalah alliin; ajoene dan vinyldithiines
(produk sampingan alliin yang dihasilkan secara non enzimatik dari allicin); Sallylmercaptocysteine (ASSC) dan S-methylmercaptocysteine (MSSC); terpenes
(citral, geraniol, linalool, -phellandrene, dan -phellandrene). Allicin (diallyl
thiosulphinate) yang diproduksi secara enzimatik dari alliin, berperan sebagai
antibiotik. Ajoene berperan sebagai anti koagulan dari bawang putih. Bawang
putih juga mengadung enzim allinase, peroxidase dan myrosinase, serta bahan
lain seperti protein, mineral, vitamin, lemak, asam amino dan prostaglandin
(Newall et al., 1996)
14
tidak hanya populer pada masa kini, tetapi juga sudah berlangsung sejak
dimulainya peradaban manusia. Hipocrates mengungkapkan bahwa pada zaman
babilonia dan yunani, bawang putih biasa dipakai sebagai obat perangsang
(prespiran) untuk menyembuhkan sembelit dan pelancar air seni. Sementara itu,
pada saat terjadi perang dunia ke-2, berton-ton bawang putih dikonsumsi oleh para
prajurit yang tempur. Tujuannya, untuk meningkatkan stamina dan kekebalan
tubuh mereka terhadap berbagai jenis penyakit (Syamsiah dan Tajudin, 2003).
Pengobatan tradisional, terutama pengobatan tradisional Cina, banyak
menggunakan tumbuh-tumbuhan, termasuk bawang putih. Kelebihan pengobatan
cina adalah tidak hanya menyembuhkan bagian tubuh yang sakit, tetapi juga
mengobati seluruh bagian tubuh dan meningkatkan kesehatan tubuh. Hal ini
disebabkan bahan-bahan yang dipakai merupakan bahan-bahan alami yang bergizi
bagi tubuh.
Sementara itu, kehebatan bawang putih sebagai obat diduga karena kombinasi
dua senyawa yang ada didalamnya, yakni alisin dan scordinin. Alisin berfungsi
sebagai antibiotik alami yang sanggup membasmi berbagai macam dan bentuk
mikroba. Scordinin memiliki kemampuan meningkatkan daya tahan tubuh dan
pertmbuhan tubuh. (Syamsiah dan Tajudin, 2003).
Menurut Santoso (2000:19) telah berhasil menemukan dan mengisolasikan
sejumlah komponen aktif dari bawang putih sehingga menjadi makanan
fungsional antara lain sebagai berikut :
a. Allicin, zat aktif yang mempunyai daya bunuh terhadap bakteri dan daya anti
radang.
b. Allin, suatu asam amino yang antibiotik.
c. Gurwitch rays (sinar gurwitch), radiasi metogenetik yang merangsang
pertumbuhan sel tubuh dan mempunyai daya peremajaan (rejuvenating effect)
pada semua fungsi tubuh.
d. Antihemolytic factor, factor anti lesu darah anti kekurangan sel-sel darah
merah.
e. Antiarthritic factor (factor antirematik).
f. Sugar regulating factor (faktor pengatur pembakaran gula secara normal
efisien didalam tubuh), yang bermanfaat bagi pengobatan penunjang terhadap
diabetes dan reactive atau functional hypoglycaemia. Hypoglycemia reaktif
merupakan kebalikan dari kondisi diabetes, yaitu merosotnya gula darah
dibawah batas normal angka 100, akibat dirangsangnya produksi hormon
insulin dalam jumlah berlebihan karena terlalu banyak makan gula pasir, serta
tepung-tepungan hasil penggilingan modern : nasi putih, roti putih, bakmi dan
16
bihun, makroni, yang semuanya sudah bersih dari kulit selaput beras/gandum
(bekatul).
g. Allithiamine, suatu sumber ikatan (compounds) biologik yang aktif serta
vitamin B1 (thiamine, aneurin).
h. Selenium, suatu mikro mineral yang merupakan faktor yang bekerja sebagai
antioksidan (anti kerusakan, anti oksidasi sel-sel tubuh oleh zat-zat racun yang
merusak sel-sel), yang mengakibatkan pengapuran pembuluh darah, membuat
sel-sel tubuh yang normal menjadi lemah dan berubah menjadi sel-sel kanker,
dan membuat orang menjadi cepat tua. Selenium mencegah terbentuknya
gumpalan darah (bloodclod; thrombus) yang dapat menyumbat pembuluh
darah jantung dan otak.
i. Germanium, seperti selenium, merupakan mineral anti kanker yang ampuh,
yang dapat menghambat atau memusnahkan sel-sel anti kanker.
j. Antitoksin, anti racun atau pembersih darah dari racun-racun bakteri ataupun
polusi logam-logam berat.juga berfungsi sebagai anti alergi, dan memperkuat
daya tahan tubuh terhadap asthma.
k. Scordinin, zat aktif yang mempercepat pertumbuhan tubuh,meningkatkan berat
badan, meningkatkan energi, menyembuhkan penyakit kardio vaskuler, dan
antioksidan.
l. Methylallyl trisulfide,
mencegah
pengentalan
darah
atau
mencegah
17
sakit gigi, infeksi jamur pada kaki, infeksi telinga, mengobati panu, kadas, kurap
dan lain sebagainya (Syamsiah dan Tajudin, 2003).
Menurut Ahkam Subroto (2008:85) penelitian baik pada hewan percobaan
maupun uji klinis pada manusia telah membuktikan bahwa bawang putih
memiliki kemampuan menurunkan kadar gula darah. Komponen aktif yang
berperan adalah senyawa-senyawa yang mengandung sulfur, yaitu dialil sulfida
(alisin). Adapun mekanismenya dengan melibatkan kompetisi senyawa-senyawa
aktif tersebut dengan insulin (yang merupakan disulfida) untuk sisi-sisi non-aktif
insulin pada hati. Hal tersebut menyebabkan kenaikan insulin bebas. Studi terbaru
menunjukkan bahwa bawang putih memiliki efek yang menguntungkan pada
system kardiovaskuler penderita diabetes dan minyaknya dapat mencegah atau
menunda kebanyakan komplikasi diabetes.
Menurut Dalimarta dan Adrian (2011:96) umbi bawang putih segar
sebanyak 4 g per hari (2-3 siung) dikonsumsi 2-3 kali sehari pada waktu malam.
Bawang putih lebih berkhasiat bila dikonsumsi mentah. Khasiatnya berkurang
bila ditumis dan kurang bermanfaat bila direbus atau dipanggang. Hal ini terjadi
karena pemanasan akan merusak rasa atau bau penghasil senyawa yang
berhkasiat. Karena khasiatnya sangat berguna bagi kesehatan, bawang putih juga
dijadikanpil, kapsul, soft gel, minuman, dan serbuk ekstrak yang dapat
dikonsumsi dengan mudah.
Pemanfaatan bawang putih di masyarakat masih belum maksimal. Pada
kenyataannya bawang putih hanya diambil manfaat sebagai bumbu dapur yang
hanya digunakan untuk memberikan rasa sedap dan mantap di setiap masakan.
Sehingga bawang putih atau Allium sativum sudah menjadi bahan dapur wajib
saat memasak karena aroma dan rasa yang dihasilkannya menambah sedap setiap
resep masakan (Tim Redaksi, 2007:15-16).
Bila menengok ke beberapa abad lalu, manfaat bawang putih bagi
masakan dan kesehatan ini ternyata sudah digunakan sejak zaman Yunani dan
Romawi kuno, untuk dikonsumsi dan pengobatan. Sedangkan di dalam resep
makanan Libanon, bawang putih sejak dulu digunakan sebagai resep untuk diet.
Seiring dengan berjalannya waktu, semakin banyak ditemukan khasiat bawang
putih bagi kesehatan yang kemudian diuji melalui serangkaian penelitian baik
dalam maupun luar negeri.
18
Di Negara Asia, seperti Jepang atau Cina, bawang putih bisa dikonsumsi
tanpa harus ditumbuk halus atau dirajang seperti kebanyakan bumbu di Indonesia.
Di mana satu siung bawang putih tinggal dibakar diatas api atau langsung
dikudap tanpa racikan lain, untuk menambah rasa masakan.
Manfaat bawang putih antara lain sebagai pembantu penurun kadar
kolesterol. Hal ini disebabkan karena adanya zat ajoene yang terkandung di
dalamnya, yaitu suatu senyawa yang bersifat antikolesterol dan membantu
mencegah penggumpalan darah. Ada pula penelitian yang menemukan bahwa
mengkonsumsi bawang putih secara teratur sekitar 2 3 siung setiap hari dapat
membantu mencegah serangan jantung. Pasalnya bawang putih ini bermanfaat
membantu mengecilkan sumbatan pada arteri jantung sehingga meminimalkan
terjadinya serangan.
Bawang putih juga dapat membantu menghindari kanker yang dibuktikan
melalui penelitian yang dilakukan oleh University of Minnesota. Penelitian
tersebut menunjukkan bahwa resiko terkena kanker di usia tua berkurang
sebanyak 50% bila mengkonsumsi bawang putih secara rutin.
C. Mekanisme Perlindungan Ekstrak Bawang Putih terhadap Penyakit Jantung
Koroner
Komponen bioaktif bawang putih dapat menurunkan kadar kolesterol serum, yang
dapat melindungi terhadap penyakit jantung dan aterosklerosis. Efek menurunkan
lemak telah diteliti di berbagailaboratorium. Mekanisme kerjanya antara lain adalah
menghambat ketergantungan konsentrasi biosintesis kolesterol pada beberapa tahapan
enzim yang berbeda (14-alpha-demethilase, HMG CoA reduktase) (Handayani, 2006).
Pemberian makanan tinggi kolesterol akan menyebabkan hiperkholesterolemia dalam
bentuk kolesterol bebas (free cholesterol= FC), kolesterol ester (ester cholesterol =
Ec) dan kolesterol total. Kolesterol ester menumpuk terutama di lapisan intima
pembuluh darah, sehingga akan meningkatkan kolesterol jaringan dan pembentukan
atheroma di aorta. bawang putih akan menghambat hiperkholesterolemia secara
bermakna, menurunkan kolesterol jaringan dan menekan pembentukan atheroma di
aorta. Hal tersebut dapat dilihat dari menurunnya kadar kolesterol ester dan
meningkatnya rasio FC/EC (Sunarto & Susetyo, 1995). Sehingga akan mengurangi
pengembangan timbunan lemak (Handayani, 2006).
Selain itu, Diallil-disulfida (DADS) mempunyai rantai allil yang dengan mudah
akan tereduksi menjadi rantai propyl yang jenuh, sehingga akan menurunkan kadar
19
NADH dan NADPH yang penting untuk sintesa trigliserida dan kolesterol. (Sunarto
& Susetyo, 1995).
Allicin juga mempunyai sifat mengikat SH group yaitu suatu bagian fungsional
dari Ko-A yang diperlukan untuk biosintesis kolesterol (Sunarto & Susetyo, 1995).
Hasil penelitian menyatakan bahwa untuk menurunkan kolesterol sangat
tergantung pengeluaran allinase yang mengubahalliin menjadi allisin (Handayani,
2006). Dari semua mekanisme perlindungan diatas, penekan aktivitas enzim lipogenik
dan kolesterogenik, dianggap yang paling berperan dalam efek hipokolesterolemik
bawang putih (Liu & Yeh, 2002).
Bawang putih adalah salah satu dari alam seperti zat yang telah dipertimbangkan
untuk waktu yang lama untuk memberikan efek protektif pada berbagai
kardiovaskular faktor risiko penyakit (Steiner et al., 2001). Meskipun darah glukosa
efek menurunkan persiapan bawang putih yang berbeda telah dilaporkan secara
komprehensif pada model binatang dari diabetes (Anwar et al, 2003;. Duncan, 1999;.
Liu et al, 2005; Liu et al., 2006), hipoglikemik studi melaporkan efek bawang putih
pada manusia yang langka dan bertentangan (BORDIA et al, 1998;.. Jain et al, 1993;
Zhang et al, 2001.). Mengingat kurangnya bukti ilmiah tentang efek hipoglikemik
bawang putih dari studi manusia dan data yang tidak konsisten dari studi hewan dan
meningkatkan prevalensi diabetes mellitus di seluruh dunia dan berkembang
keingintahuan dalam pengobatan alami, kami merancang penelitian untuk
memperkuat glukosa darah menurunkan potensi bawang putih tipe 2 pasien diabetes.
E. Efek Samping Bawang Putih
Bawang putih sangat aman digunakan bila dikonsumsi dalam jumlah seperti yang
biasa digunakan dalam makanan sehari-hari. Keluhan yang paling sering ditemukan
adalah bau mulut dan bau keringat akibat mengkonsumsi bawang putih (Handayani,
2006). Sejak tahun 1932 dilaporkan beberapa efek yang berhubungan dengan
konsumsi bawang putih, antara lain :
a. Iritasi gastrointestinal dan diare (Amagase, 2001)
b. Penurunan protein serum dan kalsium (Amagase, 2001)
c. Anemia (Amagase, 2001)
d. Asma bronkial (Amagase, 2001)
e. Dermatitis kontak (Amagase, 2001)
f. Menghambat spermatogenesis (Amagase, 2001)
g. Menyebabkan perdarahan dan merangsang kontraksi uterus sehingga dapat terjadi
aborsi pada perempuan hamil (Handayani, 2006).
h. Penggunaan pada perempuan yang menyusui akan mempengaruhi bau air susu ibu
(Handayani, 2006).
F. Aktivitas Antimikroba Bawang Putih
Ekstrak bawang putih ditemukan mempunyai sifat antibakteri dan antijamur.
Komponen antimikroba aktif mayor bawang putih adalah thiosulfinate terutama
allicin. Komponen allicin dibentuk ketika sebutir bawang mentah dipotong,
dihancurkan dan dikunyah. Pada saat itu enzim allinase dilepaskan dan mengkatalise
pembentukan asam sulfenik dari cysteine sulfoxide. Asam sulfenik ini secara spontan
saling bereaksi dan membentuk senyawa yang tidak stabil yaitu thiosulfinate yang
dikenal sebagai allicin.18
21
peradangan,
anti
tumor, hipoglisemik
dan
pengurangan lipid (zat organik yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam alkohol).
H. Penyakit yang Dapat Diobati Oleh Bawang Putih
Bagian-bagian
Tubuh
Dada dan Kepala
Mulut
Sistem pencernaan
Penggunaan Umum
Penggunaan terbatas
Bronchitis
Demam,
Katarak
Radang tenggorokan
Gangguan tenggorokan
Radang Amandel
Infeksi pada gusi
mulut
Diare
Disentri
selaput
(dilubang
Radang
Radang
besar
Gangguan pencernaan
Sembelit/
bawasir
Candidiasis
Cystitis
Sariawan
23
rongga
lambung perut
keracunan
Penyakit kelamin
lendir
hidung)
makana
dalam
batuk-batuk,
usus
Kulit
Penyakit Vagina
Bisul
dan
bengkak
bernanah
Penyakit
kaki
Jerawat
Penyakit
karena
kurap/kadas
kutu air
Luka bernanah
Atherosclerosis
Borok / bisul
Tekanan darah
metabolisme
Kolesterol tinggi
Kecendrungan trombosa
pembuluh darah
Kerasunan akibat loga,
Sengatan lebah
berat
Kelelahan
Lain-lain
serta
tinggi
beberapa
racun lainnya
Gula
tinggi
waktu
jamur
pagi
Masalah
gigi
secara
Cacing pita
Gigitan
bangun
akibat
terlalu banynak
umum
darah
minuman keras
yang
berbisa/mematikan
tidak
Kutu rambut
Cacing gelang
Mengatasi
masalah rambut
dan kulit
24
Dr. Gilles Fillion dari Institute Pasteur di Perancis menduga, bawang putih
dapat membantu meredakan stress, kecemasan, dan depresi. Tentunya dengan efek
yang lebih lembut. Ia menemukan bahwa bawang putih bermanfaat untuk membantu
melepaskan serotonin, yakni bahan kimia yang terlibat dalam pengaturan serangkaian
luas suasana hati dan tingkah laku termasuk kecemasan, murung, rasa sakit, agresi,
stress, kurang tidur dan ingatan. Kadar serotonin yang tinggi dalam otak cenderung
berfungsi sebagai obat penenang yang menentramkan tubuh, memudahkan tidur, dan
meringankan kemurungan. Selain itu semua bawang putih menolong menormalkan
sistem serotonin tersebut. Dan masih banyak lagi penyakit menular maupun tidak
menular yang dapat disembuhkan oleh bawang putih.
I. Pemanfaatan Bawang Putih untuk Pengobatan
Dari manfaat bawang putih yang telah terbukti mampu menyembuhkan
berbagai penyakit yang ada, sekarang akan kita bicarakan bagaimana memanfaatkan
bawang putih secara tepat untuk dapat menyembuhkan berbagai penyakit tersebut,
berikut beberapa contoh uraian untuk dapat memanfaatan bawang putih sebagai obat
penyembuh atau mencegah berbagai macam penyakit menurut Yuhua & Eddy S: 1568 dan Stephen F., At all., : 27-80.
1. Penyakit Hipertensi, Bahan yang digunakan 3 siung bawang putih. Cara membuat:
bawang putih ditumbuk halus dan diperas dengan air secukupnya, lalu disaring
Cara menggunakan: diminum secara teratur setiap hari. Bahan : 2 siung bawang
putih. Cara membuat : bawang putih dipanggang dengan api. Cara menggunakan:
dimakan setiap pagi selama 7 hari.
2. Penyakit Asma, batuk (Infeksi Saluran Pernafasan Akut / ISPA) dan masuk angin.
Bahan yang digunakan 3 siung bawang putih, 1 sendok makan madu dan Gula
batu secukupnya. Cara membuat: bawang putih ditumbuk halus, kemudian dioplos
bersama bahan lainnya sampai merata dan diperas/ disaring. Cara menggunakan:
diminum setiap pagi sampai sembuh.
3. Sakit kepala, Bahan yang digunakan umbi bawang putih 1 siung. Cara membuat
yaitu umbi bawang putih ditumbuk halus. Cara menggunakan: untuk kompres
pada dahi.
4. Sakit kuning (jaundice pada hepatitis), busung air dan sesak nafas (penyakit
saluran pernafasan). Bahan yaitu 1 umbi bawang putih, 1 potong gula batu sebesar
telur ayam. Cara membuat yaitu umbi bawang putih ditumbuk halus, kemudian
kedua bahan tersebut direbus bersama dengan 3 gelas air sampai mendidih dan
25
diaduk sampai merata, dan disaring. Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari 2
sendok makan, pagi dan sore.
5. Ambeien, Bahan yaitu umbi bawang putih. Cara membuat: umbi bawang putih
ditumbuk halus, kemudian diperas untuk diambil airnya. Cara menggunakan:
dioleskan di sekitar dubur setiap hari.
6. Sembelit, Bahan yang digunakan yoghurt bawang putih dan bawang merah
secukupnya. Cara membuat: kedua bahan tersebut ditumbuk halus, diperas untuk
diambil airnya, kemudian dicampur sampai merata dan disaring. Cara
menggunakan: diminum biasa.
7. Luka memar karena tikaman atau pukulan. Bahan yang digunakan bawang putih
dan 1 sendok madu. Cara membuat: bawang putih ditumbuk halus, kemudian
diberi 1 sendok madu dan dicampur sampai merata. Cara menggunakan: dioleskan
pada bagian yang luka.
8. Luka kena benda tajam berkarat. Bahan yaitu umbi bawang putih dan minyak
kelapa secukupnya. Cara membuat yaitu umbi bawang putih dibakar, kemudian
dicelupkan ke dalam minyak kelapa dan ditumbuk halus. Cara menggunakan:
dioleskan pada bagian yang luka.
9. Mempercepat matangnya bengkak abses atau bisul. Bahan yang digunakan umbi
bawang putih. Cara membuat yaitu umbi bawang putih dipanasi dengan minyak
cat, kemudian ditumbuk halus. Cara menggunakan : ditempelkan pada bagian
yang bengkak.
10. Untuk mengeluarkan serpihan kaca, kayu atau duri. Bahan yang digunakan umbi
bawang putih. Cara membuat umbi bawang putih ditumbuk halus. Cara
menggunakan yaitu ditempelkan pada baglan yang kemasukan serpihan kaca,
kayu atau duri.
11. Sengatan serangga, Bahan yang digunakan umbi bawang putih, sendowo dan
garam secukupnya. Cara membuat: yaitu umbi bawang putih ditumbuk halus,
kemudian dicampur dengan bahan lainnya sampai merata. Cara menggunakan:
dioleskan ada bagian tubuh yang disengat serangga.
12. Mengusir cacing kremi dan cacing perut. Bahan yang digunakan beberapa siung
bawang putih. Cara membuat yaitu dikupas dan dicuci bersih. Cara menggunakan:
dimakan langsung.
13. Sulit tidur (insomnia), Bahan yang digunakan beberapa siung bawang putih. Cara
membuat yaitu dikupas dan dicuci bersih. Cara menggunakan: dimakan langsung
sebelum tidur.
14. Diare, Bahan yang digunakan 2 buah bawang putih. Cara membuat yaitu Bawang
dipanggang sampai kulitnya menjadi hitam. Kemudian bawang tersebut direbus
26
dengan air secukupnya untuk membuat air ramuan. Cara menggunakan yaitu air
ramuan yang sudah dibuat setelah dingin / hangat-hangat kuku dapat langsung
diminum.
15. Paralisis (Kelumpuhan), Bahan yang digunakan 1 buah bawang putih dan seladri
segar 50 gram. Cara membuat yaitu Bahan yang sudah disiapkan ditumpuk
sehingga menjadi pasta. Cara menggunakan yaitu pasta dilumurkan pada sisi wjah
sekali sehari.
16. Neurosis Seksual, Bahan yang digunakan bawang putih dalam jumlah yang
memadai. Cara menggunakan yaitu Tiga siung bawang putih bersih dimakan
ketika makan nasi atau dimakan begitu saja.
17. Pada intinya, mengkomsumsi dalam keadaan utuh, dimasak atau dicampurkan
dengan bahan lain secara rutin akan sangat mempengaruhi kesehatan tubuh
manusia. Sehingga tidak salah kita selalu menyediakan bawang putih untuk kita
konsumsi ataupun sebagai bahan bumbu dapur wajib lebih diperbanyak untuk
memasak.
18. Umbi lapis Allium sativum berkhasiat sebagai obat tekanan darah tinggi, obat
pening dan antibiotika. Untuk obat tekanan darah tinggi dipakai 4 gram umbi
lapis Allium sativum, dikupas dan dicuci, dimakan mentah sebagai lalab.
27
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dari makalah di atas maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Makanan fungsional adalah makanan yang kandungan komponen aktifnya dapat
memberikan manfaat bagi kesehatan, di luar manfaat yang diberikan oleh zat-zat
gizi yang terkandung di dalamnya. Makanan fungsional harus memenuhi kriteria
yang berkaitan dengan dasar (ilmiah) klaim kesehatan, takaran dan keamanan
konsumsi, serta bentuk penyajian yang tertentu saja, harus berbeda dengan produk
obat-obat.
2. Bawang putih dikatakan makanan fungsional karena bawang putih mengandung
lebih dari I 00 bahan kimia biologis yang bermanfaat. Bawang putih juga
memiliki berbagai anti-bakteri, anti-virus, sifat anti-jamur dan anti-oksidan.
Bawang putih mengandung rninyak atsiri, yang bersifat anti bakteri dan antiseptik.
Kandungan allicin dan aliin berkaitan dengan daya anti kolesterol. Daya ini
mencegah penyakit jantung koroner, tekanan darah tinggi dan lain-lain. Oleh
karena itu bawang putih sebagai makanan fungsional sangat baik untuk
meningkatkan kesehatan.
28
DAFTAR PUSTAKA
Ashraf, Rizwan; Rafeeq, A, and Imran, A. 2011. Garlic (Allium Sativum) Supplementation
With Standard Aantidiabetic Agent Provides Better Diabetic Control
In Type 2 Diabetes Patients. Journal Pharmacy Science. 24(4):565-570
Handayani, L. 2001. Pemanfaatan obat tradisional dalam menangani masalah kesehatan.
Majalah Kedokteran Indonesia. Vol.51, No.4. Hal: 139
Hutapea, J.R. 2000. Allium sativum Linn. Inventaris Tanaman Obat Indonesia (I). Jilid I
Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan. Jakarta. Hal: 15-16
IPTEKnet.
2005.
Tanaman
Obat
Indonesia.
http://www.iptek.net.id/ind/pd_
M.W.
1996.
Introduction
of
Cholesterol
Metabolism.
Liu, B., 2006. Efek Samping Bawang Putih. Terapi Bawang Putih. Prestasi Pustaka Raya.
Jakarta. hal: 149-153
Liu, L. dan Yeh, Y. S-alk(en)yl cysteines of garlic inhibit cholesterol syntesis by deactivating
HMG-Co-A reductase in cultured rat hepatocytes. J. Nutr. 2002; 132: 1129-34.
Newall, C.A., Anderson, L.A., Phillipson, J.D., 1996. Herbal Medicines, A Guide for Healthcare Professionals. London: The Pharmaceutical Press. Hal: 129-132
Oey, K.N., 1998. Daftar Analisis Bahan Makanan. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. hal: 23
Phyto Medica, 1993. Anti Hiperlipidemia. Penapisan Farmakologi, Pungujian Fitofarmaka
dan Pengujuan Klinik. Jakarta. Hal: 37-39
Stephen F., John B., Eddy S. Buku Pintar: Terapi Bawang Putih Obat Asli Alami
(terjemahan). Inovasi, Jakarta
Sunarto, P. dan Susetyo, B., 1995. Pengaruh garlic terhadap penyakit jantung koroner. Cermin
Dunia Kedokteran. No: 102. hal: 28-31
Tim Redaksi. 2007. Manfaat bawang putih umbi seribu khasiat. Majalah Nikah Vol 5 No 17:
15-16
Yuhua, W.F.D, Eddy S. Buku Pintar : Terapi Jahe Dan Bawang Putih,.Taramedia & Restu
Agung, Jakarta
30