Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN FUNGSIONAL

LKM 1
PANGAN FUNGSIONAL, NUTRACEUTICAL, SUPLEMEN FOOD, MEDICAL FOOD, OBAT
HERBAL, JAMU, PHARMACEUTICAL, DAN HERBAL FOOD

Oleh :
Yogi Dwi A.P

141710101049

Muhammad Dwi Nurcahyo 141710101088


Adellia Sonia BorneoPuteri 141710101121

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2016

1. Pengertian Konsep Pangan Fungsional dari dalam maupun Luar Negeri.

Konsep pangan fungsional pertama kali diperkenalkan di Jepang pada tahun 1984 dengan istilah
FOSHU yang merupakan singkatan dalam bahasa Inggris Food for Special Dietary Uses yang berarti
pangan yang dikhususkan untuk diet tertentu (Yamada,et al., 2008). Pangan Fungsional adalah pangan
yang kandungan komponen aktifnya dapat memberikan manfaat bagi kesehatan di luar manfaat yang
diberikan zat gizi yang terkandung di dalamnya. Dikenal dengan nutraceutical, designer food, medicinal
food, therapeutic food, food ceutical dan medifood. Pangan fungsional adalah pangan yang memiliki tiga
fungsi yaitu fungsi primer, artinya makanan tersebut dapat memenuhi kebutuhan gizi (karbohidrat,
protein, lemak, vitamin dan mineral); fungsi sekunder artinya makanan tersebut dapat diterima oleh
konsumen secara sensoris dan fungsi tersier artinya makanan tersebut memiliki fungsi untuk menjaga
kesehatan, mengurangi terjadinya suatu penyakit dan menjaga metabolisme tubuh. Adapun beberapa
definisi mengenai konsep pangan fungsional, yaitu:
a. Pangan fungsional adalah makanan (bukan kapsul, pil atau tepung) berasal dari ingredient alami.

Dapat dan harus dikonsumsi sebagai bagian dari diet harian dan memiliki fungsi tertentu bila
dicerna, membantu mempercepat proses tertentu dalam tubuh seperti : meningkatkan mekanisme
pertahanan secara biologis, mencegah penyakit tertentu, penyembuhan dari penyakit spesifik,
mengendalikan kondisi fisik dan mental, dan menghambat proses penuaan (Goldberg,1994).
b. Pangan fungsional adalah pangan yang karena kandungan komponen aktifnya dapat memberikan
manfaat bagi kesehatan, di luar manfaat yang diberikan oleh zat-zat gizi yang terkandung di
dalamnya (Astawan, 2011).
c. Pangan fungsional merupakan pangan yang secara alamiah maupun telah melalui proses,

mengandung satu atau lebih senyawa yang berdasarkan kajian-kajian ilmiah dianggap
mempunyai fungsi-fungsi fisiologis tertentu yang bermanfaat bagi kesehatan. Serta dikonsumsi
sebagaimana layaknya makanan atau minuman, mempunyai karakteristik sensori berupa
penampakan, warna, tekstur dan cita rasa yang dapat diterima oleh konsumen. Selain tidak
memberikan kontra indikasi dan tidak memberi efek samping pada jumlah penggunaan yang
dianjurkan terhadap metabolisme zat gizi lainnya (Badan POM, 2001).
d. Pangan fungsional adalah makanan atau minuman yang dikonsumsi sebagai bagian dari pangan
sehari-hari dan memunyai fungsi tertentu, pada waktu dicerna atau memberikan peran tertentu
selama proses metabolisme di dalam tubuh karena mengandung komponen bioaktif (Muchtadi,
2002).
e. Pangan fungsional adalah pangan yang karena kandungan komponen aktifnya dapat memberikan
manfaat bagi kesehatan, diluar manfaat yang diberikan oleh zat-zat gizi yang terkandung di
dalammya (The First Internasional Conferensi East- West Perspective on Fungsional Foods
1996).
f. Pangan fungsional adalah pangan olahan yang mengandung bahan-bahan yang berdasarkan
kajian ilmiah mempunyai fungsi fisiologis tertentu, tidak membahayakan, dan bermanfaat bagi
kesehatan (Wildman 2001).

2. Rumusan Pengertian Lengkap tentang Konseop Pangan Fungsional Menurut Kelompok


Pangan fungsional merupakan bahan pangan berupa makanan, bukan kapsul/serbuk yang
dapat dikonsumsi sehari-hari, yang mengandung senyawa komponen aktif dan memiliki manfaat bagi
kesehatan. Bahan pangan fungsional tersebut misalnya seperti tempe, tahu, yogurt, teh, buah-buahan
dan sayur-sayuran yang mengandung protein, karbohidrat, lemak, dan vitamin yang diperlukan oleh
tubuh dan memiliki sifat khusus dalam bidang kesehatan. Sebagai salah satu contoh bahan pangan
fungsional berupa teh yang kaya akan komponen aktif berupa polifenol sebagai antioksidan yang
memiliki sifat fungsional khusus bagi kesehatan dalam mencegah terjadinya kanker. Selain itu,
fungsi kesehatan lainnya yaitu dapat memperlancar pencernaan, mampu melawan radikal bebas,
bersifat anti kolesterol, dll.
3. Persamaan dan Perbedaan Secara Antagonis dan Sinergis Konsep Pangan Fungsional
a. Suplement Food
- Menurut Referensi : BPOM (1996) mendefinisikan suplemen makanan sebagai produk jadi
yang dikonsumsi untuk melengkapi makanan. Suplement Food adalah produk yang
digunakan untuk melengkapi makanan yang mengandung satu atau lebih bahan sebagai
berikut, yaitu vitamin, mineral, ataupun bahan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, asam
amino, bahan yang digunakan untuk meningkatkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) atau
konsentrat, metabolit, ekstrak atau kombinasi dari beberapa bahan di atas (BPO, RI, 2005).
Suplemen pangan adalah bahan makanan yang hampir menyerupai produk obat-obatan dari
segi penampilan dan penggunaanya. Suplemen pangan bukan sebagai pengganti sumber gizi
sehari-hari, melainkan suplemen pangan berfungsi sebagai penambah zat gizi dalam tubuh.
resiko terserangnya penyakit. Suplemen pangan terbuat dari bahan organik (alami) maupun
sintetis yang tersedia dalam berbagai bentuk, antara lain: tablet, tablet kunyah, tablet
effervescen, tablet hisap, serbuk, kapsul, kapsul lunak, granul, pastiles atau produk cair
-

berupa tetes, syrup, dan larutan.


Menurut Bahasa Sendiri (Kelompok) : suplemen food/suplemen makanan didefinisikan
sebagai produk pelengkap makanan yang mengandung beberapa komponen aktif satu atau
lebih seperti vitamin, mineral, asam amino, dan zat makanan lainnya.. Bentuk supplement

food ini berupa tablet, kapsul, effervescent, dll.


b. Obat Herbal
- Menurut referensi : Obat herbal didefinisikan sebagai obat-obat yang dibuat dari bahan alami
seperti tumbuhan yang sudah dibudidayakan maupun tumbuhan liar. Selain itu, obat herbal
juga bisa terdiri dari obat yang berasal dari sumber hewani, mineral atau gabungan antara
-

ketiganya (Mangan, 2003).


Menurut bahasa sendiri (kelompok) : Obat herbal adalah bahan atau ramuan yang berupa
bahan-bahan dari tumbuhan yang secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan.
Penggunaan dari obat herbal kebanyakan digunakan untuk terapi kesehatan dan pengobatan
suatu penyakit, dimana bahan baku yang diperoleh untuk membuat obat herbal adalah dari

alam. Bahan baku pembuatan obat herbal adalah bahan-bahan alami seperti rempah-rempah.
Bentuk obat herbal dapat berupa syrup, serbuk/powder, ekstrak, dll.
c. Nutraceutical
- Menurut referensi : Nutraceutical merupakan kombinasi dari kata nutrition dan
pharmaceutical yang menggambarkan konsep bahwa ekstrak dari bahan pangan dapat
digunakan sebagai obat, yaitu suplemen pangan. Nutraceutical merupakan senyawa kimia
bioaktif, secara alami mempunyai manfaat terhadap kesehatan, pencegahan penyakit atau
sifat pengobatan (Nurhaeni Sri Palupi, 2013). Nutraceuticals merupakan makanan atau
bagian dari makanan yang memberikan manfaat kesehatan dan pencegahan penyakit.
Nutraceutical diperoleh dengan cara mengisolasi atau mengekstraksi komponen gizi yang
terdapat di dalam bahan pangan, dapat berbentuk tablet, kapsul, ataupun bubuk. Produk
tersebut terbuat dari 100% bahan organik dan tanpa komponen sintetis. Contohnya :
-

betakaroten, antioksidan, dsb.


Menurut bahasa sendiri (kelompok) : nutraceutical adalah suplemen bahan pangan yang
mengandung 100% bahan organic yang baik bagi kesehatan seperti antioksidan dan
betakaroten yang dapat dikonsumsi sehari-hari. Nutraceutical dapat berupa tablet seperti

layaknya suplemen pangan.


d. Medical Food
- Menurut referensi : Medical food adalah makanan yang diformulasikan dengan penyediaan
dukungan gizi untuk individu yang tidka dapat mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang
cukup dan dalam bentuk biasa, atau dengan penyediaan dukungan gizi khusus bagi pasien
-

yang perlu kebutuhan fisiologis dan gizi yang khusus (Golberg, 1994).
Menurut bahasa sendiri (kelompok) : Medical Food adalah makanan yang diformulasikan
dengan kandungan gizi tertentu untuk individu yang tidak sehat sebagai penyedia dukungan
gizi dan penggunaanya harus dalam pengawasan dokter. Medical Food tersedia dalam
berbagai bentuk yaitu tablet, kapsul, syrup, tetes, tablet kunyah maupun granul. Medical
Food terbuat dari bahan-bahan sintetis dan harus dilakukan pengujian terhadap efek sehatnya
secara klinis

Persamaan antara pangan fungsional, nutraceutical, food suplement, obat herbal, jamu, pharmaceutical, medical food dan herbal food adalah
mengandung komponen mengandung bioaktif dan tujuan akhirnya adalah untuk dikonsumsi manusia. Perbedaan antara pangan fungsional, nutraceutical,
food suplemen, obat herbal, jamu, pharmaceutical, medical food dan herbal food dalam bentuk Tabel 1.
Tabel 1. Perbedaan Pangan fungsional, nutraceutical, food suplemen, obat herbal, jamu, pharmaceutical, medical food dan herbal food
Karakteristik

Pangan

Nutraceutical

Food

Obat Herbal

Jamu

Pharmaceutical Medical Food

Herbal food

Bahan aktif

fungsional
Berasal dari

Berasal dari

supplement
Berasal dari

Berasal dari

Berasal dari

Berasal dari

Berasal dari

Berasal dari

bahan

bahan pangan

bahan pangan

bahan pangan

bahan pangan

bahan pangan

bahan pangan

bahan pangan

pangan

alami

alami dan

alami

alami

alami dan

alami dan

alami

sintetis

sintetis

alami dan

sintetis

Cara

sintetis
Wajib

Tidak

Dikonsumsi

Dikonsumsi

Dikonsumsi

Dikonsumsi

Dikonsumsi

Wajib

mengkonsumsi

dikonsumsi

dikonsumsi

secara

secara

secara langsung

secara langsung

dengan cara

dikonsumsi

setiap hari

secara

langsung pada

langsung dan

pada saat dan

pada saat dan

oral (melalui

setiap hari

secara

langsung

saat dan

wajib secara

kondisi tertentu

kondisi tertentu

mulut) dan

langsung

kondisi

teratur pada

cara enteral

dengan

tertentu

saat dan

(melalui infus)

konsentrasi

kondisi

pada saat dan

yang telah

tertentu

kondisi

Bentuk

diuji
Berbentuk

Berbentuk

Berbentuk

Berbentuk

Berbentuk

tertentu
Berbentuk

Berbentuk

makanan dan bahan sediaan

kapsul, tablet,

Tablet, bubuk,

bahan sediaan

kapsul, pil, dan

makanan,

makanan dan

minuman,

berupa ekstrak

bubuk, dan

kapsul, ekstrak

berupa bubuk,

tablet

minuman dan

minuman,

segar

cair maupun

cairan

dan larutan

cairan dan

cairan semi

segar mauapun

mauapun

padat

rajangan

padat (infus)

olahan

Berbentuk

Pengujian

Fungsi

olahan
Wajib diuji

Wajib diuji

Wajib diuji

Wajib diuji

Wajib diuji sifat

Wajib uji efek

Wajib diuji

Wajib diuji

efek

sifat

sifat

sifat

fungsionalnya

fungsional

klinisnya

sifat

fungsional

fungsionalnya

fungsionalnya

fungsionalnya

sehatnya

tetapi tidak

tetapi tidak

sampai uji

wajib uji efek

wajib uji efek

klinisnya

fungsional

fungsional

Untuk

sehatnya
Sebagai bahan

sehatnya
Untuk

Untuk

Untuk

Untuk

Untuk

Untuk

mencegah

sediaan dalam

memenuhi

membantu

pencegahan dan

mencegah

melengkapi

memenuhi

timbulnya

formulasi

kebutuhan

penyembuhan

pengobatan pada timbulnya

kebutuhan gizi

kebutuhan gizi

penyakit

pangan

energi dan zat

penyakit

suatu penyakit

penyakit dan

pada saat dan

funsional dan

aktif yang

serta

gejala penyakit

kondisi

suplement

meningkat

meningkatkan

sehatnya hingga

fungsionalnya

uji klinis

stamina tubuh

DAFTAR PUSTAKA
Yamada. K, Sato-Mito N, Nagata J, Umegaki K. 2008. Health claim evidence requirements in Japan. The
Journal of Nutrition (dalam bahasa English) (American Society for Nutrition) 138: 1192S1198S.
Goldberg, I. 1999. Functional Foods (Designer Foods, Pharmafoods, Nutraceuticals) (dalam bahasa
English). Maryland: Aspen Publishers. ISBN 0-8342-1688-4.
Astawan M. 2011. Pangan Fungsional untuk Kesehatan yang Optimal. Fakultas Teknologi Pertanian IPB,
Bogor.
Mangan, Y. 2003. Cara Bijak Menaklukan Kanker. Jakarta: Agromedia Pustaka.
Muchtadi D. 2001. Sayuran Sebagai Sumber Serat Pangan Untuk Mencegah Timbulnya Penyakit
Degeneratif. Jurnal Teknol dan Industri Pangan. 12 (1) : 61-71
Rosenberg IH. First international conference on East-West perspectives on functional foods. Nutr Rev
1996;54:S1-S202.
Wildman, REC. 2001. Handbook of Functional Food and Nutraceuticals (dalam bahasa English). Boca
Raton: CRC Press. ISBN 0-8493-8734-5.

Anda mungkin juga menyukai